Anda di halaman 1dari 15

Teori

Pengubahan
Perilaku
Baerbasis
Kognitif
Dasar-dasar Intervensi
Kelompok 2

M. Fachrul Inaz
Fatih Zuhrinuha. S

Husnul Nisrina
Mardlotillah Sabilillah
Sejarah

Terapi Cognitive Behavior dikembangkan oleh beberapa ahli, antara lain


Albert Ellis dengan Rational Emotive Therapy, Aaron T. Beck dengan
Cognitive Therapy, Donald Meichenbaum dengan Cognitive Behavior
Modification, dan Arnold Lazarus dengan Multimodal Therapy.
Sumbangan yang tidak kalah berharga diberikan pula oleh Michael
Mahoney, Vittorio Guidano dan Giovanni Liotti (Oemarjoedi, 2003:15).
SEJARAH

Menurut Oemarjoedi (2003:17) Cognitive Therapy Aaron T. Beck menyebut aliran


teorinya sebagai Cognitive Therapy (CT), dimana ia mengembangkan teori ini pada
kasus-kasus depresi yang kemudian berkembang pada kasus kecemasan dan
phobia, serta berlanjut pada kasus-kasus gangguan kepribadian

Cognitive Therapy dari Beck ini memiliki banyak kesamaan dengan Rational
Emotive Therapy, dalam hal pendekatan aktif, direktif, terpusat pada masa kini,
dan terstruktur. Ia menekankan upaya terapi pada teknik mengenali dan
merubah pikiran negatif sekaligus sistem kepercayaan yang maladaptif (kaku)
Biodata singkat Aron T Beck
Lahir di Providence, Rhode Island
pada tanggal 18 Juli 1921

Beck adalah anak bungsu dari empat


saudara kandung yang terlahir dari
imigran Yahudi Rusia.

Beck menikah dengan Phyllis W.


Beck dan dikaruniai 4 anak.

lulusan dari bidang medis sekolah


kedokteran di Yale Medical School
pada tahun 1946.
Teori Aron T Beck

– Aaron Beck dikenal sebagai ‘Bapak dari Terapi Kognitif’. Beck mengembangkan
terapi kognitif dengan suatu pemikiran bahwa pengalaman-pengalaman yang
dialami oleh seorang individu menghasilkan sebuah kognisi atau pemikiran-
pemikiran.
Triad Kognitif Depresi

a. Pandangan negatif tentang diri sendiri – seperti “Saya tidak


mampu, tidak diinginkan, tidak berharga”
b. Pandangan negatif tentang dunia – seperti “Dunia terlalu
banyak menuntut dan hidup ini seperti pertarungan tak
berkesudahan”
c. Pandangan negatif tentang masa depan – seperti “Dalam hidup
selalu ada penderitaan dan itu terjadi kepada saya saat ini dan di
masa depan saya”
COGNITIVE THERAPY

• PENDEKATAN TERAPI KOGNITIF


- Beck banyak menemukan pada kasus klinis yang ditanganinya bahwa
banyak karakteristik pola pikir yang menyimpang (pola pikir negatif
terhadap diri dan sekitarnya).
- Beck memfokuskan pada pikiran otomatis (pikiran secara langsung muncul
dr klien ketika menghadapi suatu kejadian) dengan teori kognitifnya.
- Kognitif terapi yaitu suatu intervensi dalam rangka meningkatkan fungsi
kognitif yang diinginkan dan perubahan pada kognitif yang tidak diinginkan.
- Terapi ini dapat membantu menghentikan pola pikiran negatif dan
membantu penderita melawan depresi, karena terapi ini bertujuan untuk
mengubah pikiran negatif menjadi positif, mengetahui penyebab perasaan
negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan diri pribadi.
- Menurut Beck bahwa : Cara seseorang merasa dan bertindak sangat
dipengaruhi oleh cara ia memandang dan memahami suatu
kejadian/pengalaman. (pikiran otomatis + keyakinan)
- Ex : berkenalan dengan orang baru
- Beck menekankan tentang “Distorsi Kognitif” yaitu klien dengan gangguan emosi
cenderung memiliki kesulitan berpikir logis yang menimbulkan gangguan pada
kapasitas pemahamannya.
- Gangguan Emosi = kesulitan berpikir logis = gangguan pd kapasitas pemahaman
(salah paham).
• Distorsi Kognitif (pola pikir negatif) antara lain :
1. All or nothing thingking (semua atau tidak sama sekali)
2. Pola pikir over generalization
3. Pola pikir mental filter
4. Pola pikir mendiskualifikasi positif
5. Pola pikir loncat ke kesimpulan
6. Pola pikir magnification dan minimization
7. Pola pikir memberi cap atau label
8. Personalization
Prinsip dasar

1. Kapasitas
klien dalam memandang dan
memahami diri sendiri dan sekelilingnya

2. Merubah pola pikir agar memperoleh


cara pandang yang lebih positif terhadap
diri sendiri dan sekelilingnya

Tujuan

merubah cara pandang klien melalui pikiran otomatisnya


dan memberi ide untuk merestrukturisasi pikiran negatif
dan kepercayaan yang maladaptif.
Teknik Konseling cognitive therapy
Secara umum, teknik-teknik yang digunakan dalam konseling kognitif Beck digunakan untuk
mengubah kognisi klien yang tidak realistic menjadi lebih realistic. Beberapa teknik tersebut
menurut Seligman (2006), antara lain:

Penjadwalan Kegiatan

Imajeri mental dan emosional

Modeling tertutup dan modelling terbuka

Penghentian pikiran

Diversions atau Distraction

Self Talk
Teknik Konseling cognitive therapy
Afirmasi

Diari Kejadian

Menulis Surat

Systematic assessment of alternatives

Reframing and relabeling

Bermain Peran

Biblioterapi
Sejarah singkat Rational Emotive
Semula metode ini kurang diterima
oleh kalangan terapis, karena upaya
Therapy
merasionalisasi emosi dianggap
sebagai tindakan yang tidak Pendahulu teori
menghargai klien. Namun dengan Cognitive Behavior
meningkatnya keterlibatan unsur
kognitif, melalui restrukturasi fungsi Albert Ellis
kognitif dan ketrampilan memecahkan 1913 - 2007
masalah, model terapi ini mulai dapat
diterima dan dipergunakan dalam Tujuan
psikoterapi.
Terapis diharapkan dapat membantu klien
untuk menyelesaikan emosi negatifnya
Rational Emotive
Therapy
Prinsip dasar terapi ini adalah menekankan proses belajar
dalam melatih ketrampilan untuk mengguncang pola pikir yang
irasional, mengembangkan pola pikir yang rasional, serta
mempelajari cara yang lebih efektif dalam mengatasi
masalah atau gangguan emosinya.
Dengan menempatkan kondisi emosi yang lebih rasional klien
diharapkan dapat menampilkan perilaku yang rasional dan
masalah gangguan menjadi lebih ringan atau bahkan sembuh
total.

Menurut Ellis manusia cenderung berbicara pada diri sendiri, menilai diri sendiri dan defensive.
Mereka mulai bermasalah dalam emosi dan tingkah laku ketika mereka tertarik untuk
memenuhi kebutuhan tertentu dan membuat kesalahan dengan menganggap kebutuhan
tersebut sebagai mutlak dipenuhi.
Kata-kata ‘harus’, ‘mesti’, ‘berhak’, ‘menuntut’, ‘perintah’, dan sejenisnya akan meningkatkan
keinginan seseorang untuk menjadi dogmatis dan irasional. Pola piker yang tidak rasional dan
tidak logis akan menimbulkan gangguan perasaan dan selanjutnya menghasilkan gangguan
tingkah laku pula
Kasus

Anda mungkin juga menyukai