Anda di halaman 1dari 38

ANALISA BISNIS DAN STUDI

KELAYAKAN

DRS. H. M.YUSUF, MKES


2
Pengertian Bisnis

Menurut Steinholff (1979: 5), “Business is all those activities


involved in providing the goods and services needed or desired by
people
Dalam pengertian ini, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang
meyediakan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh
konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang
memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha,
maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun
badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak
memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), serta usaha informal lainnya.
Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan bisnis
mencakup keseluruhan tangible goods maupun intangible goods
(jasa).

Yang dimaksud dengan tangible goods adalah barang-barang yang


dapat diindra oleh pancaindra manusia, seperti mobil, rumah, kursi,
pulpen, mi instan, sabun cuci, dan lain-lain.

Sedangkan jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat secara kasat
mata, tetapi dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen
mengkonsumsi jasa tersebut. Sebagai contoh, keandalan seorang
pengacara dalam memberikan jasanya tidak dapat diukur dari
keberadaan fisik maupun asal suku bangsa pengacara tersebut.
Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan
Ebert (1996), “Business is an organization that provides
goods or services in order to earn profit.”

Dari definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui


penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk
menghasilkan profit.
ANALISIS BISNIS
Investasi
• merupakan pengorbanan atau pengeluaran untuk suatu
harapan di masa yang akan datang

• investasi dapat dibedakan dua,


1. investasi finansial
Apabila seseorang melakukan investasi dengan
menyimpan uang atau sumber daya yang
dimilikinya dalam bentuk-bentuk instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, dan yang lainnya
2. investasi nyata.
investasi nyata diwujudkan dalam benda-benda
(aset) nyata seperti pabrik, peralatan produksi,
tanah, dan sebagainya.
CASH FLOW
Lap.Yg menggbrkan posisi kas perusahaan dlm suatu priode
akuntansi.

Menurut Gunawan Adisaputra


pengertian cash flow adalah sebagai berikut: “Pengeluaran-
pengeluaran dan penerimaan-penerimaan yang timbul akibat adanya
kegiatan investasi

Menurut Tandelilin (2001), tujuan investasi adalah untuk :


• Menghasilkan sejumlah uang
• Untuk mendapat kehidupan yang lebih layak / baik dimasa yang
akan datang
 Fungsi Cash Flow

1. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan


memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan
dalam waktu relatif singkat tanpa ada pengurangan
investasi awal

2. fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna


menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa
yang akan datang yang dapat di cairkan relatif cepat

3. Capital Growth, dana yang diperuntukan pertumbuhan /


perkembangan
1. Aliran kas awal (Initial cash flow)
Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi : pembelian tanah,
gedung.
Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash
out flow

2. Aliran kas operasional (Operational cash flow)


Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek : penjualan, biaya umum dan
administrasi. Merupakan aliran masuk (cash in flow) dan
aliran keluar (cash out flow)
3. Aliran kas akhir (Terminal cash flow)
Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa
proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja.
Contoh Soal 1 :
Suatu perusahaan mempunyai rencana membeli sebuah
mesin baru untuk mengganti mesin lama yang dianggap
tidak efesien lagi.Harga mesin baru beserta biaya
pemasagannya sebesar Rp.60.000,- dengan taksiran umur
penggunaan 3 tahun. Mesin lama masih mempunyai umur
penggunaan 3 tahun lagi. Jika mesin lama dijual waktu ini
harganya sesuai dengan bukunya yaitu Rp.15.000,-.
Penggantian mesin lama dengan mesin baru diharapkan
akan dapat menghemat biaya2 tenaga kerja, material dan
biaya reperasi setiap tahunnya sebesar Rp. 27.500,-
sebelum pajak. Pajak perseroan ditetapkan 40 %.
Pertanyaan : Buatlah cash flow dan laporan laba-
ruginya
Perbedaan Laba Rugi Dengan Cash Flow

Uraian Laba Rugi Cash Flow

Penghematan biaya tenaga kerja, Rp. 27.500 Rp. 27.500


material dan reparasi
Depresiasi mesin baru Rp 20.000
Depresiasi mesin lama Rp 5.000

Tambahan Depresiasi Rp. 15.000


Keuntungan kena pajak Rp. 12.500
Pajak 40 % Rp. 5.000 Rp. 5.000
Kenaikan keuntungan sudah pajak Rp. 7.500
Kenaikan cash flow (proceed) Rp. 22.500
Latihan
Misal suatu proyek memerlukan investasi untuk
aktiva tetap Rp. 800 juta dan untuk modal
kerja Rp. 200 juta. Aktiva tetap ditaksir memiliki
usia ekonomis 8 tahun tanpa nilai sisa dan
disusut dengan metode garis lurus. Biaya
operasional tunai diperkirakan Rp. 1.000 juta.
Penghasilan dari penjualan ditaksir Rp 1.500 juta.
Bila pajak penghasilan 35 % Pertanyaan buatlah
laporan laba rugi dan cash flow
LAPORAN LABA/RUGI CASH FLOWS
Pemasukan
Penghasilan dari penjualan = Rp. 1.500 juta Rp. 1.500 juta ( In )

Pengeluaran
Operasional tunai = Rp. 1.000 juta Rp. 1.000.juta (Out)
Penyusutan = 800/8 = Rp. 100 juta
= Rp. 1.100 juta
Laba sebelum pajak = Rp. 400 juta
Pajak 35 % = Rp. 140 juta
Laba setelah pajak = Rp 260 Juta Rp. 140 juta( Out)
Cash flow
Rp. 360 juta
Analisis Kriteria Investasi

Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri
pengolahan hasil pertanian, diketahui:
Dana investasi: Rp. 35.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun
persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000,-.
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari
berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan
untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1. Benefit dari kegiatan
industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian.
Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp
10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel 1.
Berdasarkan data di atas, apakah rencana pembukaan industri yang
mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat
dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18%?
2. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity
cost of capital sebagai diskon faktor.
Rumus:
n
NPV   NBi (1  i )  n
i 1
Dimana:
atau NB = Net benefit = Benefit – Cost
n
C = Biaya investasi + Biaya operasi
NBi
NPV   B = Benefit yang telah didiskon
i 1 (1  i ) n C = Cost yang telah didiskon
atau i = diskon faktor
n n n = tahun (waktu
NPV   Bi  Ci   N Bi
i 1 i 1
Kriteria:
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible)
untuk dilaksanakan
NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (not
feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam
keadaan BEP dimana
TR=TC dalam bentuk present value.

Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang


perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek
yang direncanakan.
Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun
industri pengolahan hasil pertanian, diketahui:
Dana investasi: Rp. 35.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu
tahun persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp.
15.000.000,-. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari
pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari
berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun
dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari
pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada
tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang
tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan
data di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil
pertanian tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat dari segi
NPV dengan diskon faktor sebesar 18%?
Tabel 1: Persiapan Perhitungan NPV (dalam Rp.000,-)

Thn Investasi Biaya Total Cost Benefit Net D.F. Present


Operasi Benefit 18% Value

0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 -20.000


1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 -12,713
2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 3,591
3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 3,652
4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 4,126
5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 4,371
6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 5,186
7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 5,336
8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 5,586
9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 5,863

10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 6,115


NPV 11.115,73
Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka:

n
NPV   NBi (1  i )  n
i 1

NPV  11.115.000
Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha
(proyek) layak diusahakan.
Catatan:
 Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut
proyeksi harus mendapat perhatian
 Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan
menggunakan berbagai variabel (perkembangan trend,
potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa
datang, perubahan teknologi, perubahan selera
konsumen).
Tabel 2: Persiapan Perhitungan NPV (dalam Rp.000,-)

Thn Investasi Biaya Total Benefit Net D.F. B C


Operasi Cost Benefit 18%
0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 - 20.000
1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 - 12.713
2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 7.182 3.591
3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 7.304 3.652
4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 7.221 3.095
5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 7.431 3.060
6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 7.778 2.593
7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 7.848 2.511
8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 7.980 2.394
9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 8.118 2.255
10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 8.217 2.102
NPV 69.080 57.966
Dengan menggunakan rumus yang lain, NPV dapat
juga dihitung dengan bantuan Tabel 2 berikut. Pada
tabel tersebut cost dan benefit langsung dikalikan
dengan DF:
n
NPV   Bi  Ci
i 1

NPV  69.080  57.966


NPV  11.114  Rp11.114.000,

Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan


usaha (proyek) layak diusahakan.
Contoh 2:
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama
dengan mesin baru karena mesin lama tidak
ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis.
Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana
investasi sebesar Rp 75.000.000,-. Mesin baru
mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan
salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir
tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,-. Berdasarkan
pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun
diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,- dengan biaya
modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini
layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan
NPV?
n
CFi Sv
PV  
Di mana: PV = Present value
 CF = Cash flow

i 1 (1  r ) (1  r )
m n n = periode waktu tahun ke
n
m = periode waktu
r = tingkat bunga
Sv = salvage value
20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 15.000.000
PV     ...  
(1  0,18) (1  0,18) 2
(1  0,18) 3
(1  0,18) 5
(1  0,18) 5
PV  16.949.153  14.363.689  12.172.617  10.315.778  8.742.184  6.556.638
PV  69.100.059

Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, pembelian mesin baru dengan harga
Rp 75.000.000,- ternyata tidak feasible karena PV lebih kecil dari original outlays
atau original cost (harga beli).
NPV = PV – OO = 69.100.059 – 75.000.000 = - 5.899.941, dimana OO=original
outlays
Berdasarkan perhitungan NPV diperoleh nilai negatif, maka pembelian mesin pun tidak
feasible.
a. Net Benefit Cost Ratio (B/C ratio)
Benefit and cost raio (B/C ratio) merupakan aktivitas dari jumlah
sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran Investasi
selama umur investasi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

PVkasbersih
PI  x100%
PVInvestasi
Dari contoh diatas, dapat dihitung prfitability index sebagai berikut :

Rp164.430,
PI  x100%
Rp120.000,
PI = 1,37
Apabila kita menggunakan profitability Index sebagai ukuran, maka usul investasi
yang mempunyai PI>1 dapat diterima, sebaliknya bila PI<1 usul tersebut seharus
ditolak
Ada usul investasi dalam suatu proyek yang membutuhkan investasi
sebesar Rp 120.000,- yang diperkirakan mempunyai proceeds selama
usianya sebagai berikut :
Pola Proceeds ( Keuntungan neto sesudah pajak plus depresiasi
sebagai berikut :
Tahun Proceeds
1 Rp 60.000,-
2 Rp 50.000,-
3 Rp 40.000,-
4 Rp 30.000,-
5 Rp 20.000,-
6 Rp 10.000,-
Pertanyaan
Hitunglah NPV dengan discnount rate 10
Jawab
Tabel 3. Perhitungan NPV atas dasar discout rate 10 %

Tahu DF 10 % Procedds (Rp) PV Proceeds


n (Rp)
1 0,909 60.000 54.540
2 0,826 50.000 41.000
3 0,751 40.000 30.040
4 0,683 30.000 20.490
5 0, 621 20.000 12.420
6 0,564 10.000 5.640
PV Proceeds 164.430
PV Outlays 120.000
NPV +44.430
Tugas
Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan penggantian salah satu mesin
produksinya dengan mesin yang lebih baru dengan alasan untuk
penghematan biaya (efisiensi). Mesin lama mempunyai umur ekonomis 10
tahun dan telah digunakan selama 5 tahun.
Informasi tentang kedua mesin tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 5: Mesin Lama dan Mesin Baru

Uraian Mesin Lama Mesin Baru


Harga Rp.160.000.000 210.000.000
Umur Ekonomis 10 tahun 5 tahun
Nilai Sisa 10.000.000 20.000.000

Harga jual mesin lama Rp 95.000.000 Penghematan penggunaan mesin


baru diperkirakan Rp 40.000.000 per tahun. Tingkat keuntungan yang layak
adalah Rp 20% dan tingkat pajak sebesar 30%. Apakah sebaiknya
perusahaan mengganti mesin lama dengan mesin baru dengan menggunakan
metoda NPV dan Pay back priod
STUDI KELAYAKAN

Pertimbangan utama dalam membangun sebuah


bisnis pastinya menyangkut pada profit. Pertanyaan
yang akan muncul dalam proses pertimbangan
tersebut biasanya berkutat pada apakah bisnis yang
tengah dirintis dan dikembangkan akan
menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan,
apakah keuntungan tersebut akan berpotensi untuk
terus bertambah ataukah hanya akan stagnant?

Penelitian tersebut nantinya dapat menjadi dasar dari


pertimbangan-pertimbangan pelaku usaha untuk
menilik apakah sebuah bisnik layak untuk dikerjakan,
ditunda, atau bahkan dibatalkan. Penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebuah bisnis
dinamakan studi kelayakan bisnis.
MANFAAT STUDI KELAYAKAN BISNIS

Beberapa manfaat studi kelayakan bisnis, antara lain:

1. Menghindari resiko kerugian

Studi kelayakan bisnis bermanfaat untuk membantu pelaku bisnis menghindari


resiko kerugian. Jika pelaku bisnis melewatkan studi kelayakan bisnis dalam
perencanaan bisnisnya, ia akan kesulitan untuk mengetahui apakah bisnis
tersebut dapat mendatangkan keuntungan atau justru kerugian untuknya.
Dengan adanya studi kelayakan bisnis, pelaku bisnis dapat menghindari resiko
kerugian dengan langkah menunda atau membatalkan rencana bisnis yang
mendapatkan penilaian tidak layak dalam studi kelayakan bisnis.

2. Memudahkan perencanaan bisniS

Studi kelayakan bisnis dapat membantu pelaku bisnis untuk menyusun rencana kegiatan
bagi perusahaan. Studi kelayakan bisnis yang telah dilakukan sebelum bisnis dibangun
akan memudahkan pelaku bisnis menentukan program perusahaan seperti apa yang dapat
mendatangkan benefit lebih bagi perusahaan.
3. Memudahkan pelaksanaan bisnis

membantu pelaku bisnis merealisasikan program-program perusahaan.


Pelaku bisnis dapat mengevaluasi kebijakan apa yang sekiranya akan
memberikan keuntungan dan kebijakan apa yang justru akan
menimbulkan kerugian.
4. Memudahkan pengawasan

Laporan dari berbagai aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis ini
nantinya akan memudahkan pelaku bisnis untuk melakukan
pengawasan pada perusahaannya. Studi kelayakan bisnis juga
memudahkan pelaku pengawasan untuk memberikan data jika sewaktu-
waktu dilaksanakan audit, baik secara internal maupun eksternal.
5. Memudahkan pengendalian

untuk memudahkan proses pengendalian dalam perusahaan. Jika


sewaktu-waktu terjadi gangguan, pelaku bisnis dapat dengan cepat
menentukan aspek mana yang menjadi pusat dari kekacauan tersebut.
Selanjutnya, pelaku bisnis dapat dengan cepat pula mengendalikan
masalah yang muncul dengan mencari solusi berdasarkan studi
kelayakan bisnis yang telah dilakukan sebelumnya.
Pihak-pihak lain yang membutuhkan studi kelayakan
bisnis untuk membantu mereka mencapai kepentingan
masing-masing. antara lain:
1. Pihak Investor

Investor adalah pihak yang menanamkan modal ke


sebuah perusahaan. Laporan studi kelayakan bisnis
berguna bagi investor untuk menentukan seberapa besar
modal yang akan ia tanam di sebuah perusahaan. Hasil
studi kelayakan bisnis yang baik akan membuat investor
berani menanamkan modal yang besar. Sebaliknya, hasil
studi kelayakan bisnis yang buruk akan membuat investor
menghindari menanam modal di sebuah perusahaan.
3. Pihak Manajemen Perusahaan

Pihak manajemen perusahaan memerlukan laporan studi kelayakan bisnis


sebagai indikator atas manajemen yang telah diterapkan selama ini. Studi
kelayakan bisnis juga berguna bagi pihak manajemen untuk mengetahui
besaran dana yang akan dibutuhkan serta dapat pula digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan atau mengolah proyek di masa depan.

4. Pihak Pemerintah

Suatu bisnis membutuhkan izin dari pemerintah untuk kepentingan legalitas.


Studi kelayakan bisnis dapat digunakan oleh pemerintah sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam memberikan izin usaha atau proyek.

5. Pihak Masyarakat

Suatu bisnis tidak hanya membutuhkan izin dari pemerintah, namun juga
dari masyarakat yang ada di sekitar lokasi usaha. Studi kelayakan bisnis
dapat digunakan oleh masyarakat untuk meninjau apakah sebuah badan
usaha yang hendak dibangun di kawasan tersebut ramah lingkungan dan
dapat bermanfaat bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis

Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada semua hal
terkait legalitas rencana bisnis yang hendak dilakukan oleh perusahaan.
Ketentuan-ketentuan hukum tersebut meliputi:

a. Izin lokasi
b. Akte pendirian perusahaan dari notaris
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d. Surat tanda daftar perusahaan
e. Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Daerah setempat
f. Surat tanda rekanan dari Pemerintah Daerah setempat

g. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


2. Aspek ekonomi dan budaya dalam studi
kelayakan bisnis
Aspek ekonomi dan budaya dalam studi kelayakan bisnis
menyangkut pada dampak suatu badan usaha untuk masyarakat
sekitar.
a. Dari segi budaya, penelitian dalam studi kelayakan bisnis
akan menjawab bagaimana dampak keberadaan sebuah bisnis
terhadap adat istiadat di wilayah setempat
b. Dari segi ekonomi, penelitian dalam studi kelayakan bisnis
akan menjawab apakah sebuah bisnis mampu menaikkan atau
justru menurunkan rata-rata pendapatan per kapita di
wilayah setempat
3. Aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bisnis
Aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bisnis menyangkut
pada pertanyaan apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan
dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
a. Potensi pasar, dinilai berdasarkan bentuk pasar/ konsumen yang
dipilih
b. Jumlah konsumen potensial. Jumlah ini diketahui melalui proses
mengukur dan meramal permintaan dan penawaran berdasarkan
produk sejenis yang telah ada saat ini
c. Daya beli masyarakat dengan memperhitungkan perkembangan
atau pertumbuhan penduduk
d. Segmentasi, target dan posisi produk di pasar
e. Situasi persaingan di lingkungan industri
f. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk sejenis
saat ini
g. Manajemen pemasaran, terdiri atas analisis persaingan dan bauran
pemasaran
4. Aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan
bisnis
Aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan bisnis menyangkut
pada hal-hal teknis dan teknologi yang akan dipakai pada perusahaan
tersebut. Aspek-aspek tersebut antara lain terdiri dari:
a. Pemilihan strategi produksi
b. Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi
c. Rencana kualitas
d. Pemilihan teknologi
e. Perencanaan kapasitas produksi
f. Perencanaan letak pabrik
g. Perencanaan tata letak (layout)
h. Perencanaan jumlah produksi
i. Manajemen persediaan
j. Pengawasan kualitas produk
5. Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis
Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada
pembangunan dan pengembangan operasional perusahaan. Aspek
manajemen memiliki cakupan yang sangat luas, mulai dari
manajemen sumber daya manusia hingga manajemen finansial
perusahaan. Semua hal yang terkait dengan bagaimana operasional
perusahaan dapat dijalankan termasuk pada aspek manajemen dalam
studi kelayakan bisnis.
6. Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis
Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada
besaran modal dan sumber dana yang akan digunakan dalam
membangun sebuah usaha serta kapan dan bagaimana modal
tersebut dapat dikembalikan.
a. Kebutuhan dana dan sumbernya
b. Aliran kas (cash flow)
c. Biaya modal (cost of capital)
- Biaya utang
- Biaya modal sendiri
d. Perihal kepekaan
e. Pemilihan investasi
- Pilihan leasing atau beli
- Urutan prioritas proyek bisnis
HAL-HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SEBELUM
MELAKUKAN STUDI KELAYAKAN BISNIS
Sebelum melakukan studi kelayakan bisnis, terdapat beberapa hal yang
harus dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan dan kegagalan dalam proses dan hasil studi
kelayakan bisnis. Setidaknya ada empat hal dasar yang harus
dipertimbangkan sebelum seseorang atau sebuah perusahaan hendak
melakukan studi kelayakan bisnis, yakni:
a. Kelengkapan dan keakuratan data serta informasi yang diperoleh
b. Tenaga ahli yang dimiliki dalam tim studi kelayakan bisnis
c. Penentuan metode dan alat ukur yang tepat
d. Loyalitas tim studi kelayakan bisnis

Anda mungkin juga menyukai