Laras yang manis berusia 3 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas Kemuning dengan demam dan
terdapat ruam makulovesikulor yang gatal pada muka, tungkai dan tubuhnya. Ibu mengatakan
bahwa 3 hari yang lalu mereka baru kembali dari Ibukota Kabupaten. Dalam perjalanan pulang
Laras sudah mulai demam. Keesokan harinya muncul ruam merah pada tangan, muka yang
menjalar keseluruh tubuhnya. Dokter Puskesmas mendiagnosis Laras menderita Varicella atau
cacar air, yang sebelumnya kasus serupa tidak ada. Memang Laras belum menderita varicella
dan belum pernah mendapatkan vaksinasi varicella.
Pada kunjungan rumah, Petugas Puskesmas menemukan Adit, kakak Laras yang berusia 5 tahun
serta ayah Laras juga tengah menderita demam. Bahkan ayah merasa sakit di daerah dada
sebelah kanan yang menjalar dari bagian sisi kanan atas ke arah medial bawah. Dokter
mendiagnosis Adit mungkin tertular Varicell, sedangkan ayah menderita Herpes Zoster. Di
rumah-rumah lain yang terletak bersebelahan dengan runah Laras juga ditemukan anak-anak
dengan gejala sama.
Keluarga Laras tinggal di desa Mulia, salah satu desa dari 5 desa yang terletak di wilayah kerja
Puskesmas Kemuning. Desa Mulia berpenduduk sangat padat karena terletakk di dekat pabrik
pengolahan rotan. Jumlah penduduk 535 orang. Rumah-rumah di desa Mulia rata-rata
berukuran 4x6 meter, dengan penghuni minimal 8 orang, yang terdiri dari ibu, bapak, anak-anak
dan anggota keluarga yang lain
Kata Kunci:
1. Laras 3 tahun, 3 hari yang lalu naru pulamg dari Ibukota kabupaten
2. Demam, ruam makulovasikuler yang gatal pada mukam tungkai dan tubuhnya.
3. Belum pernah menderita varicella dan ayah menderita Herpes Zoster
4. Ditemukan gejala yang sama di lingkungan sekitar
5. Lingkungan tempat tinggal yang padat dan dekat pabrik pengolahan rotan
6. Luas rumah dan jumlah penghuni tidak seimbang
7. Jumlah penduduk 535 orang
8. Pukesmas Kemuning memiliki wilayah kerja mencakup 5 desa
Pertanyaan
1. Termasuk KLB atau wabahkah dari skenario ini(Definisi, Klasifikasi, Perbedaan) serta
menghitung attack rate. Case dan fatality case!
2. Jelaskan aspek klinis dari Varicella dan Herpe Zoster
3. Bagaimana cara melakukan penyelidikan wabah dan upaya penanggulangan wabah pada
skenario?
4. Apa rencana kerja pemerintah untuk desa tersebut untuk menanggulangi wabah
tersebut?
5. Bagaimana memonitoring dan evaluasi program kerja?
6. Bagaimana cara menggerakan potensi masyarakat untuk revitalisasi posyandu dalam
mencapai kecamatan sehat?
7. Bagaimana alur pelaporan wabah?
8. Bagaimana rencana kerja puskesmas dan melibatkan lintas sektoral masyarakat?
1.Termasuk KLB atau wabahkah dari
skenario ini(Definisi, Klasifikasi,
Perbedaan) serta menghitung attack
rate. Case dan fatality case!
Bentuk-Bentuk Wabah
Wabah
Common Propagated
Source Source
Epidemic Epidemic
•Penyakit unutk
•Hanya untuk penyakit menular
menular •Kejadian bencana lam
•Ditetapkan oleh yang disertai wabah
Menkes Dirjen P2PL •Ditetapkan oleh Kepala
Daerah setempat
ISTILAH DALAM WABAH
A = tanpa gejala
B = penyakit ringan
C = penyakit sedang
D = penyakit berat
E = mati
PATOGENITAS
Jumlah Kasus
PATOGENITAS = ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Jumlah yang terinfeksi
B+C+D+E
PATOGENITAS = ───────
A+B+C+D+E
VIRULENSI
D+E
VIRULENSI = ───────
B+C+D+E
CASE FATALITY RATE = CFR
Jumlah Kasus Fatal
CFR = ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Jumlah Semua Kasus
E
CFR = ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
B+C+D+E
Tujuan khusus :
• Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab
penyakit .
• Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB,
• Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan
• Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB
• Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang
beresiko akan terjadi KLB (CDC, 1981; Bres, 1986)
NO LANGKAH-LANGKAH PENYIDIKAN KLB
1 Persiapan penelitian lapangan.
2 Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB.
3 Memastikan Diagnosis Etiologis
4 Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5 Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu dan tempat.
6 Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera
(jika diperlukan)
7 Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8 Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB
9 Merencanakan penelitian lain yang sistimatis
10 Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan.
11 Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan
komplikasi.
12 Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi kesehatan
setempat dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
LAPORAN PENYELIDIKAN KLB
• Pendahuluan
menggambarkan peristiwa dan keadaan yang
menyebabkan dimulainya penyelidikan
• Latar Belakang
menguraikan secara singkat keadaan yang melatar-
belakangi masalah (segi geografis, politis, ekonomi)
• Uraian tentang upaya yang dilakukan
Hipotesis yang hendak diuji, metode, sumber informasi,
cara penemuan kasus, pemastian diagnosis, penggunaan
kelompok kontrol, besar dan cara pengambilan sampel
LAPORAN PENYELIDIKAN KLB
• Hasil penelitian
Tabulasi kasus menurut O-T-W, kurva epidemik, spot
map, hasil laboratorium
• Analisis data dan kesimpulan meneria atau menolak
hipotesis
• Tindakan penanggulangan
• Uraian tentang dampak penting yang terjadi
• Saran di masa depan perbaikan sistem surveilans
dan penanggulangan di masa depan
2. Jelaskan aspek klinis dari Varicella
VARICELLA
Penyakit ini di masyarakat dikenal dengan sebutan Cacar Air. Varicella adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dan sangat menular, terutama terjadi pada anak-anak. Penyakit ini harus dibedakan dengan
penyakit Cacar (Variola) yang memiliki angka kematian cukup tinggi. Secara klinis penyakit ini ditandai
dengan adanya erupsi vesikuler pada kulit atau selaput lendir. Walaupun manifestasinya ringan, tapi pada
anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna, penyakit ini dapat menjadi berbahaya.
Sifat-sifat virus penyebab Varicella
Secara morfologis identik dengan virus Herpes Simplex. Virus
ini dapat berbiak dalam bahan jaringan embrional manusia. Virus yang infektif mudah dipindahkan oleh
sel-sel yang sakit. Virus ini tidak berbiak dalam binatang laboratorium. Pada cairan dalam vesikel
penderita, virus ini juga dapat ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat diukur
dengan tes ikatan komplemen, presipitasi gel, netralisasi atau imunofluoresensi tidak langsung terhadap
antigen selaput yang disebabkan oleh virus.
Gambaran klinis
Masa inkubasi Varicella biasanya 14 s/d 21 hari. Perasaan tidak enak badan dan
demam adalah gejala-gejala paling dini, dan segera diikuti oleh ruam, yang mula-mula pada badan, dan
kemudian pada wajah, anggota badan, dan selaput lendir pipi dan faring. Sampai 3-4 hari setelah gejala-
gejala tersebut, komplikasi jarang terjadi. Angka kematian jauh kurang dari 1% pada kasus tanpa
komplikasi. Pada Varicella neonatal (karena kontak bayi dengan ibu pada saat kelahiran) angka kematian
dapat mencapai 20%. Anak-anak dengan penyakit defisiensi kekebalan tubuh, atau yang memperoleh
obat imunosupresor, atau obat sitotoksik mempunyai resiko tinggi terkena Varicella berat dan kadang
fatal.
Kekebalan Infeksi
Varicella akan meninggalkan kekebalan seumur hidup terhadap infeksi Varicella
berikutnya.
Pencegahan
Pencegahan terutama dianjurkan pada anak-anak dengan imunodefisiensi atau imunosupresi,
menggunakan Imunoglobulin G dengan titer antibodi spesifik yang tinggi pada plasma yang dikumpulkan
dari penderita konvalesen (penyembuhan) penyakit Herpes Zoster (GIVZ). GIVZ tidak mempunyai nilai
terapi jika diberikan setelah penyakit Varicella mulai timbul.
Epidemiologi
Varicella dengan mudah menyebar melalui droplet serta kontak dengan kulit. Varicella
sering merupakan penyakit epidemik pada anak-anak, dengan insidens tertinggi pada anak usia 2-6 tahun,
walaupun bisa juga ditemukan penderita dewasa.
Terapi
Terapi yang biasanya dilakukan adalah terapi suportif untuk peningkatan kondisi sistem kekebalan
tubuh dan terapi untuk mencegah infeksi sekunder (infeksi penyakit lain yang menyusul infeksi oleh suatu
penyakit) akibat lesi/luka dari vesikel-vesikel yang timbul.
Pengawasan
Karena sifat Varicella yang sangat mudah menular, maka perlu dilakukan usaha untuk
mencegah kontak dengan penderita Varicella. Vaksin Varicella hidup yang dilemahkan sudah berhasil
dikembangkan dan dicobakan pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena menderita penekanan
sistem imun ataupun yang telah kontak dengan Varicella. Vaksin terutama bermanfaat dalam mencegah
penyebaran Varicella pada anak- anak dengan resiko tinggi untuk tertular. Sejumlah masalah dapat pula
timbul dengan penggunaan vaksin ini bagi manusia sehat. Kepekaan yang meningkat akibat kekebalan
singkat oleh karena vaksin ini, pada orang dewasa dapat menyebabkan penyakit menjadi lebih berat. Vaksin
yang digunakan harus dapat memberikan kekebalan yang sesuai dengan kekebalan alamiah tubuh.
3. Bagaimana cara
melakukan penyelidikan
wabah dan upaya
penanggulangan wabah
pada skenario?
KERANGKA PENYELIDIKAN WABAH
1. Menegakkan diagnosis dan mengidentifikasi penyebab penyakit
klinis dan laboratoris
2. Memastikan bahwa terjadi KLB / wabah
3. Menggambarkan kasus-kasus dalam KLB / wabah menurut variabel O-T-
W (dengan spot map, kurva) Penelitian deskriptif
4. Identifikasi sumber penyebab penyakit, cara penularan dan populasi
berisiko rumuskan hipotesis
5. Buktikan kebenaran hipotesis Penelitian analitik
6. Susun laporan : penyebab, upaya pembe-rantasan yang dilakukan,
rekomendasi pencegahan di masa datang
7. Upaya penangulangan wabah
1.MENEGAKKAN DAN MEMASTIKAN
DIAGNOSIS
Kedokteran merupakan ilmu yang tidak pasti penyakit dapat salah
diagnosis
Yang dilaporkan mungkin bukan kasus, ttp tersangka atau orang dg sindroma
lain
8+10+13 + 9 + 9 + 1 5 + 10 + 8 + 11 + 13 + 14 + 14
Rerata = ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ = 11 orang SD = 3
12
BATAS WABAH = 11 + 2 (3) = 17 orang
PEDOMAN
MENETAPKAN WABAH
1. Kesakitan / kematian meningkat ≥ 3x selama ≥ 3 kurun waktu
berturut-turut
2. Jumlah penderita baru meningkat ≥ 2x dibandingkan rerata
sebulan sebelumnya
3. Rerata bulanan penderita baru meningkat ≥ 2x dibandingkan
rerata tahun sebelumnya
4. CFR dalam 1 bulan meningkat ≥ 2x dibandingkan CFR tahun
seblmnya
5. Terdapat ≥ 1 penderita/kematian di daerah yang telah bebas
selama 4 mgg berturut-turut
6. Kesakitan / kematian karena keracunan
7. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular yang
sebelumnya tidak ada
3. MENGGAMBARKAN WABAH
MENURUT VARIABEL O – T – W
• Variabel Waktu buat kurva epidemik
Kapan periode waktunya variasi musiman,
tahunan, trend, jam / hari
Apa jenis KLB ini : common source atau
propagated ?
• Variabel Tempat buat spot map
Distribusi kasus menurut : tempat tinggal, tempat
kerja atau tempat lain ?
Berapa attack rate ?
MENGGAMBARKAN WABAH
MENURUT VARIABEL O – T – W
• Variabel Orang :
Berapa angka serangan menurut golongan
umur dan jenis kelamin ?
Golongan umur dan jenis kelamin manakah
yang risiko sakitnya paling tinggi atau paling
rendah ?
Dalam hal apa lagi karakteristik kasus-kasus
berbeda secara bermakna (ras, status
perkawinan, pekerjaan) ?
Angka serangan menurut Jenis Pekerjaan
Mereka yang berusia 13 tahun keatas (yang belum pernah menderita ata mendapat
vaksinasi cacar air) harus mendapat 2 dosis minimal dalam jarak waktu 28 hari.
Tidak boleh dilakukan vaksinasi jika pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa
terhadap gelatin/agar-agar, antibiotik neomycin atau dosis vaksinasi cacar air sebelumnya
Mereka yang sedang sakit ringan atau parah, jadwal vaksinasi harus menunggu sampai
sembuh sebelum mendapatkan vaksinasi cacar
Wanita hamil jangan mendapatkan vaksinasi sampai melahirkan. Jangan sampai hamil
dalam wktu 1 bulan setelah mendapatkan vaksinasi cacar air.
Menderita HIV/AIDS, atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Mereka yang baru menjalani transfusi darah atau mendapat produk darah lainnya harus
menanyakan kapan waktu yang tepat diberikan vaksinasi cacar air
5. Evaluasi dan Monitoring
Program Kesehatan
Evaluasi Program Kesehatan
• Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni evaluasi
terhadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil program dan evaluasi
terhadap dampak program.
b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni
sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya meningkatnya cakupan
imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.
c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program itu mempunyai
dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-program kesehatan
ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat.
Misalnya menurunnya angka kematian bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak balita,
menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya.
Monitoring Program Kesehatan
• Dalam program kesehatan masyarakat, disamping evaluasi juga dilakukan
monitoring atau pemantauan program. Monitoring dilakukan sejalan dengan
evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan,
baik waktunya maupun jenis kegiatannya.
• Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi tetapi hanya
mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan
yang direncanakan, dilakukan koreksi. Demikian pula apabila terjadi
ketidakcocokan antara penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana)
dengan yang direncanakan, dilakukan pembetulan. Oleh sebab itu, dalam
prakteknya monitoring atau pemantauan ini kadang-kadang diidentikkan dengan
evaluasi proses dari suatu program.
Sumber :
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.
ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
6. Bagaimana cara menggerakan
potensi masyarakat untuk revitalisasi
posyandu dalam mencapai
kecamatan sehat?
Membuat beberapa program di
posyandu:
1.Melakukan imunisasi lengkap
2.Melakukan beberapa penyuluhan:
- Pemberian imuniasai
- Pemberian ASI
- Pengetahuan tentang tumbuh
kembang
- Kebersihan lingkungan
7. Bagaimana alur pelaporan wabah?
ALUR PELAPORAN
Petugas Surveilans melaporkan kepada Kepala Puskesmas bahwa ada
peningkatan kasus
↓
Puskesmas melakukan P.E.
(Penyelidikan Epidemiologi)
↓
Pemegang Program bersama-sama dengan Kepala Puskesmas dan
Kepala Desa
memimpin Penyelidikan Wabah
↓
Puskesmas membuat laporan
↓
Diteruskan ke Dinas Kes. Kabupaten
↓
Kepala Dinas Kes. Kab. bersama dg Ka Seksi P2PL melapor dan
melakukan advocacy kepada Bupati
↓
Bupati mengadakan pertemuan dengan Ka Dinas Kes, Bappeda, Sektor
terkait untuk menentukan anggaran Pengendalian Wabah
8. Bagaimana rencana kerja puskesmas
dan melibatkan lintas sektoral
masyarakat?
Strategi operasional program kerja
• 1. Peningkatan advokasi untuk memperkuat komitmen penentu
kebijakan di
• Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional.
• 2. Pengembangan kelompok kerja surveilans epidemiologi
• 3. Pengembangan sumber daya manusia surveilans epidemiologi
• 4. Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi
• 5. Peningkatan jejaring surveilans epidemiologi
• 6. Peningkatan pemanfaatan teknologi komunikasi informasi
elektromedia
• yang terintegrasi dan interaktif
• 7. Peningkatan kemampuan surveilans epidemiologi bagi setiap
tenaga
• profesional kesehatan
• 8. Penyediaan anggaran, sarana dan prasarana