Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 7

HIRSCHSPRUNG
ANGGOTA:
M. ALWAN SIDDIQ (J210170084)
SHYNTA WULAN AJI NURUL BAHARI (J210170110)
MUHAMMAD RIFA’I (J210170123)
ANIS APRILIA IBRAHIM (J210170136)
DWI ARIANI (J210170144)
AJENG LASTYANING PUTRI (J210170156)
APA ITU HIRSCHSPRUNG?
○ Penyakit Hirschsprung merupakan penyakit yang terjadi pada usus,
Pengertian dan paling sering pada usus besar (colon). Normalnya, otot pada
usus secara ritmis akan menekan feses hingga ke rectum. Pada
penyakit Hirschsprung, saraf (sel ganglion) yang berfungsi untuk
mengontrol otot pada organ usus tidak ditemukan. Hal ini
mengakibatkan feses tidak dapat terdorong, seperti fungsi
fisiologis seharusnya (Henna N, 2011).
○ Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach
Etiologi dalam lapisan dinding usus. Mulai dari spingter ani internus kearah
proksimal, 70% terbatas di daerah rectosigmoid, 10% sampai
seluruh kolon dan sekitarnya, dan 5% dapat mengenai seluruh
usus dan pilorus (Marches, 2008).
Tanda

Periode neonatus: Periode anak-anak:


Manifestasi Klinis
○ Pengeluaran ○ Konstipasi kronis
mekonium yang ○ Gagal tumbuh
terlambat
○ Malnutrisi
○ Muntah bilious (hijau)
○ Distensi abdomen
Gejala

○ Anemia dan tanda-tanda malnutrisi


Manifestasi Klinis ○ Perut membuncit
○ Terlihat gelombang peristaltik pada dinding abdomen
○ Pemeriksaan rectal touche (colok dubur) menunjukkan sfingter
anal yang padat/ketat
○ Tanda-tanda edema, bercak-bercak kemerahan khususnya di
sekitar umbilicus, punggung dan di sekitar genitalia ditemukan
bila telah terdapat komplikasi peritonitis (Kessman, 2008;
Lakhsmi, 2008).
○ Tidak adanya ganglion parasimpatik di submukosa (meissher) dan
Patofisiologi mienterik (aurbach) di kolon menyebabkan peristaltik usus
abnormal. Peristaltik usus abnormal menyebabkan konstipasi dan
akumulasi sisa pencernaan di kolon yang berakibat timbulnya
dilatasi usus sehingga terjadi megakolon dan pasien mengalami
distensi abdomen. Penumpukan sisa pencernaan yang semakin
banyak merupakan media utama berkembangnya bakteri. Apabila
tidak segera ditangani anak yang mengalami hal tersebut dapat
mengalami kematian (Dona L.Wong,1999: 2000).
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium (Darmawan K, 2004)


◦ Kimia darah
◦ Darah rutin
◦ Profil koagulasi
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologi (Betz et all., 2002)


◦ Foto polos abdomen
◦ Barium enema
Pemeriksaan Biopsi

Penatalaksanaan
Pre peratif
Diet
○ Pada periode preoperatif neonatus dengan penyakit Hirschsprung dapat
diberikan larutan rehidrasi oral sebanyak 15ml/kg berat badan tiap 3 jam
selama dilatasi rectal preoperatif dan irigasi rectal (Betz et all, 2002).
Terapi farmakologik
○ Terapi ini dimaksudkan untuk mempersiapkan usus atau untuk mencegah
komplikasinya yaitu dengan melalui serangkaian pemerikasaan dan
pemasangan irigasituba rectal dalam 24-48 jam sebelum pembedahan.
Operatif
Pembedahan
○ Pembedahan pada penyakit hirschprung dilakukan dengan tahap kolostomi
loop atau double–barrel sehingga tonus dan ukuran usus yang dilatasi dan
hipertrofi dapat kembali normal
Konservatif
○ Pada neonatus dengan obstruksi usus dilakukan terapi konservatif melalui
pemasangan sonde lambung serta pipa rectal untuk mengeluarkan mekonium
dan udara.
Operatif
Tindakan bedah sementara
○ Kolostomi dikerjakan pada pasien neonatus, pasien anak dan dewasa yang
terlambat didiagnosis, dan pasien dengan enterokolitis berat dan keadaan
umum memburuk. Kolostomi dibuat di kolon berganglion normal yang paling
distal (Betz et all, 2002).
Post operatif
Pada awal jangka masa post operatif pemberian makanan peroral dimulakan
segera untuk membantu penyesuaian (adaptasi usus) dan penyembuhan
anastomosis. Pemberian makanan rata-rata dimulai pada hari kedua setelah
operasi dilakukan dan pemberian nutrisi enteral secara penuh dimulakan pada
pertengahan hari keempat.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas
○ Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam, nomor register, dan diagnosis medis.
Riwayat kesehatan
○ Keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu,
riwayat kesehatan keluarga, riwayat nutrisi, riwayat tumbuh kembang.
Pemeriksaan fisik
○ Sistem integumen, respirasi, kardiovaskuler, penglihatan, gastrointestinal,
saraf, pendengaran, muskuloskeletal.
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan
Pre operatif
Diagnosa
No Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
1. Konstipasi traktus Setelah dilakukan tindakan a. Monitor tanda-tanda a. Mengetahui keadaan
gastrointestinal keperawatan 2 x 24 jam vital umum pasien
berhubungan dengan pasien tidak mengalami b. Berikan makanan b. Memudahkan peristaltik
penurunan motilitas konstipasi dengan kriteria yang lembut berserat dan meningkatkan
hasil: tinggi defekasi
a. Pasien dapat BAB c. Kolaborasikan c. Membantu merangsang
b. Tidak terdapat distensi dengan dokter peristaltik dengan
abdomen tentang pemberian perlahan/evakuasi feses
obat pelunak feses
Diagnosa
No Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan a. Monitor tanda-tanda a. Mengetahui kondisi umum
nyaman keperawatan 2 x 24 jam vital pasien
berhubungan nyeri berkurang/hilang b. Kaji tingkat nyeri b. Mengetahui tingkat nyeri
dengan gejala dengan kriteria hasil: c. Berikan tindakan dan menentukan langkah
terkait penyakit a. Skala nyeri turun kenyamanan: selanjutnya
b. Wajah pasien tampak menggendong, suara c. Membuat pasien merasa
rileks halus, ketenangan lebih nyaman, mengurangi
c. Pasien dapat d. Kolaborasikan dengan rasa nyeri secara non
beristirahat/tidur dengan dokter tentang farmakologis
cukup pemberian obat d. Mengurangi rasa nyeri
analgesik secara farmakologis
Diagnosa
No Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
3. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan a. Monitor tanda-tanda a. Mengetahui kondisi umum
volume cairan keperawatan 3 x 24 jam vital pasien
berhubungan risiko kekurangan cairan b. Monitor intake dan b. Sebagai pedoman untuk
dengan dapat diatasi dengan kriteria output penggantian cairan
kehilangan cairan hasil: c. Kolaborasikan dengan c. Membantu pemenuhan
aktif a. Keseimbangan intake dan dokter cairan melalui intra vena
output 24 jam tentang pemberian
b. Berat badan stabil cairan IV
c. Mata tidak cekung
d. Kelembaban membran
mukosa dan kulit normal
Diagnosa
No Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
4. Ketidakseimb Setelah dilakukan a. Kaji riwayat jumlah makanan/ a. Memberi informasi tentang
angan nutrisi: tindakan masukan nutrisi yang biasa kebutuhan pemasukan/
kurang dari keperawatan 2 x 24 dimakan dan kebiasan makan. difisiensi
kebutuhan jam nyeri b. Monitor turgor kulit. b. Mengkaji pasokan nutrisi
tubuh b.d berkurang/hilang c. Pantau / Timbang berat badan. yang adekuat
ketidakmamp dengan kriteria hasil: d. Anjurkan ibu untuk tetap c. Sebagai indicator langsung
uan a. Asupan makan memberikan ASI rutin. dalam mengkaji perubahan
mengabsorps meningkat e. Kolaborasikan dengan ahli gizi status nutrisi
i nutrient b. Berat badan pasien untuk menentukan jumlah d. Untuk mempertahankan
meningkat kalori dan nutrisi yang masukan nutrisi pada pasien.
c. Konjungtiva tidak dibutuhkan e. Untuk menambah masukan
anemis nutrisi yang baik bagi pasien
Post operatif
Diagnosa
No Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat dan a. Mengetahui tingkat nyeri
berhubungan keperawatan selama 3x24 karakteristik nyeri pasien
dengan jam diharapkan nyeri dapat b. Kontrol lingkungan yang b. Menurunkan rangsangan
prosedur berkurang dengan kriteria dapat mempengaruhi stress pada rasa nyeri.
bedah. hasil: nyeri c. Mengetahui keadaan umum
a. Pasien mampu mengenali c. Monitor vital sign pasien.
faktor dan penyebab d. Kolaborasi pemberian d. Mengurangi nyeri pasien
nyeri analgesik secara farmakologis
b. Pasien mengenali gejala
nyeri
c. Nyeri dapat berkurang
Diagnosa
No Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
2. Risiko infeksi Setelah dilakukan a. Ganti peralatan perawatan a. Mencegah penyebaran
tindakan keperawatan pasien sesuai protokol institusi virus dan bakteri.
selama 3x24 jam b. Anjurkan pengunjung untuk b. Mencegah penyebaran
diharapkan nyeri dapat mencuci tangan saat memasuki virus dan bakteri.
berkurang dengan dan meninggalkan ruang pasien c. Untuk mencegah
kriteria hasil : c. Pastikan teknik perawatan luka memperlama sembuhnya
a. Eliminasi usus yang tepat luka.
membaik d. Tingkatkan intake nutrisi yang d. Mempercepat sembuhnya
b. Intregitas jaringan tepat. luka.
membaik e. Ajarkan pasien dan keluarga e. Membantu menambah
c. Infeksi luka tidak ada mengenai bagaimana pengetahuan keluarga.
d. Cairan merembes dan menghindari infeksi.
drainase tidak ada
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai