Pasien berhak menentukan tindakan-tindakan baru dapat dilakukan atas persetujuan dirinya.
Seorang warga menetukan sikap untuk ikut penyuluahan ataupun kegiatan kesehatanyang
diselenggrakan oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SKM )
2.
Dokter memberi obat gatal gatal tetapi mempunyai efek yang lain, maka dokter harus
mempertimbangkan secara cermat atas tindakannya tersebut.
Seorang sarjana Kesehatan Masysrakat ( SKM ) memberikan pelayanan kepada seoarang pasien
yang menderita penyakit TBC, maka SKM tersebut harus mempertimbangkan dan berkonsultasi
dengan ahlinya dalam memberikan pelayanan kesehatan.
3.
Pendapat dokter dalam memberikan pelayanan tidak dapat diterima oleh pasien dan
keluarganya sehingga jika dipaksakan dapat merugikan pasien.
Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SKM ) memberikan pelayanan yang terbaik dalam
usaha penyembuhan pencegahan tanpa merugikan masyarakat.
4.
CONFIDENTIALITY ( KERAHASIAAN )
Institusi kesehatan akan menjaga kerahasiaan informasi yang bisa merugikan seseorang
atau masyarakat. Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diijinkan oleh pasien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang pasien
diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang pasien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindar
Contoh:
Seorang dokter maupun tenaga medis yang menangani pasien menjaga dan meng-back up
setiap data informasi yang dimiliki dari pasien tersebut, baik itu nama, alamat, panyakit yang
5.
Seorang dokter berjanji dengan sungguh untuk menjaga setiap rahasia pasiennya, dan sampai
kapanpun akan tetpa menjaga komitmennya untuk menjaga kerahasiaan setiap pasiennya
Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SK M ) menepati janjinya dalam usaha peningkatan
dan perbaikan kesehatan di masyarakat sesuai dengan program yang telah dibuat.
6.
Fiduciarity ( Kepercayaan )
adalah hukum hubungan atau etika kepercayaan antara dua atau lebih pihak. Kepercayaan
dibutuhkan untuk komunikasi antara professional kesehatan dan pasien. Seseorang secara hukum
ditunjuk dan diberi wewenang untuk memegang aset dalam kepercayaan untuk orang lain. Para
fidusia mengelola aset untuk kepentingan orang lain daripada untuk keuntungan sendiri.
Contoh:
Seorang dokter dipercaya oleh pasiennya untuk melakukan operasi pengankatan sel kanker
dalam tubuhnya.
Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SKM ) diberi kepercayaan oleh masyarakat dalam
7.
Tenaga kesehatan medis tidak boleh diskriminatif dalam memberikan pelayanan kesehatan
8.
Veracity ( Kejujuran )
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan
bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan
objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya
selama menjalani perawatan.
Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk
kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa doctors knows best sebab individu memiliki otonomi, mereka
memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan
dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
Contoh:
-
Tenaga kesehatan harus menyampaikan sejujurnya penyakit pasien namun tidak dapat
diutarakan semua kecuali kepada keluarga pasien.
Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SKM ) meberikan informasi tekait dengan kondisi
kesehatan masyrakat dengan transparan dan dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Apha, Principles Ethical Practice Of Public Health.
http://books.google.co.id/books?
id=FF78GCiUbwUC&pg=PA214&lpg=PA214&dq=APHA,
+PRINCIPLES+ETHICAL+PRACTICE+OF+PUBLIC+HEALTH,
+public+health+leadership+society,
+2002&source=bl&ots=aZ74CNt6tC&sig=bZzSydoDJw_ysWEOEQvl5GGhJZk
&hl=en&sa=X&ei=VlJhUMTKKs_qrQfy14GgBQ&ved=0CDAQ6AEwAQ#v=one
page&q=APHA%2C%20PRINCIPLES%20ETHICAL%20PRACTICE%20OF
%20PUBLIC%20HEALTH%2C%20public%20health%20leadership%20society
%2C%202002&f=false diunduh pada 22 September 2012 pukul 10.30
Anonim. http://test2.ojhe.org/index.php/ojhe/article/viewArticle/61/81 diunduh
tanggal 22 September 2012 pukul 10.30
Anonim. 2002. Apha, Principle Ethical Of Public Health. http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCIQFjAA&url=
http%3A%2F%2Fwww.apha.org%2FNR%2Frdonlyres%2F1CED3CEA-287E4185-9CBDBD405FC60856%2F0%2Fethicsbrochure.pdf&ei=6lphUJH9I4LKrAect4DQAQ&
usg=AFQjCNHbxV9UrI655pUYBhYpiXONR0RVYQ&sig2=4QIjbJvZXRX4s8JkVtG
8Sw
Anonim. 2003. Aspa, Ethic & Public Health : Model Curriculum, Columbia
University https://www.google.co.id/search?q=2.%09ASPA%2C+ETHIC+
%26+PUBLIC+HEALTH+%3A+MODEL+CURRICULUM
%2C+Columbia+University%2C+2003&ie=utf-8&oe=utf-
http://test2.ojhe.org/index.php/ojhe/article/viewArticle/61/81