Diskusikan
1. Apakah perlu menggunakan kortikosteroid dalam kasus ini?
2. Adakah kemungkinan COPD?
3. Buatlah rekomendasi pengobatan pada pasien tersebut
Apakah perlu menggunakan
kortikosteroid
Pada kasus pasien HA , kortikosteroid diperlukan karena
kortikosteroid dapat meningkatkan jumlah reseptor β2 adrenergik
dan meningkatkan respon reseptor terhadap stimulasi β2
adrenergik, yang mengakibatkan penurunan produksi mukus dan
hipersekresi, mengurangi hiperresponsi-vitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan perbaikan jalur napas.
Untuk saat ini diagnose yang tepat untuk pasien bukan COPD, melainkan
Asma Parah Akut. Beberapa hasil dari tes pemeriksaan menunjukkan adanya
gejala yang ssesuai dengan Asma Parah Akut. Asma yang tidak terkontrol
dapat berkembang menjadi keadaan akut di mana peradangan, jalan napas
edema, akumulasi lendir, dan bronkospasme yang parah menyebabkan jalan
napas yang dalam penyempitan yang kurang responsif terhadap terapi
bronkodilator. Pasien mungkin gelisah dalam tekanan akut dan mengeluh
dispnea berat, sesak napas, sesak dada, atau terbakar. Mereka mungkin hanya
bisa mengucapkan beberapa patah kata setiap nafas. Gejalanya tidak responsif
terhadap tindakan biasa (tindakan singkat dihirup β-agonis).
Adapun gejala yang ditunjukkan pada Asma parah Akut
adalah sebagai berikut
Tanda-tanda Termasuk Mengi Ekspirasi Dan Inspirasi Pada Auskultasi;
Kering, Peretasan Batuk;
Takipnea;
Takikardia;
Pucat Atau Sianosis;
Dada Dengan Hiperinflasi Retraksi Interkostal Dan Supraklavikular.
Bunyi Nafas Mungkin Berkurang Obstruksi Berat.
COPD sendiri adalah penyakit yang ditandai dengan
terbatasnya saluran udara yang progresif, yang tidak
sepenuhnya dapat pulih kembali. Kondisi paling umum yang
menyebabkan COPD adalah bronkitis kronik dan emfisime.
Faktor resiko yang menyebabkan COPD yaitu merokok, usia,
paparan asap polusi atau lingkungan perkerjaan dan riwayat
keluarga yang mengalami COPD . Pasien HA telah merokok
selama 15 tahun dengan jumlah batang rokok yang terhitung
banyak setiap harinya. Jika hal ini tidak di atasi dengan
mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok maka
kemungkinan menderita COPD akan semakin besar.
Tujuan penanganan asma parah
akut :
1. Perbaikan hipoksemia signifikan
2. Pengembalian cepat penutupan jalan udara (dalam hitungan
menit)
3. Pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang
parah timbul kembali
4. Pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
Buatlah rekomendasi pengobatan
pada pasien tersebut
Bronkodilator agonis β2 jangka pendek contoh : albuterol/salbutamol
Inhaler : 90mcg (basis) / aktuasi (setara dengan 108mcg albuterol sulfate)
Nebulizer : 1.25mg/3mL (contains 1.50 mg albuterol sulfate/3 mL)
Digunakan untuk saat gejala atau serangan, karena obat ini merupakan pilihan
pertama dalam penanganan asma parah akut.
Kortikosteroid tablet atau sirup untuk kurang lebih dua minggu
(2mg/kg/hari, tidak boleh melebihi 60 mg/hari) contoh : prednisone,
metilprednison
Untuk pengobatan jangka panjang direkomendasikan inhaler
kombinasi dari β agonis long acting yang dikombinasikan dengan
kortikosteroid untuk mencegah peningkatan risiko asma berat, contoh :
formoterol dan mometason
TERAPI NON FARMAKOLOGI