Anda di halaman 1dari 14

Upaya Pencegahan HIV

• Suatu upaya untuk mencegah terjadinya penularan bagi orang yang


belum tertular dan membantu orang yang telah terinfeksi untuk tidak
menularkan kepada orang lain
Panduan Pelaksanaan Upaya
Pencegahan HIV
• Pencegahan yang meliputi aspek aspek promotif dan preventif
(skrining darah donor, promosi penggunaan kondom, profilaksis pasca
pajanan, dll)
• Penyebaran informasi tidak menggunakan gambar atau foto yang
menyebabkan ketakutan, stigma, dan diskriminasi
• Informasi perlu menekankan manfaat tes HIV dan pengobatan ARV
• Informasi perlu disesuaikan dengan budaya dan bahasa atau
kebiasaan masyarakat setempat
Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Faskes
• Bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dari infeksi
di Faskes
Panduan Pelaksanaan
Infeksi pada pajanan okupasional di layanan kesehatan dapat dicegah dengan mentaati
praktek pencegahan dan pengendalian infeksi yang standar, yaitu :
• Kebersihan tangan
• Alat Pelindung Diri (APD)
• Etika batuk/kebersihan pernafasan
• Penempatan pasien
• Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai, lingkungan, dan pengelolaan linen
• Praktik penyuntikan yang aman
• Praktik pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal punksi
• Perlindungan dan kesehatan karyawan dengan melaksanakan tatalaksana pasca pajanan
Tatalaksana Pasca Pajanan HIV
• Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi HIV pada pajanan
okupasional dan non-okupasional.
Panduan Pelaksanaan
• Cuci segera setelah terjadinya pajanan dan lakukan tindakan darurat pada
tempat pajanan
• Telaah pajanan (Cara pajanan, bahan pajanan, status infeksi sumber pajanan,
kerentanan)
• Tentukan terapi profilaksis pasca-pajanan (PPP) yang dibutuhkan
• Pencatatan
• Tes HIV atau anti HBs segera setelah terjadinya pajanan
• Tindak lanjut
• Evaluasi laboratorium
• Follow-up dan dukungan psikososial
Telaah Pajanan Untuk HIV
Tatalaksana Pajanan
• Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada yang berwenang yaitu
atasan langsung dan Komite PPI atau Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3). PPP dilakukan secepatnya (< 4 jam) dan tidak lebih dari 72
jam.
Bahan Berisiko Menularkan Infeksi
HIV
• Darah
• Cairan bercampur darah yang kasat mata
• Cairan yang potensial terinfeksi (semen, vagina, liquor serebrospinal,
sinovial, amnion)
• Virus yang terkonsentrasi
Pemberian Obat ARV Untuk PPP
• Dosis pertama PPP diberikan tidak lebih dari 3 kali 24 jam, dan jika
perlu, tanpa menunggu konseling dan tes HIV atau hasil tes dari
sumber pajanan.
• Langkah selanjutnya setelah dosis awal diberikan, adalah agar akses
terhadap keseluruhan pasokan obat PPP selama 28 hari dipermudah.
Langkah Dasar Tatalaksana Klinis
PPP HIV pada Kasus Pemerkosaan
• Menenangkan dan memberikan bantuan psikologis pada
• Melakukan visum
• Melakukan tes kehamilan
• Pemeriksaan IMS termasuk sifilis jika memungkinkan
• Memberikan obat IMS setidaknya untuk GO, klamidia dan sifilis
• Memberikan obat pencegah kehamilan dengan obat after morning
pill
• Memberikan ARV untuk PPP HIV
Tindak Lanjut
• Evaluasi laboratorium pada saat terpajan, 6 minggu, 3 bulan, dan 6
bulan setelahnya; tes HbsAg bagi yang terpajan dengan risiko
Hepatitis B
• Pencatatan
• Follow-up dan dukungan, termasuk tindak lanjut klinis atas gejala
infeksi HIV, Hepatitis B, efek samping obat PPP, konseling
berkelanjutan untuk kepatuhan terapi ARV, dsb.
Dosis Obat ARV untuk PPP HIV Bagi
Orang Dewasa dan Remaja
Paduan Obat ARV untuk PPP

Anda mungkin juga menyukai