Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

OTOMIKOSIS AS
Disusun oleh :
Puspa Anggraini, S.Ked
Yudha Dwi Satrio NS, S.Ked
Kemas M Alwan Dwiputra, S.Ked
Nadia Madina Rahma, S.Ked
Dini Cahyani, S.Ked

Pembimbing :
dr. Adelien, Sp.THT-KL (K)
PENDAHULUAN

Otomikosis

Disebabkan oleh
organisme
komensal normal di
telinga

Dicetuskan faktor
predisposisi
tertentu

Rekurensi tinggi
Status Pasien
Identitas Penderita

•Nama : Ny. S
•Umur : 32tahun
•Jenis Kelamin : Perempuan
•Pekerjaan : Pegawai Swasta
•Alamat : Perum Kampung Borang A
Sri Blok Muaku 18 Sako Palembang
Anamnesis

Keluhan Utama : Telinga kiri terasa penuh

Keluhan Tambahan : telinga terasa gatal


Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TekananDarah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,70 C
Riwayat Perjalanan Penyakit

± 1 minggu SMRS penderita mengeluh telinga kiri terasa


penuh. Penderita juga mengeluh nyeri pada telinga kiri yang
dirasakan hilang timbul. Keluar darah dari telinga (-), keluar
cairan dari telinga (+) tidak berwarna, encer dan tidak
berbau. Pasien mengaku keluar cairan dari telinga hanya
terjadi sekali (sebelum adanya keluhan telinga terasa
penuh) dan tanpa disertai rasa nyeri ataupun batuk pilek,
telinga berdenging (-), kadang-kadang terasa gatal (+), rasa
pusing berputar (-), pendengaran terganggu atau menurun (-
). Keluhan lain seperti demam (-), batuk (-), pilek (-), bersin-
bersin (-) nyeri menelan (-), suara serak (-), sakit gigi (-).
Penderita sering mengorek kuping saat timbul gatal (-).
Penderita kemudian berobat ke poliklinik THT rumah sakit
Mohammad Hoesin Palembang.
Riwayat Penyakit
Sebelumnya
Riwayat sakit dengan keluhan yang sama disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat trauma pada telinga kiri (+) ditusuk sumpit.

Riwayat Pengobatan

• Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada.

Riwayat Penyakit dalam


Keluarga
Riwayat sakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga
disangkal.
Keadaan Spesifik

Kepala : Konjungtiva palpebra OS dan OD tidak anemis, sklera tidak


ikterik.
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-),gallop (-).
Paru-paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris kanan dan kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi: Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas
Perkusi : Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral pucat (-), edema pretibia (-), deformitas (-)
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Status Regio Retroaurikula
Lokalis -Abses - -
-Sikatrik - -
-Pembengkakan - -
-Fistula - -
-Jaringan granulasi - -

Regio Zigomatikus - -
-Kista Brankial Klep - -
-Fistula - -
-Lobulus Aksesorius

Aurikula - -
-Mikrotia - -
-Efusi perikondrium - -
-Keloid - -
-Nyeri tarik aurikula - -
-Nyeri tekan tragus - -
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Meatus Akustikus Eksternus
-Lapang/sempit Lapang Sempit
-Oedema - +
-Hiperemis - +
-Pembengkakan - -
-Erosi - -
-Krusta - -
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - + serous
- Serumen - -
-Perdarahan - -
-Bekuan darah - -
-Cerumen plug - Sulit dinilai
-Epithelial plug - Sulit dinilai
-Jaringan granulasi - Sulit dinilai
-Debris - +, hifa berfilamen
- berwarna putih,
bercak kehitaman
-Banda asing - (+)
-Sagging - Sulit dinilai
-Exostosis - Sulit dinilai
Sulit dinilai
II. Membran Timpani Kanan Kiri
-Warna
Putih
(putih/suram/hiperemis/hematom
a)
Bulat
-Bentuk (oval/bulat)
Normal
-Pembuluh darah
Normal, arah
-Refleks cahaya
jam 5
-
-Retraksi
-
-Bulging
- Sulit
-Bulla
- Dinilai
-Ruptur
-
-Perforasi
(sentral/perifer/marginal/attic)
(kecil/besar/ subtotal/ total)
-
-Pulsasi
-
-Sekret (serous/ seromukus/
mukopus/ pus)
Normal
-Tulang pendengaran
-
-Kolesteatoma
-
-Polip
-
Gambar Membran Timpani
III. Tes Khusus Kanan Kiri
Tes Garpu Tala
Tes Rinne + +
Tes Weber Tidak ada Tidak ada
Lateralisasi Lateralisasi
Tes Scwabach Sama dengan Sama dengan
Pemeriksa Pemeriksa

Tes Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Fungsi Tuba Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes kalori Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Hidung
Tes Fungsi Hidung Auricula Dextra Auricula Sinitra

Tes aliran udara Cukup Cukup


Tes penciuman
-teh Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-kopi
-tembakau
Hidung Luar Kanan Kiri
Dorsum nasi Normal Normal
Akar hidung Normal Normal
Puncak hidung Normal Normal
Sisi hidung Normal Normal
Alanasi Normal Normal
Deformitas (-) (-)
Hematoma (-) (-)
Pembengkakan (-) (-)
Krepitasi (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Erosi kulit (-) (-)
Vulnus (-) (-)
Ulkus (-) (-)
Tumor (-) (-)
Duktus nasolakrimalis Tidak Tidak
(tersumbat/tidak tersumbat) tersumbat tersumbat
I. Hidung Dalam
1. Rinoskopi Anterior
a. Vestibulum nasi
 Sikatrik (-) (-)
 Stenosis (-) (-)
 Atresia (-) (-)
 Furunkel (-) (-)
 Krusta (-) (-)
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) (-) (-)
b. Kolumela
 Utuh/tidak utuh Utuh Utuh
 Sikatrik (-) (-)
 Ulkus (-) (-)
c. Kavum nasi
 Luasnya (lapang/cukup/sempit) Lapang Lapang
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) (-) (-)
 Krusta (-) (-)
 Bekuan darah (-) (-)
 Perdarahan (-) (-)
 Benda asing (-) (-)
 Rinolit (-) (-)
 Polip (-) (-)
 Tumor
I. Hidung Dalam
d. Konka Inferior
 Mukosa Eutropi, basah, Eutropi, basah,
(erutopi/ hipertropi/atropi) licin licin
(basah/kering)
(licin/taklicin)
 Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide) Merah muda Merah muda
 Tumor (-) (-)
e. Konka media
 Mukosa
(erutopi/ hipertropi/atropi) Sulit dinilai Sulit dinilai
(basah/kering)
(licin/taklicin)
 Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
 Tumor
f. Konka superior
 Mukosa
(erutopi/ hipertropi/atropi) Tidak dapat Tidak dapat
(basah/kering) dinilai dinilai
(licin/taklicin)
 Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
 Tumor
g. Meatus Medius
-Lapang/ sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Tidak dapat Tidak dapat dinilai
-Polip dinilai
-Tumor

h. Meatus inferior
-Lapang/ sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Tidak dapat Tidak dapat dinilai
-Polip dinilai
-Tumor

i. Septum Nasi
-Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) Eutrofi Eutrofi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/taklicin) Licin Licin
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide) Merah muda Merah muda
-Tumor - -
-Deviasi (ringan/sedang/berat) - -
(kanan/kiri)
(superior/inferior)
(anterior/posterior)
(bentuk C/bentuk S)
-Krista - -
-Spina - -
-Abses - -
-Hematoma - -
-Perforasi - -
-Erosi septum anterior - -
Gambar Dinding Lateral
Hidung Dalam
HIDUNG DALAM POTONGAN
FRONTAL
2.Rinoskopi Posterior Kanan Kiri
-Postnasal drip -
-
-Mukosa (licin/tak licin) Licin
Licin
(merah muda/hiperemis) Merah muda
Merah muda
-Adenoid -
-
-Tumor -
-
-Koana (sempit/lapang) Lapang
Lapang
-Fossa Russenmullery (tumor/tidak) -
-
-Torus tobarius (licin/tak licin) Licin
Licin
-Muara tuba (tertutup/terbuka) Terbuka
Terbuka
(sekret/tidak) -
-
HIDUNG BAGIAN POSTERIOR
IV.Pemeriksaan Sinus Paranasal Kanan Kiri
-Nyeri tekan/ketok - -
-infraorbitalis - -
-frontalis - -
-kantus medialis - -
-Pembengkakan - -
-Transiluminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-regio infraorbitalis
-regio palatum durum
Tenggorok
I.Rongga Mulut Kanan Kiri
-Lidah (hiperemis/udem/ulkus/fissura) Normal Normal
(mikroglosia/makroglosia)
(leukoplakia/gumma)
(papilloma/kista/ulkus)
-Gusi (hiperemis/udem/ulkus) Normal Normal
-Bukal (hiperemis/udem) Normal Normal
(vesikel/ulkus/mukokel)
-Palatum durum (utuh/terbelah/fistel) Utuh Utuh
(hiperemis/ulkus)
(pembengkakan/abses/tumor)
(rata/tonus palatinus)
-Kelenjar ludah (pembengkakan/litiasis) Normal Normal
(striktur/ranula)
-Gigi geligi (mikrodontia/makrodontia) Normal Normal
(anodontia/supernumeri)
(kalkulus/karies)
II. Faring Kanan Kiri
-Palatum molle (hiperemis/udem/asimetris/ulkus) Normal Normal
-Uvula (udem/asimetris/bifida/elongating) Normal Normal
-Pilar anterior (hiperemis/udem/perlengketan) Normal Normal
(pembengkakan/ulkus)
-Pilar posterior (hiperemis/edema/perlengketan) Normal Normal
(pembengkakan/ulkus)
-Dinding belakang faring (hiperemis/udem) Normal Normal
(granuler/ulkus)
(sekret/membran)
-Tonsil Palatina T1 T1
(derajat pembesaran)
(permukaan rata/tidak) - -
(konsistensi kenyal/tidak) - -
(lekat/tidak) - -
(kripta lebar/tidak) - -
(detritus/membran) - -
(hiperemis/edema) - -
(ulkus/tumor) - -
Gambar rongga mulut dan faring
III. Laring Kanan Kiri
1.Laringoskopi tidak langsung (indirect)
-Dasar lidah (tumor/kista)
-Tonsila lingualis (eutropi/hipertropi) Normal Normal
-Valekula (benda asing/tumor) Eutropi Eutropi
-Fosa piriformis (benda asing/tumor) - -
-Epiglotis - -
(hiperemis/udem/ulkus/membran) - -
-Aritenoid - -
(hiperemis/udem/ulkus/membran) Normal Normal
-Pita suara (hiperemis/udem/menebal)
(nodus/polip/tumor)
(gerak simetris/asimetris) Normal Normal
-Pita suara palsu (hiperemis/udem) Normal Normal
-Rima glottis (lapang/sempit) Normal Normal
-Trakea

2.Laringoskopi langsung (direct) Tidak Tidak


dilakukan dilakukan
Gambar laring (laringoskopi tidak langsung)
Diagnosis Banding

Otomikosis auris sinistra

Otitis eksterna difusa auris sinistra


e.c bakteri
Diagnosis

Otomikosis auris sinistra


Tatalaksana
Medikamentosa
• Irigasi telinga kiri
• Tampon dengan salep ketokonazol telinga kiri
• Cetirizine tablet 1x10 mg (PO)

Edukasi

1. Pasien sebaiknya menjaga kebersihan agar


telinga tidak lembap dan tidak masuk air
untuk mencegah terjadinya kekambuhan.
2. Dianjurkan untuk tidak mengorek liang
telinga dengan benda-benda kotor.
3. Minum obat secara teratur sesuai petunjuk
dokter.
Prognosis

Quo ad vitam: Bonam


Quo ad sanationam: Bonam
Quo ad fungsionam: Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Telinga
Membran Timpani
Fisiologi Mendengar

Ditangkap daun Menggetarkan


Bunyi
telinga membran timpani

Menggerakkan Stapes Amplifikasi


perilimfa skala menggerakkan getaran tulang
vestibuli tingkap lonjong pendengaran

Mendorong Potensial aksi


endolimfa, Depolarisasi sel saraf auditorius
menimbulkan rambut sampai ke korteks
gerak relatif pendengaran
DEFINISI
• Otomikosis atau otitis eksterna fungi
adalah infeksi akut, subakut, dan kronik
pada epitel skuamosa dari kanalis
auditorius eksterna oleh ragi dan filamen
jamur
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi tertinggi terjadi pada area


tropis dan subtropis yang hangat, lembab,
dan berdebu, dan pada olahraga air
• 5-20% dari kasus otitis eksterna
• 90% infeksi jamur ini bersifat unilateral
disebabkan oleh Aspergillus spp, dan
selebihnya adalah Candida spp
Etiologi

Pityrosporum

C. Aspergillu
parapsilosis s

Phycomycetes,
Rhizopus, Candida
Actinomyces, dan albikans
Penicillium.
Faktor Predisposisi
kebiasaan penggunaan alat pembersih telinga

Dermatitis, dermatomikosis

kurangnya kebersihan

Immunocompromised
antibiotik spektrum luas (infeksi bakteri, riwayat
otitis bakterialis)
Steroid

Kemoterapi atau terapi radiasi

Olahraga air
Hilangnya proteksi lipid
atau asam dari telinga

Perubahan kualitas Faktor Perubahan


dan kuantitas
predisposisi epitel
serumen

Perubahan pH
PATOFISIOLOGI

Massa debris
Eksfoliasi epitel yang
Inflamasi
superfisial mengandung
hifa

Supurasi Nyeri
Manifestasi Klinis

otalgia

gatal otorrhea

rasa penuh kurangnya


pada telinga pendengaran
Manifestasi Klinis

Penelitian yang dilakukan oleh Tang Ho,et al


pada tahun 2006
Simptom Jumlah Pasien ( n ) Persentase ( % )
Otalgia 63 48
Otorrhea 63 48
Kehilangan pendengaran 59 45
Rasa penuh pada telinga 44 33
Gatal 20 23
Tinnitus 5 4
Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Anamnesis
Penunjang

Diagnosis
Anamnesis
Nyeri di dalam telinga, rasa gatal, adanya sekret yang keluar dari telinga
dan rasa penuh di liang telinga, Riwayat yang berkaitan dengan faktor
predisposisi

Pemeriksaan Fisik
Hiperemis, akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa
berfilamen yang berwana putih dan panjang dari permukaan kulit

Pemeriksaan Penunjang
Permeriksaan KOH 10%, pembiakan pada agar Saboraud
Diagnosis banding

 Sulit dibedakan dari otitis eksterna terutama otitis


eksterna difusa

 Infeksi jamur dapat juga berkembang dari OMSK


Tatalaksana

Mengetahui penyebab
Medikamentosa pasti/penyakit yang
mendasari

Menjaga agar liang


Menghindari faktor
telinga tetap kering
predisposisi
atau tidak lembab
Larutan asam
asetat 2%
Membersihkan dalam alkohol
Liang Telinga
larutan iodium
povidon 5%
Anti jamur Anti jamur
spesifik non spesifik

- Ketokonazole - Boric acid


- fluconazole - Gentian Violet
- Miconazole (2% krim) - Cresylate
- Bifonazole (Solusio 1% ) - Nystatin
- Itraconazole

Bentuk salep lebih memiliki beberapa keuntungan


dibandingkan dengan formula tetes telinga
Komplikasi

 Perforasi membran timpani


 Otitis media serosa

Jarang terjadi
Prognosis

 Baik  bila diobati dengan pengobatan yang adekuat

 Apabila tidak ditatalaksana dengan baik  tingkat


kekambuhan tinggi
DISKUSI KASUS
Seorang Perempuan usia 32
tahun

Otomikosis AS
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik
• Gatal • MAE sempit
• Nyeri • Hiperemis
• Rasa penuh • Edema
• Riwayat trauma • Sekret serous
berwarna kekuningan
• Debris
• Hifa berfilamen
berwarna putih
dengan bercak
kehitaman
Diagnosis Tatalaksana Prognosis

Medikamentosa Bonam,
Otomikosis AS
Rekurensi tinggi

Edukasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai