Anda di halaman 1dari 44

BASIC TRAUMA CARE

Dzurriyatun Thoyyibah ZA.


MASIH INGAT DENGAN INITIAL ASSESSMENT??

• Apa saja yang dilakukan pada initial assessment??


Manakah yang termasuk pasien
trauma?
APA YANG AKAN KITA
DISKUSIKAN?
• Basic trauma care—initial assessment pada pasien trauma
• Update istilah/terminologi
• Update pada Initial Assessment
• Pemberian cairan
• Pemberian produk darah
• Pemberian Tranexamic Acid (TXA)
• Update Trauma Thorax
• Revisi Glasgow Coma Scale (GCS)
DEFINISI TRAUMA

• Trauma adalah luka atau cedera pada jaringan

• Trauma adalah kerusakan atau luka yang disebabkan oleh


tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas
normal suatu struktur.
KOMPONEN INITIAL ASSESSMENT
1. Persiapan
2. Triase
3. Primary survey : penanganan ABCDE
dengan segera melakukan resusitasi
pada pasien yang mengalami
cedera yang mengancam jiwa
4. Tambahan pada primary survey dan
resusitasi
5. Pertimbangkan tentang perlunya
memindahkan pasien
6. Secondary survey (evaluasi head to
toe dan riwayat pasien)
7. Tambahan untuk secondary survey
8. Pemantauan pasca resusitasi lanjutan
dan evaluasi ulang
9. Perawatan definitif
PERSIAPAN

Fase Pre-
hospital Fase
hospital/RS
PERSIAPAN: FASE
RUMAH SAKIT
1. Tersedianya area resusitasi untuk
pasien trauma
2. Peralatan untuk airway dapat
berfungsi dengan baik tempat
strategis dan mudah diakses
3. Cairan kristaloid yang sudah
dihangatkan tersedia untuk infus
4. Protokol untuk memanggil tim
medis tambahan ada
5. Terdapat perjanjian untuk
transfer pasien dengan trauma
center yang terverifikasi
TRAUMA IS
TEAM APPROACH
Organize Trauma Response Team
TRIASE
• Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan
sumber daya ayng tersedia
• 1 Penderita mencari masalah penderita/selection of problems
• Penderita banyak mencari/pemilahan penderita yang paling bermasalah
(ABC)
• 2 Jenis Keadaan Triase

Jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak melampaui kemampuan


petugas
• Penderita dengan masalah gawat darurat dan multi trauma akan dilayani terlebih dahulu,
sesuai prinsip ABC

Jumlah penderita dan beratnya perlukaan melampaui kemampuan


petugas
• Penderita dengan kemungkinan kemampuan bertahan hidup terbesar dan membutuhkan
waktu, perlengkapan dan tenaga paling sedikit
1. Menjaga airway dengan
pembatasan gerakan pada
cervical
2. Pernapasan dan ventilasi
3. Sirkulasi dengan kontrol
perdarahan
4. Disabilitas (Penilaian status
neurologis)
5. Kontrol paparan/lingkungan
1.MENJAGA AIRWAY DENGAN
PEMBATASAN GERAKAN PADA
CERVICAL
MENJAGA AIRWAY DENGAN
PEMBATASAN GERAKAN PADA
CERVICAL
 Kemungkinan patahnya tulang servikal diduga apabila Pegang
• Trauma kapitis terutama apabila ada penurunan kesadaran kepala
• Terdapat jejas di atas klavikula ke arah kranial (fiksasi)
• Setiap multi trauma (trauma pada 2 regio tubuh atua lebih) pasang neck
• Biomekanika trauma mendukung collar
 Hal yang harus diperhatikan
• Ajak ngobrol penderita penderita berbicara dengan jelas dan kalimat panjang,
maka kemungkinan tidak syok, dan tidak ada tanda kelainan neurologis
• Sumbatan pada jalan napas sesak yang berbeda dengan masalah breathing.
• Adanya bunyi gurgling, snoring, atau stridor
• Pemasangan pipa OPA jangan pada penderita yang masih sadar atau berusaha
mengeluarkan pipa tersebut (masih ada gag reflex) Rekomendasi: pipa
nasofaringeal
• gurgling suction/log roll
• Snoring jaw trust/chin lift (tindakan manual)
• Stridor perlu airway definitf
BREATHING AND VENTILATION
• Lakukan penilaian pernafasan, berikan ventilasi atau oksigen sesuai
kebutuhan
• Canul 2-6 lpm
• Face mask/RM 6-10 lpm
• NRM 10-12 lpm
• BVM/Bag valve mask apabila pernafasan tidak adekuat atau apneu,
berikan ventilasi tambahan dengan bagging atau ventilator

Jika RR semakin bertambah/sesak cari penyebabnya apa (inspeksi, auskultasi, perkusi dan
palpasi) apakah ada kecurigaan terhadap masalah breathing yang dapat mengancam jiwa
LIFE-THREATENING THORACIC
INJURIES
UPDATE TRAUMA THORAX
• Modifikasi kondisi trauma
thorax yang mengancam
nyawa (life-threatening
thoracic injuries)
• Flail chest tidak masuk
kategori, dan digantikan oleh
tracheobronchial tree injury
NEEDLE DECOMPRESSION
• Dewasa: ICS 4 atau 5, antara garis mid-axila
dan axila anterior
• Anak: tetap, ICS 2 garis mid-clavicular
NEEDLE DECOMPRESSION
FINGER DECOMPRESSION
SIRKULASI DENGAN KONTROL
PERDARAHAN
• Perdarahan penyebab utama kematian pasca bedah
• Pengenalan syok wajah pucat dan kulit ekstemitas yang pucat serta
dingin, merupakan tanda-tanda syok; Nadi (arteri femoralis, arteri carotis)
tanda syok nadi kecil dan cepat
• Kontrol Perdarahan
• 1) Perdarahan eksternal penekanan langsung pada luka, cek nadi dan
akral
• 2) perdarahan internal perbaiki volume untuk mencegah syok lebih lanjut,
Pelvis gurita, Femur bidai, toraks konsul dokter (torakotomy),
abdomen dan retroperitonium konsul dokter bedah (laparotomy)

Jangan lupa ambil sampel darah (lab


Pertimbangkan pemberian transfusi dan golongan darah), segera pasang
darah infus untuk kontrol volume
UPDATE PEMBERIAN CAIRAN (1)

Pemberian cairan kristaloid (NS atau RL) dibatasi


hanya 1 liter pada fase Initial Assessment
UPDATE PEMBERIAN CAIRAN (2)
UPDATE PEMBERIAN CAIRAN (3)
UPDATE PEMBERIAN PRODUK
DARAH
Jika pemberian
kristaloid tidak
berespon, langsung
berikan produk darah
PENGGUNAAN
TRANEXAMIC ACID (TXA)
• Penggunaan Tranexamic Acid (TXA)
direkomendasikan diberikan dalam 3
jam pertama pada pasien trauma
dengan perdarahan:
• Loading dose 1 gram IV selama 10
menit
• Dilanjutkan 1 gram infus selama 8 jam
• Tranexamic Acid juga
direkomendasikan di seting
prehospital
• Berapa hasil penelitian menunjukkan
pemberian TXA segera akan
meningkatkan survival rate
PENGGUNAAN
TRANEXAMIC ACID (TXA)
PENGGUNAAN
TRANEXAMIC ACID (TXA)
40 20.211
274 RS
Negara Pasien
PENGGUNAAN
TRANEXAMIC ACID (TXA)
PENGGUNAAN
TRANEXAMIC ACID (TXA)
REVISI GCS

• Skor tetap tapi


memudahkan interpretasi

• NT, jika tidak dapat


dilakukan pemeriksaan
REVISI GCS
• Area stimulasi yang disarankan:
• ujung kuku
• trapezius
• supraorbital

• Area stimulasi yang TIDAK disarankan:


• sternum
• retromandibular
GCS-P
GCS-P = Skor GCS – Skor Reaksi Pupil

Menggambarkan prognosis
EXPOSURE
• Gunting pakaian dan lihat jejas/cedera yang mengancam, kemudian
cegah hipetermia selimut
TAMBAHAN PADA PRIMARY
SURVEY
• F=Folley catheter lihat kontraindikasi
• Tidak dipasang apabila terdapat ruptur uretra :
• 1) pada laki-laki ada darah di OUE, scrotum hematom, RT prostat
melayang
• 2) pada wanita keluar darah dari uretra, hematom perineum

Apabila tidak ada kontraindikasi pasang


kateter (buang urin pertama, urin selanjutnya
ditampung)
• G=Gastric tube (NGT), perhatikan apakah terdapat kontraindikasi (fr. Tulang
basis cranii)
• Indikasi pemasangan:
• 1) untuk kepentingan selama proses pembedahan karena pasien tidak
sadar
• 2) untuk mengurangi distensi abdomen
• 3) untuk mencegah aspirasi
• 4) untuk kuras lambung
• 5) untuk pemberian nutrisi dan terapi obat

H= heart monitor waspada terhadap aritmia yang mengancam, puse oxymeter (saturasi
normal)
I=imaging pemeriksaan radiologi pada lokasi cedera yang terindikasi

Re-Evaluasi ABCDE
SECONDARY SURVEY
• Anamnesa
• AMPLE/KOMPAK : Alergi, Medication, past illness, last meal, event
• Log roll head to toe, finger on every orifice (nilai BTLS: Bentuk, Tumor, Luka,
Sakit)
• TTV
• Tatalaksana definitive
• Dokumentasi dan informed concern
• Persiapan rujukan
TRAUMATIC
CIRCULATORY ARREST
REFERENCES
• American College of Surgeons. ATLS Advanced Trauma Life Support Tenth Edition. 2018. Chicago
• Inaba, K., et al. Optimal Positioning for Emergent Needle Thoracostomy: A Cadaver-Based Study. J Trauma, 2011;
71; 1099-1103.
• Roberts, I. Tranexamic acid in trauma: how should we use it?. J Thromb Haemost 2015; 13 (Suppl. 1): S195–S9.
• Brennan, P.M. Simplifying the use of prognostic information in traumatic brain injury. Part 1: The GCS-Pupils score:
an extended index of clinical severity. J Neurosurg 2018; 128; 1512-1620
• Eric, J.L et.al. Emergency Department Crystalloid Resuscitation of 1.5 L or More is Associated With Increased
Mortality in Elderly and Nonelderly Trauma Patients. The Journal of Trauma; 2011; 70(2); 398-400
• The CRASH-2 collaborators. The importance of early treatment with tranexamic acid in bleeding trauma
patients: an exploratory analysis of the CRASH-2 randomised controlled trial. Lancet. 2011. 377; 1096-101
• The National Institute for Health and Care Excellence. Major trauma: assessment and initial management. 2016.
• Jabaley C and Dudaryk R. Fluid Resuscitation for Trauma Patients: Crystalloids Versus Colloids. Curr Anesthesiol
Rep (2014) 4:216–224
REFERENCES
• Fischer P,E, et.al. Guidance Document for the Prehospital Use of Tranexamic Acid in Injured Patients. Prehospital
Emergency Care. 2016. 20(5); 557-559.
• Terboven T, et.al. Chest wall thickness and depth to vital structures in paediatric patients – implications for
prehospital needle decompression of tension pneumothorax . Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation
and Emergency Medicine. 2019. 27(45); 1-10
• Ferrie E.P et.al. The right place in the right space? Awareness of site for needle thoracocentesis. Emerg Med J
2005;22:788–789.
• Nishida T. et al. Tranexamic acid and trauma-induced coagulopathy . Journal of Intensive Care. 2017; 5(5); 1-7
• Napolitano, L.M. Prehospital tranexamic acid: what is the current evidence? Trauma Surg Acute Care Open
2017;2:1–7.
• Wilson CT and Clebone A. Initial Assessment and Management of the Trauma Patient. Anesthesia for Trauma.
2014. 1-14
• Guidry C et.al. Initial assessment on the impact of crystalloids versus colloids during damage control
resuscitation. journal of surgical research 185 (2013) 294e299
• Jones DG. Et al. Crystalloid resuscitation in trauma patients: deleterious effect of 5L or more in the first 24h . Jones
et al. BMC Surgery. 2018. 18:93; 1-8
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai