Anda di halaman 1dari 2

RESUME KULIAH FILSAFAT

Kaidah Dasar Bioetik & Prinsip Prima Facie

Nama/NPM/Prodi : Radian Savani / 2206143122 / Pulmonologi

Narasumber : Dr. dr. Yuli Budiningsih, SpF(K)

Hari/Tanggal/Jam : Jumat/3 Februari 2023/Pkl 08.00-10.00

Di era saat ini, etika kedokteran sangat dipengaruhi oleh perkembangan Hak Asasi
Manusia. Kita sebagai petugas medis kerap kali menemukan kasus yang berhubungan dengan
kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Etika dan hukum kedokteran sendiri di berbagai
negara di atur oleh aturan negaranya masing-masing.

Aturan dan izin praktik kedokteran mengikat praktik kedokteran yang ada. Apabila
terindikasi ada pelanggaran etika kedokteran, maka pihak yang berwenang berhak untuk
memberikan sanksi sesuai aturan yang ada.

Kaidah dasar Bioetik terdiri dari beneficence, non maleficence, autonomy, dan Justice.
Adapun kaidah-kaidah turunannya seperti confidentiality, truth telling, informed consent,
privacy, promise keeping, honesty. Prima Facie adalah perubahan penggunaan prinsip dasar
bioetik yang paling tepat dan cocok dalam suatu konteks.

Ada beberapa pendekatan bioetika dengan metode etika klinis yaitu dengan metode
casuistry yaitu pengambilan keputusan etik dengan menganalogikan suatu kasus terhadap kasus
dahulu yang sudah ada solusinya secara konsensus. dikarenakan adanya perubahan aturan-aturan
di struktur masyartakat sehingga jarang ada kasus yang sama. Metode pleuralism melakukan
analisis moral terhadap 4 jenis kategori yaitu kategori indikasi medis, pilihan pasien, kualitas
hidup dan konteks utama. Empat kaudran dari klinikal etik dipakai pada aplikasi klinis. Ketika
dokter dan tim menganalisis apa yang terbaik untuk pasien maka dipakailah empat kuadaran
klinikal etik ini.

Kuadaran pertama membahas tentang perhitungan tentang beneficence dan non


maleficence, menganalisa problem yang dihadapi pasien, menentukan tujuan dari rencana terapi,
dan menentukan terapi yang tersedia. sebagai dokter, kita yang harus menentukan mana yang
terbaik untuk pasiennya. Prinsip dari beneficence dan non maleficence adalah agar tidak
membahayakan pasien.

Kuadran kedua membahas tentang mengharga hak pasien (autonomy). Mencari tahu
apakah pasien sudah mengerti informasi yang kita berikan. apakah pasiennya kompeten dalam
menerima informasi, apakah pasien bisa menentukan pilihan terapi yang dijelaskan oleh
dokternya. Dan apabila pasien inkompeten, siapakah wali yang berwenang dalam mengambil
keputusan.

Kuadran ketiga membahas gabungan dari kuadran satu dan dua, yaitu membahas tentang
kualitas hidup setelah melakukan prinsip beneficence, non maleficence dan autonomy.
Menjelaskan secara komprehensif dan holistic tentang penyakit dan semua pilihan terapi kepada
pasien. Sehingga pasien mendapatkan gambaran bagaimana kelangsungan hidupnya di masa
depan.

Kuadaran keempat membahas tentang keadilan. Disini kita akan dihadapkan oleh conflict
of interest. Bagaimana kita memutuskan sesuatu Ketika ada situasi yang menyulitkan, sebagai
contoh Ketika keluarga berobat, apakah mereka akan tetap mengantri seperti pasien pada
umumnya atau didahulukan tanpa indikasi yang jelas. Contoh lain seorang pejabat yang
mendapatkan perlakuan berbeda dari masyarakat biasa ketika dirawat di suatu Rumah Sakit.

Dapat kita simpulkan bahwa keempat hal ini terkait satu sama lainnya, dan semua
prinsip-prinsip di atas akan selalu kita terapkan ketika memberikan pelayanan kepada semua
pasien. Hal ini bukan hanya untuk kepentingan pasien tetapi juga untuk melindungi kita semua
dari berbagai complain dan tuntutan dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai