Anda di halaman 1dari 7

PATERNALISME DALAM TINDAKAN MEDIS

Dionisius Felenditi

Bagian Filsafat Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Manado


Dosen luar biasa Filsafat-Etika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstract: In an ethical context, paternalism means any act that limits someone’s freedom,
without his/her consent, for the purpose of either preventing the person from doing himself
any harm, or carrying out something positive in a way that can not be achieved by
himself/herself. The principle of paternalism must be distinguished from the harm principle.
The principle of paternalism says that one’s freedom may be limited if one will inflict the
harm on oneself due to one’s attitude, or will not be able to achieve something beneficial for
himself/herself. Meanwhile, the harm principle says that someone’s freedom may be limited if
the purpose is to protect another person from the harm inflicted by the first party. In medical
service sector, paternalism causes conflicts between the principle of beneficence and the
principle of autonomy. This is evident if a doctor takes a certain medical action based on the
principle of beneficence without giving any information to the competent patient, or the
doctor gives the information only to the family. In this situation, there is no informed consent.
However paternalism can not cause conflict between these two ethical principles if the patient
is not autonomous, so that he/she is not competent to make a decision that can be justified.
Keywords: paternalism, patient, doctor, competent

Abstrak: Dalam konteks etika, paternalisme dimaksudkan setiap tindakan yang membatasi
kebebasan seseorang tanpa persetujuannya, yang bertujuan mencegah terjadinya kerugian
baginya, atau melakukan sesuatu yang baik, yang tidak dapat diperolehnya dengan cara lain.
Prinsip paternalisme perlu dibedakan dengan prinsip kerugian. Prinsip paternalisme
mengatakan bahwa kebebasan seseorang boleh dibatasi, jika orang itu akan merugikan dirinya
sendiri karena kelakuannya sendiri, atau tidak akan memperoleh sesuatu yang sangat baik bagi
dirinya. Sedangkan prinsip kerugian mengatakan bahwa kebebasan seseorang boleh dibatasi
untuk melindungi orang lain dari kerugian. Di bidang pelayanan medis, paternalisme dapat
menimbulkan konflik antara prinsip berbuat baik dan prinsip otonomi bila dokter mengambil
tindakan medis tertentu atas dasar prinsip berbuat baik (the principle of beneficence) tanpa
memberi informasi kepada pasien yang kompeten, atau hanya menyampaikannya kepada
pihak keluarga. Dalam kondisi seperti ini tak ada informed consent atau informed choice dari
pihak pasien, dan paternalisme ini tak dapat dibenarkan. Namun terdapat situasi di mana
paternalisme tidak menimbulkan konflik antara kedua prinsip etika ini, yakni apabila pasien
memang tidak otonom sehingga tidak kompeten untuk mengambil suatu keputusan rasional
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kata kunci: paternalisme, pasien, dokter, kompeten

Paternalisme dalam tindakan medis dewasa muncul seiring dengan kesadaran manusia
ini menjadi problem karena penerapannya akan otonominya yang berhak menentukan
dalam hubungan dokter-pasien cenderung diri sendiri (self/auto-determination). Da-
mengorbankan salah satu prinsip penting lam hubungan dokter-pasien sikap pater-
dalam etika biomedis yaitu prinsip otonomi nalistis dinyatakan dalam sikap dokter yang
(the principle of autonomy). Problem ini tidak memberi informasi yang dibutuhkan

162
Felenditi, Paternalisme dalam Tindakan Medis 163

kepada pasien menyangkut tindakan medis yang baik, yang tidak dapat diperolehnya
yang hendak ditempuh sehingga di sini dengan cara lain. Kalimat ini boleh diang-
tidak ada informed consent atau informed gap sebagai definisi paternalisme sebagai-
choice. Persoalannya, apakah paternalisme mana dimaksudkan dalam konteks pelayan-
di bidang pelayanan medis selalu salah, pa- an medis.1,2
dahal sikap paternalistis ini sesungguhnya The Oxford English Dictionary meng-
bersumber dari prinsip etika biomedis yang artikan paternalisme sebagai sikap meng-
lain yaitu prinsip berbuat baik (the principle abaikan keinginan atau tindakan seseorang
of beneficence)? Apakah terdapat kondisi atas dasar prinsip kebaikan. Jika keinginan
tertentu dari pasien yang membolehkan atau tindakan seseorang tidak bersumber
dokter mengambil sikap paternalistis tanpa dari suatu putusan yang bebas (autonomous
melanggar prinsip otonomi? Dalam konteks choice) namun mengekspresikan maksud-
ini terdapat pihak-pihak tertentu yang cen- nya (intention), maka sikap mengabaikan
derung menghormati otonomi pasien de- keinginan atau tindakannya adalah sikap
ngan intervensi persuasif bilamana pasien paternalistik yang dapat dibenarkan. “Inter-
memilih tindakan yang merugikan dirinya, vensi paternalistik” tidak selalu berarti
sementara yang lain cenderung melindungi pengabaian prinsip otonomi. Dalam banyak
pasien terhadap kemungkinan munculnya kasus secara moral dapat dibenarkan pem-
konsekuensi yang merugikan dari pilihan batasan kebebasan seseorang bila peng-
mereka. Intervensi dokter dalam peng- gunaan kebebasannya dapat mengakibatkan
ambilan keputusan itulah yang menjadi pro- kerugian bagi orang lain. Prinsip ini dikenal
blem paternalisme. sebagai prinsip kerugian (the harm prin-
ciple).3
PENGERTIAN “PATERNALISME”
Kata “paternalisme” berasal dari kata PRINSIP KERUGIAN
sifat bahasa Latin “paternalis”, yang berarti Tindakan paternalistis diambil berda-
“kebapaan” atau “sebagai seorang bapak”. sarkan prinsip paternalistis. Prinsip pater-
Dasar kata ini adalah kata Latin “pater” nalistis mengatakan bahwa kebebasan sese-
yang berarti “bapak”. Karena itu pater- orang boleh dibatasi, jika orang itu akan
nalisme dipakai untuk setiap tingkah laku merugikan dirinya sendiri karena kelakuan-
yang memperlakukan seseorang seolah-olah nya sendiri atau tidak akan memperoleh
dia seorang anak. Paternalisme berpegang sesuatu yang sangat baik bagi dirinya.
teguh pada semboyan “father knows best”, Dalam hal ini prinsip paternalistis harus
dan pernah menjadi judul suatu seri film dibedakan dengan prinsip kerugian (the
televisi terkenal di Amerika Serikat. Istilah harm principle), yang juga membatasi
ini dilatarbelakangi suasana patriarkal, kebebasan seseorang. Prinsip kerugian
karena hanya memikirkan tingkah laku mengatakan bahwa kebebasan seseorang
seorang bapak. Sebetulnya parentalisme boleh dibatasi untuk melindungi orang lain
adalah istilah yang lebih tepat (berasal dari terhadap kerugian. Misalnya, berdasarkan
parens, orang tua). Namun karena istilah prinsip kerugian seorang pasien dengan
paternalisme sudah terlanjur digunakan, ma- gangguan jiwa dapat dikurung dalam klinik
ka cukuplah bila kita menyetujui bahwa bila tingkah lakunya menimbulkan bahaya
seorang wanita pun dapat bertindak dengan untuk orang lain. Cukup banyak aturan dan
cara amat paternalistis.1 undang-undang yang sebenarnya didasarkan
Dalam konteks etika, kata paternalisme atas prinsip paternalistis. Contoh yang ber-
biasanya dipakai dalam arti lebih sempit laku umum ialah peraturan menggunakan
yang menunjukkan setiap tindakan yang helm untuk pengemudi sepeda motor atau
membatasi kebebasan seseorang tanpa per- menggunakan sabuk pengaman bagi penge-
setujuannya dengan maksud atau mencegah mudi mobil yang kini diberlakukan di Indo-
kerugian bagi dia atau melakukan sesuatu nesia. Etika kedokteran sering berhadapan
164 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 3, November 2010, hlm. 162-168

dengan kasus-kasus di mana prinsip pater- prinsip otonomi, selama pasien sendiri
nalistis diterapkan. Beberapa contoh lain- masih sanggup menerima informasi dan
nya, seperti memberikan transfusi darah mengambil keputusan, tidaklah cukup bila
kepada seorang yang telah menolaknya ka- informasi diberikan kepada keluarga saja,
rena keyakinan religiusnya, menolak meng- dan keputusan diambil oleh anggota ke-
ikutsertakan seorang sukarelawan dalam su- luarga. Mengandalkan keputusan keluarga
atu eksperimen biomedis karena resikonya (misalnya menandatangani surat izin ope-
terlalu besar, banyak jenis terapi dalam rasi) jelas merupakan suatu tindakan pater-
klinik psikiatris, menghentikan percobaan nalistis. Menurut prinsip kedua (the prin-
bunuh diri orang yang telah melakukannya ciple of beneficence), seorang dokter harus
dengan sadar dan rasional, mereanimasi se- melakukan yang terbaik bagi pasiennya.
orang pasien yang sebelumnya telah minta Dalam sumpah Hippokrates telah dicantum-
supaya tidak akan direanimasi, dan sebagai- kan janji dokter bahwa ia akan menghindari
nya.1,3 segala sesuatu yang merugikan pasien. “I
will apply dietetic measures for the benefit
of the sick according to my ability and
PRINSIP OTONOMI DAN PRINSIP
judgment; I will keep them from harm and
BERBUAT BAIK
injustice” (The Hippocratic Oath). Seandai-
Prinsip paternalistis ini merupakan nya pasien menghendaki sesuatu yang me-
lanjutan dari prinsip yang lebih fundamental rugikan dirinya sendiri, hal ini berarti bah-
dalam etika yaitu prinsip “berbuat baik” wa ia tidak rasional. Bila pasien diperlaku-
(principle of beneficence). Namun dalam kan secara paternalistis, maka kelak ia akan
hal paternalisme, prinsip berbuat baik itu berterima kasih setelah ia insaf dan dapat
diterapkan dengan mengorbankan prinsip melihat masalahnya menurut proporsi yang
otonomi. Oleh karena itu paternalisme wajar.1,3,4
menimbulkan konflik antara dua prinsip
yaitu prinsip otonomi dan prinsip berbuat
baik. Menurut Immanuel Kant (1724-1804) PATERNALISME DAN INFORMED
dan kaum deontolog, menghormati sesama CONSENT
berarti membiarkannya sebagai individu William David Ross (1879-1971)
bebas untuk membuat pertimbangan sendiri mengusulkan jalan keluar bila menghadapi
dan bertindak sesuai pilihannya (dalam konflik kewajiban. Ross menyusun sebuah
batas-batas moral tertentu). “Hormat” ini daftar kewajiban yang kesemuanya meru-
muncul dari kesadaran bahwa semua orang pakan kewajiban prima facie yakni (1) ke-
memiliki nilai diri yang tak bersyarat dan wajiban kesetiaan, (2) kewajiban ganti rugi,
tujuan dalam dirinya sendiri. Dengan (3) kewajiban terima kasih, (4) kewajiban
demikian intersubyektivitas harus dijiwai keadilan, (5) kewajiban berbuat baik, (6)
sikap saling menghormati.4,5 kewajiban mengembangkan diri, dan (7)
Dalam konteks pelayanan medis, kewajiban tidak merugikan. Dalam etika
menurut prinsip otonomi, seorang dokter biomedis terdapat empat prinsip yang
harus menghormati otonomi pasien, dan ia mewajibkan setiap dokter dalam tindakan
harus memperlakukan orang dewasa sebagai medisnya yakni 1) principle of autonomy,
orang dewasa dan tidak sebagai anak. (2) principle of beneficence, (3) principle of
Dokter wajib memberikan informasi leng- nonmaleficence, dan (4) principle of justice.
kap kepada pasien, dan tidak boleh me- Ketiga prinsip terakhir ini adalah sama
maksakan suatu keputusan pada pasien. dengan yang disebutkan oleh Ross di atas.3
Setelah memperoleh segala informasi yang Dalam pelayanan kesehatan dapat
diperlukan, pasien berhak mengambil terjadi konflik sehubungan dengan sikap
keputusan terakhir tentang semua hal yang paternalistis dokter yang bertindak atas
menyangkut dirinya, termasuk juga tinda- dasar kewajibannya untuk berbuat baik bagi
kan medis. Oleh karena itu dalam rangka pasiennya, tetapi dengan itu ia melanggar
Felenditi, Paternalisme dalam Tindakan Medis 165

otonomi pasien. Konflik ini muncul profesional, paternalisme dibuat terutama


berkenaan dengan masalah informed con- berdasarkan prinsip beneficentia, daripada
sent. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan prinsip otonomi. Khususnya dalam hubung-
kompetensi pasien yaitu kesanggupan untuk an dengan informed consent, terdapat dua
mengambil keputusan tentang pengobatan prinsip yang diterapkan yakni: (1) Prinsip
dengan mempertimbangkan semua faktor otonomi di mana pasien dimintakan per-
yang relevan, memahami prosedur, mem- setujuannya setelah diberi informasi yang
pertimbangkan resiko dan manfaat, serta cukup, sebagai bentuk hormat akan oto-
dapat mengambil keputusan sesuai penge- nominya yang berhak memutuskan apa
tahuannya dan nilai-nilai serta tujuan yang yang dapat dibuat terhadapnya; (2) Prinsip
hendak dicapai. Keputusan rasional ini perlindungan (the principle of protection),
dibuat berdasarkan informasi yang cukup yaitu persetujuan dalam konteks medis yang
lengkap yang diberikan oleh dokter sehing- berfungsi memaksimalkan kebaikan (keun-
ga dari pihak pasien ada informed consent tungan) dan meminimaliskan kerugian ter-
atau informed choice, walaupun dapat juga hadap pasien. Prinsip ini cenderung mem-
terjadi bahwa kompetensi dikurangi karena benarkan intervensi paternalistis atas pasien.
ketakutan, kebingungan atau keadaaan Sedangkan sehubungan dengan prinsip non-
emosi pasien. Namun dokter pun jangan maleficentia, bila pemberitahuan tindakan
terlalu cepat menganggap pasien tidak medis tertentu secara langsung dapat meru-
kompeten. Sejauh mana kompetensi pasien gikan pasien (dalam kasus penyakit terminal
untuk mengambil keputusan tergantung dan pasien emosional), maka informasi tak
pada pemahamannya akan informasi dan perlu disampaikan atas dasar prinsip “So far
komunikasi antara pasien dan dokter yang as possible, ‘Do no harm’”, dan informasi
terjadi atas dasar kepercayaan. Sebaliknya cukup disampaikan kepada keluarga saja.3
paternalisme dapat dibenarkan apabila pa- Di antara para ahli etika terdapat dua
sien tidak kompeten, dan karena itu perse- pandangan tentang paternalisme. Ada yang
tujuan diminta dari keluarga/wali. Namun dengan tegas menolak setiap tindakan
bila keluarga/wali tidak ada, atau pun bila paternalistis sebagai tidak etis, tetapi ada
hadir tetapi tidak kompeten juga, maka tim juga yang menerimanya sebagai sah, walau-
medis harus memutuskan sendiri tindakan pun dengan syarat-syarat tertentu. Filsuf
medis yang harus ditempuh sesuai keadaan yang secara radikal menolak setiap bentuk
pasien. Informed consent tidak diperlukan paternalisme adalah John Stuart Mill (1806-
dalam keadaan pasien kritis atau darurat 1873) dalam buku kecilnya On Liberty. Mill
yang membutuhkan tindakan medis secara berpendapat bahwa pilihan dan tindakan
cepat dan tepat sesuai kemampuan tenaga pelaku otonom tidak boleh dibatasi orang
medis dan peralatan medis yang tersedia. lain selama tidak merugikan orang dan/atau
Dalam situasi seperti ini dokter memutus- dirinya sendiri. Kebebasan seseorang hanya
kan sendiri untuk melakukan yang terbaik boleh dibatasi atas dasar prinsip kerugian,
demi kepentingan pasien, yang dilakukan sedangkan prinsip paternalistis ditolaknya
atas dasar prinsip beneficentia.3-8 dengan tegas. Tetapi banyak yang ber-
komentar bahwa Mill mempunyai gagasan
yang terlalu idealistis tentang kebebasan.
JENIS PATERNALISME
Tidak jarang terjadi, seseorang berpikir bah-
Terdapat dua ciri sikap paternalistis: wa ia bertindak dengan sadar dan bebas, te-
pertama, seorang ayah selalu menghendaki tapi kebebasannya terlalu di bawah tekanan
yang terbaik untuk anak-anaknya; dan ke- batin atau pengaruh dari luar, sehingga tidak
dua, selalu mengambil keputusan-keputusan utuh. Hal ini misalnya sering terjadi pada
yang berhubungan dengan kesejahtaraan orang yang berusaha bunuh diri.3
anak-anaknya daripada membiarkan mereka Joel Feinberg membedakan antara
membuat keputusan-keputusan sendiri. Da- paternalisme kuat (strong paternalism) dan
lam konteks pelayanan kesehatan secara paternalisme lemah (weak paternalism).
166 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 3, November 2010, hlm. 162-168

Paternalisme lemah adalah setiap tindakan Memberi placebo


yang menentang kemauan pasien yang tidak Bila diterjemahkan secara harafiah, kata
bebas atau tidak cukup bebas. Dalam hal ini Latin “placebo” (k.k. Latin placere, menye-
prinsip otonomi tidak dilanggar, karena nangkan) itu berarti “saya akan menye-
pasien dianggap tidak otonom. Misalnya, nangkan hatimu”. Dalam terminologi ke-
kemauan pasien yang belum mendapat dokteran, dengan placebo dimaksudkan pil,
informasi atau orang yang berusaha bunuh tablet atau minuman yang diberikan kepada
diri di bawah pengaruh obat bius. Sedang- pasien tetapi sebenarnya tidak mempunyai
kan dengan paternalisme kuat dimaksudkan pengaruh atas penyakitnya, namun pasien
setiap tindakan yang mengalahkan kemauan percaya bahwa “obat” tersebut dapat mem-
pasien yang bebas. Bila pembedaan ini bantu menyembuhkannya. Seringkali obat
dapat disetujui, umumnya ahli etika akan placebo itu hanya berupa pil gula atau
menolak paternalisme kuat dan menerima vitamin. Memberi placebo sebetulnya dapat
paternalisme lemah dalam batas-batas ter- dianggap merupakan penipuan halus, karena
tentu. Pembedaan ini memang berguna, te- pasien mengharapkan obat, padahal hanya
tapi seringkali sulit ditentukan apakah ke- diberikan gula atau vitamin. Pengaruh
mauan pasien itu bebas atau tidak. Akibat- placebo bersifat psikis saja, walaupun pada
nya sulit juga untuk menentukan apakah kenyataannya cukup banyak penyakit
paternalisme yang dipraktekkan itu kuat mempunyai latar belakang psikosomatis,
atau lemah.1-3 sehingga pasien mudah dipengaruhi secara
psikis. Placebo tidak jarang bisa berhasil
PEMBENARAN PATERNALISME menghilangkan penyakit dan dapat dibe-
Sikap paternalistis dapat diambil guna narkan dalam banyak situasi. Dalam hal ini
melindungi seseorang dari tindakan yang seorang dokter harus berhati-hati dimana
merugikan dirinya sendiri seperti eksperi- keluhan pasien jangan terlalu cepat diang-
men biomedis yang membahayakan dirinya. gap tidak serius. Selain itu pemberian pla-
Dalam hal ini paternalisme hanya dapat cebo jangan dijadikan jalan untuk meng-
dibenarkan jika: (1) mencegah kerugian hindari diagnosis yang teliti dan tepat.1
yang akan terjadi atau kebaikan yang
hendak dicapai bagi seseorang lebih besar Tidak menceritakan kebenaran
daripada kehilangan kebebasannya, artinya Bisa terjadi bahwa menyampaikan diag-
kerugian lebih kecil daripada kebaikan yang nosis yang benar lebih merugikan pasien
diperoleh melalui intervensi paternalistik, daripada membantunya. Karena itu dapat
(2) kondisi seseorang sungguh-sungguh saja dibenarkan bila dalam situasi tertentu
membatasi kemampuannya untuk memilih dokter tidak menceritakan kebenaran
secara otonom, seperti depresi, serta penga- kepada pasien. Pandangan ini berdasarkan
ruh alkohol atau obat bius, dan (3) keadaan argumen “benevolent deception” (penipuan
pasien kritis atau darurat di mana tindakan yang baik). Artinya menyampaikan suatu
medis harus diambil secara cepat dan tepat. diagnosis seperti kanker misalnya tidak
Dalam hal ini para ahli etika memandang akan melanggar kewajiban melakukan keba-
paternalisme sebagai suatu bentuk “kebijak- ikan (prinsip beneficene) dan tidak merugi-
sanaan jaminan sosial” (social insurance kan (nonmaleficence) bila tidak dilakukan,
policy) guna melindungi orang-orang yang sebab tidak akan menyebabkan pasien ge-
tindakannya dapat merugikan dirinya sen- lisah (what you don’t know can’t hurt you),
diri.3,4 tidak menyebabkan pasien bunuh diri atau
Terdapat beberapa bidang konkrit di melakukan tindakan-tindakan serupa itu.
mana paternalisme sering dipraktekkan da- Tetapi sikap tidak menceritakan kebenaran
lam dunia kedokteran. Dalam hal ini pater- pada umumnya mengandaikan bahwa dok-
nalisme dapat dibenarkan asal saja meme- ter mempunyai sikap sebagai psikolog atau
nuhi syarat-syarat tertentu. sekurang-kurangnya mengenal baik sekali
Felenditi, Paternalisme dalam Tindakan Medis 167

keadaan jiwa pasiennya. Perlu dicatat bah- san. Hal ini terbukti dengan adanya
wa tindakan tidak menyampaikan kebenaran Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia (1984)
kepada pasien tidak selalu merupakan yang diterima oleh semua anggota PBB, di
paternalisme dalam arti kata yang sesung- mana kebebasan individu merupakan suatu
guhnya. Dengan tidak menyampaikan kebe- pikiran pokok.1,9
naran kepada pasien, seringkali sejalan de- Di dunia Barat dewasa ini paternalisme
ngan kemauan yang sesungguhnya dari ditolak lebih tegas, dan perkembangannya
pasien itu sendiri, yang tidak mau mende- dalam jangka waktu yang relatif singkat.
ngar atau mengetahui kebenaran penyakit- Dalam Kode Etik Perawatan 1953 dikata-
nya.1, 3 kan: “Kepercayaan keagamaan seorang
pasien harus dihormati”. Dua puluh tahun
Eksperimen pada manusia kemudian, yaitu tahun 1973 kalimat ini
diganti dengan: “Dalam memberi pelaya-
Di Amerika Serikat, 1976, National nan, seorang perawat memajukan suatu
Commision for the Protection of Human lingkungan di mana nilai-nilai, adat kebiasa-
Subjects of Biomedical and Behavioral an dan kepercayaan spiritual seseorang akan
Research mengeluarkan laporan yang ber- dihormati”. Jadi otonomi seseorang lebih di-
judul Research involving Prisoners. Dalam tekankan dalam perumusan kedua.1,9
laporan itu komisi mengatakan bahwa eks- Menyangkut masalah menceritakan
perimen-eksperimen yang dilakukan pada kebenaran kepada pasien, dalam salah satu
para tahanan tidak bisa dibenarkan walau- majalah kedokteran di Amerika Serikat
pun mereka secara sukarela ikut serta. Ala- tahun 1935 diberikan anjuran kepada para
sannya adalah karena keadaan dalam pen- dokter: “Anda bisa merugikan pasien de-
jara sedemikian rupa yang sangat memu- ngan menceritakan kebenaran, sama seperti
dahkan untuk menjalankan paksaan atau berdusta. Cobalah menimbulkan kerugian
eksploitasi terhadap para tahanan tersebut. sesedikit mungkin. Dewasa ini terdapat ke-
Dalam komentarnya atas laporan itu, cenderungan untuk lebih berhati-hati dalam
Beauchamp menegaskan bahwa pandangan menyembunyikan informasi untuk pasien.
komisi tadi tidak perlu diinterpretasikan Para dokter sudah harus lebih terbuka ter-
sebagai paternalistis, sebab komisi juga hadap pasien dan tidak mudah menyembu-
mengatakan bahwa seandainya keadaan nyikan kebenaran bagi dia.1,4
tidak menimbulkan paksaan atau eksploitasi Dalam pelayanan medis di Indonesia
terhadap para tahanan, mereka tentu bebas informasi biasanya diberikan kepada keluar-
untuk ikut serta dalam eksperimen-eks- ga. Dalam proses pengobatan dan penyem-
perimen tersebut. Komisi hanya menyata- buhan, para dokter umumnya berkomunika-
kan bahwa di kebanyakan lembaga pema- si dengan keluarga dan jarang langsung de-
syarakatan Amerika Serikat situasi tidak de- ngan pasien sendiri. Keadaan ini diterima
mikian. Jadi sebenarnya komisi mendasar- oleh pasien dan keluarga sebagai hal yang
kan pendapatnya atas prinsip kerugian dan lumrah. Jelaslah bahwa tampaknya pater-
bukan atas prinsip patermalistis; mereka nalisme dalam pelayanan medis masih kuat
melarang pimpinan lembaga pemasyara- di Indonesia bahkan merupakan pola ting-
katan untuk merugikan pihak ketiga yaitu kah laku yang cocok dengan kebudayaan
para tahanan.1-3 Asia pada umumnya. Sebagai contoh,
Rihito Kimura anggota staf pada Kennedy
FAKTOR HISTORIS-KULTURAL Institute of Ethics di Washington dan
direktur dari Asian Bioethics Program di
Keinsafan akan kebebasan merupakan sana. Dalam Hasting Report tahun 1989 ia
suatu gejala modern yang baru muncul pada menulis sebuah artikel kecil berjudul: “In
abad-18 (sekitar revolusi Prancis). Gagasan Japan, parents participate but doctors
kebebasan mulai berkembang di dunia decide”. Ia menjelaskan bahwa parents par-
Barat, kemudian tersebar ke seluruh kawa- ticipate boleh saja dicoret karena sebenar-
168 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 3, November 2010, hlm. 162-168

nya di Jepang para dokter menentukan sega- mengambil sikap paternalistis dengan tidak
la sesuatu. Dalam artikel itu ia menulis: menceritakan kebenaran seiring dengan ke-
“Sebagai akibat nilai-nilai sosial dan relasi- mauan pasien untuk tidak mendengar kebe-
relasi manusiawi yang kuno, para dokter di naran penyakitnya (paternalisme lemah).
Jepang sampai baru-baru ini bertindak de- Sedangkan paternalisme kuat tetap tidak da-
ngan cara paternalistis dan otoriter terhadap pat dibenarkan karena melanggar otonomi
pasien-pasien dan keluarganya. Para pasien pasien yang kompeten.
juga cenderung mentaati dokter-dokter yang Paternalisme dalam pelayanan medis
“berprestise”. Tekanan pada individualitas masih mengikuti pola-pola tingkah laku
yang unik seperti terdapat dalam dunia yang terdapat dalam masyarakat, antara lain
Barat, dianggap olehnya sebagai suatu unsur sosial budaya, tingkat intelektual dan juga
asing bagi masyarakat Jepang. Otonomi sifat pasien sendiri. Harus disadari bahwa
yang merupakan prinsip begitu penting da- cepat atau lambat paternalisme ini akan
lam etika biomedis Barat, sebenarnya tidak memudar dengan sendirinya sesuai tuntutan
mempunyai tempat dalam tradisi Jepang. zaman.
Menonjolkan otonomi dan ketidaktergan-
tungan di sana justru mempunyai konotasi
negatif dan disamakan dengan egoisme.
DAFTAR PUSTAKA
Yang menarik, penulis itu mengatakan juga
bahwa pendekatan paternalistis dalam peng- 1. Bertens K. Apa itu Paternalisme dan Sejauh
ambilan keputusan di bidang medis semakin Mana Dapat Dibenarkan. Seri Etika
diragukan oleh pasien-pasien Jepang dan Biomedis 1986;1:1-13.
2. Beauchamp TL, Childress JF. Encyclope-
anggota keluarganya. Nyatalah bahwa da-
dia of Bioethics (Vol.III). New York:
lam masyarakat Jepang pun terdapat suatu The Free Press-Collier Macmillan
tendensi yang dalam arti Barat boleh disebut Publishers, 1978.
“modern”.1,9 3. Beauchamp TL, Childress JF. Principles
of Biomedical Ethics (Second Edition).
New York: Oxford University Press,
1983.
SIMPULAN
4. Beauchamp TL, Childress JF. Philosophi-
Paternalisme dalam pelayanan medis cal Ethics, an Introduction to Moral Phi-
menjadi problem sehubungan dengan ada- losophy. New York: McGraw-Hill, 1982.
nya informed consent yang penerapannya 5. Bertens K. Etika. Seri Filsafat Atmajaya
dapat menimbulkan konflik antara prinsip 1993;15:258-60.
beneficentia dan prinsip otonomi. Dalam 6. Griese ON. Catholic Identity in Health
Care: Principles and Practice. Massa-
situasi tertentu paternalisme dapat mengun- chusetts: The Pope John Center, 1987.
tungkan pasien seperti pada pasien depresi, 7. Gunawan J. Kelalaian Medik (Medical
gangguan jiwa, kritis/darurat, atau anak- Negligence) (Edisi Kedua). Jakarta:
anak. Disini dokter mengambil sikap pater- Balai Penerbit FKUI, 1994.
nalistis dalam tindakan medis semata-mata 8. Shannon TA. Pengantar Bioetika. Seri
demi kepentingan terbaik pasiennya (prinsip Filsafat Atmajaya 1995:16:20-33.
beneficentia). Dalam hal pasien tidak kom- 9. Bertens K. Mencari Tema-Tema Bioetika
peten, tidak terjadi konflik antara prinsip dalam Konteks Indonesia, dalam Bio-
berbuat baik dan prinsip otonomi. Demikian etika, Refleksi atas Masalah Etika Bio-
pula terhadap pasien emosional dokter dapat medis. Jakarta: PT. Gramedia, 1990.

Anda mungkin juga menyukai