Eradikasi penyakit
(final goal)
Imunisasi Pasif
• Proteksi jangka pendek
Kadar antibodi • Mahal
• Perhatikan keamanan
Injection 4 8 12 16 20minggu
Of Igs
Vaksinasi/Imunisasi Aktif
Kadar antibodi
4 8 12 16 20 minggu
Suntikan
vaksin
VACCINE
KILLED = 1 LIVE =
INACTIVATED ATTENUATED
VACCINE
VIRAL 2 BACTERIAL
VACCINE VACCINE
Jenis Vaksin
Bacterial Viral
WHOLE CELL WHOLE VIRUS
BCG * Measles
Pertussis * Mumps
Cholera * Rubella
Live typhoid * Varicella
TOXOID * Poliomyelitis IPV & OPV
Tetanus * Yellow Fever
Diphtheria * Rabies
Pertussis toxin * Hepatitis A
SURFACE Ag SPLIT VIRUS
Acellular pertussis * Influenza
POLYSACCHARIDE RECOMBINANT SURFACE Ag
Meningo * Hepatitis B
Pneumo
Typhim Vi
CONJUGATE
POLYSACCHARIDE
* Hib
PENYAKIT-PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI (PD3I)
1. Tuberkulosis 11. Pneumokokus
2. Difteria, Pertusis, 12. Rotavirus
Tetanus 13. Rabies
3. Hepatitis A 14. Meningokokus
4. Hepatitis B 15. Japanese Ensefalitis
5. Poliomielitis 16. Yellow Fever
6. Campak 17. Kolera
7. Measles, Mumps, 18. Haemophyllus
Rubela Influenza type B
8. Varisella 19. Human Papilloma
9. Demam Tipoid Virus
10.Influenza
“DPT”
Difteria-Pertusis-Tetanus
KASUS-1
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun 10 bulan, dibawa
orangtuanya berobat dengan keluhan demam tidak
tinggi selama 5 hari, disertai sakit menelan dan
tidak mau makan. Anak terlihat lemas dan mulai
semalam gelisah, nafas sesak dan berbunyi serta
mengorok. Pagi ini anak tidur terus, nafas makin
sesak. Ibu melihat bahwa leher anak membengkak.
Penilaian
2–3 hari
Gejala akut
● Membran tebal berwarna abu-abu di pharynx
● Pembengkaan dan pengerasan kelenjar limfe di leher
● Peradangan dan pembengkaan jaringan lunak di
sekitar pharynx nampak sebagai “bull-neck”
● Nadi cepat
7 hari
Membran menghilang, gejala Komplikasi
infeksi akut mereda
a. Pertusis
b. Komplikasi Pneumonia
4. Berdasarkan diagnosis tersebut
• Bordetella Pertussis
pleiomorfic Bacillus gram (-)
• > 40% Cases < 5 Years
• Incubation periods 7-10
days (range 4-21 days)
Very Contagious
Transmission occurs via respiratory droplets
Antibiotika golongan makrolide
Ertiromisin : 50-100 mg/kgBB/hari 3-4 kali
selama 7-14 hari
Azitromisin : 10 mg/kgBB/hari 1x perhari
selama 3-5 hari
Claritromisin : 15 mg/kgBB/hari 2 x perhari
selama 5-7 hari
Supportive treatment : oksigenasi, cairan,
antipiretika, antitussif jika berat
Pencegahan higiene sanitasi
Vaksinasi DPT
Pertussis
Infeksi
Masa inkubasi (7–20 hari)
Stadium Catarrhal
1–2 minggu
Stadium Paroksismal
2–6 minggu
Pemulihan Komplikasi
d. Pemeriksaan Penunjang
Darah Tepi Lengkap
Analisa Gas Darah
Gula Darah Dan Elektrolit
Pungsi Lumbal
Kesadaran compos mentis, suhu 36,70C,
frekuensi nafas 30 kali/menit, tidak sesak dan
frekuensi nadi = frekuensi jantung 92 kali/menit,
tekanan darah 100/60 mmHg.
Muka rhisus sardonicus, trismus, kaku kuduk,
bila disentuh terlihat opistotonus, kejang
rangsang dan perut papan
Ditemukan otitis media supurativa kronis pada
telinga kiri
Pada pemeriksaan darah tepi leukosit 11.500/ ul,
lain-lain dalan batas normal.
3. Berdasarkan pada hasil temuan, apakah diagnosis
pasien tersebut?
Jawaban
a. Tetanus anak
b. Tidak ada komplikasi
3. Berdasarkan diagnosis tersebut bagaimana tata
laksana pasien?
Jawaban
Umum
a. Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi dengan
pemberian ASI atau susu formula melalui sonde
lambung, atau pemberian cairan intra vena bila
terdapat kekakuan otot baik spontan maupun bila
dirangsang.
b. Dirawat dalam suasana yang tenang
c. Menjaga saluran nafas tetap bebas
d. Memberikan O2 dengan sungkup atau masker
bila perlu
TETANUS
Tetanus / lockjaw
Penyakit infeksi bakteri akut
Tanda utama :
tulang belakang
- saraf otonom
Tetanus tidak ditularkan dari orang ke orang
Risus Sardonicus
Trismus
Opistotonus
paralisis meluas keotot
perut,punggung pinggang
dan paha yg menyeluruh
kontraksi otot tonik berat
perut papan
Kejang
- mendadak
- tinju menggenggam
- lengan fleksi dan aduksi
- kaki hiperekstensi
DERAJAT PENYAKIT
Trismus sedang
Kekakuan jelas
Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang
spontan
Takipnea
Disfagia ringan
Derajat III (Tetanus berat)
2. Stadium prodromal
3. Stadium akhir
Masa prodromal