Anda di halaman 1dari 37

PERAWATAN PAYUDARA

Kelompok 3
Diva Prita
Divera Aprilia
Dwi Hiyut Cantika
Elfany Azhalia
Erna Wati
Fatmawati
MELAKSANAKAN
PERAWATAN PAYUDARA
Cara perawatan payurada
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat
payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk
memperlancarkan pengeluaran ASI. perawatan payudara adalah
perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui yang
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara
agar air susu keluar dengan lancar. Perawatan payudara sangat
penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini
dikarenakan payudara merupakan satu satu penghasilan ASI
yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga
harus dilakukan sedini mungkin.
Tujuan perawatan payudara
• Memelihara hygne payudara
• Melenturkan dan menguatkab puting susu
• Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
• Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik
• Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu
dihisap oleh bayi
• Melancarkan aliran ASI
• Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan
sehingga siap untuk disusukan ke bayinya.
Waktu pelaksana
• Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah
melahirkan
• Dilakukan minimal 2x dalam sehari
Hal hal yang perlu diperhatikan
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan
payudara adalah
• Potong kuku tangan sependek mungkin, serta kikir
agar halus dan tidak melukaipayudara
• Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan
lakukan pada suasana santai, misalnya pada waktu
mandi sore atau sebelum berangkat tidur
Persyaratan perawatan payudara
• Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan
teratur minimal 2 kali dalam sehari
• Memerhatikan makanan dengan menu seimbang
• Memerhatikan kebersihan sehari hari
• Memakai BH yang bersih, dan yang bentuknya
menyokong payudara
• Menghindari rokok dan minuman berakohol
• Istirahat yang cukup dan istirahat yang tenang.
Alat yang digunakan
• Minyak kelapa atau baby oil
• Handuk kering
• Waslap
• Baskom
• Air hangat dan air dingin
• Cawan
TEKNIK MENYUSUI
Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat
kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama,
bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir
minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4
jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan.
Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga
tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h.
30)
Posisi Menyusui
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong
kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian
sisinya (Saryono ,2008; h. 34).
2) Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya
atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi
dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu
(Saryono, 2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru
pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-
satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari
pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan
sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h.
35).
C. Fungsi menyusui yang benar
1. Puting susu tidak lecet
2. Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3. Bayi menjadi tenang
4. Tidak terjadi gumoh

D. Akibat tidak menyusui dengan benar


1. Puting susu menjadi lecet
2. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI
3. Bayi enggan menyusu
4. Bayi menjadi kembung
E. Tanda bayi menyusu dengan benar
1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah
masuk lebih banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah
F. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup
1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2
minggu
3. pertama (100-200 gr setiap minggu)
4. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
5. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air
kecil 6-8 kali sehari dan buang air besar berwarna kuning 2
kali sehari
6. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka
sebaiknya bayi dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui
setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.
G. Langkah-langkah menyusui yang benar
1. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
2. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).
4. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).
6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara
8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka
mulut bayi : Menyentuh pipi dengan puting susu
atau menyentuh sudut mulut bayi
11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat
kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian
besar areola ke mulut bayi)
12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi
13. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
14. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
15. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan
sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan
sendirinya

16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi :


Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak
bersendawa tunggu 10 – 15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan
dipangkuan.
H. Upaya memperbanyak ASI

1) Untuk Bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama
menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa
gerah
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik
dan mendengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah
setiap kali menyusui.
2) Untuk Ibu
a.Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b.Makan makanan yang bergizi
c.Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang
menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali
terdapat masalah pada posisi penempelan.
d.Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini,
2010; h. 22).
MASALAH DALAM
PEMBERIAN ASI
1. Kurang Informasi
2. Payudara kecil kurang produksi ASI
3. Menyangka susu formula sebaik ASI
4. Bayi mendapat ASI kurang kenyang
5. ASI menyebabkan mencret
6. Bila ASI belum keluar perlu diberikan susu
7. Ibu bekerja perlu melatih bayi minum dari botol
1. Puting Susu Terbenam

2. Puting Lecet
3. Payudara Bengkak
4.Saluran ASI Tersumbat
5.Radang / Abses Payudara
6.Sindrom ASI Kurang
7.Ibu Bekerja
8. Ibu Dengan HIV / AIDS (1)
9. Ibu Dengan HIV / AIDS (2)
10.Ibu Dengan Hepatitis B
11.Ibu Dengan TBC Paru
12.Ibu yang Memerlukan Pengobatan
13.Ibu Hamil Masih Menyusui
Bila bayi berusia < 12 bulan dianjurkan tetap
menyusui Perlu diinformasikan ibu akan mengalami :
- puting lecet - keletihan - rasa ASI berubah - volume
ASI
BREAST CARE
Alat yang digunakan :
1. Minyak kelapa atau baby oil
2. Handuk kering
3. Waslap
4. Baskom
5. Air hangat dan air dingin
BREAST CARE
Cara Pemijatan
Puting susu dikompres dengan kapas minyak
selama 3-4 menit, kemudian bersihkan dengan
kapas minyak tadi.
Pengenyalan yaitu puting susu dipegang
dengan ibu jari dan jari telunjuk diputar
kedalam 20 kali keluar 20 kali.
Penonjolan puting susu yaitu :
1. Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali
Dirangsang dengan menggunakan ujung
waslap
Setelah proses
pengurutan, payudara di
kopres lagi dengan air
hangat dan air dingin
secara bergantian selama
5 menit
Gunakan BH yang dapat
menyanggah payudara
dengan baik.
TEKNIK MEMERAH ASI
• Memerah dengan tangan
• Memerah dengan pompa
Waktu Memerah ASI
Pada dasarnya memerah ASI bisa dilakukan ketika bayi sudah
masuk usia 4 – 6 minggu. Hal ini bisa membuat bayi mengenali
payudara secara alami termasuk untuk bagian puting payudara
yang masih baru untuk bayi yang baru lahir. Jika terlalu cepat
mulai memerah ASI dan memberikan ASI dengan botol maka
bisa menyebabkan bayi mengalami bingung dengan puting. Hal
ini bisa menyebabkan bayi tidak mau menyusui secara langsung.
Untuk bayi yang terlahir prematur dan membutuhkan perawatan
di rumah sakit, maka konsultasikan dengan ahli medis yang
merawat bayi.
Kebiasaan Memerah ASI
• Buat jadwal rutin untuk memerah ASI baik berada di dekat bayi atau
jauh dari bayi saat sedang di luar rumah. Jadwal yang rutin akan
merangsang kelenjar ASI agar selalu menghasilkan ASI.
• Ketika payudara terasa nyeri, bengkak dan perasaan berat yang
berlebihan, maka segera perah ASI dengan tangan atau pompa. Ini
adalah sebuah tanda bahwa kelenjar susu bekerja dengan baik dan
segera ingin mengeluarkan ASI.
• Ketika puting payudara mengeluarkan ASI sendiri dan sulit untuk
dikontrol, maka ini menjadi pertanda bahwa ASI siap diperah.
Cara Menyimpan ASI
• Pilih jenis botol susu khusus untuk menyimpan ASI. Sangat disarankan untuk menggunakan
botol susu yang tidak mengandung bahan BPA atau BPA free.
• Jika ingin menyimpan ASI dengan kantung plastik ASI, maka pilih jenis plastik yang aman dan
sudah direkomendasikan oleh dokter anak atau ahli nutrisi balita.
• Berikan label atau tanda yang memuat keterangan kapan ASI tersebut diperah, dan tempelkan
pada botol atau kantung plastik ASI.
• Jika memerah ASI di rumah maka setelah selesai segera simpan ASI perah ke dalam kulkas atau
freezer. Suhu terbaik untuk menyimpan ASI perah pada kulkas maksimal 4 derajat Celcius. Dan
untuk freezer maka suhu harus dibawah – 18 derajat Celcius.
• Selalu tempatkan ASI perah dengan urutan waktu ketika ASI diambil sehingga ASI yang pertama
masuk, maka itulah yang pertama akan keluar.
• Jika memerah ASI di kantor atau diluar rumah, maka segera simpan botol susu ke dalam box
pendingin khusus. Jika menyimpan dalam box pendingin maka ASI bisa bertahan dalam waktu
24 jam. Setelah itu ASI tidak bisa diberikan kepada bayi kecuali sebelum 24 jam ASI disimpan
dalam kulkas atau freezer.

Anda mungkin juga menyukai