Anda di halaman 1dari 74

DASAR-DASAR MRI dan APLIKASI KLINIK MRI

Benny Huwae, Bag. Radiologi; F.K. UNAIR/RSUD SUTOMO, SURABAYA


PENDAHULUAN
 Prinsip-prinsip MRI ditemukan oleh Purcell dan
Bloch ( 1946 ) dan diberi nama NMR
(Nuclear Magnetic Resonance) yang dapat
membedakan jaringan tubuh secara
spectroscopy.
 Dikembangkan oleh Lauterbur (1973) hingga
tampak sebagai gambar/citra/image sesuai
dengan keadaan anatominya.
 Selanjutnya nama NMR diganti menjadi MRI.
PENDAHULUAN
MRI : - Aman
- Non-Invasif
- Nilai Diagnostik tinggi
- Sulit
- Radiologist sibuk
- Radiografer periksa sendiri
MRI : Berkembang paling cepat

Radiologist
Technologist Harus mengikuti
Radiografer
DASAR –DASAR MRI

• Sangat komplex.
• Perlu konsentrasi.
• Perlu membaca.
• Perlu Istirahat.
• Perlu membaca lagi.
• Perlu mengulang lagi.
PESAWAT MRI
•Magnit.
•Coil. Hardware
•Komputer.
•Program Komputer → Software.

Kekuatan magnit disebut dengan


satuan TESLA

1 TESLA = 10.000 Gauss.


MACAM-MACAM MAGNIT
1. Permanent Magnit
Tidak memerlukan energy.
Cukup berat.
Kekuatan terbatas ( 0,3 T
sampai o,32 T ).
Biaya operasional rendah.
2. Resistive Magnit
Merupakan elektro magnit.
Memerlukan energy listrik
sangat tinggi.
Kekuatan terbatas ( 0,2 –
0,3 T ).
Biaya operasional tinggi.
3. Superconducting Magnit.
Menggunakan gas cryogen
(helium, nitrogen) sebagai
pendingin yang dapat
mendinginkan sampai
minus 2690C.
Sewaktu-waktu cryogen
harus diisi ulang.
Kekuatan magnit besar.
Biaya operasional tinggi.
.2T Signa Profile
New Advanced
Head Coil

figure caption.
efgre3D with Elliptic Centric View Ordering
Fast Recovery FSE and Line Scan Diffusion

T2 FRFSE

Line Scan Diffusion


MANA YANG LEBIH BAIK ??

Pilihan ini sama dengan kalau kita


ingin membeli mobil. Jadi tergantung
pada kebutuhan kita dan kemampuan
kita.

High field strength : Spectroscopy.


Low field system : Better tissue
contrast.
Coil

Merupakan perlengkapan
pesawat MRI sebagai :
Radiotransmitter dan
Radioreceiver.

Biasa dipakai :
RF COIL.
QD Coil.
PRINSIP-PRINSIP FISIKA MRI

MRI tergantung pada konsentrasi hydrogen dalam jaringan;


aliran darah; aliran CSF.
MR dipergunakan juga untuk menganalisa jaringan.
Misal : Tulang, hipointens pd. T1 dan T2
Lemak, hiperintens pd. T1 dan T2
Air, hipointens pd. T1 dan hiperintens pd. T2
MR IMAGES OF HEMORRHAGE

Signal
Fresh Blood T1 PD T2
1. Fresh Hemorrhage Low Iso High
2. Deoxyhemoglobin Low Iso Low
3. Methemoglobin (early intracellular) High ?High Low
3a. Combined methemoglobin and High, Iso High, Iso High, Low
deoxyhemoglobin High High High
4. Methemoglobin (extracellular) High High High, Low
4a. Combined methemoglobin and hemosiderin Iso or Iso or Low
5. Hemosiderin Low Low
Prinsip Fisika MRI

Hydrogen atom t.d. Proton dan


benda-benda lain. Proton
berputar seperti bumi. Bila
ditempatkan dalam medan
magnit, proton akan berputar
dalam bentuk kerucut, disebut
: PRECESS.

Rumus : LARMOR FREQUENCY

W=YB
W : dalam MHz/detik.
B : dalam Tesla.
Y : gyromagnetic
ratio dalam MHz/T

Untuk hydrogen, Larmor


frequency adalah 63,86
juta putaran per detik.

