Anda di halaman 1dari 9

INSEMINASI

Nama kelompok :
Arindy Maldini
Eka Yuniarti
Hayutiti Ayu S
Mega Tawwakal
Nur Imas Mae
Septi Yulinda
Yuli Setiawati
INSEMINASI
 Inseminasi buatan merupakan terjemahan
dari artificial insemination.
 Artificial = buatan atau tiruan
 Insemination berasal dari kata latin
Inseminatus = pemasukan atau penyampaian
 Jadi, Artificial Insemination adl penghamilan /
pembuahan buatan
 Dlm bhs Arab disebut Talqiihushshina’I seperti
terdapat dalam kitab al- Fatawa karangan Mahmud
Syaltut.
 Jadi, Inseminasi buatan adalah penghamilan buatan
yang dilakukan terhadap seorang wanita tanpa
melalui cara alami, melakukan dengan cara
memasukan sperma laki-laki kedalam rahim wanita
tersebut dengan pertolongan dokter.
 Istilah lain semakna adl kawin suntik, penghamilan
buatan dan permainan buayan (PB).
HUKUM INSEMINASI BUATAN
PADA MANUSIA
 Inseminasi buatan dilihat dari asal sperma
dapat dibagi menjadi 2 yi :
 Inseminasi buatan dengan sperma sendiri atau AIH
( Artifical Insemination Husband )
 Inseminasi buatan dengan bukan sperma suami atau lazim
disebut donor, disingkat AID ( Artifical Insemination Donor )
• Pada prinsipnya dibolehkan inseminasi itu
bila keadaanya benar-benar memaksa
pasangan itu untuk melakukan dan bila tidak
akan mengancam keutuhan rumah
tangganya ( terjadi perseraian ).
AIH
 Untuk inseminasi buatan pada manusia
dengan sperma suami sendiri, baik dengan
cara mengambil sperma suami kemudian
disuntikan ke dalam vagina atau uterus istri,
maupun dengan cara pembuahan dilakukan
di luar rahim ( bayi tabung ), maka hal ini
dibolehkan asal keadaan suami dan istri
tersebut benar-banar membutuhkan untuk
memperoleh katurunan.
AID
 Adapun inseminasi buatan dgn donor, disampimg
sebagiannya dilakukan karena ada kelainan pada
perangkat dalam, dan sebagiannya lagi dilakukan
tidak karena alasan kesehatan melainkan karena
alasan dan motivasi lain. Untuk tujuan perluasan
daerah sebagai ganti dari manusia yg banyak
meninggal karena wabah atau penyakit atau
peperangan. Maka inseminasi buatan dgn
menggunakan sperma donor para ulama
mengharamkannya.
 Jadi, pada inseminasi buatan dengan
menggunakan sperma suami sendiri tidak
menimbulkan masalah pada semua
aspeknya, bhkan ulama memujinya sbg
suatu cara untuk membantu pasangan
mandul untuk memperoleh keturunan yang
sah.
 Sedangkan pada inseminasi buatan yang
menggunakan sperma donor,sangat
ditentang para ulama karena tidak sesuai
dengan etis dan moral atau kesusilaan,
selain itu juga berpengaruh negatif dan buruk
terhadap kejiwaan orang-orang yang
bersangkutan.
ANAK HASIL INSEMINASI
 Apabila sperma itu berasal dari orang lain
(donor), bukan dari suami sendiri, maka
dilarang oleh agama islam dan status anak
hasil inseminasi itu, sama dengan anak zina.
 Status anak itu dipandang sbg anak zina,
bukan karena cara yg dilakukan sbg suami
istri, tetapi dilihat dari segi kekaburan
katurunan anak itu, yang sama sekali tidak
dapat diketahui siapa bapaknya (donor)
karena donor itu mesti dirahasiakan.

Anda mungkin juga menyukai