Anda di halaman 1dari 46

FARMAKOLOGI

ANTIBIOTIK
Husnia Auliyatul Umma
 Farmakokinetik apa yang tubuh lakukan pada
obat atau apa yang terjadi pada obat di dalam
tubuh
 Farmakodinamik  apa yang obat lakukan pada
tubuh (dalam hal antibiotika apa yang obat
lakukan terhadap bakteri)
FARMAKOKINETIK

Dosis
Distribusi AB

ANTIBIOTIK
ke jaringan/sel

AB
Ekskresi dalam darah Metabolisme
AB AB

Aktifitas AB
dalam target jaringan FARMAKODINAMIK

Efek Klinis Cinical Toxic


yang diharapkan Effect
Pemahaman tentang PK/PD penting
untuk menentukan jenis dan dosis
pemberian antimikroba.
FARMAKOKINETIK
1. Antibiotika harus memiliki konsentrasi yang optimal di
daerah infeksi
Antibiotika harus memiliki
konsentrasi yang optimal
KONSENTRASI

di daerah infeksi

MIC
Antibiotika harus berada di daerah
infeksi dalam waktu yang cukup lama

Waktu
Absorbsi
Antibiotika dengan bioaviabilitas tinggi (>
90%) merupakan antibiotika yang ideal dalam
proses penggantian obat iv ke per oral.
Contoh : METRONIDASOL bioaviabilitas 100%:
Pasien tidak sadar (toleransi obat per oral buruk) mendapat
metronidasol iv dosis 3x250 mg
Setelah pasien sadar dan dapat minum obat , maka pemberian
metronidasol dapat diganti menjadi per oral dengan dosis
sama 3x 250mg, tanpa mengurangi kadar dalam serum
Bioavailabilitas antibiotik
Distribusi antibiotik
= perpindahan obat dari pembuluh darah ke jaringan
dan organ
 Mencerminkan seberapa besar ruang yang diisi oleh
obat (volume) dinyatakan dalam L/kg
 Semakin besar Vd suatu obat maka semakin sedikit
obat berada dalam serum (intra vaskular) yang
menurunkan konsentrasi dalam serum
Vd menurun (distribusi menurun)
Trauma,
Perdarahan,
Pankreatitis
Kehilangan cairan melalui GI tract

Vd meningkat (distribusi meningkat)


Luka Bakar,
Gagal Jantung
Dialisis,
Sepsis,
Ventilasi mekanik
Distribusi:
Ikatan obat dengan protein plasma
• Antibiotika yang dapat mencapai konsentrasi
optimal di jaringan dan efektif membunuh kuman
adalah antibiotika yang bebas (tidak terikat
dengan protein)

 Ikatan dengan protein plasma bersifat reversible dan


dinyatakan dalam %
 Dalam klinis, ikatan dengan protein ini tidak menjadi
masalah kecuali bila ikatan protein > 95%
Peningkatan ikatan obat dengan albumin serum
 Trauma
 Tindakan pembedahan
 Sakit berat (critically ill)
Penurunan albumin serum
 Sindroma nefrotik
 Penyakit hati berat

 Kompetisi (ikatan dgn Albumin)


 Uremia,
 Hiperbilirubinemia
2. Antibiotika berada dalam waktu cukup lama
di daerah infeksi
 berkaitan dengan metabolisme antibiotik
 Beberapa antibiotika dimetabolisme di hepar
 Hasil dari metabolisme ini disebut metabolit, dengan
efektifitas lebih rendah dibandingkan obat sebelum
metabolisme
Interaksi obat yang
dimetabolisme di hepar
Metabolisme di Hepar
Antibiotika Obat yang dihambat metabolismenya

Eritromisin Theofilin, Fenitoin, warafin, asetaminofen,


siklosporin,simvastatin, cafein, metilprednisolon

INH Fenitoin, warafin, asetaminofen,

Fluconazole Asetaminofen,teofilin, warafin

Metronidazole Fenitoin, warafin, chlorpropamide, ibuprofen,


Metabolisme di Hepar

Antibiotika Obat yang terangsang


metabolismenya

Rifampin Carbapazepin,
dexamethason,
metilprednisolon, prednison,
loratadin, midazolam,
diazepam, obat
antineoplasma
Untuk membunuh bakteri
Antibiotika harus dapat berpenetrasi ke daerah
infeksi
Penetrasi antibiotik ke Jaringan
(% rasio kadar di jaringan /serum)

Cunha, Antibiotic Essential, 2009


Penetrasi antibiotik ke SSP (% rasio kadar di jaringan
/serum)
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

Cunha, Antibiotic Essential, 2009


D/ Cholesistitis Tifosa
Penetrasi antibiotik ke Duktus biliaris
3500

3000 3000 3000

1200

900
800

500

75 57 50 20 10 0

Cunha, Antibiotic Essential, 2009


Ekskresi/Eliminasi
 Antibiotik
dan metabolitnya harus dibuang dari
tubuh melalui proses ekskresi/eliminasi

 Ekskresi/eliminasi terjadi melalui ginjal (urine) dan


Duktus biliaris (feses)
Insufisiensi Ginjal:
 Bila CrCl 40-60 ml/menit
 Kurangi dosis antibiotik yg dieliminasi melalui
ginjal hingga 50% dan pertahankan interval
pemberian
 Bila CrCl 10-40 ml/menit
 Kurangi dosis antibiotik yg dieliminasi melalui
ginjal hingga 50% dan panjangkan interval
pemberian hingga 2x
 Alternatif:
gunakan obat yang dieliminisasi
melalui hati
Insufisiensi Hati:
Pada penyakit hati berat kurangi
dosis antibiotik yg dieliminasi melalui
hati hingga 50%
Alternatif: gunakan obat yang
dieliminisasi melalui ginjal
Faktor-ekskresi /eliminasi yang
mempengaruhi pemilihan
Antibiotika

 Antibiotika yang diekskresi melalui duktus


bilier namun sudah mengalami perubahan
(inaktifasi) tidak tepat digunakan untuk terapi
kolesisititis
 Misal: Kloramfenikol TIDAK untuk Kolesistitis
 Kloramfenikol terutama diekskresi di duktus
biliaris namun sudah “berubah” menjadi
metabolit tidak aktif
“Excreted unchange” :

 Antibiotika diekskresi tanpa


mengalami perubahan
 Ditulis dalam %, menyatakan rasio
kadar di urine/feses dibanding
dalam serum
 Antibiotika yang diekskresi
“unchange” di urin dengan %
rendah tidak tepat digunakan
untuk terapi ISK
Excreted unchanged in Urine
100
95 95
90
90
85
80 80 80
80

70 70
70

60
60

50
50

40

30 28

20
20

10
10

0
FARMAKODINAMIK

Apakah tujuan klinisi memberi


antibiotika ??

 Membunuh kuman?
Bagaimana cara antibiotika membunuh bakteri
??
Daya bunuh kuman
Bagaimana cara antibiotika membunuh kuman ??

 Untuk dapat membunuh kuman, maka kadar


antibiotika dalam darah atau jaringan harus
mencapai MBC (minimal bacteriocidal
concentration) atau setidaknya mencapai
kadar MIC (minimal inhibitory concentration)
Daya bunuh kuman
Dipengaruhi oleh sifat antibiotik :
 CONCENTRATE Dependent Killing\
Kelompok antibiotika yang bila semakin tinggi
kadarnya maka daya bunuh kuman semakin
meningkat

 TIMEDependent Killing
Kelompok antibiotik yang semakin lama atau
semakin sering T above MIC, semakin baik daya
bunuh kuman
Concentrate dependent killing
 Bila kita ingin meningkatkan daya bunuh kuman
maka kita harus meningkatkan dosis walaupun
itu berarti mengurangi frekuensi pemberian
antibiotika.

 Dosis Gentamisin : 2 x 40 mg iv
 Bila ingin mengoptimalkan daya bunuh kuman
maka seharusnya dosis dirubah menjadi:
Gentamisin 1 x 80 mg
Memberikan gentamisin 3 x 40 (meningkatkan frekuensi)
tidak akan meningkatkan daya bunuh kuman
Concentrate dependent killing
Termasuk dalam kelompok ini adalah:
- Aminoglikosida:
- Gentamisin, amikasin, tobramisin
- Daptomisin
- Fluoroquinolones
- Ketolides
:
time dependent killing
“semakin lama dosis berada di atas MIC, semakin baik
daya bunuh kumannya” ATAU
“semakin lama atau semakin sering T above MIC, semakin
baik daya bunuh kuman

Untuk antibiotika “Time dependent killing” parameter : T>


MIC
Time dependent killing
 Bilakita ingin meningkatkan daya bunuh kuman maka kita
harus mempertahankan konsentrasi selama /sesering
mungkin berada di atas MIC
 Misal: Dosis cefotaxim: 2 x 500 mg iv
 Bila ingin mengoptimalkan daya bunuh kuman maka
seharusnya dosis dirubah menjadi: Cefotaxim 4x 250
mg atau 3x500mg

Memberikan Cefotaxim1 x 1000 mg atau 2x750 mg


(meningkatkan dosis), tidak akan meningkatkan daya
bunuh kuman
Time dependent killing

Termasuk dalam kelompok ini adalah:


- Β-lactam (Penisillin, sefalosporin)
- Macrolides
- Clindamycin
- Azythromycin
- Tetracyclin
- Glycopeptides
- Fluconazole
TERIMA KASIH
Post Test
FARMAKOLOGI
1
Dibawah ini merupakan ruang lingkup definisi
farmakinetik antibiotik, KECUALI :
A. Metabolisme obat dalam tubuh
B. Distribusi antibiotik
C. Eliminasi antibiotik
D. Toksisitas antibiotik
2
Di bawah ini adalah obat yang
mekanisme kerjanya consentrate
dependent, KECUALI :
a. Gentamycin
b. Amikasin
c. Meropenem
d. Ciprofloxacin
3
Obat-obatan di bawah ini mempunyai
bioavalabilitas yang sangat baik bila
diberikan secara oral, KECUALI :
a. Metronidazol
b. Kloramphenikol
c. Sefaklor
d. Sefadroxil
4
Manakah pernyataan dibawah ini yang
merupakan pernyataan yang benar ?

a. Volume distribusi obat menentukan jumlah obat


yang beredar di plasma
b. Volume distribusi obat meningkat pada kondisi
trauma
c. Apabila ditemukan volume distribusi obat yang
menurun maka dosis obat perlu ditingkatkan
d. Volume distribusi obat tidak dipengaruhi oleh
kadar albumin
5
Manakah antibiotik di bawah ini yang
bekerja dengan cara menghambat sintesis
dinding sel bakteri?
a. Kloramfenikol
b. Trimethoprim
c. Ciprofloxacin
d. Sefalosporin

Anda mungkin juga menyukai