Anda di halaman 1dari 36

Rehabilitasi Medik

Congenital Talipes
Equinovarus

Ika Rosdiana
RSI Sultan Agung
Semarang 2012
Talipes equinovarus kelainan kongenital pada kaki yang paling
sering ditemukan.
dapat mengenai 1 kaki/keduanya.
dapat pula disertai kelainan kongenital lain.

Insidensi : 1-2 : 1000 kelahiran hidup.


laki-laki:wanita  2:1.
1/3 kasus  bilateral.
meningkat bila ada saudara kandung yang mengalami
CTEV.
Anatomi Kaki

Kaki  merupakan suatu kesatuan unit yang kompleks.


terdiri atas 26 tulang yang menyangga BB secara penuh
saat berdiri dan mampu memindahkan tubuh pada semua
keadaan berpijak.
terdiri atas 14 falang,5 metatarsal,7 tarsal.

Terbagi atas 3 segmen fungsional :


1.Hindfoot (segmen posterior)
• terletak langsung dibwh os tibia  sebagai penyangga.
• terdiri atas : talus  di apeks kaki,sbg bagian sendi ankle.
calcaneus  di bag belakang,kontak dengan tanah.
2.Midfoot (segmen tengah)
• Terdiri atas 5 tulang : 3 cuneiform
(medial,intermedial,lateral).
Cuboid dan naviculare.

3.Forefoot (segmen anterior)


Terdiri atas :
• 5 metatarsal : I,II,III,IV,V
• 14 falang  ibu jari kaki mempunyai 2
falang,sedangkan jari-jari lainnya mempunyai 3
falang.
Congenital Talipes Equinovarus
Definisi
Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) = club foot = kaki
gada.

Talipes (Talus=kaki, Pes=pergelangan kaki),


Equinus (posisi jari- jari kaki lbh rendah dari tumit),
Varus (kaki memutar ke dalam di mana bag distal ekstremitas
terputar menuju garis tengah tubuh)

Merupakan suatu kelainan kongenital bentuk kaki dan ankle


yang berupa equinus – varus – adduksi.
Patologi anatomi
Deformitas bentuk kaki ditandai dengan komponen-
komponen anatomis sebagai berikut :
1.Adduksi midtarsal.
2.Inversi sendi subtalar (varus).
3.Plantarfleksi sendi talocruralis (equinus).
4.Kontraksi jaringan di sisi medial kaki.
5.Tendo Achilles memendek.
6.Gastrocnemius kontraktur dan kurang berkembang.
7.Otot-otot evertor sisi lateral tungkai bawah kurang
berkembang.
Gambaran klinis

Deformitas ini biasanya jelas saat bayi lahir  kakinya


bengkok dan terpuntir ke dalam  telapak kaki menghadap
ke posteromedial.
Ankle berbentuk equinus,tumit inversi, forefoot adduksi dan
supinasi.Tumit umumnya kecil dan letaknya tinggi.

1.Inspeksi
Betis terlihat kurus,equinus pada ankle,varus pd
hindfoot/tumit
adduksi serta supinasi forefoot.
2.Palpasi : tidak banyak memberikan arti.
3.Saat digerakkan :
Deformitas terfiksasi dan tak dapat dikoreksi secara pasif.
Kaki bayi normal juga dpt terlihat dlm posisi equinovarus,
tetapi dapat didorsofleksikan sampai menyentuh bag depan
tungkai bawahnya.

Foto Rontgen  menunjukkan bentuk dan posisi talus


bermanfaat untuk penilaian penanganannya.
Pada CTEV unilateral  kaki kanan lebih sering terkena diban-
ding kaki kiri.
Pada CTEV bilateral  salah satu kaki lebih berat
deformitasnya.
Etiologi
Sampai sekarang,etiologi deformitas belum dapat dipastikan.
Ada beberapa teori tentang hal tersebut,antara lain :
1.Mekanik
Merupakan teori paling tua  Hipocrates.
Posisi equinovarus kaki fetus disebabkan tekanan mekanik
eksternal.
Diperkuat kenyataan bahwa  insiden CTEV tak meningkat pd
lingkungan prenatal yg membuat uterus terlalu penuh misalnya
kembar,janin besar dll.

2.Enviromental (Browne-1936)
Teori peningkatan tekanan intrauterin  imobilisasi ekstremitas
 timbul deformitas.
3.Heriditer
• Wayne-Davies (1964)  deformitas terjadi pd 2,9% saudara
kandung.Insidensi 1:1000 kelahiran.
Klasifikasi
Pada dasarnya CTEV diklasifikasikan dalam 2 kelompok :
1.Tipe ekstrinsik/fleksibel (konvensional)
• Tipe ini mudah ditangani dan memberi respon thdp terapi
konservatif.
• Kaki dlm posisi equinovarus ttp fleksibel&mudah dikoreksi dgn
tekanan manual.
• Kelainan tulang tdk menyeluruh,tdk ada pemendekan jar lunak
yg berat.
• Tumit normal&terdapat lipatan kulit pd sisi luar ankle.

2.Tipe intrinsik/rigid
• Insidensi : pada sekitar 40% deformitas.
• Resistenkurang berespon thdp terapi konservatif,cepat
kambuh.
• Ditandai : betis kurus,tumit kecil&tinggi,kaki lebih kaku.
• Deformitas hanya dapat dikoreksi sedikit/sebagian dgn tekanan
manual
• Tampak lipatan kulit di sisi medial kaki.
Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan CTEV adalah :

• mencapai reduksi konsentrik disluksasi/subluksasi sendi talocal-


caneonavikuler.

• mempertahankan reduksi

• mengembalikan alignment sendi tarsal&ankle yang normal.

• mendapatkan kaki yang mobile dengan fungsi dan weight


bearing yang normal.
Penatalaksanaan harus sedini mungkin,lebih baik segera setelah
lahir.

3 minggu pertama setelah lahir golden period,krn jaringan


ligamentosa bayi masih kendor krn pengaruh hormon maternal.

Pada fase ini jaringan lunak yang kontraktur dpt dielongasi


dengan manipulasi berulang tiap hari.

Pengelolaan CTEV perlu waktu lama, sehingga diperlukan pera-


watan terus sepanjang stadium pertumbuhan tulang.
Ada 2 cara penatalaksaaan :
1.Konservatif.
2.Operatif.

A.Terapi konservatif
1.Fisioterapi dengan mobilisasi/manipulasi pasif.
Teknik mobilisasi bertujuan untuk melakukan elongasi pd jar
lunak yang kontraktur.
Aturan utama adalah tindakan ini dengan lembut&hati-hati.

Cara manipulasi pasif :


a. Elongasi otot triceps Surae, kapsul posterior dan lig.ankle dan
sendi subtalar.
Os calcaneus dipegang dgn jari telunjuk&ibu jari 1 tangan
tarik ke arah distaltumit tertarik ke bwh&terdorong menjauhi
maleolus medial fibula.
• Dengan tangan lain,area calcaneocuboid didorong ke posisi
dorsofleksi.
• Posisi ini dipertahankan dalam hitungan 10,lalu dilepaskan.
• Ulangi stretching pasif ini 20-30 kali/sesi.(gb.A&B)

b.Elongasi otot tibialis posterior dan lig.tibionavicularis.


• Untuk stretchingos calcaneus dipegang dgn jari telunjuk
ditarik ke bawah ke arah distal.
• Tangan lain menjepit naviculare dgn jari telunjuk dan ibu
jaritarik naviculare&midfoot ke arah distal ibu jari
kakidiabduksi (gb.C).
C.Elongasi ligamen calcaneonaviculare plantaris dan jaringan
lunak lantar.
• Dengan 1 tangan,tumit didorong naik.Dengan tangan lain,
midfoot didorong ke arah dorsofleksi.(gb.D).
• Ibu jari 1 tangan berada di atas maleolus medial dan ibu jari
tangan lain di atas naviculare.
• Posisi ini dipertahankan 10 hitungan lalu dilepas dan diulangi
20-30 kali tiap sesi.
Metode manipulasi pasif selalu dilakukan terlebih dahulu segera
setelah lahir.
Sebaiknya dilakukan pada hari II/III.
Kombinasi manipulasi dengan metoda straping yang diulang tiap
minggu, umumnya menunjukkan hasil dalam 3-6 minggu.

2.Koreksi aktif > 5bulan


Merupakan aspek terpenting dlm tatalaksana CTEV.
• Mobilisasi kaki bayiusaha stimulasi eversi&dorsofleksi aktif
dengan menepuk-nepuk sisi lateral kaki dgn ujung jari mengarah
ke tumit.
• Jika kaki dpt menapakdiberdirikan sebentar dgn BB ditumpu-
kan pd kaki yg sakit&tumit didorong ke bwhgerakkan
dengan lembut antar sisi&dan ke dpn ke belakang.
Ortotik prostetik
Metode ini bertujuan mempertahankan hasil reduksi yang telah
didapat dan dikonfirmasi dengan radiografi.

a.Imobilisasi dengan Plaster of Paris Cast.


Plaster of Paris Castalat retensi statis.
1-1½ inci pada kaki&tungkai bawah dan selebar 2 inci pada
tungkai atas,lutut dan paha.
• Gulung lembaran melawan deformitas varus,tak terlalu kencang
atau longgar.
• Kaki dan ankle dipegang pada posisi koreksi yang diinginkan.
• Asisten menggulung Plaster of Paris Cast melawan
varus,mulai dari sisi lateral kakidorsalplantarkembali ke
lateral.
• Gips terpasang sepanjang tungkai,dari jari kaki sampai lipat
paha dgn lutut fleksi 60-800 untuk mengontrol tumit dan agar
gips tak tergelincir.
• Cast diganti antara 2-3 minggu pd bayi baru lahir karena
pertumbuhan kaki yang cepat.
Plaster of Paris Cast hanya alat retentif,bukan korektif.
2.Teknik Sir Robert Jones (berupa above knee cast).
Memakai perban ortopedik adhesif yang diganti tiap 2-3 hari.
Merupakan splint non rigid dan dinamis untuk mencegah disuse
atrofi&mendukung berfungsinya otot peroneus&dorsofleksor
ankle pada minggu-minggu I setelah lahir.

• Cuci sepanjang ekstremitas dengan air&sabunbersihkan dan


keringkan dgn alkohol

• Kain perban adhesif (lebar 3-5cm) digulung lembut melingkar,


tapi tidak semuanya,sekitar kaki dgn tepi 1cm dari grs tengah
dorsum kaki.
Tepi distal dari lembaran strap adhesif pd ujung basis jari
kakimenopang kaput metatarsal&meregang forefoot keluar dari
posisi equinus.
Ortotik prostetik dengan splinting.
a.Splint logam tipe Dennis Browne.
Splint logam ini terdiri atas 2 potongan aluminium yg dibentuk
menjadi foot plate.
Pada deformitas unilateral,pada kaki yg normal juga dipasang
splint.
Metode :
• Splint dilapisi kapas untuk ganjal yang dipasang di bawah os
cuboid sepanjang tepi lateral permukaan plantar pedis.
Kapas tipis dipasang pada sisi medial kaki dari ibu jari
calcaneus.
Splint dipasang selama 1 mingguakhir minggu I lepas splint
bayi bebas selama beberapa jampasang splint lagi.
b.Dennis Browne night splint.
Untuk mempertahankan koreksi
Splint dipakai siang malam selama 3 bln.
Dapat dipakai sampai anak bisa berjalan.
Perlu diingat bahwa splint dipakai pada malam hari selama
minimal 1 tahunmencegah rekurensi.

60% kasus CTEV yg diterapi secara dini dgn metode


nonoperatifmemberi respon yg baik dalam 3 bulan pertama
terapi.
B.Terapi operatif
Indikasi operasi:
Pada kasus resisten,operasi dilakukan pd usia 3-6
minggu,ketika tak tampak perbaiakn nyata setelah terapi konserva-
tif secara teratur.

Penanganan pasca operasi


a.Ortosa :

• Pemasangan long leg cast/above knee cast dgn lutut ekstensi


selama 2-3 minggu.Saat cast diganti,diperiksa luka,jahitan
diangkatkoreksi posisipasang short leg cast selama 3
minggu.Total imobilisasi:6 minggu.
• Selanjutnya dipasang splint Dennis Browne.
b.Sepatu koreksi
Pada dasarnya adalah untuk membantu kaki dalam
memperbaiki keseimbangan waktu berdiri dan berjalan 
dengan heel&sole modification.

c.Fisioterapi
Dilakukan stretching tendo Achilles secara hati-hati.
RINGKASAN

• Talipes equinovarus adalah kelainan kongenital yang paling se


ring terjadi pada kaki.
• Ada 2 tipe : fleksibel dan rigid.
• Tipe rigid memiliki deformitas berat dan sulit dikoreksi secara
konservatif.
• Rehabilitasi medik difokuskan pada pencegahan disabilitas saat
anak-anak dan masa transisi agar kelak dapat hidup sebagai
orang dewasa dengan sisa disabilitas seminimal mungkin.
• Prognosa ditentukan antara lain oleh,deformitas yg
terjadi,waktu penatalaksanaan,kesabaran dan pengertian orang
tua.

Anda mungkin juga menyukai