Anda di halaman 1dari 35

PENDIDIKAN

PANCASILA
(di Perguruan Tinggi)

DR..RUSLAN RENGGONG, SH., MH


Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis Pendidikan Pancasila
 Proses sejarah pembentukan bangsa Indonesia
(Prasejarah, Kerajaan Kuno, Kerajaan Islam, penja-
jahan, perjuangan kemerdekaan, kemerdekaan
dstnya)
 Sejarah Perumusan Pancasila sebagai dasar negara
(sejak sidang BPUPKI I hingga sekarang)
2. Landasan Kultural
 Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa Indonesia
yang merupakan suatu pandangan hidup, tujuan
hidup bersama dalam suatu negara, yang setiap
bangsa memiliki ciri khas tersendiri.
3. Landasan Filosofis
 Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis
bangsa Indonesia, merupakan suatu keharusan moral untuk
secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Landasan juridis
 Pembukaan UUD 1945 alinea II (Cita-cita bangsa Indonesia)
dan alinea IV ( tujuan dan aspirasi kemerdekaan)
 UU No. 20 tahun 2003 ttg Sidiknas
 PP No. 60 tahun 1999 tentang Dikti Pasal 13 ayat (2)
 SK Ditjen Dikti No. 265/DIKTI/kep/2000 (Penyempurnaan
Kurikulum)
 SK Ditjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2002 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian
Tujuan Pendidikan Pancasila

1.Tujuan Nasional bangsa Indonesia


 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan banga
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD 1945
alinea keempat)
2. Tujuan Pendidikan Nasional
 Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
 beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
 berakhlak mulia
 sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
 menjadi WN yg demokratis serta bertanggungjawab
Tujuan Pendidikan Pancasila
 Mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku
yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan
YME dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai
golongan agama kebudayaan dan beraneka ragam
kepentingan , perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan perorangan dan golongan sehingga
perbedaan pemikiran, diarahkan pada perilaku yang
mendukung upaya mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia(SK Ditjen Dikti No.
265/DIKTI/Kep./200)
Pendidikan Pancasila bertujuan menghasilkan
peserta didik bersikap dan berperilaku :
1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
2. berperikemanusian yang adil dan beradab
3. mendukung persatuan bangsa
4. mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan
individu maupun golongan
5. mendukung upaya untuk mewujudkan suatu
keadilan sosial dalam masyarakat
 Kompetensi pendidikan Pancasaila bertujuan untuk
menguasai
 a. kemampuan berpikir
b. bersikap rasional
c. dinamis
d. berpandangan luas sebagai manusia intelektual
e. mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan
untuk mengambil sikap bertanggungjawab sesuai
hati nuraninya
f. mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
cara-cara pemecahannya
g. mengenali perubahan-perubahan dan
perkembangan ipteks
h. memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya
bangsa guna menggalang persatuan Indonesia
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
TONGGAK-TONGGAK SEJARAH
PEJUANGAN BANGSA

Abad VII-XVI

Unsur-unsur yang
Abad VII-XVI Kerajaan Majapahit terdapat dalam
Pacasila, telah
ada sebagai asas
yang menjiwai
bangsa Indonesia.
Hanya saja belum
Menjadi tonggak sejarah dirumuskan scara
karena pada waktu itu konkret.
Indonesia sudah memenuhi
syarat-syarat sebagai bangsa
yang mempunyai negara
A. Kronologis Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
1. Kejayaan zaman Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan-kerajaan
Islam
2. Perjuangan bangsa sebelum abad XX
3. Perjuangan nasional
4. Kronologis Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
5. Perjuangan mempertahankan dan mengisi Kemerdekaan
 Periode 1945-1949 -> Revolusi Fisik (UUD 1945)
 Periode 1949-1950 -> RIS (Konstitusi RIS 1949)
 Periode 1950-1959 -> Demokrasi Liberal (UUDS 1950)
 Periode 1959-1966 -> Demkrs Terpimpin, Orla (UUD 1945)
 Periode 1966-1998 -> Orde Baru (UUD1945)
 Periode 1998- sekarang -> Reformasi (UUD 45 amandemen)
6. Proses perumusan dan Pengesahan Pancasila dasar
negara
Kronologis perumusan Pancasila
Sidang BPUPKI Pertama ( 29 Mei – 1 Juni 1945)
Tampil 3 orang menyampaikan usul dasar negara :
a). Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Dalam Pidatonya ia mengusulkan :
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan (A.Permusyawaratan, B. Perwa-
kilan, C. Kebijaksanaan)
Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial)
Pada akhir pidatonya ia menyerahkan naskah :
 Ketuhanan Yang Maha Esa
 Kebangsaan, Persatuan Indonesia
 Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
 Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Inonesia
b. Prof Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
Ia mengemukakan teori-teori negara :
1). Teori Negara Perorangan (Individualis)/-
Hobbes, Rousseau, H.Spencer, Laski
2). Paham Negara Kelas (Class theory)/Marx
Engels, Lenin
3). Paham Negara Integralistik/Spinoza, Adam
Muller,Hegel
c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ia mengusulkan dasar negara :
 Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
 Internasionalisme (Peri kemanusiaan)
 Mufakat (Demokrasi)
 Kesejahteraan sosial
 Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang
berkebudayaan)
Lima prinsip tersebut agar diberi nama “Pancasila”.
Lima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila yang
meliputi : a. Sosio nasionalisme, 2) Sosio Demokrasi,
dan 3) Ketuhanan.
Ia juga mengusulkan “Tri Sila” dapat diperas menjadi
“Eka Sila” yang intinya “gotong royong”
2. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)
Ada penambahan 6 anggota baru BPUPKI
Panitia Kecil telah menghasilkan rancangan dasar
negara (Piagam Jakarta):
I. Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
II. Kemanusiaan yangadil dan beradab
III. Persatuan indonesia
IV. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
V. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
4. Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)
- Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi
Pembukaan UUD 1945 (dari Piagam
Jakarta ada perubahan pada sila pertama)
- Menetapkan rancangan hukum dasar, yang
kemudian menjadi UUD
- Memilih Presiden dan Wapres pertama
- Menetapkan berdirinya KNIP sbg badan
musyawarah darurat
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
“philein” = cinta
“sophos” = hikmah, kebijaksanaan, wisdom
Filsafat  Cinta kebijaksanaan
Cabang-cabang Filsafat Yang Utama
1. Metafisika, membahas tentang yang bereksistensi di
balik fisis, meliputi bidang ontologis, kosmologi dan
antropologi
2. Epistimologi, berkaitan dengan persoalan hakikat
pengetahuan
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakekat
metode dalam ilmu pengetahuan
4. Etika, berkaiatan dengan moralitas, tingkah laku
manusia
5. Estetika, betrkaitan dengan persoalan hakekat
keindahan
B. Rumusan Kesatuan sila-sila Pancasila Sebagai
suatu Sistem
* Pancasila yang terdiri atas lima sila pada
hakikatnya merupakan suatu sitem filsafat
* Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yang : saling berhubungan, saling bekerja
sama, untuk suatu tujuan tertentu, dan
secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh.
Ciri-ciri suatu sistem :
1. Suatu kesatuan bagian-bagian

2. Bagian-bagian mempunyai fungsi sendiri

3. Saling berhubungan dan ketergantungan

4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk


mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang
kompleks
Jadi Pancasila yang terdiri atas bagian-
bagian, yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila
pada hakikatnya :
* merupakan suatu asas sendiri
* fungsi sendiri-sendiri
Namun secara keseluruahan merupa-
kan suatu kesatuan yang sistematis.
Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila
bersifat Organis
• Isi Sila-sila Pacasila merupakan suatu asas peradaban
• Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk
tunggal
• Bersumber pada hakikat manusia “monopluralis”:
- susunan kodrat, jasmani rohani
- sifat kodrat, individu- makhluk sosial
- kedudukan kodrat, pribadi berdiri sendiri-makhluk
Tuhan YME
Susunan Pancasila Bersifat Hirarchis, Berbentuk
Piramidal
1. Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila
menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam
luasnya, dan isi sifatnya merupakan peng-
khususan dari sila-sila di mukanya.
2. Sila I menjadi basis dari Sila II, III,IV dan V
3. Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan,
serta berkeadilan sosial, sehingga setiap sila
terkandung sila-sila lainnya.
Amandemen
Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Lima Prinsip Dasar Kesepakatan MPR
Dalam Perubahan UUD 1945
 Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
 Tetap mempertahankan susunan negara
kesatuan
 Mempertegas sistem presidensiil
 Meniadakan Penjelasan UUD 1945 dan
memasukkan hal-hal normatifnya ke dalam
pasal-pasal UUD 1945
 Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara
adendum
Ciri-ciri Presidensiil
a. Kepala Negara menjadi Kepala Peme-rintahan
b. Pemerintah tidak bertanggung jawab kepada
parlemen (DPR), Pemerintah dan parlemen
adalah sejajar
c. Menteri-menteri diangkat dan bertang-gung
jawab kepada Presiden
d. Legislatif dan eksekutif sama-sama kuat
Ciri-ciri parlementer
 Kepala Negara tidak berkedudukan sebagai
kepala pemerintahan karena ia lebih bersifat
simbol nasional (pemersatu bangsa)
 Pemerintah dilakukan oleh sebuah Kabinet yang
dipimpin oleh seorang Perdana Menteri
 Kabinet bertanggung jawab kepada dan dapat
dijatuhkan oleh parlemen melalui mosi.
 (Karena itu) kedudukan eksekutif lebih rendah
dari parlemen.
Amandemen UUD 1945
Amandemen UUD 1945 telah terjadi
sebanyak empat kali. Perubahan pertama
tahun 1999. Perubahan Kedua tahun 2000.
Perubahan Ketiga tahun 2001 dan
Perubahan Keempat tahun 2002
Mengapa Pembukaan UUD 1945
Tidak Boleh Di Ubah ?
 Dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung nilai-
nilai Pancasila dan cita-cita bangsa Indonesia.
 Pilihan Sistem Perubahan UUD 1945.
 Persoalan keabsahan naskah UUD 1945 yang
akan diubah.
Sistem Perubahan UUD 1945
 Sistem yang dianut negara Eropa Kontinental,
yakni jika terjadi perubahan UUD maka yang
diberlakukan adalah UUD yang baru secara
keseluruhan,termasuk Pembukaan
 Sistem yang dianut negara Anglo Saxon, yakni
jika terjadi perubahan maka UUD yang asli tetap
berlaku. Perubahan terhadap UUD merupakan
bagian atau dilampirkan dalam UUDnya.
Naskah UUD 1945

 Naskah UUD 1945 berdasarkan Berita Republik


Indonesia Tahun II No. 7 Tahun 1946.
 Naskah UUD 1945 berdasarkan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 75 Tahun 1959.
Alasan dilakukan amandemen
 Alasan filosofis = UUD adalah hasil buatan ma-
nusia. Oleh karena itu tidak sempurna.
 Alasan Historis = UUD 1945 bersifat sementara.
 Alasan yuridis = MPR belum pernah menetap-
kan UUD 1945.
 Alasan Substantif = Peran eksekutif terlalu be-
sar.
Implikasi Amandemen UUD 1945
Terhadap Sistem Ketatanegaraan RI
1. Kelembagaan Negara
 Secara garis besar pasca amandemen UUD 1945 lembaga-
lembaga negara dapat dibagi menjadi dua kategori. Yang pertama
dari segi yuridis dan kedua dari segi teori.
2. Hubungan Tata Kerja antara Presiden dan DPR.
3. Pemilihan dan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
4. Hubungan antar lembaga negara
5. Perubahan Pada Struktur UUD 1945.
6. Lembaga Negara Baru.
TEMA MAKALAH INDIVIDU

1. Upaya mewujudkan tujuan Pendidikan Pancasila


2 Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan Bangsa Indonesia
3 Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
4 Pancasila sebagai sitem filsafat
5 Pancasila sebagai etika politik
6 Pancasila sebagai ideologi Nasional
7 Pancasila dalam konteks ketetanegaraan Republik Indonesia
8 Pancasila sebagai paradigma dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
9 Islam dan Pancasila
10 Amandemen Undang-undang Dasar 1945
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai