Anda di halaman 1dari 44

KETRAMPILAN

OBSERVASI
Alat Bantu Visual IV.I.1
15

TUJUAN
 Menjelaskan tingkah laku verbal dan
nonverbal sebagai objek observasi

 Menjelaskan perbedaan antara pengamatan


obyektif dengan penafsiran

 Menerapkan keterampilan observasi


PENGAMATAN OBYEKTIF
 Adalah berbagai tingah laku yang kita lihat
dan dengar
 Misalkan ; jalan mondar-mandir, tangan
dikepal
PENAFSIRAN
 Kesan yang kita
berikan terhadap apa
yang kita lihat dan
kita dengar
 Misal : kesal karena
terlalu lama
menunggu
APA YANG DIOBSERVASI
 Tingkah laku non
verbal
 Tingkah laku verbal
 Kesenjangan verbal
dan non verbal
Alat Bantu Visual IV.3/Handout IV1.B
18

KETERAMPILAN OBSERVASI
 APA YANG DIOBSERVASI/DIAMATI?
 Tingkah laku non verbal
 Tingkah laku verbal
 Kesenjangan verbal dan non verbal

 TINGKAH LAKU NON VERBAL


 Penampilan umum? (rapi/lusuh)
 Cara menatap? (menatap mata/ tidak; melihat
kebawah/kearah sudut ruang)
 Bahasa Tubuh? (Postur kaku/terlalu banyak
gerak/ada gerakan tertentu, tegang, dsb)
- Kualitas suara dan gaya bicara? (suara keras/ lemah,
intonasi jelas/datar, gagap/tegas,dsb).
TINGKAH LAKU NON VERBAL
 Penampilan umum
 Cara menatap/
pandangan mata
 Bahasa tubuh
 Kualitas suara dan
gaya bicara
Tingkah laku verbal
 Kata-kata kunci
 Penjelasan-penjelasan
 Kapan beralih topik
 Pertanyaan yang diajukan
Kesenjangan tingkah laku verbal
dan non verbal

 Kesesuaian antara tingkah laku verbal dan


non verbal
 Kesesuaian antara dua pernyataan
 Kesesuaian antara apa yang diucapkan
dan apa yang dikerjakan
TANDA KETEGANGAN
 Air mata ( mata berkaca-kaca)
 Berkeringat
 Tremor bibir dan tangan
 Mulut dan bibir menjadi tegang
 Postur tubuh tegang, menunjukkan “waspada”
 Muka pucat atau memerah
 Bicara sangat pelan, amat sangat tenang,
hampir tidak ada gerakan, sangat formal
MEMBINA
HUBUNGAN BAIK
Membina Hubungan Baik

 Waktu : 1 jam 45 menit


 Tujuan : Setelah mengikuti modul ini,
Mhs diharapkan mampu :
# Memahami sikap dan
perilaku
dasar yang dibutuhkan dalam
membina hubungan baik.
# Menerapkan perilaku dasar
yang dibutuhkan dalam
membina hubungan baik.
PENGERTIAN
 Ketrampilan membina hubungan baik
merupakan dasar dari proses komunikasi
interpersonal bidan dengan klien, keluarga
klien, TOMA dsb.
SOLER
 S Face your client squarely
dan smile/ nod at client
 O Open and non judgemental facial
expression
 L Lean toward client
 E Eye contact in a culturally- acceptable
manner
 R Relaxed and friendly manner
HAL PENTING DALAM MEBINA
HUBUNGAN BAIK
 Menunjukan tanda perhatian verbal
 Menjalin kerja sama
 Memberikan respon yang positif ; pujian
dan dukungan
PUJIAN
 Mengungkapkan persetujuan atau
kekaguman sehingga mendorong tingkah
laku yang baik, penghargaan terhadap
tindakan/usaha yang telah dilakukan
dengan baik
 Contoh : “Bagus, ibu sudah datang tepat
waktu “
DUKUNGAN
 Memberi dorongan, kepercayaan dan
harapan. Bidan mengungkapkan kata-kata
agar klien tahu bahwa bidan percaya klien
dapat mengatasi masalah dan membantu
klien mengatasi masalahnya
 Contoh : “ pasti sangat sulit bagi ibu untuk
datang ke sini, tetapi saya akan berusaha
semampu saya “
Perilaku respon positif yang
mendukung terciptanya hubungan
baik
 Bersalaman dengan ramah
 Mempersilahkan duduk
 Bersabar
 Tidak menginterupsi/memotong
pembicaraan klien
 Menjaga kerahasiaan klien
Lanjutan …
 Tidak melakukan penilaian
 Mendengarkan dengan penuh perhatian
 Menanyakan alasan kedatangan klien
 Menghargai apapun pertanyaan maupun
pendapat klien
Format penilaian ketrampilan
membina hubungan baik
MENDENGAR AKTIF

Elly Dwi Wahyuni, SST


 Ibu santi berkata :
“ Saya tidak tahu harus bagaimana, rumah saya
cukup jauh, dalam keadaan hamil tujuh bulan
rasanya berat bila harus pergi ke bidan
sendiri. Suami saya seperti tidak peduli, dia
sulit sekali diminta untuk mengantar, selalu
ada saja alasannya. Sudah sering saya
mengeluh, tapi tidak berubah juga. Sebagai
istri saya ingin diperhatikan. Dia memang
sering tidak mendengarkan kata-kata saya,
Suami saya sepertinya hanya takut kepada
ibunya. Menurut bu bidan, apa yang harus saya
lakukan ? “
Contoh tanggapan ibu santi
 “ Yaa, ibu lebih baik minta tolong ibu mertua
saja kalau begitu ( Menasehati )
 Sama dengan saya, waktu saya hamil suami
saya juga tidak memperhatikan …
( pengungkapan diri menunjukkan simpati )
 Oh, begitu ya .. ( sambil mengerjakan sesuatu )
( tidak mempedulikan )
 Hati-hati lho, jangan-jangan dia sudah bosan
dengan ibu ( menakut-nakuti )
Lanjutan …
 Barangkali ibu kurang membujuk suami
( menganalisa )
 Saya ikut sedih mendengarnya
( menunjukan simpati )
 Apakah ibu pernah minta tolong dengan
mertua untuk menasehati suami ?
( bertanya )
 Putra ibu yang pertama sudah besar ya ?
(mengalihkan perhatian )
Lanjutan..
 Ibu tidak tahu harus berbuat bagaimana agar
suami memperhatikan ibu ?
( merefleksi isi, merangkum )
 Ibu merasa kesal dan bingung karena sikap
suami ibu ? ( merefleksi perasaan )
4 BENTUK MENDENGARKAN
1. Mendengar pasif ( teknik diam )
2. Memberi tanda perhatian verbal spt ;
ya…lalu…., oh..begitu….
3. Mengajukan pertanyaan untuk
mendalami dan klarifikasi ( membuka
pintu berbicara )
4. Mendengarkan aktif memberi umpan
balik ( merangkum, refleksi isi dan
refleksi perasaan )
MENDENGAR DAN MENDENGARKAN

 Mendengar merupakan proses mendengar


suara melalui alat pendengaran ( telinga )
tanpa ada proses si pendengar dalam
menyerap apa-apa yang didengar
 HEAR ( masuk kuping kiri keluar kuping
kanan )
Lanjutan :

Mendengarkan adalah suatu proses aktif


yang membutuhkan partisipasi aktif dari
yang mendengarkan (LISTENING )
Sering kali kita mendengar namun tidak
benar-benar mendengarkan
Contoh ????
Ketrampilan mendengarkan tidaklah
mudah, namun dapat dilatih
Lanjutan …

Ketrampilan mendengarkan
membutuhkan latihan terus menerus
Latihan yang baik dalam ketrampilan
mendengarkan adalah dengan meringkas
pokok utama dari hal-hal yang diucapkan
klien
Perilaku yang perlu dimiliki

Perhatian
Konsentrasi pada klien
Tidak memotong ucapan klien
Memberi tanggapan non verbal
Memberi tanda perhatian verbal
1. Merangkum
# Menyampaikan kembali hal-hal inti
dari ucapan klien setelah memberi
kesempatan klien untuk berbicara beberapa
waktu.
# Hampir sama dengan refleksi isi
namun, berbeda.
# Merangkum, setelah beberapa waktu yang
lebih dan mencakup beberapa informasi yg di
ucapkan klien.
# Dengan merangkum, klien mengetahui bahwa
bidan mendengarkan dan mengerti apa yang
dikatakannya
2.REFLEKSI ISI ( PHARAPRASING )

 Mengungkapkan kembali dengan kata-kata lain


apa yang dianggap sebagai inti dari apa yang
baru dikatakan klien, memberi masukan kepada
klien tentang inti ucapan yang barub
dinyatakan dengan cara meringkas dan
memperjelas ucapan klien

 Menggunakan sebagian dari kata-kata konselor


yang ditambah dengan kata-kata klien
Contoh :

“jadi dengan kata kata lain …”


“dari yang saya tangkap, maksud ibu … “
“Jadi yang terjadi adalah .. “
“Maksud ibu , bahwa .. “
“Ibu mengira .. “
CONTOH

 Klien : tiap hari saya selalu disibukkan


mencuci, memasak, menimba air, belum lagi
membereskan rumah. Dalam keadaan hamil
ini saya ingin minta bantuan suami untuk
mengerjakan pekerjaan rumah, tapi apa ia
mau. Ia sering mengatakan bahwa
pekerjaan rumah adalah pekerjaan
perempuan ….
• Bidan :
“ Ibu ingin minta tolong suami
mengerjakan pekerjaan rumah tangga
yang terasa berat dalam keadaan hamil
seperti sekarang ini , tapi tidak yakin
suami mau !”
Merangkum & Refleksi Isi

Hampir sama dengan refleksi isi, namun


berbeda.
Merangkum dilakukan setelah waktu
beberapa waktu yang lebih lama dan
mencakup beberapa informasi yang
diucapkan klien
Biasanya digunakan di awal, di akhir dan
peralihan antar topik
3. Refleksi perasaan
Mengungkap perasaan klien yg teramati oleh
Konselor dari intonasi suara, raut wajah dan
bahasa tubuh klien maupun dari hal-hal yang
tersirat dari kata-kata verbal klien.
contoh : oh jadi ibu merasa kesal
dengan……………………

“Tahap paling tinggi untuk meredam dan


membuktikan kita mendengarkan aktif”
31B Alat Bantu Visual IV.3.9

Contoh :
Klien :
“Tiap hari saya selalu disibukkan dengan
memasak, mencuci pakaian, menimba air,
belum lagi membersihkan rumah yang selalu
kotor, dalam keadaan hamil seperti ini saya
ingin minta bantuan suami untuk mengerjakan
pekerjaan rumah, tapi apa dia mau, dia sering
mengatakan pekerjaan rumah adalah
pekerjaan perempuan, padahal mestinya
tidak begitu,khan,bu. Namanya berumah
tangga, ya sama-sama, ya, khan, bu, apalagi
saya sedang hamil begini!”
31C

Bidan : “Ibu merasa kesal dengan sikap


suami yang tidak membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah
tangga dalam keadaan hamil
seperti sekarang ini!”
35

CONTOH KASUS
“Saya tidak tahu harus bagaimana saat ini.
Bagaimana mungkin suami lebih mendengarkan
temannya daripada mendengarkan istrinya. Saya
ingin melahirkan dibantu ibu bidan, yang sudah
tahu kondisi saya, tapi suami saya mengatakan
dengan bu Ijah saja, dukun bayi yang melahirkan
anak temannya. Saya tidak ingin kejadian seperti
persalinan pertama saya terjadi lagi, bu.”
Buatlah refleksi isi dan refleksi perasaan !
TUJUAN MENDENGARKAN DAN
BERTANYA
 Mendorong klien untuk berbicara.
 Menunjukkan minat dan perhatian kita
terhadap klien.
 Meningkatkan kesadaran kita terhadap
perasaan klien.
 Untuk memperoleh informasi.
Memberi suatu arahan percakapan.
Tips dalam mendengarkan aktif
 Terima klien apa adanya
 Dengarkan apa yang dikatakan klien dan
bagaimana ia mengatakan itu. Perhatikan
intonasi suara, pemiliham kata, ekspresi wajah
dan gerakan tubuh
 Tempatkan diri pada posisi klien selama
mendengarkan
 Terkadang lakukan mendengar pasif. Beri
waktu klien untuk berfikir, bertanya dan
berbicara. Sesuaikan dengan kecepatan klien
Lanjutan …
 Dengarkan klien dengan seksama, jangan
berfikir apa yang akan anda katakan
selanjutnya
 Lakukan refleksi apa yang anda dengan,
sehingga anda & klien tahu bahwa anda telah
paham
 Duduk menghadap klien dengan nyaman,
hindari gerakan yang enganggu, tatap dan
perhatikan klien ketika berbicara
 Tunjukan tanda perhatian verbal dan non
verbal

Anda mungkin juga menyukai