Pengubahan
Perilaku
Baerbasis
Kognitif
Dasar-dasar Intervensi
Kelompok 2
M. Fachrul Inaz
Fatih Zuhrinuha. S
Husnul Nisrina
Mardlotillah Sabilillah
Sejarah
Cognitive Therapy dari Beck ini memiliki banyak kesamaan dengan Rational
Emotive Therapy, dalam hal pendekatan aktif, direktif, terpusat pada masa kini,
dan terstruktur. Ia menekankan upaya terapi pada teknik mengenali dan
merubah pikiran negatif sekaligus sistem kepercayaan yang maladaptif (kaku)
Biodata singkat Aron T Beck
Lahir di Providence, Rhode Island
pada tanggal 18 Juli 1921
– Aaron Beck dikenal sebagai ‘Bapak dari Terapi Kognitif’. Beck mengembangkan
terapi kognitif dengan suatu pemikiran bahwa pengalaman-pengalaman yang
dialami oleh seorang individu menghasilkan sebuah kognisi atau pemikiran-
pemikiran.
Triad Kognitif Depresi
1. Kapasitas
klien dalam memandang dan
memahami diri sendiri dan sekelilingnya
Tujuan
Penjadwalan Kegiatan
Penghentian pikiran
Self Talk
Teknik Konseling cognitive therapy
Afirmasi
Diari Kejadian
Menulis Surat
Bermain Peran
Biblioterapi
Sejarah singkat Rational Emotive
Semula metode ini kurang diterima
oleh kalangan terapis, karena upaya
Therapy
merasionalisasi emosi dianggap
sebagai tindakan yang tidak Pendahulu teori
menghargai klien. Namun dengan Cognitive Behavior
meningkatnya keterlibatan unsur
kognitif, melalui restrukturasi fungsi Albert Ellis
kognitif dan ketrampilan memecahkan 1913 - 2007
masalah, model terapi ini mulai dapat
diterima dan dipergunakan dalam Tujuan
psikoterapi.
Terapis diharapkan dapat membantu klien
untuk menyelesaikan emosi negatifnya
Rational Emotive
Therapy
Prinsip dasar terapi ini adalah menekankan proses belajar
dalam melatih ketrampilan untuk mengguncang pola pikir yang
irasional, mengembangkan pola pikir yang rasional, serta
mempelajari cara yang lebih efektif dalam mengatasi
masalah atau gangguan emosinya.
Dengan menempatkan kondisi emosi yang lebih rasional klien
diharapkan dapat menampilkan perilaku yang rasional dan
masalah gangguan menjadi lebih ringan atau bahkan sembuh
total.
Menurut Ellis manusia cenderung berbicara pada diri sendiri, menilai diri sendiri dan defensive.
Mereka mulai bermasalah dalam emosi dan tingkah laku ketika mereka tertarik untuk
memenuhi kebutuhan tertentu dan membuat kesalahan dengan menganggap kebutuhan
tersebut sebagai mutlak dipenuhi.
Kata-kata ‘harus’, ‘mesti’, ‘berhak’, ‘menuntut’, ‘perintah’, dan sejenisnya akan meningkatkan
keinginan seseorang untuk menjadi dogmatis dan irasional. Pola piker yang tidak rasional dan
tidak logis akan menimbulkan gangguan perasaan dan selanjutnya menghasilkan gangguan
tingkah laku pula
Kasus