Anda di halaman 1dari 44

SURVEILANS PENYAKIT

BERBASIS LINGKUNGAN

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

DISAMPAIKAN PADA
PERTEMUAN ORIENTASI KLINIK SANITASI
BAGI PETUGAS KES LING KAB./KOTA
SEMARANG, 30 JUNI- 5 JULI 2014
POKOK BAHASAN

1. PENDAHULUAN
2. LAYANAN KLINIK SANITASI
3. SURVEILANS EPID KLINIK SANITASI
4. PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
5. PENUTUP
POKOK BAHASAN PERTAMA
PENDAHULUAN
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

LINGKUNGAN

DERAJAT
KETURUNAN KESEHATAN PERILAKU
MASYARAKAT

YANKES
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
SURVEILANS
SURVELANS adalah pengumpulan,
analisis dan intepretasi data kesehatan
secara sistematis dan terus menerus,
yang diperlukan untuk perencanaan,
implementasi dan evaluasi upaya
kesehatan masyarakat, dipadukan dng
diseminasi data secara tepat waktu
kepada pihak2 yang perlu mengetahui
(CDC, 1996). 6
PRINSIP DASAR SURVEILANS
PUBLIC HEALTH
SYSTEM YANKES
AUTHORITY

Reporting
Data Informasi

Analysis &
Evaluation Interpretation

Feedback
Action Keputusan

7
SURVEILANS EPIDEMILOGI
Pemberian
Pelaporan
Umpan balik

Pengumpulan Pengolahan Analisis Tidak


data data data

Kegiatan utama :
Apakah
1. Pengumpulan data investigasi
terus menerus dan diperlukan
sistematis
2. Analisis dan Ya

interpretasi Investi- Pengambilan


3. Pengambilan gasi di- keputusan
laksana
keputusan untuk -kan
melakukan tindakan
KEGUNAAN SURVEILANS (WHO, 2002)

1. Memprediksi dan menditeksi dini epidemi


(outbreak) masalah kesehatan
2. Memonitor, evaluasi dan memperbaiki program
pencegahan dan pengendalian penyakit
3. Sumber informasi untuk penentuan prioritas,
pengambilan kebijakan, perencanaan,
implementasi dan alokasi SD kesehatan
4. Monitoring kecenderungan pnykt endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa datang
5. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi
lebih lanjut.
9
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS

1.Kelengkapan laporan (90%)

2.Ketepatan laporan (80%)

3.Kecepatan laporan (< 24 Jam)

4. Responsif (< 24 Jam)

5. Evaluasi Input, Proses, Ouput


Ketetapan pelaksanaan Surveilans
 KepMenKes No. 479/MENKES/SK/X/2003
Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit
Menular dan Penyakit Tidak Menular
(Surveilans Terpadu Penyakit/STP)
 Ruang Lingkup asal pelaporan:
1. STP berbasis Puskesmas
2. STP berbasis Rumah Sakit
3. STP berbasis Laboratorium
4. STP berbasis KLB
5. STP berbasis Puskesmas Sentinel
6. STP berbasis Rumah Sakit Sentinel
RUANG LINGKUP PENYAKIT

1. SE Penyakit Menular
2. SE Penyakit Tidak Menular
3. SE Kesehatan Lingkungan
4. SE Masalah Kesehatan
5. SE Kesehatan Matra
SISTEM KEWASPADAAN DINI
SURVEILANS

Cepat
TANGGAP

derteksi
DINI

tidak perlu terjadi


POKOK BAHASAN KEDUA
LAYANAN KLINIK SANITASI
LAYANAN KLINIK SANITASI
(Aspek Surveilans)
PELAYAYAN
INFORMASI
MASYARAKAT
PROGRAM
PELAYANAN
PUSKESMAS
BIMBINGAN MENURUNNYA
PENYULUHAN PELKES PROMOTIF, PENYAKIT
FASTEKNIS OLEH PREVENTIF BERBASIS
PETUGAS KURATIF LINGKUNGAN
PUSKESMAS
PASIF DAN AKTIF
DALAM DAN LUAR
GEDUNG

PETUGAS
PUSKESMAS
DAN MASY
KOMUNIKASI SURVEILANS
KLINIK SANITASI
TERPADU LINPRO ,
LINSEK DLM PROGRAM
PEMBERANTASAN
PENYAKIT DAN
PENYEHATAHAN LINGK
DENGAN
MEMBERDAYAKAN MASY
MENINGKATKAN MENURUNNYA
PENGETAHUAN, PENYAKIT
KESADARAN BERBASIS
PERLU MASYARAKAT UNTUK LINGK DAN
DIBANGUN MEWUJUDKAN LINGK MENINGKAT
BERSAMA DAN PERILAKU HIDUP NYA KONDISI
PHBS LINGK SEHAT
MENINGKATKAN
PENGETAHUAN,
KESADARAN
MASYARAKAT DLM
MENANGGULANGI
PENYAKIT BERBASIS
LINGKUNGAN DENGAN
SUMBER DAYA YANG ADA
POKOK BAHASAN KETIGA
SURVEILANS EPID KLINIK SANITASI
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
KLINIK SANITASI

Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari


program pelayanan puskesmas
PASIEN
1. Dapat mengetahui penyebab sakitnya
2. Mampu melakukan pencegahan terhadap
berbagai penyakit akibat lingkungan
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
KLINIK SANITASI

PETUGAS
1. Dapat mengetahui gaya hidup pasien dan
kondisi lingkungan pasien  Kunjungan
rumah dengan 4 langkah SANITASI
2. Dapat memberikan saran yang tepat
sasaran, waktu, manfaat kepada pasien
dengan masalah yang dihadapi
3. Dapat menyusun rencana intervensi
perbaikan lingkungan
POKOK BAHASAN KEEMPAT
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

1. ISPA dan Diare


2. Selain : Malaria, DBD, Filariasis,
TB Paru, Cacingan, Penyakit kulit,
Keracunan dan Keluhan akibat
lingkungan kerja yang tidak sehat
dan keracunan bahan kimia dan
pestisida
PENYAKIT LINGKUNGAN
BERBASIS WILAYAH

1. Water borne deseases


2. Air borne deseases
3. Vektor borne deseases
4. Food borne deseases
 Peningkatan iklim global ( global
warming), perkembangbiakan
nyamuk,kepadadatan hunian, eksploitasi
terhadap lingkungan biologis, kimia, fisis
dan sosial
FAKTOR RISIKO (Aspek Sanitasi)
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

1.Belum terpenuhi kebutuhan air bersih


masyarakat
2. Pemanfaatan jamban yang masih rendah
3. Tercemarnya tanah, air dan udara
karena limbah rumah tangga, limbah
industri, limbah pertanian, limbah
transportasi dan kondisi lingkungan fisik
FAKTOR RISIKO (Aspek Sanitasi)
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

1.Belum terpenuhi kebutuhan air bersih


masyarakat
2. Pemanfaatan jamban yang masih rendah
3. Tercemarnya tanah, air dan udara
karena limbah rumah tangga, limbah
industri, limbah pertanian, limbah
transportasi dan kondisi lingkungan fisik
DIARE

Ditandai dengan perut mulas,


meningkatnya frekuensi buang ait besar ,
konsentrasi tinja yg encer  bervariasi
tergantung dari tingkat keparahannya serta
jenis penyebabnya  Golongan virus dan
patogen  Cyclospora cayetanensis, total
koliform  E coli, E aurescens, E freundli, E
intermedia, Aerobacter aerogenes
FAKTOR RISIKO (Aspek Sanitasi)
PENYAKIT DIARE

1.Penyediaan air yang tidak memenuhi


syarat kesehatan  Giunakan air dari
sumber terlindung, pelihara ,tutup sarana
terhindar dari pencemaran
2. Pembuangan kotoran tidak saniter 
buang air besar, tinja di jamban,
3. Perilaku tidak higienis  cuci tangan
sebelum sesudah makan, sesudah
buang air besar, dll
INTERVENSI FAKTOR RISIKO (Aspek Sanitasi)
PENYAKIT DIARE

1. Perbaikan sanitasi lingkungan dan


pemberantasan vektor secra langsung
2. Perbaikan sanitasi diharapkan
mengurangi tempat perindukan lalat 
jaga kebersihan kandang hewan,
pengelolaan sampah yang sehat, buang
air besar di jamban, PHBS
ISPA

Infeksi saluran pernafasan akut meliputi


saluran pernafasan bagian atas dan saluran
pernafasan bagian bawah yang
berlangsung selama 14 hari,  bakteri
streotococcus pneumonia, hemophilus
influensa, Asap dapur, sirkulasi udara yang
tidak sehat
FAKTOR RISIKO (Aspek Sanitasi)
PENYAKIT ISPA

1.Tingkat hunian rumah padat  satu


kamar dihuni tidak lebih dari 2 orang atau
sebaliknya luas kamar lebih atau sama
dengan 8 m2/jiwa, Plesterisasi lantai rumah
2. Ventilasi rumah/dapur tidak memenuhi
syarat kesehatan selalu membuka
pintu/jendela terutama pagi hari,
memperluas ventilasi, menembah
ventilasi
TUBERCULOSIS

Batuk berdahak lebih dari 3 minggu


penyebab penyakit kuman mikrobakterium
tuberkulosis  penularan melalui udara 
penderita berbicara, meludah, batuk, bersin
 kuman TBC terhirup oleh orang lain
yang berada di dekat penderita
FAKTOR RISIKO (Aspek Sanitasi)
PENYAKIT TUBERCULOSIS

1.Tingkat hunian rumah padat  satu


kamar dihuni tidak lebih dari 2 orang atau
sebaliknya luas kamar lebih atau sama
dengan 8 m2/jiwa, Plesterisasi lantai rumah
2. Ventilasi rumah/dapur tidak memenuhi
syarat kesehatan selalu membuka
pintu/jendela terutama pagi hari,
memperluas ventilasi, menembah
ventilasi
DEMAM BERDARAH DENGUE

Virus dengue yang dituarkan oleh nyamuk


aedes aegypti  berkembang biak pada
penampungan air bersih  ember, drum,
bak mandi, tempat minum burung, vas
bunga, kaleng bekas yang berisi air bersih
dll, Alamiah  lubang pohon, lubang batu,
pelepah daun, tempurung kelapa potongan
bambu yang dapat menempung air hujan
dll
PENULARAN

(Vector borne deseases) Ditularkan melalui


gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang sudah mengadung virus
Dengue.

Aedes aegypti sebagai vektor utama.


Lebih menyukai berkembang biak pada
tempat penampungan air di dalam rumah
FAKTOR RISIKO (Aspek Sanitasi)
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Lingkungan rumah / ventilasi kurang


baik
2. Lingkungan sekitar rumah tidak terawat
(merupakan faktor risiko penyakit DBD)
KLB CHIKUNGUNYA JAWA TENGAH 2013
JUMLAH KEJADIAN : 28 KEJADIAN, JUMLAH PENDERITA: 1.192,
JUMLAH KEMATIAN: 0
Jml kejadian : 3 kali
Jml penderita: 588
Jml kejadian : 1 kali Jepara
Jepar
Jml kematian : 0
Jml penderita: 120 a Pati
Jml kematian : 0
Kud Remba
Kota Kota Pekalongan
us ng
Brebes Demak Blora
Tegal Batan
PekalongagBat KendaKota
Tegal Pemalang
n ang l Semarang
Kab Grobog
Pekalongan an
Semarang
Temanggu
ng Salatig
a
JABAR

Cilaca Purbl Bj negara Wonosob Kab. Mgl Sragen


p g o Mag
Banyum
elan Surakarta
as Kota Mgl Boyolal S Kr.any
Kebum g
i KlatenRSukoharj
ar

JATIM
en Purwor Magel K
ejo ang o
DI. Yogyakarta
Jm kejadin : 1 kali
Jm kejadin : 4 kali Jml penderita : 18
Jml penderita : 95 Jml meninggal: 0 Wonogiri
Keterangan : Jml meninggal: 0

Jm kejadin : 7 kali
Jml penderita : 107
Tidak ada lap W1 Jml meninggal: 0
Jm kejadin : 12 kali
Jml penderita : 264
Jml meninggal: 0
Ada lap W1
35
KLB DIARE JAWA TENGAH 2013
JUMLAH KEJADIAN : 8 KEJADIAN, JUMLAH PENDERITA: 157,
JUMLAH KEMATIAN: 4 (CFR:2,5%)
Jml kejadian : 1 kali
Jml penderita: 2 Jepara
Jepar
Jml kematian : 2
a Pati
Kud Remba
Kota Kota Pekalongan
us ng
Brebes Demak Blora
Tegal Batan
PekalongagBat KendaKota
Tegal Pemalang
n ang l Semarang
Kab Grobog
Pekalongan an
Semarang
Temanggu
ng Salatig
a
JABAR

Cilaca Purbl Bj negara Wonosob Kab. Mgl Sragen


p g o Mag
Jm kejadin : 1 kali Banyum
elan Surakarta
Jml penderita : 29 as Boyolal S Kr.any
Kebum g Mgl
Kota KlatenRSukoharj
Jml meninggal: 0
i ar

JATIM
en Purwor Magel K
ejo ang o
Jm kejadin : 1 kali
Jml penderita : 17
Jm kejadin : 1 kali
DI. Yogyakarta
Jml meninggal: 0
Jml penderita : 51
Jm kejadin : 1 kali
Jml penderita : 5
Jml meninggal: 0 Wonogiri
Keterangan : Jml meninggal: 1
Jm kejadin : 1 kali
Jml penderita : 25
Tidak ada lap W1 Jm kejadin : 1 kali
Jml meninggal: 0
Jm kejadin : 1 kali
Jml penderita : 1 Jml penderita : 27
Jml meninggal: 1 Jml meninggal: 0
Ada lap W1
36
KLB HEPATITIS A JAWA TENGAH 2013
JUMLAH KEJADIAN : 9 KEJADIAN, JUMLAH PENDERITA: 164,
JUMLAH KEMATIAN: 0

Jml kejadian : 1 kali Jepara


Jepar
Jml penderita: 26 a Pati
Jml kematian : 0
Kud Remba
Kota Kota Pekalongan
us ng
Brebes Demak Blora
Tegal Batan
PekalongagBat KendaKota
Tegal Pemalang
n ang l Semarang
Kab Grobog
Pekalongan an
Semarang
Temanggu
ng Salatig
a
JABAR

Cilaca Purbl Bj negara Wonosob Kab. Mgl Sragen


p g o Mag
Banyum Jm kejadin : 1 kali
elan Surakarta
as Kota Mgl Boyolal S Kr.any Jml penderita : 17
Kebum g
KlatenRSukoharj
Jml meninggal: 0
i ar

JATIM
en Purwor Magel K
Jm kejadin : 2 kali ejo ang o
Jml penderita : 26
Jml meninggal: 0 DI. Yogyakarta
Jm kejadin : 1 kali
Jm kejadin : 1 kali Jml penderita : 23
Jml penderita : 11 Jml meninggal: 0 Wonogiri
Keterangan : Jml meninggal: 0

Jm kejadin : 1 kali
Jml penderita : 23
Tidak ada lap W1 Jml meninggal: 0
Jm kejadin : 2 kali
Jml penderita : 38
Jml meninggal: 0
Ada lap W1
37
KLB CAMPAK TAHUN 2013
Jumlah kejadian : 27,Positif campak : 1,Positif rubela : 14
Tersangka campak : 12
JEPARA

PATI
KUDUS REMBANG
DEMAK
BATANG
BREBES
TEGAL KENDAL KOTA SMG
PKLONGAN GROBOGAN BLORA
PEMALANG

CILACAP PBLG BJNGR TMG


SRAGEN
KAB SMG
BANYUMAS WNSB
BOYOLALI
MGL KRANYAR
KEBUMEN
PWREJO KLATEN SKHJ
D.I.Y
Campak WONOGIRI
Rubela
Tersangka campak
KLB KERACUNAN MAKANAN DI JAWA TENGAH
TAHUN 2013
Jepara
Pati

Kota Pkl SEMARANG Kudus Rembang


Kota Tegal
Demak
Brebes Batang Blora
Tegal Pmlg Kendal
Grobogan

Bjngr
Banyumas Wnsb Kab. Smg Sragen
Kota. Mgl
(2)
Solo
Kr.anyar
Klaten
Kebumen Pwjo Skhj
Wonogiri

KERACUNAN MAKANAN (23 Kab/Kota)

KERACUNAN MAKANAN
MENINGGAL : Banjarnegara (1 org),
Tidak ada/ tidak laporan keracunan
DISTRIBUSI ANGKA KESAKITAN DBD
DI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Jateng= 45,52/100.000 pddk Jepara


Jepara
Target = < 20/100.000 pddk Pati
Kudus Rembang
Kota
Brebes KotaTegal Pekalongan Demak
Kota Semarang Blora
Batang Kendal
Pekalongan Bata
Tegal Pemalang ng
Pekalongan Kab Semarang Grobogan
Temanggung

JATIM
Salatiga
Purblg
Cilacap Bj negara WonosoboKab. Mgl Sragen
JABAR

Banyumas Magel
Kota MglBoyolali
ang Surakarta
Kr.anyar
Kebumen
Klaten
PurworejoMagelan Sukoharjo
g
DI. Yogyakarta
Wonogiri

Keterangan :
Incident Rate > 20/100.000 pddk
Incident Rate < 20/100.000 pddk
RENCANA KERJA TERPADU P2PL 40
2014
PENYEBARAN KASUS LEPTOSPIROSIS
DI JAWA TENGAH TAHUN 2013
Jateng 2013 : 156 kasus
CFR : 10,88
Jepara
Jepara
Pati
Kota Kota Pekalongan Kudus Rembang

Tegal Kota Demak


Brebes Pekalonga
Batang Blora
n Bata Kendal Smg
Tegal Pemalang ng Grobogan
Pekalongan Kab Semarang
Temanggung
Purblg Banjarnegara
JABAR

Wonosob Kab. Salatig Sragen

JATIM
a Sragen
Banyumas o Mgl
Magel
Kota. Mgl Boyolali
Cilacap ang Surakarta
S Kr.anya
Kebumen R
Klaten rKr.Anyar
Purworejo Magelan K
Sukoharjo
g
DI. Yogyakarta Wonogiri

Keterangan :

Wilayah Leptospirosis
RENCANA KERJA TERPADU P2PL 41
Skh
2014
j 41
CAKUPAN PENEMUAN ISPA
DI JAWA TENGAH TAHUN 2013

JEPARA

PATI
KUDUS REMBANG
DEMAK
BREBES BATANG
TEGAL KENDAL KOTA SMG GROBOGAN
PEMALANGPKLONGAN BLORA

CILACAP PBLG BJNGR TMG


WNSB KAB SMG SRAGEN
BANYUMAS
BOYOLALI
MGL KRANYAR
KEBUMEN
PWREJO KLATEN SKHJ
D.I.Y
= >30 %
WONOGIRI
= > 20 % - < 30 %
= < 20 %

RENCANA KERJA TERPADU P2PL 42


2014
POKOK BAHASAN KELIMA
PENUTUP
MOHON MA’AF HAL HAL YANG KURANG BERKENAN

NKRI

Anda mungkin juga menyukai