Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETAHANAN PANGAN

NASIONAL

Disusun oleh :
Nama :Ayu Destari

NIM : PO.71.31.0.16.011

Kelas : 3 A D-III Gizi (Semester 5)

Dosen Pembimbing : 1). Mardiana, SE, M.Kes

2). Drs. H. M. Yusuf, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN GIZI
2018

1|Page
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungankita Nabi besar
Muhammad Sallalahu ‘Alaihi Wasallam.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Ekonomi Pangan
dan Gizi Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosenEkonomi Pangan dan Gizi yaitu
bapak Drs. H. M. Yusuf, M.Kes danibu Mardiana, SE, M.Kes yang telah membimbing kami.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca.Walaupun makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu, kami sebagai
penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pembuatan
makalah selanjutnya. Terima kasih

Palembang, 23 Desember 2018

Penulis

2|Page
Daftar Isi
Judul ........................................................................................................................................... 1

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2

Daftar Isi .................................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5

C. Tujuan............................................................................................................................... 6

D. Manfaat ............................................................................................................................. 6

Bab II Pembahasan .................................................................................................................... 7

A. Ketahanan Pangan Nasional ............................................................................................ 7

B. Arah Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional ................................................................. 8

C. Arah Kebijakan dan Sasaran Ketahanan Pangan Nasional Saat Ini .......................... 11

D. Stategi-Strategi untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional ......................... 12

E. Strategi yang Digunakan dalam Ketahanan Pangan Saat Ini ......................................... 13

Bab II Pembahasan .................................................................................................................. 14

Kesimpulan........................................................................................................................... 14

Saran ..................................................................................................................................... 14

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 15

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai terpenuhinya pangan dengan


ketersediaan untuk kebutuhan masyarakat secara nasional yang aman dikonsumsi dan
harga terjangkau oleh lapisan masyarakatumum, serta dapat diwujudkan dengan
bekerjanya sub sistem ketersediaan subsistem distribusi dan sub sistem
konsumsi.Bidang peternakan masalah dalammengatasi kondisi gizi adalah masalah
tingkat produksi dan produktivitas ternakyang belum mampu memenuhi tingkat
permintaan yang ada, sehingga sebagianproduk peternakan masih harus diimpor
(Soedjana, 2007).Pangan dalam artiluas mencakup pangan yang berasal dari tanaman
pangan, ternak dan ikanuntuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein ternak dan
vitamin serta mineral yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan kesehatan
manusia.(Mewa, 2004).Pentingnya program peningkatan ketahanan
pangandimaksudkan untuk mengoprasionalkan pembangunan dalam
rangkamengembangkan sistem ketahanan pangan baik ditingkat nasional
maupunditingkat masyarakat.
Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai
peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun 1996 menegaskan bahwa untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi yang terus berkembang dari waktu ke waktu, upaya penyediaan
pangan dilakukan dengan mengembangkan sistem produksi pangan yang berbasis pada
sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal, mengembangkan efisiensi sistem usaha
pangan, mengembangkan teknologi produksi pangan, mengembangkan sarana dan
prasarana produksi pangan dan mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif.
Di PP tersebut juga disebutkan dalam rangka pemerataan ketersediaan pangan ke
seluruh wilayah dilakukan distribusi pangan melalui upaya pengembangan sistem
distribusi pangan secara efisien, dapat mempertahankan keamanan, mutu dan gizi
pangan serta menjamin keamanan distribusi pangan.
Disamping itu, untuk meningkatkan ketahanan pangan dilakukan diversifikasi
pangan dengan memperhatikan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal melalui
peningkatan teknologi pengolahan dan produk pangan dan peningkatan kesadaran
masyarakat untuk mengkonsumsi anekaragam pangan dengan gizi seimbang.PP

4|Page
Ketahanan Pangan juga menggarisbawahi untuk mewujudkan ketahanan pangan
dilakukan pengembangan sumber daya manusia yang meliputi pendidikan dan pelatihan
di bidang pangan, penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pangan
dan penyuluhan di bidang pangan. Di samping itu, kerjasama internasional juga
dilakukan dalam bidang produksi, perdagangan dan distribusi pangan, cadangan
pangan, pencegahan dan penanggulangan masalah pangan serta riset dan teknologi
pangan.
Dari uraian di atas terlihat ketahanan pangan berdimensi sangat luas dan
melibatkan banyak sektor pembangunan. Keberhasilan pembangunan ketahanan pangan
sangat ditentukan tidak hanya oleh performa salah satu sektor saja tetapi juga oleh
sektor lainnya. Dengan demikian sinergi antar sektor, sinergi pemerintah dan
masyarakat (termasuk dunia usaha) merupakan kunci keberhasilan pembangunan
ketahanan pangan.
Menyadari hal tersebut di atas, Pemerintah pada tahun 2001 telah membentuk
Dewan Ketahanan Pangan ( DKP) diketuai oleh Presiden RI dan Menteri Pertanian
sebagai Ketua Harian DKP. DKP terdiri dari 13 Menteri termasuk Menteri Riset dan
Teknologi dan 2 Kepala LPND. Dalam pelaksanaan sehari-hari, DKP dibantu oleh
Badan Bimas Ketahanan Pangan Deptan, Tim Ahli Eselon I Menteri Terkait (termasuk
Staf Ahli Bidang Pangan KRT), Tim Teknis dan Pokja.Maka dari itu strategi dan
kebijakan yang dipakai oleh pemerinyah sangat mempengaruhi tingkat ketahanan
pangan nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ketahanan pangan nasional ?
2. Apa saja arah kebijakan ketahanan pangan nasional ?
3. Bagaimana arah kebijakan dan sasaran ketahanan pangan nasional saat ini ?
4. Apa saja strategi yang digunakan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional ?
5. Bagaimana strategi yang digunakan dalam ketahanan pangan saat ini ?

5|Page
C. Tujuan
 Untuk mengetahui definisi ketahanan pangan nasional.
 Untuk mengetahui arah kebijakan-kebijakan dan sasaran ketahanan pangan
nasional.
 Untuk mengetahui arah kebijakan ketahanan pangan saat ini.
 Untuk mengetahui startegi yang digunakan untuk memperkuat ketahanan
pangan nasional.
 Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam ketahanan pangan saat ini.

D. Manfaat
 Dapat mengetahui dan menjelaskan define ketahanan pangan nasioanal.
 Dapat mengetahui arah kebijakan-kebijakan dan sasaran ketahanan pangan.
 Dapat mengetahui arah kebijakan ketahanan pangan saat ini.
 Dapat mengetahui startegi yang digunakan untuk memperkuat ketahanan
pangan nasional.
 Dapat mengetahui strategi yang digunakan dalam ketahanan pangan saat ini.

BAB II

6|Page
PEMBAHASAN

A. Ketahanan Pangan Nasional


Konsep ketahanan pangan yang dianut Indonesia dapat dilihat dari Undang-
Undang (UU) No.7 Tahun 1996 tentang pangan, Pasal 1 Ayat 17 yang menyebutkan
bahwa “Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga (RT)
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, merata, dan terjangkau”. UU ini sejalan dengan definisi ketahanan pangan
menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 1992, yakni akses setiap RT atau individu untuk dapat memperoleh
pangan pada setiap waktu untuk keperluan hidup yang sehat.
Sementara pada World Food Summit tahun 1996, ketahanan pangan disebut
sebagai akses setiap RT atau individu untuk dapat memperoleh pangan pada setiap
waktu untuk keperluan hidup yang sehat dengan persyaratan penerimaan pangan sesuai
dengan nilai atau budaya setempat (Pambudy, 2002a). Konsep ketahanan pangan
nasional yang tercantum pada UU No.17 tersebut memberi penekanan pada akses setiap
RT terhadap pangan yang cukup, bermutu, dan harganya terjangkau, meskipun kata-
kata RT belum berarti menjamin setiap individu di dalam RT mendapat akses yang
sama terhadap pangan karena di dalam RT ada relasi kuasa (Pambudy, 2002a).

Definisi dan paradigma ketahanan pangan terus mengalami perkembangan sejak


adanya Conference of Food and Agriculture tahum 1943 yang mencanangkan konsep
secure, adequate and suitable supply of food for everyone”. Definisi ketahanan pangan
sangat bervariasi, namun umumnya mengacu definisi dari Bank Dunia (1986) dan
Maxwell dan Frankenberger (1992) yakni “akses semua orang setiap saat pada pangan
yang cukup untuk hidup sehat (secure access at all times to sufficient food for a healthy
life).Studi pustaka yang dilakukan oleh IFPRI (1999) diperkirakan terdapat 200 definisi
dan 450 indikator tentang ketahanan pangan (Weingärtner, 2000). Berikut disajikan
beberapa definisi ketahanan yang sering diacu :

 Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996, kondisi terpenuhinya kebutuhan


pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup,
baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

7|Page
 USAID (1992), kondisi ketika semua orang pada setiap saat mempunyai akses
secara fisik dan ekonomi untuk memperoleh kebutuhan konsumsinya untuk hidup
sehat dan produktif.
 FAO (1997) , situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik
maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya,
dimana rumah tangga tidak beresiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
 FIVIMS 2005, kondisi ketika semua orang pada segala waktu secara fisik, social
dan ekonomi memiliki akses pada pangan yang cukup, aman dan bergizi untuk
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan sesuai dengan seleranya (food preferences)
demi kehidupan yang aktif dan sehat.
 Mercy Corps (2007) , keadaan ketika semua orang pada setiap saat mempunyai
akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap terhadap kecukupan pangan, aman dan
bergizi untuk kebutuhan gizi sesuai dengan seleranya untuk hidup produktif dan
sehat.

Ketahanan pangan sangat ditentukan oleh sejumlah faktor berikut:

1. lahan (atau penguasaan tanah menurut Yustika di atas),


2. infrastruktur,
3. teknologi, keahlian dan wawasan,
4. energi,
5. dana (aspek perkreditan menurut Yustika),
6. lingkungan fisik/iklim,
7. relasi kerja (seperti Yustika), dan
8. ketersediaan input lainnya.

B. Arah Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional


Kebijakan merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk memberi arah dalam
pelaksanaan pembangunan yang efektif dan efisien serta tepat sasaran, agar
pembangunan yang dilaksanakan secara cepat dapat menyelesaikan berbagai
permasalahan pembangunan daerah.Selain itu, pembangunan diharapkan dapat
berkesinambungan dan menciptakan kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah.
Mekanisme pelaksanaan pembangunan sedapat mungkin melibatkan peran
masyarakat berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.Demikian juga
8|Page
peran pemerintah dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam memfasilitasi
pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan sumber daya alam dan pengembangan
sumber daya manusia yang didukung oleh penyediaan akses modal dan akses pasar.
1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian
2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan
3. Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang
4. Peningkatan status gizi masyarakat
5. Peningkatan mutu dan keamanan pangan

1. Arah kebijakan Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian


 Menjamin ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, dalam jumlah dan
keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuai kaidah kesehatan dan
gizi seimbang.
 Mengembangkan dan memperkuat kemampuan dalam pemupukan dan
pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat hingga di tingkat
desa dan atau komunitas.
 Meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional melalui penetapan lahan
abadi untuk produksi pangan dalam rencana tata ruang wilayah dan
meningkatkan kualitas lingkungan serta sumberdaya lahan dan air.
2. Arah kebijakan Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan
 Meningkatkan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yang miskin.
 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi dan perdagangan pangan
melalui pengembangan sarana dan prasarana distribusi dan menghilangkan
hambatan distribusi pangan antar daerah.
 Mengembangkan teknologi dan kelembagaan pengolahan dan pemasaran
pangan untuk menjaga kualitas produk pangan dan mendorong peningkatan
nilai tambah.
 Meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur dan kelembagaan ekonomi
perdesaan dalam rangka mengembangkan skema distribusi pangan kepada
kelompok masyarakat tertentu yang mengalami kerawanan pangan.

9|Page
3. Arah kebijakan Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi
seimbang
 Meningkatkan kemampuan rumahtangga dalam mengakses pangan untuk
kebutuhan setiap anggota rumah tangga dalam jumlah dan mutu yang
memadai, aman dan halal dikonsumsi dan bergizi seimbang.
 Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasi peran
serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagai implementasi pemenuhan
hak atas pangan;
 Mengembangkan program perbaikan gizi yang cost effective, diantaranya
melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi pangan dan program
suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin A.
 Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhan hak
atas pangan dan gizi.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan pangan/pangan
bersubsidi kepada masyarakat golongan miskin terutama anak-anak dan ibu
hamil yang bergizi kurang.
4. Arah kebijakan Peningkatan status gizi masyarakat
 Mengutamakan upaya preventif, promotif dan pelayanan gizi dan kesehatan
kepada masyarakat miskin dalam rangka mengurangi jumlah penderita gizi
kurang, termasuk kurang gizi mikro (kurang vitamin dan mineral).
 Memprioritaskan pada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil
dan calon ibu hamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia
dua tahun tanpa mengabaikan kelompok usia lainnya.
 Meningkatkan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembaga pemerintah dan
swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizi sehingga terjamin
adanya keterpaduan kebijakan, program dan kegiatan antar sektor di pusat dan
daeah, khususnya dengan sektor kesehatan, pertanian, industri, perdagangan,
pendidikan, agama, serta pemerintahan daerah.
5. Arah kebijakan Peningkatan mutu dan keamanan pangan
 Meningkatkan pengawasan keamanan pangan.
 Melengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang mutu dan
keamanan pangan.
 Meningkatkan kesadaran produsen, importir, distributor dan ritel terhadap
keamanan pangan.

10 | P a g e
 Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan pangan.
 Mengembangkan teknologi pengawet dan pewarna makanan yang aman dan
tidak memenuhi syarat kesehatan serta terjangkau oleh usaha kecil dan
menengah produsen makanan dan jajanan.
Kebijakan pangan pemerintah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7
tahun 1996 dituangkan dalam peraturan pemerintah nomor 68 tahun 2002 mengenai
ketahanan pangan, yang secara garis besar mengatur:
• Ketersediaan pangan
• Cadangan pangan nasional
• Penganekaragaman pangan
• Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan
• Peran pemerintah daerah dan masyarakat
• Pengembangan sumberdaya manusia dan kerjasama internasional
Badan ketahanan pangan menyusun kebijakan umum mengenai ketahanan pangan yang
arahnya adalah mewujudkan kemandirian pangan untuk menjamin ketersediaan dan
konsumsi pangan yang cukup, aman bermutu, bergizi seimbang pada tingkat rumah
tangga, daerah dan nasional sepanjang waktu dan merata melalui pemanfaatan
sumberdaya dan budaya lokal, tekhnologi inovatif dan peluang pasar serta memperkuat
ekonomi kerakyatan dan mengentaskan dari kemiskinan. Yunasti Purwaningsih (2008).

C. Arah Kebijakan dan Sasaran Ketahanan Pangan Nasional Saat Ini


Arah kebijakan umum kedaulatan pangan dalam RPJMN 2015-2019 adalah:
pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan
produksi pangan pokok, stabilisasi harga bahan pangan, terjaminnya bahan pangan
yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi yang meningkat serta meningkatnya
kesejahteraan pelaku usaha pangan.
Sasaran utama prioritas nasional bidang pangan pertanian periode 2015-2019 adalah:

1. Tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam


negeri;
2. Terwujudnya peningkatan distribusi dan aksesibilitas pangan yang didukung
dengan pengawasan distribusi pangan untuk mencegah spekulasi, serta didukung
peningkatan cadangan beras pemerintah dalam rangka memperkuat stabilitas
harga;

11 | P a g e
3. Tercapainya peningkatan kualitas konsumsi pangan sehingga mencapai skor Pola
Pangan Harapan (PPH) sebesar 92,5 (tahun 2019).

D. Stategi-Strategi untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional

Beberapa strategi dalam memperbaiki sistem pangan di Indonesia, sehingga


diharapkan dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan bangsa Indonesia.
Strategi tersebut adalah :

1. Mensukseskan program diversifikasi pangan, dengan :

 Memasukkan materi Diversifikasi Pangan dan Aku Cinta Produk Dalam


Negeridalam kurikulum sekolah baik sebagai muatan lokal ataupun disisipkan
dimata pelajaran tertentu.
 Menggalakkan kreativitas anak-anak bangsa pada penciptaan teknologi
sederhana dan canggih untuk meningkatkan produksi berbasis bahan makanan
lokal.
 Menggalakkan promosi tentang diversifikasi pangan dilevel
pendidikan/akademisi dan lembaga/instansi.
 Mendorong usaha kecil dan menengah untuk memproduksi bahan baku
setengah jadi pada skala besar.
2. Mensukseskan penolakan GMO di pertanian Indonesia, dengan :
 Adanya kebijakan/peraturan pemerintah tentang hak otoritas para petani.
 Dibentuknya LSM “Peduli Petani” yang ada disetiap sentra produksi-produksi
pangan untuk menjamin kesejahteraan para petani.
3. Membentuk “Rumah Cipta Anak Bangsa”.
4. Perencanaan Program Lanjutan Kitchen Garden.
5. Pencanangan Program Subsidi Tanah 0,5 Ha bagi Petani Kecil.

E. Strategi yang Digunakan dalam Ketahanan Pangan Saat Ini

Strategi yang akan dilakukan periode 2015-2019 meliputi:

12 | P a g e
 Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam
negeri, yang meliputi komoditas padi, jagung, kedelai, daging, gula, cabai dan
bawang merah.
 Peningkatan kualitas distribusi pangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap
pangan.
 Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat.
 Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan dilakukan terutama mengantisipasi
bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu
tanaman dan penyakit hewan,
 Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan.

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

13 | P a g e
Ketahanan pangan nasional merupakan pemenuhan kebutuhan pangan kepada
rakyat dengan harga yang dapat dicapai.Ketahanan pangan di Negara Indonesia
memiliki beberapa tantangan dan masalah oleh sebab itu strategi dan kebijakan yang
dipakai oleh pemerintah sangat mempengaruhi tingkat ketahanan pangan
nasional.Arah kebijakan umum kedaulatan pangan dalam RPJMN 2015-2019 adalah:
pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan
produksi pangan pokok, stabilisasi harga bahan pangan, terjaminnya bahan pangan
yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi yang meningkat serta meningkatnya
kesejahteraan pelaku usaha pangan.

 Saran

Dalam makalah yang penulis buat ini, penulis masih banyak kekurangan dalam
membuat makalah Kebijakan dan Strategi Ketahanan Pangan Nasional ini.Penulis
sangat meminta saran pembaca untuk perbaikan jika masih ada yang kurang dalam
makalah ini, penulis minta maaf sebelumnya.Terimakasih.

Daftar Pustaka

Aristyani, Rufina. 2013. Makalah Ketahanan Pangan di Indonesia. Diunduh pada


http://rufinaaristyani.blogspot.com/2013/06/makalah-ketahanan-pangan-di-
indonesia.htmlpukul 21:10 WIB

Suseno, Intan. 2016. Ketahanan Pangan Nasional. Diunduh pada


https://silpiintansuseno7.wordpress.com/2016/06/23/ketahanan-pangan-nasional/ pukul 20 :
20 WIB

14 | P a g e
Gultom, Masro Kristina. 2014. Kebijakan dan Strategi Menuju Indonesia Tahan Pangan dan
Gizi 2015. Diunduh pada https://masrogultom.wordpress.com/2014/05/20/bagaimana-upaya-
untuk-meningkatkan-ketahanan-pangan-di-indonesia/ pukul 20:30 WIB

Statistik.2018. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional. Diunduh pada


http://bkp.pertanian.go.id/blog/post/arah-kebijakan-dan-strategi-nasional pukul 20:15 WIB

SY, Yetti Wira C..2014. Strategi dalam Meningkatan Ketahanan Pangan di Indonesia.
Diunduh pada https://adingpintar.wordpress.com/2014/03/14/strategi-dalam-meningkatkan-
ketahanan-pangan-di-indonesia/pukul 21:00

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai