Anda di halaman 1dari 30

PAPER

COMBUTIO

Disusun Oleh : KEPANITRAAN KLINIK SENIOR


1. Ela Mulyani
SMF ILMU PEDIATRIC
2. Elsa Ambarwati
3. Embun Suci Lestari
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
4. Evilia Medina Putri FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Pembimbing : MEDAN
dr. Nurdiani, Sp.A 2019
KULIT

Sebagai sawar mekanis antara lingkungan eksternal & jaringan dibawahnya, tetapi secara
dinamis juga terlibat dalam mekanisme pertahanan
Definisi

Combutio (Luka bakar) adalah suatu


bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak
dengan Sumber Panas
Etiologi

Cairan panas
Api
Listrik
Zat kimia
Radiasi
Fase Luka Bakar

1. FASE AKUT/FASE SYOK/FASE AWAL


- Kejadian/IRD
- Problem Pernafasan, Cairan, luka
2.FASE SUBAKUT
-Dalam perawatan
-Problem luka, infeksi, sepsis
3.FASE LANJUT
-Setelah berobat jalan
-Problem parut, kontraktur
Zona Kerusakan Jaringan
Diagnosis Luka Bakar

1. Luas luka bakar


2. Derajat (kedalaman) luka
bakar
3. Lokalisasi
4. Penyebab
Luas Luka Bakar

A. WALLACE
RULE OF NINE
Kepala 9% ------------------- 9%
Lengan 9% ------------------- 18%
Badan depan ------------------- 18%
Badan belakang ------------------ 18%
Tungkai 18% ------------------ 36%
Genitalia/perineum ------------------ 1%
JUMLAH ------------------ 100%
Derajat Luka Bakar
Luka Bakar Derajat I

 Kerusakan pada lapisan epidermis (superfisial)


 kulit hiperemik berupa eritem,
 tidak dijumpai bullae,
 terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik
teriritasi.
 Biasanya sembuh dalam 5-7 hari dan dapat
sembuh secara sempurna.
Luka Bakar Derajat II

 berupa reaksi inflamasi disertai proses


eksudasi.
 Terdapat bullae blister yang berisi cairan
eksudat
 nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik
teriritasi.
 Dibedakan menjadi 2 bagian:
a. Derajat II dangkal/superfisial (IIA)
b. Derajat II dalam/deep (IIB)
a. Derajat IIA (Dangkal) b. Derajat IIB (Dalam)

 Hampir seluruh bagian dermis


 Superfisial dermis.
 Organ-organ kulit (folikel
 Organ-organ kulit (folikel
rambut, kelenjar keringat,
rambut, kelenjar sebasea)
kelenjar sebasea) tinggal
masih banyak/baik.
sedikit.
 Penyembuhan spontan
 Penyembuhan terjadi lebih
dalam waktu 10-14 hari
lama( > 1 bulan) dan disertai
tanpa terbentuk sikatrik.
parut hipertrofi.
 Komplikasi jarang terjadi,
 Dapat berkembang menjadi
terkadang timbul infeksi
luka bakar derajat III.
sekunder pada luka.
 Bila luas, perlu skingraf
Luka Bakar Derajat III

 Kerusakan jaringan subkutan, otot dan tulang.


 Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar
berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai
berwarna hitam kering.
 Hilang sensasi rasa karena ujung-ujung saraf
sensorik rusak.
 Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi
epitelisasi spontan, pada kebanyakan kasus
dilakukan skin graft
Pembagian Luka Bakar
Luka Bakar Berat

 Derajat II-III > 20% pada usia < 10


Luka Bakar Sedang tahun atau >50 tahun

 Luas 15-25% Dewasa,  Derajat II-III > 25% selain usia


Luka Bakar Ringan
pada point pertama
 Luas 10-20%
▸Luas < 15% Dewasa Anak usia < 10 tahun/
▸Luas < 10% Anak & Usia  Mengenai; muka, telinga, tangan,
Dewasa > 40 tahun,
Lanjut kaki, dan perineum
▸Luas < 2% Segala usia  Derajat III < 10% pada
(tidak mengenai muka, Anak maupun Dewasa  Cedera Inhalasi; tanpa
tangan, kaki, dan perineum) Tidak mengenai; muka, memperhitungkan luas luka bakar
tangan, kaki & perineum
 Luka bakar listrik tegangan tinggi

 Pasien-pasien dengan resiko tinggi


Pemeriksaan Penunjang

▸Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


▸Urinalisis
▸Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
▸Analisis gas darah
▸Radiologi - jika ada indikasi ARDS
Penatalaksanaan
Terdapat prinsip terapi pada luka bakar yang dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Terapi Fase Akut
1. Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan penyebab luka bakar.
2. Menilai keadaan umum penderita: adanya sumbatan jalan nafas, nadi, tekanan
darah dan kesadaran (ABC):
-Bila terjadi obstruksi jalan nafas: Bebaskan jalan nafas
-Bila terjadi shock: segera infus tanpa memperhitungkan luas luka bakar dan
kebutuhan cairan (RL).
-Bila tidak shock: segera diinfus sesuai dengan perhitungan kebutuhan cairan.
3. Perawatan luka
-Luka dicuci dan dibersihkan dengan air steril dan antiseptic
-Bersihkan luka dengan kasa atau handuk basah, inspeksi tanda-tanda infeksi,
keringkan dengan handuk bersih dan re-dress pasien dengan
menggunakan medikasi topical.
 Obat- obat topikal yang digunakan untuk terapi luka bakar
seperti: silver sulfadiazine, contoh Silvaden, Burnazine,
Dermazine, dll.
 Kulit yang terkelupas dibuang, bulae (2-3 cm) dibiarkan
 Bula utuh dengan cairan > 5 cc dihisap, < 5 cc dibiarkan
 Pemberian antibiotic boardspectrum bersifat profilaksis.
 Berikan analgetik untuk menghilangkan nyeri dan antacid untuk
menghindari gangguan pada gaster.
 Berikan ATS untuk menghindari terjadinya tetanus
 Pasang catheter folley untuk memantau produksi urine pasien
 Pasang NGT (Nasogastric tube), untuk menghindari ileus
paralitic.
b. Terapi Fase Pasca Akut

 Perawatan luka
-Eschar  escharectom (Eschar : jaringan kulit yang
nekrose, kuman yang mati, serum, darah kering)
-Gangguan AVN distal karena tegang (compartment
syndrome) escharotomi atau fasciotomi
-Kultur dan sensitivity test antibiotika Antibiotika
diberikan
sesuai hasilnya
-Kalau perlu pemberian Human Albumin
 Keadaan umum penderita
 Diet dan cairan
PENANGANAN MENURUT
DURASI WAKTU a. Survey Primer

24 JAM PERTAMA (HARI 1) • Trauma inhalasi ? : anamnesa, suara serak


(stridor)→observasi selama 24 jam bila perlu
A pasang ET atau lakukan Trakheostomi

• Gangguan nafas karena Eschar yang melingkar


dada, Trauma Thorax dll→lakukan Escharotomi
B atau penanganan trauma thorax yang lain

• Dilakukan Resusitasi Cairan.


• Bila penderita Syok maka diatasi dulu syoknya dengan
infus RL diguyur sampai nadi teraba atau tekanan darah
C >90mmHg, kemudian lakukan resusitasi cairan.
• Cairan yang dibutuhkan dalam penanganan syok tidak
dihitung.
Resusitasi Cairan

Rumus Baxter
Anak
(RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x luas Luka Bakar (%) + kebutuhan
Dewasa faal
RL 4cc x kgBB x %luka bakar
+ dextran 500 – 1000 ml(sth 18 jam) Kebutuhan Faal :
<1 tahun : BB x 100 cc
1-3 tahun : BB x 75 cc
3-5 tahun : BB x 50 cc

• Hari Pertama separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam


pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
• Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama.
• Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
b. Survey Sekunder

 Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya.


Biasanya dihitung sebelum resusitasi cairan definitive
 NGTUntuk dekompresi penderita yang mengalami ileus
paralitik dan untuk memasukkan makanan
 Cuci luka NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep
(Dermazin) kemudian rawat luka secara tertutup
 Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas Darah tiap
24 jam
 Pemberian analgetika dan antibiotika
24 JAM KEDUA (HARI 2)

▸Cairan yang diberikan volumenya ½ dari hari pertama


▸Pemberian koloid/plasma ekspander sudah boleh dilakukan
▸Diet sudah mulai 8 jam pasca trauma bila tidak terjadi ileus,
melalui NGT
▸Perawatan luka dilakukan sesuai kebutuhan, biasanya setiap
hari
▸Hari ke 7 penderita boleh dimandikan
Terapi Luka Bakar Termal

1. Analgetik
▸Morfin sulfat, Demerol dan Vicodin
2. Anti Inflamasi Non steroid
▸Ibuprofen, naproxen, ansaid dan anaprox
3. Antibiotik Topikal
 Neo sporin digunakan untuk infeksi minor dan dioleskan ke kulit 1 – 3x sehari.
 Silvadene
-Golongan sulfa yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri atau
jamur.
-dioleskan menggunakan teknik steril ke tempat luka bakar dan tempat luka bakar
tersebut
harus dicuci bersih sebelum pemakaian.
-Hindari pemakaian pada wajah, tidak boleh digunakan pada neonatus, bayi berumur
kurang dari 2 tahun atau pada kehamilan trimester akhir.
Terapi Luka Bakar Kimia

1. Antibiotik
▸Silvadene : pencegahan infeksi pada luka bakar
derajat 2 dan 3. Dioleskan pada kulit 1 atau 2x sehari
dan semua obat yang diberikan sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum mengoleskan salep
baru.
▸Eritromicin salep (bacitracin) digunakan untuk
mencegah infeksi pada luka bakar yang terdapat di
bagian mata.
2. Analgetik
▸Morfin dan asetaminofen
3. Anti Inflamasi Non Steroid
▸Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan anaprox adalah
obat anti inflamasi yang digunakan untuk
menghilangkan nyeri ringan sampai sedang.
Terapi Luka Bakar Elektrik

Terapi Cairan
▸RL biasanya digunakan untuk terapi.
▹dihentikan apabila terdapat tanda-tanda
edema pulmo.
Osmosis diuretik
▸Manitol
▹diuretik osmosis yang tidak
dimetabolisme secara signifikan dan
melewati glomerulus tanpa direabsorpsi
oleh ginjal.
▹mengembalikan dan mempertahankan
urin output.
Pemberian Nutrisi

 2.500-3.000 kalori sehari dengan kadar protein tinggi


Protein tidak dapat menghentikan proses perusakan ini
akan tetapi protein penting untuk menyediakan bahan
untuk sintesis jaringan yang rusak atau hilang
 Beberapa vitamin yang penting adalah vitamin C dan E
bersama dengan zinc dapat membatasi kerusakan
oksidatif dan mempercepat penyembuhan luka.
 Kegagalan memenuhi kebutuhan ini dapat bermanifestasi
sebagai penyembuhan luka yang tidak sempurna,
penurunan BB dan penurunan fungsi kekebalan tubuh
Pembedahan

Prosedur bedah yang dapat menghilangkan jaringan parut dan mengganti


jaringan yang hilang pada korban luka bakar berat:
1. Dermabrasi
2. Skin graft
Komplikasi

 Gagal ginjal akut


 Gagal respirasi akut
 Syok
 Sepsis
 SIRS
 MODS
Prognosis

 Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka


bakar, luas permukaan badan yang terkena luka bakar,
adanya komplikasi
 Luka bakar minor dapat sembuh 5-10 hari tanpa adanya
jaringan parut.
 Luka bakar moderat dapat sembuh dalam 10-14 hari dan
mungkin menimbulkan luka parut.
 Luka bakar mayor membutuhkan lebih dari 14 hari untuk
sembuh dan akan membentuk jaringan parut.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai