Anda di halaman 1dari 11

PERIKANAN

4 Januari 2019

Eggi Septian P ǀ Rizki Wicaksono W ǀ Annisa Haryanti N ǀ Ayu Tantri W ǀ Dini Wulandari
nilai mencapai
USD2055,71 juta
Illegal
Fishing
Transnational
Organized Crime
(TOC) atau
kejahatan lintas
negara di industri
perikanan

• Efek negatif: Ekonomi, membahayakan lingkungan, menggerogoti


HAM, pendapatan negara berkurang, kejahatan transnasional
• Januari 2017- Oktober 2018: 633 kapal illegal fishing tertangkap, 336
kapal ikan berbendera indonesia, 267 kapal asing, 488 kapal
ditenggelamkan (KKP, 2018).
IUU
Illegal
kegiatan perikanan yang tidak sah Fishing
atau dilaksanakan bertentangan
dengan ketentuan perUU

kegiatan tidak melaporkan hasil


Unreported tangkapan atau tidak sesuai
dengan hasil sebenarnya

kegiatan penangkapan ikan pada


suatu area/ stok ikan yang belum
Unregulated diterapkan ketentuan pelestarian
dan pengelolaan
Landasan hukum
• Permen Kelautan dan Perikanan RI No. 37/ PERMEN-KP/2017 tentang
SOP penegakan hukum satgas pemberantasan illegal fishing .

• UU No. 32 Tahun 2014 tentang kelautan.

• UU No. 45 Tahun 2009 tentang perikanan.

• UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the sea)

• Permen nomor 56/2014 tentang moratorium izin untuk eks kapal


asing

• Permen nomor 57/2014 tentang larangan alih muat di tengah laut.


Faktor penyebab
• Kebijakan penghentian sementara/ moratorium penangkapan ikan
oleh negara tetangga.
• Masih banyak nelayan yang menganggap wilayah perairan Indonesia
sebagai bagian dari wilayah tangkapnya.
• Pengelolaan perikanan (fisheries management): Tingkat pemanfaatan
belum optimal.
• Penegakan hukum (law enforcement) masih lemah.
• Pelaku usaha perikanan: pengetahuan, skala usaha ekonomi
(mengejar kuantitas produksi).
• Masih terbatasnya kemampuan nelayan dalam memanfaatkan potensi
perikanan di wil Indonesia.
• Terbatasnya sarana dan
prasarana pengawasan
Solusi
Pemberantasan IUU
Penguatan lembaga pengawasan laut:
• Pembentukan Badan Keamanan Laut (Bakamala)
• Pengembangan sistem penindakan cepat dan terpadu
Penguatan sarana sistem pengawasan perikanan:
• Optimalisasi pelaksanaan pengelolaan ikan
• Meningkatkan dan menambah stasiun pengawas (radar)/ yang
terintegrasi dengan VMS (vessel monitoring system) di titik pintu masuk
kapal perikanan asing
• Peningkatan frekuensi pengawasan: menambah jumlah kapal patroli
dan koordinasi antar negara
Kebijakan:
• Peningkatan koordinasi dalam penanganan tindak pidana
• Peningkatan penertiban ketaatan kapal di pelabuhan perikanan
Mengubah paradigma berfikir antroposentrisme menjadi
ecosentrisme
Pelarangan transshipment di lautan terutama laut lepas untuk
mencegah TOC (40% terjadi di laut lepas)
Memperkuat kolaborasi global (keberhasilan penangkapan kapal
FV Viking dan STS-50)
Inovasi platform teknologi Global Fishing Watch (pengawasan SD
kelautan dan perikanan, transparasi data kapal perikanan)
Sanksi

Penenggelaman kapal

Pembekuan atau pencabutan


SIPI/SIKPI (Surat Izin Penangkapan
Ikan/Surat Izin Pengakutan Ikan)

Perampasan dan Pelelangan kapal


Healty ocean = Wealthy ocean
Susi Pudjiastuti

Anda mungkin juga menyukai