Anda di halaman 1dari 21

Pertemuan 4.

PEMADAM KEBAKARAN
 Kebakaran adalah api yang tidak terkendali.
 Kebakaran terjadi karena ada 3 unsur yang bertemu:
1. Bahan mudah terbakar
2. Udara  O2
3. Suhu  C

2
 Hubungan ketiga unsur kebakaran.

BMT

 Kebakaran hanya terjadi jika ketiga unsur tsb bertemu 3


a. Bahan Bakar Padat

Bahan bakar padat adalah bahan yang mudah terbakar dalam bentuk
padat. Cara penanganan kebakaran pada bahan padat relatif lebih mudah
dari pada bahan bakar cair dan gas karena bahan jenis ini relatif lebih
mudah dipisahkan dengan unsur kebakaran lainnya.

Contoh: Kertas, kayu, kain, dll

4
b. Bahan Bakar Cair No. Nama ZatCair RumusKimia

1. Eter RORatau(C2H5)2O
Bahan bakar cair merupakan 2. Benzena C6H6
bahan yang cukup sulit untuk
ditangani, apalagi yang bersifat 3. Aseton CH3COCH3

korosif, mudah meledak dan 4. Metanol/spiritus CH3OH


mempunyai berat jenis yang
5. Ester RCOOR’
lebih kecil dari air. Bahan ini
harus diwaspadai dan ditangani 6. Karbon disulfida CS2

dengan baik mulai dari proses 7. Asetaldehid CH3CHO


pembuatan, pengemasan,
8. Asam asetat CH3COOH
pendistribusian, sampai
5
penyimpanannya. 9. Petroleum C8H18
c. Bahan Bakar Gas

No. Nama ZatCair RumusKimia


Bahan bakar gas merupakan bahan
yang sangat berbahaya, karena bahan 1. Gasalam KomponenutamaCH4
ini mudah meledak jika terjadi
2. Asetilen C2H2
peningkatan suhu, peningkatan
tekanan, dan terkena benturan. Gas 3. Hidrogen H2
yang dipasarkan dikemas di dalam
tabung gas. Spesifikasi tabung harus 4. Etilen Oksida C2H4O
memenuhi standar industri agar aman 5. Metana CH4
ketika disimpan. Pada saat diangkut
dan disimpan harus dalam posisi 6. Karbon Monoksida CO
tegak, hal ini dimaksudkan jika terjadi 7. Butana CH3CH2CH2CH3
ledakan, lontaran katup tabung ke arah
atas sehingga tidak mengenai orang di 6
sekitarnya.
 Udara adalah zat yang berbentuk gas yang tersedia di alam dalam
jumlah yang tidak terbatas. Udara mengandung berbagai macam gas,
diantaranya yang cukup besar adalah Nitrogen dan Oksigen.
Oksigen termasuk bagian dari Segitiga kebakaran, sehingga gas ini
merupakan bagian yang cukup penting dalam proses kebakaran.
 Sebenarnya kebakaran tidak akan terjadi jika kita bisa mengisolasi
Oksigen dari dua unsur lain Segitiga kebakaran, namun karena
Oksigen dalam udara walaupun hanya sekitar 28% tetapi
persediaannya tidak terbatas, sulit untuk mengisolasinya. Oksigen
murni yang dikemas dalam tabung juga harus diwaspadai, kendati
7
tidak mudah terbakar, namun tekanannya sangat tinggi dan
menyebabkan terjadinya kebakaran.
 Suhu terendah dimana uap bahan mudah terbakar menyala apabila
terkena percikan api, tetapi akan mati kembali dengan cepat.

 Titik nyala sering dikatakan sebagai peletup

 Penyebab:
a. Gesekan
b. Loncatan listrik
c. Percikan api
d. Panas
e. Tekanan 8
TITIK SUHU
BAHAN BERAT NYAL A N YA L A LARUT DLM
J E NI S (Flash SENDIRI ( O C) AIR
( g r / mL) Point) OC
A S E TO N 0,79 -18 538 Ya

B E NS I N 0,8 -43 371 Tidak

BENZEN 0,88 -11 562 Tidak

ETIL 0,79 13 423 Ya


ALKOHOL
ETIL E T E R 0,71 -45 180 Sedikit

ETER 0,6 -32 288 Tidak


M I N YA K B U M I

9
1. Kebakaran kelas A
Kebakaran dari bahan biasa yang m u d a h
terbakar seperti kayu, kertas, pakaian d a n
sejenisnya.
Jenis alat p e m a d a m : y a n g m e n g g u n a k a n air
harus digunakan sebagai alat p e m a d a m pokok.
2. Kebakaran kelas B
Kebakaran bahan cairan yang m u d a h terbakar
seperti m i n ya k b u mi , gas, l e m a k d a n sejenisnya.
Jenis alat p e m a d a m : y a n g d i g u n a k a n adalah
jenis busa sebagai alat p e m a d a m pokok.
3. Kebakaran kelas C
K e b a k a r a n listrik (seperti k e b o c o r a n listrik,
korsleting) termasuk kebakaran pada alat-alat
listrik.
Jenis alat p e m a d a m : y a n g d i g u n a k a n adalah
jenis kimia d a n gas sebagai alat p e m a d a m
pokok.
4. Kebakaran kelas D
Kebakaran l o g a m seperti Zeng, M a g n e s i u m,
10
serbuk A l u mi n i u m, Sodium, Titanium d a n lain-
lain.
Jenis alat p e m a d a m : y a n g harus d i g u n a k a n
adalah jenis khusus y a n g berupa b u b u k kimia
kering.
 Kebakaran harus ditangani dengan baik. Penanganan yang dilakukan
tidak hanya sekedar melakukan pemadaman saja tetapi ada tiga
langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1) Pencegaha kebakaran
2) Pemadaman kebakaran
3) Prosedur evakuasi yang harus dilakukan

 Untuk menjalankan tiga langkah tersebut diperlukan Sistem


Pengendalian Kebakaran (SPK).

11
Diagram Sistem Pengendalian Kebakaran (SPK)

12
 Surat Keputusan Menaker No 187/Men/1990 yang mengatur tentang
Material Safety Data Sheet (MSDS).
 MSDS adalah dokumen tentang satu bahan kimia yang harus ada
pada industri yang membuat, menyimpan, atau menggunakannya,
yang memberikan informasi tentang bahan kimia tersebut.
 Informasi ini meliputi:
1. Identitas bahan 6. Tindakan thd 11. Toksikologi
2. Komposisi bahan tumpah & bocor 12. Ekologi
3. Identifikasi bhy 7. Penyimpann bhn 13. Pembuangan
4. Tindakan P3K 8. Pengendalian limbah
5. Tindakan 9. Sifat fisk & kim 14. Pengangkutan
penanggulangan 10. Reaktifitas & 15. Peraturan & per-
kebakaran stabilitas undangan
13
 Ada tiga tahap pemadaman kebakaran yang berkaitan dengan tahap-
tahap terjadinya kebakaran, tahap tersebut meliputi:
a) Memadamkan api tahap dini
b) Mencegah api tumbuh
c) Mengontrol asap

14
 Setiap kebakaran dimulai api yang kecil, jika tidak segera
diketahui dan dicegah, api akan membesar.
 Pemadaman api tahap dini merupakan langkah yang sangat penting
dalam mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar.
 Alat yang dibutuhkan pada tahap ini adalah Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), Hydrant yang menyediakan air bertekanan tinggi, fixed system
yang biasa terpasang di gedung-gedung, serta peralatan
lain di sekitar kita yang bisa digunakan untuk proses pemadaman api
seperti karung goni, selimut, serta barang sejenis yang bisa
menyerap air dan menutup api hingga terpisah dari udara.
 APAR merupakan alat pemadam api yang sangat populer di kalangan
masyarakat, namun demikian sebagian besar mereka tidak mengetahui
15
jenis dan cara penggunaannya. Jenis APAR cukup
banyak, tergantung dari kemampuan memadamkan kebakaran pada
jenis bahan bakar tertentu.
16
Cara penggunaan APAR:

1. Buka kunci pengaman


2. Pegang tabung APAR dalam
posisi tegak
3. Tekan handel pembuka
4. Arahkan ke bahan yg terbakar
jangan arahkan ke apinya
5. Semprotkan APAR secara
periodik, satu periode 3 detik,
17
jika diperasikan kontinyu
APAR hanya dapat
dioperasikan 8 detik
Pengoperasian APAR

18
 Jika api tdk segera dikuasai dan semakin membesar, maka
diperlukan langkah untuk:
a) Melokalisir api
b) Melakukan pendinginan
c) Menguraikan bahan yang terbakar

19
 Sebagian besar bahan yang terbakar menghasilkan asap. Asap yang
berupa gas yang mengandung berbagai unsur, sangat membahayakan
kesehatan.
 Bahkan banyak korban jiwa dalam kejadian kebakaran yang
disebabkan karena menghirup asap yang berlebihan, oleh sebab itu
timbulnya asap harus dapat ditangani dengan baik.
 Cara penanganan asap:
1) Penerapan tata udara sesuai standar pada suatu bangunan
2) Pemasangan alat deteksi asap
3) Pemasangan instalasi smoke vent. 20
 Keselamatan manusia merupakan hal yang terpenting dalam
kebakaran. Ketika kebakaran sudah membesar dan tidak bisa diatasi
dengan APAR, maka yang harus dilakukan adalah melakukan evakuasi
manusia maupun barang.
 Pelaksanaan evakuasi dilakukan sesuai sistem evakuasi yang ada pada
gedung/bangunan yang terbakar. Gedung yang baik memiliki sistem
evakuasi yang standar, misalnya lebar pintu harus dapat dilalui 40 orang
per menit, ada petunjuk rute yang harus dilalui ketika terjadi kondisi
darurat, ada akses jalan yang dapat dilalui oleh mobil pemadam
kebakaran, dan lain-lain.
 Mengingat pentingnya langkah-langkah evakuasi jika terjadi
21
kebakaran, maka perlu adanya manajemen yang baik, SOP, latihan
secara berkala dalam menghadapi kejadian kebakaran, dan penyebaran
informasi tentang cara-cara penanggulangan kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai