Anda di halaman 1dari 46

Colon In Loop

Pengertian
Colon in loop adalah suatu teknik pemeriksaan secara radiologis dari
usus besar dengan menggunakan media kontras secara retrograde.
Bisa berupa pemeriksaan single contrast bila kontras yang digunakan hanya
barium, bisa juga double contrast bila udara juga dipompakan ke dalam
kolon. Pemeriksaan ini termasuk barium enema dan memerlukan persiapan
pasien.
Tujuan :

Tujuan pemeriksaan colon in loop adalah


untuk mendapatkan gambaran anatomis dari kolon
sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa
suatu penyakit atau kelainan-kelainan pada kolon
(Bruce,2016)
Indikasi dan kontra indikasi patologi colon manusia
INDIKASI KONTRA INDIKASI

1. Colitis 1. Perforasi
2. Megakolon congenital atau 2. Obstruksi
Hirschsprung’sDisease
3. DiareAkut
3. Ileus Obstruktif
4. Invaginasi
5. AtresiaAni
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop
Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan sebelum pemeriksaan adalah:
a.48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat.
b.18 jam sebelum pemeriksaan pasien minum tablet pencahar.
c.4 jam sebelum pemeriksaan pasien diberi pencahar capsul per anus
selanjutnya dilavement.
d.Kemudian pasien puasa sampai dilakukan pemeriksaan
e.30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25-1mg/oral untuk
mengurangi pembentukan lender. 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi
suntikan buscopan untuk mengurangi peristaltic usus.
f.Kemudian dilakukan foto pendahuluan (plain foto)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. PesawatX-ray siappakai 1. Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium
2. Kasetdanfilm sesuai dengankebutuhan dengan konsentrasi antara 70– 80 W/V %.Banyaknya
3. Marker larutan tergantung pada panjang pendeknya kolon,
4. Standaririgator dan irigator set lengkap dengankanula kurang lebih 600 – 800 ml.
rectal
2. Air hangat untukmembuat larutan barium
5. Vaselindanjelly
3. Vaselinatau jelly, yang digunakan untuk menghilangi
6. Sarungtangan
rasa sakit saat kanula dimasukkan kedalam anus
7. Penjepit atauklem

8. Kainkassa
9. bengkok
Metode Pemeriksaan
1. Metode kontrastunggal
2. Metode kontras ganda
Metode Kontras Tunggal
Barium dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah sekum. Untuk keperluan informasi
yanglebih jelas pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full
filling. Pasien diminta untuk buang air besar, kemudian dibuat radiograf post evakuasi
posisi antero posterior.
Metode Kontras Ganda
Kontras ganda satu tingkat
Pemeriksaan colon in loop dengan menggunakan media kontras berupa
campuran antara BaSO4dan udara.
Kolon diisi BaSO4sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong
barium melapisi kolon.
 Selanjutnya dibuat foto full filling.
Metode Kontras Ganda
Kontras ganda dua tingkat
 TahapPengisian
Padatahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4ke dalam lumen kolon, sampai
mencapai pertengahan kolon transversum. Bagianyang belum terisi dapat diisi dengan
mengubah posisipenderita.
 TahapPelapisan
Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo4mengisi mukosa
kolon.
 TahapPengosongan
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang sebanyakyang dapat
dikeluarkan kembali.
Metode Kontras Ganda
Kontras ganda dua tingkat
Tahap Pengembangan
Padatahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon. Pemompaan
udara tidak boleh berlebihan (1800- 2000 ml) karena dapat menimbulkan
kompikasi lain, misalnya refleks vagal yang ditandai dengan wajah pucat,
pandangan gelap, bradikardi, keringat dingin dan pusing.
Tahap Pemotretan
Pemotretan dilakukan bila seluruh kolon telah mengembang
sempurna.
Pemeriksaan Radiografi
Proyeksi AP

1. Posisi Pasien
Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan bahu diatur
sejajar dengan jarak yang sama pada permukaan meja
pemeriksaan. Kedua tungkai lurus.
2. Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS berjarak sama dengan
permukaan meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai
diletakkan di bawah grid. Batas bawah simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegaklurus
CP : pada MSPtubuh setinggi iliac
crests
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis dan fleksura
hepatika
Kriteria Radiograf : seluruh kolon nampak, termasuk flexure dan rectum

Single contras Double contas


Proyeksi PA
1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan.
2. Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS berjarak
sama dengan permukaan meja. Kaset dengan
ukuran yang sesuai diletakkan di bawah
grid. Batas bawah simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegaklurus
CP : pada MSP tubuh setinggi iliac
creasts
FFD : 100cm
Eksposi : ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis dan fleksura
hepatika
Kriteria Radiograf : menampakan flexures, colonascending, colon
descending, dan rectum

Single contras Double contras


Proyeksi PAAxial
1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan.
2. Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS
berjarak sama dengan permukaan meja.
Kaset dengan ukuran yang sesuai
diletakkan di bawah grid. Batas bawah
simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : 30 – 40 derajatcaudad
CP: pada MSP tubuh setinggi iliac
creasts
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk melihatrectum
Kriteria Radiograf : rectosigmoid tidak superposisidibandingkan dengan gambaran
radiograf
Proyeksi RAO
1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan. Tubuh dirotasikan 35 –
45 derajat terhadap meja.
2. Posisi Objek
batas atas : proc. Xypoideus, batas
bawah : simp. pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : 1 – 2 inch ke kiri dari
titik tengah kedua kristailiaka FFD
: 100cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkanileosaekal
Kriteria Radiograf :seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi dibandingPA,
colon ascending, sigmoid dan sekum
Proyeksi RPO
1. Posisi Pasien
pasien tidur diatasmeja
pemeriksaan
2. Posisi Objek
Pasien dirotasikan 35 – 45 derajat menuju
right danleft posterion oblique
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : setinggi iliac crestdan
sekitar 2,5 cmlateral menuju garis
MSP
FFD: 100cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan :untuk memperlihatkan fleksura linealis
Kriteria radiograf :menampakan keseluruhan colon, left colic flexure dan
colon desending

Single contras Double contras


Proyeksi LPO
1. Posisi Pasien
pasien tidur diatasmeja Posisi Objek
Pasien dirotasikan 35 – 45 derajat menuju left
danright posterion oblique
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegaklurus
CP : setinggi iliac crestdan sekitar 2,5 cm
lateral menuju garisMSP
FFD : 100cm
Eksposi : ekspirasi tahan nafaspemeriksaan
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksurahepatica.
Kriteria Radiograf :
menampakan keseluruha colon, colon ascending, sekum, colon sigmoid, dan right colic flexur
lesssuperimposed.

Single contras Double contras


Proyeksi LAO
1. Posisi Pasien
tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh
dirotasikan ke kiri 35 – 45 derajat terhadap meja,
tangan kiri lurus disamping tubuh, tangan kanan
didepan kepala dan kaki kiri lurus, kaki kanan
ditekuk
2. Posisi Objek
obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc.
Xypoideus, Batas bawah: Simp.pubis
3. Pengaturan sinar daneksposi
CR : vertical tegaklurus
CP: 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua
Krista iliaka
FFD: 100cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkanileosaekal
Kriteria Radiograf :seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi
di banding PA,colonascenden
Proyeksi Lateral

1. Posisi Pasien
Pasien berbaring miring
keseblah kanan atau kiri.
2. Posisi Objek
Fleksikan kaki pasien agar nyaman, dan tubuh 5
cm kedepan dari pertengahan kaset sehingga
MSPberada di pertengahan kaset
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegaklurus
CP : 5-7 cm kearahsuperior dari batas atas
Krista iliaka
FFD: 100cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkanrectum
Kriteria radiograf : menampakanrectosigmoid

Double contras
Tujuan Pemeriksaan
• Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica
• Posisi lateral untuk melihat rectum
• Posisi AP dg penyudutan 15 – 25 derajat chepalad untuk melihat rectum
• RPO dg penyudutan 15 – 25 untuk melihat fleksuralienalis
• Right Lateral untuk melihat rectum
• Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksurahepatica
• PAdengan penyudutan 15 – 25 derajat untuk melihat rectum
• LPO dengan sudut 15 – 25 derajat untuk melihat fleksurahepatica
• AP dengan oblique 2 – 3 derajat untuk melihat daerahileosaekal
• AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.
Oesophagus, Maag,
Duodenum (OMD)
DEFINISI
Oesophagus, Maag, dan Duodenum adalah suatu pemeriksaan
radiografi pada bagian oesophagus, gaster (lambung), dan duodenum
dengan menggunakan sinar-x dan dengan bantuan media kontras
positif untuk menegakkan diagnosa.
INDIKASI PEMERIKSAAN OMD

Gastritis Dispepsia
Divertikula Hernia esofagus
Hematemesis
Neoplasma
Perforasi
Ulkus/tukak lambung
KONTRAINDIKASI PEMERIKSAAN
OMD
Obstruksi akut
Susp. Perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4 melainkan menggunakan water soluble
contras
Kehamilan
Alergi terhadap zat kontras
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Persiapan Pasien 5. Dua hari sebelum pemeriksaan, pasien
makan makanan yang lunak/rendah serat
1. Tanyakan riwayat alergi terhadap iodium
atau barium 6. 12 jam sebelum pemeriksaan pasien
minum obat pencahar
2. Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi
obat-obatan saat ini 7. Pasien puasa 8-9 jam
3. Apabila pasien dalam usia produktif, 8. Selanjutnya pasien puasa sehingga
tanyakan sedang hamil atau tidak pemeriksaan selesai dilakukan
4. Pasien di jelaskan tentang pemeriksaan
yang akan dilakukan
9. Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung substansi
radioopaque sperti steroid, pil kontrasepsi, dll
10. Selama puasa pasien di anjurkan tidak merokok dan banyak biacara
11. Melepaskan benda-benda logam
12. Penandatanganan informed consent
TEKNIK PEMBUATAN RADIOGRAFI
SINGLE CONTRAST

Penjelasan pada pasien foto polos abdomen Jika memungkinkan pasien dengan posisi
berdiri, jika pasien recumbent pasien minum
Dilakukan persiapan pemeriksaan dengan sedotan
Dibuat foto polos abdomen/dilakukan Pasien diinstrusikan minum 2-3 kali teguk
fluoroskopi hepar, dada, dan abdomen Setelah melihat rugae pasien minum sisa
barium untuk melihat pengisian penuh
Pasien di beri media kontras doudenum
Dgn teknik fluroskopi pasien di rotasi dan
meja dapat disudutkan sehingga seluruh
aspek oesophagus, gaster dan doudenum
terlihat
Double contrast
Setelah minum media kontras positif, pasien diberi pil, bubuk carbonat dan
sebagainya Pasien diposisikan recumbent dan diinstrusikan berguling-guling 4-5
putaran. Dapat di berikan glucagon atau obat lain. Dilakukan pengambilan foto
sesuai yang diinginkan. Bila menggunakan fluoroskopi di ambil spot foto-foto
yang diinginkan
JENIS POSISI FOTO YANG
DIAMBIL
Posisi RAO : melihat kelainan pada pilorus, bulbus duodenum, dan c-loop dari duodenum
Posisi PA : melihat kelainan korpus dan pilorus
Posisi lateral kanan : melihat kelainan di bagian anterior dan posterior dari lambung, pilorus, dan
bulbus duodenum
Posisi LPO : melihat kelainan fundus, pilorus, bulbus duodenum
Posisi AP : melihat kelainan pada fundus
RAO dan LPO

RAO
AP
Lateral
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

Kepaniteraan Klinik Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher dan Gigi Mulut RSUD K.R.M.T Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 11 Maret – 14 April 2019

Anda mungkin juga menyukai