Anda di halaman 1dari 11

FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1

 ALFYAH AZ-ZAHRA 11171020000032


 LAIYYINATUL AF’IDAH 11171020000033
 INDAH ASA ANJALIYA 11171020000035
 NISA FAIKHOTUS SARIFAH 11171020000046
 SHABRINA KAMILA 11171020000080
 IKHTITIAR INAYAHDIN 11171020000096

COPD DAN ASMA


HA wanita berusia 32 th, tb/bb 155 cm/81 kg datang
ke rumah sakit dengan keluhan meningkatnya sesak
napas dan napas berbunyi lebih dari 5 hari. Dia
memiliki asma selama 20 th dan merokok 10
batang/hari sejak 15 tahun yang lalu. Terakhir kali
berobat, satu bulan yang lalu. Ia bekerja pada sebuah
toko kecil sebagai kasir. HA tinggal di lantai 10, dan
dia masih single.
Pada tes kesehatan berikut hasilnya
 Terdengar suara pada dada, menggunakan accessory muscle
 Tidak dapat bicara dengan baik, berhenti untuk bernafas setiap dua kata
 Takikardia, detak jantung 130 beats/menit
 Takipnea, laju pernafasan 25 breath/ menit
 Puncak laju ekspirasi 150 L/ min

 Diskusikan
1. Apakah perlu menggunakan kortikosteroid dalam kasus ini?
2. Adakah kemungkinan COPD?
3. Buatlah rekomendasi pengobatan pada pasien tersebut
Apakah perlu menggunakan
kortikosteroid
Pada kasus pasien HA , kortikosteroid diperlukan karena
kortikosteroid dapat meningkatkan jumlah reseptor β2 adrenergik
dan meningkatkan respon reseptor terhadap stimulasi β2
adrenergik, yang mengakibatkan penurunan produksi mukus dan
hipersekresi, mengurangi hiperresponsi-vitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan perbaikan jalur napas.

Kortikosteroid adalah pengobatan jangka panjang yang paling


efektif untuk mengontrol asma.
Adakah kemungkinan copd

Untuk saat ini diagnose yang tepat untuk pasien bukan COPD, melainkan
Asma Parah Akut. Beberapa hasil dari tes pemeriksaan menunjukkan adanya
gejala yang ssesuai dengan Asma Parah Akut. Asma yang tidak terkontrol
dapat berkembang menjadi keadaan akut di mana peradangan, jalan napas
edema, akumulasi lendir, dan bronkospasme yang parah menyebabkan jalan
napas yang dalam penyempitan yang kurang responsif terhadap terapi
bronkodilator. Pasien mungkin gelisah dalam tekanan akut dan mengeluh
dispnea berat, sesak napas, sesak dada, atau terbakar. Mereka mungkin hanya
bisa mengucapkan beberapa patah kata setiap nafas. Gejalanya tidak responsif
terhadap tindakan biasa (tindakan singkat dihirup β-agonis).
Adapun gejala yang ditunjukkan pada Asma parah Akut
adalah sebagai berikut
Tanda-tanda Termasuk Mengi Ekspirasi Dan Inspirasi Pada Auskultasi;
 Kering, Peretasan Batuk;
 Takipnea;
 Takikardia;
 Pucat Atau Sianosis;
 Dada Dengan Hiperinflasi Retraksi Interkostal Dan Supraklavikular.
 Bunyi Nafas Mungkin Berkurang Obstruksi Berat.
COPD sendiri adalah penyakit yang ditandai dengan
terbatasnya saluran udara yang progresif, yang tidak
sepenuhnya dapat pulih kembali. Kondisi paling umum yang
menyebabkan COPD adalah bronkitis kronik dan emfisime.
Faktor resiko yang menyebabkan COPD yaitu merokok, usia,
paparan asap polusi atau lingkungan perkerjaan dan riwayat
keluarga yang mengalami COPD . Pasien HA telah merokok
selama 15 tahun dengan jumlah batang rokok yang terhitung
banyak setiap harinya. Jika hal ini tidak di atasi dengan
mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok maka
kemungkinan menderita COPD akan semakin besar.
Tujuan penanganan asma parah
akut :
1. Perbaikan hipoksemia signifikan
2. Pengembalian cepat penutupan jalan udara (dalam hitungan
menit)
3. Pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang
parah timbul kembali
4. Pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
Buatlah rekomendasi pengobatan
pada pasien tersebut
 Bronkodilator agonis β2 jangka pendek contoh : albuterol/salbutamol
Inhaler : 90mcg (basis) / aktuasi (setara dengan 108mcg albuterol sulfate)
Nebulizer : 1.25mg/3mL (contains 1.50 mg albuterol sulfate/3 mL)
Digunakan untuk saat gejala atau serangan, karena obat ini merupakan pilihan
pertama dalam penanganan asma parah akut.
 Kortikosteroid tablet atau sirup untuk kurang lebih dua minggu
(2mg/kg/hari, tidak boleh melebihi 60 mg/hari) contoh : prednisone,
metilprednison
 Untuk pengobatan jangka panjang direkomendasikan inhaler
kombinasi dari β agonis long acting yang dikombinasikan dengan
kortikosteroid untuk mencegah peningkatan risiko asma berat, contoh :
formoterol dan mometason
TERAPI NON FARMAKOLOGI

 Pendidikan pasien adalah wajib untuk meningkatkan kepatuhan


pengobatan, manajemen diri, keterampilan, dan penggunaan
layanan kesehatan
 Menghindari pemicu alergi yang diketahui dapat memperbaiki
gejala
 Pemicu lingkungan (misalnya, hewan) harus dihindari pada pasien
yang sensitif, dan perokok harus didorong untuk berhenti.
 Pasien dengan asma berat akut harus menerima oksigen untuk
mempertahankan PaO2 lebih besar dari 90% (> 95% pada
kehamilan dan penyakit jantung)
Kelompok 5 :

1. Melihat dari pasien merokok selama 15 th, maka erjadi


kemungkinan COPD
2. Menggunakan beta agonis selektif
3. Pemeriksaan penunjang
4. Karena pasien obesitas, dosis salbutamol apakah tidak dinaikkan?
Tanggapan : karena pada penggunaan inhaler tidak

Anda mungkin juga menyukai