Setiap frequency yang


sama dengan frequency
Larmor suatu nucleus,
akan menimbulkan
resonansi, dan defleksi.
Pulsa radio frekuensi dipancarkan oleh COIL
dan resonansi yang dikembalikan, juga
diterima oleh COIL yang dipasangkan pada
penderita.
Signal-signal pulsa yang dikembalikan dari
tubuh penderita, melalui suatu proses yang
sangat komplex, digambarkan kembali oleh
sistem komputer.
MR SIGNAL
 T1 : Longitudinal
Magnetization

 T2 : Tranversal
Magnetization
T1 =Waktu/konstante yang diperlukan untuk mengadakan
magnetisasi longitudinal (sumbu z) hingga mencapai 63%
dari nilai sebenarnya.

T2 = Waktu/konstante yang diperlukan untuk mengurangi


magnetisasi transversal ( x-y plane ) hingga 37% dari
nilai sebenarnya.
KWALITAS MR IMAGING DITENTUKAN OLEH :

- PARAMETER
- PULSE SEQUENCE
- BAHAN KONTRAST
- ARTEFAK
- TEKNIK PEMERIKSAAN
- PERLAKUAN PADA PENDERITA
Parameter
Signal to noise ratio (SNR )
Contrast to noise ratio (CNR )
Spatial resolution
Scan time : TR x N x NEX

TR : Time of Repetition.
N : Jumlah deretan pixel dari image matrix.
Nex : Number of excitation.
Parameter AmplitudoSignal
SNR 
AmplitudoNoise

SNR meningkat : - Long TR, Short TE


- Flip Angle 900
- Matrix Kasar
- Large FOV
- Irisan Tebal
- NEX banyak
PARAMETER

 CNR: Contrast to Noise Ratio

 Perbedaan SNR pada dua tempat yang


berdekatan.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi CNR sama
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
SNR.
Parameter

Spatial Resolution :
Kemampuan membedakan dua titik yang
terpisah.

Makin baik : - Irisan tipis


- Matrik Halus
- FOV kecil
Parameter

Scan Time.

Pendek : - Short TR
- Course Matrix
- NEX paling kecil yang masih
dimungkinkan
Matrix

Kasar : 256 x 128


Medium : 256 x 192
Halus : 256 x 256
Sangat halus : 512 x 256
FOV
Small : < 20 Cm
Large : > 20 Cm
Optimal : FOV harus meliputi ROI
( Region of Interest )

IRISAN
Tipis : 3-4 mm
Medium : 5 mm
Tebal : 8 mm
NEX
 Short 1 or less

 Medium 2 or 3

 Multiple 4+
STRATEGI
IMAGE IDEAL:

- HIGH SNR
- SHORT SCAN TIME
- IRISAN TIPIS

OPERATOR : - Pengetahuan cukup


- Trampil
- Perlu pengalaman
KESIMPULAN

 PARAMETER
SERING
BERLAWANAN

 SDM HARUS MUMPUNI


PULSE SEQUENCE
Presaturation / saturation.
Spin Echo.
Fast Spin Echo.
Inversion Recovery.
Gradient Echo.
Echo Planar Imaging
( EPI )
PULSE SEQUENCE
SNR
Spin Echo ( SE ) CNR
OPTIMUM

Paling banyak
dipergunakan.
900 excitition pulse
1800 rephasing pulse

T1W : TR 300 - 600 ms PD/T2W : TR 2000 ms +


TE 10 - 20 ms TE 20 ms ( echo I PD )
TE 70 ms ( echo II T2 )
PULSE SEQUENCE

Fast Spin Echo ( FSE )


900 Flip Angle pulse disusul
beberapa 1800 rephasing
pulses= ETL
T 1W short TR : 300 – 600 ms
short TE : 20 – 30 ms
short ETL :2–6
( ETL = Echo Train Length )

T2W long TR : 3000 ms +


long TE : 100 ms +
long ETL : 12 - 20
( ETL = Echo Train Length )
PULSE SEQUENCE

Inversion Recovery ( IR ).

Macam-macam IR :
- CIR ( Konvensional IR )
- STIR ( Short TI Inversion Recovery )
- Medium TI Inversion Recovery
- Long TI Inversion Recovery ( FLAIR = Fluid
Attenueted Inversion Recovery )
- DIR ( Double Inversion Recovery )
Kombinasi FLAIR dan STIR
PULSE SEQUENCE
Inversion Recovery ( IR )
 Inversion Recovery ( IR )
Konvensional : Highly T1W

 STIR :
TI : 80 – 150 ms, T1W
FAT Suppression Technique KIR
Dipergunakan utk membedakan
Jaringan-jaringan yang
menyerap bahan kontrast /
perdarahan-perdarahan, dengan
jaringan lemak.
Misal : Adanya perdarahan
retrobulbair.
TI = Time of Inversion.
STIR
PULSE SEQUENCE
Inversion Recovery ( IR )
 Medium TI Inversion Recovery
TI : 200 – 800 ms PDW
dipergunakan untuk Pediatric
Brain Imaging → deteksi
myelination; dan untuk
pembentukan 3D.MP NON KONTRAST KONTRAST

 FLAIR Long TI Inversion Recovery


TI : 2000 – 2500 ms T2W
dipergunakan untuk mendeteksi
kelainan dini jaringan otak,
terutama di daerah
subependymal.
TI = Time of Inversion.

T2W FLAIR
PULSE SEQUENCE
Inversion Recovery ( IR )

 DIR : Double Inversion


Recovery Sequence
3000 / 20 / 2300 / 245

Kombinasi FLAIR dan STIR


PULSE SEQUENCE
Gradient Echo
 Coherent Gradient Echo ( T2*W ).
Menggunakan variabel Flip Angle disusul
dengan gradient rephasing→membentuk
Gradient Echo.
Manfaat :
MR Angiography Phase Contrast ( PC )
MR Myelography
MR Arthrography
T2* Coherent Gradient Echo :
Short TR 20 – 50 ms
Short TE 15 – 25 ms
Medium Flip Angle 300 – 450
PULSE SEQUENCE
Gradient Echo
 Incoherent Gradient Echo
(T1W/PD).
Menggunakan variabel Flip Angle
disusul dengan gradient rephasing
→ membentuk Gradient Echo.
T1 / PD Incoherent Gradient
Echo :
Short TR 20 – 50 ms
Very Short TE 5 – 10 ms
Medium Flip Angle 300 – 450
MRA :
Time of Flight ( TOF )
PULSE SEQUENCE
Gradient Echo

 Diffusion Sensitizing Gradient


Echo
dapat dilakukan / ditambahkan
pada hampir setiap sequence
dari SE sampai EPI.
Sensitif dan spesifik untuk
Accute Cerebral Infarct ( DWI :
tampak T2W )
PULSE SEQUENCE
Echo Planar Imaging ( EPI )

Dipergunakan untuk
membuat irisan-irisan
dengan cepat. Biasanya
digabungkan dengan
Diffusion Sensitizing
Gradient Echo yang lazim
disebut: Diffusion EPI
Pulse Sequence
KESIMPULAN

Pulse sequence → Kwalitas image



Perlu dibuat dengan
seksama

Parameter
Optimal
APLIKASI KLINIK MRI

Langkah-langkah pemeriksaan dengan


MRI:
1. Penderita ditempatkan dalam suatu
medan magnit.
2. Dipencarkan gelombang radio pada
penderita.
3. Gelombang radio dihentikan.
4. Penderita memancarkan kembali
signal-signal dan diterima oleh sistem
komputer untuk rekontruksi gambar
digital.
POSISI PENDERITA & MRI
SLICES
Hampir selalu pada setiap pemeriksaan MRI penderita
berbaring terlentang. Pada MRI mammae penderita
berbaring tengkurap.
Dibuat scannogam.
Dipilih tempat-tempat tertentu yang interested untuk
dilakukan scanning secara lebih mendetail.
Untuk penderita dengan scoliosis, buat terlebih dulu
MR 3-D. Selanjutnya dilakukan rekonstruksi.
SLICES ( IRISAN - IRISAN )

► TRANSVERSAL/AXIAL

► CORONAL

► SAGITAL
RUTIN
1. Axial ( transversal )
2. Coronal : Hypophysis.
Orbital.
Os petrosus.
Basis cranii.
Vertex.
3. Sagital : Hypophysis.
Diencephalon.
Mid-brain.
Pons.
Spine.
Corpus
callosum.
FIELD OF VIEW dan Surface Coil
teknik
FOV yang lebar ( eg. 32 cm ) dipergunakan
untuk localizer image. Selanjutnya dipergunakan
FOV yang lebih kecil ( eg. 24 cm ).
Dengan FOV yang kecil serta menggunakan
surface coil, dapat membuat image yang lebih
mendetail dari struktur-struktur kecil, seperti n.
opticus dan spinal cord.
KONTRAST I.V.
Biasanya dipakai :
Gadolinium
paramagnetic
kontrast media.
Dosis : 0,2 ml/kg BB
Sebelum diberikan
kontrast media, harus
selalu dibuat MRI tanpa
kontrast.
Gadolinium kontrast
media: 2 macam

• Ionic : Magnevist

• Non-ionic : Omniscan
KONTRAINDIKASI KONTRAST MEDIA
• Haemolytic anaemia.
• Serum creatinin lebih dari 2 mg / 10 ml.

INDIKASI MRI dengan KONTRAST.


 Extraaxial tumor, terutama pada basis cranii.
 Intraaxial tumor, terutama metastasis.
 Proses inflamasi / infeksi.
PRECAUTIONS ( Awas, Hati-hati )
Penderita, pegawai / perawat,
pengantar, pendamping penderita
yang memakai PACE MAKER tidak
diperbolehkan masuk ruang MRI.
Penderita dengan ferromagnetic
cerebral aneurysma clips tidak
boleh dilakukan pemerikasaan
dengan MRI.
Bila masuk ruang MRI, semua
bahan-bahan logam, credit card,
arloji, HP, dsb. harus ditinggal
diluar ruangan.
MRI pada anak-anak
Terutama umur 0-7 tahun.
Seyogianya diawasi oleh seorang
spesialis anaesthesi.
Sebaiknya dipergunakan sequence
yang pendek / cepat.

Misal : SE dengan ½ Nex dan


128 x 256 matrix; hanya
memerlukan waktu 2,5 menit.
KWALITAS MR IMAGING DITENTUKAN OLEH :

- PARAMETER
- PULSE SEQUENCE
- BAHAN KONTRAST
- ARTEFAK
- TEKNIK PEMERIKSAAN
- PERLAKUAN PADA PENDERITA
ARTEFAK
 Faktor-2 extrinsik: - Penderita bergerak
- Adanya unsur logam
 Sistem pesawat MRI: - Chemical shift artifact

 Image processing: - Pulsating artifact


- wrap-around artifact
- Gibbs artifact
Faktor-2 extrinsik artefak
 Penderita bergerak/goyang saat pemeriksaan.

 Adanya benda-2 logam.


Artefak goyang:
Ghost Artefact, berupa
garis-2 curvolinear.
Artefak logam:
Berupa gambaran signal
void. ( e.g. penderita
dengan mahkota gigi-gigi
dari logam ).
Artefak Ferromagnetic pada penderita yang memakai MASKARA yang
mengandung unsur-unsur logam
Faktor intrinsik

Chemical shift Artefact: Ipsilateral hypointens area pada


mm. rectus oculi
Image processing artifact

Pulsation Artefact: Daerah temporal nampak hyperintens, horizontal


ghost artefact
Image processing artifact

Vertical pulsation gohst artefact: Gambaran cerebellum menjadi tidak jelas


Image processing artifact

Wrap-around artifact: Disebabkan oleh diameter objek melebihi FOV


Upper cervical cord seakan-akan masuk kedalam kepala
Truncation artifact: Gibbs phenomenon; oleh
matrix 256 X 128
Penderita sama: 256 X 256 matrix; tidak ada Gibbs phenomenon
KWALITAS MR IMAGING DITENTUKAN OLEH :

- PARAMETER
- PULSE SEQUENCE
- BAHAN KONTRAST
- ARTEFAK
- TEKNIK PEMERIKSAAN
- PERLAKUAN PADA PENDERITA
Teknik Pemeriksaan
 Harus benar-2 dilakukan sesuai dengan tujuan pemeriksaan,
misal intracanalikuler accustic neurinoma. Perlu pemeriksaan
dengan High Resolution Technique.

 Meng-eliminir kemungkinan terjadinya artefak aliran darah.


Misal dengan melakukan Pe gating ( Pe = Peripheral ).

 Pada penderita dengan CLAUSTROPHOBIA. Perlu diberikan


keterangan secara bijaksana, bahwa pemeriksaan ini aman.

 Perlu dipikirkan benar-2 perlu-tidaknya pemberian bahan


contrast.
Perlakuan pada Penderita (Patient Care)
 Patient Care perlu di-sadari oleh semua staf.
Radioloog; radiografer; teknoloog; perawat.
 Patient safety, keselamatan penderita, adalah
tanggung jawab kita bersama. Hindari adanya
logam-2 ferromagnetic terbawa kedalam ruang MRI,
seperti klip-kertas, gunting, dsb.
 Cek secara seksama: Pacemaker; intraocular foreign
bodies; prosthesis; cochlear implants; klip
aneurisma; dan kemungkinan hamil muda.
 Tanggalkan perhiasan, kartu kredit, jam tangan, dsb.
 Imobilisasi penderita, agar image optimal.
Patient Care
 Adakan hubungan dengan interkom secara
“mesra” antara penderita dan radiografer.
 Sebelum masuk ke-ruang MRI terangkan pada
penderita secara seksama hal-hal yang akan
di-alami pada pemeriksaan dengan MRI.
 Selesai pemeriksaan BANTU penderita turun,
antarkan ke-ruang ganti, dst.
RINGKASAN
MRI: Nilai Diagnostik Tinggi
Sangat Komplex

PESAWAT MRI: Perangkat Keras dan Lunak


seyogianya seimbang
Pilih Pesawat sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan

SDM: Tingkatkan SDM secara berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai