MSi
Pertemuan 09:
TELEVISI SEBAGAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
PENGERTIAN TELEVISI
Secara harafiah televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan),
dapat diartikan “melihat sesuatu dari jarak jauh”. Televisi sebagai suatu alat
penyampaian informasi komunikator dari kepada komunikan, merupakan salah satu
bagian dari sebuah sistem yang besar dan kompleks. Alat ini akan berfungsi
dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah sistem yang saling bekerja sesuai
fungsinya. Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran televisi yang meliputi: sistem
produksi (pesan), pemancaran gelombang dan pesawat televisi itu sendiri sebagai
media penerima siaran. Televisi berkembang begitu cepat sejalan dengan
perkembangan teknologi elektronika, telah menjadi fenomena besar di abad ini,
perannya amat besar dalam membentuk pola dan pendapat umum, termasuk
pendapat untuk menyenangi produk-produk tertentu, demikian pula perannya amat
besar dalam pembentukan perilaku dan pola berfikir (Subroto, 1994:2). Kotak
ajaib ini berperan besar dalam perkembangan baik teknologi, ekonomi, politik dan
di segala aspek kehidupan masyarakat.
PENGERTIAN TELEVISI
Penemu Televisi Adalah J.L. Baird & C.F. Jenkins berasal dari Negara Amerika.
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran
gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun
warna. Televisi juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, Kata televise
merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, = jauh) dari bahasa Yunani
dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan
sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah
peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV.
SEJARAH TELEVISI
Lahirnya televisi sebagai media untuk menyampaikan pesan tidak lepas dari
perkembangan peradaban manusia. Sejarah peradaban manusia ini oleh dibagi
menjadi 3 gelombang (RM. Roy Suryo, 1996: 12-14), yakni:
1. Gelombang pertama (8000 tahun sebelum masehi)
Gelombang pertama ini merupakan gelombang perubahan atau peralihan
budaya no maden dan pengumpulan hasil hutan ke penerapan teknologi
pertanian. Dalam proses ini manusia telah menunjukkan kecenderungan untuk
beralih dari budaya no maden (berpindah-pindah tempat tinggal) ke budaya
untuk tinggal di suatu daerah tertentu.
SEJARAH TELEVISI
Salah satu ciri utama dalam peradaban gelombang pertama ini adalah
digunakannya energi alamiah otot manusia, kuda dan sebagainya yang tidak
dapat diperbaharui. Perkembangan peradaban manusia ini merupakan sejarah
perkembangan peradaban yang mencakup kurun waktu yang lama yakni
mencapai hampir 10.000 tahun.
2. Gelombang kedua (tahun 1700-1970)
Dalam era gelombang kedua ini ditandai dengan terjadinya revolusi industri di
Inggris dengan diciptakannya berbagai perlatan mekanis yang menggunakan
bahan bakar tambang alam. Energi otot manusia, hewan dan angin mulai
digantikan dengan penggunaan minyak, batu bara, gas dan sebagainya yang
melahirkan banyak barang-barang komsumsi secara massal.
3. Gelombang ketiga (tahun 1970-2000)
The third wave dimulai dengan terjadinya kemajuan teknologi dalam komunikasi
dan pengolahan data, penerbangan dan aplikasi angkasa luar, energi alternatif
dan energi yang dapat diperbaharui serta genetik dan bioteknologi pada
umumnya dengan mikro elektronik dan komputer sebagai teknologi intinya.
SEJARAH TELEVISI
ERA TELEKOMUNIKASI
1844 Ditemukannya telegram oleh Samuel Morse
1876 Alexander Graham Bell mengirim pesan lewat telepon
untuk pertama kalinya
1880 Heinrich Herzt menemukan gelombang elektromagnetik
1884 Paul Nipkow menemukan televisi mekanik – Jantra Nipkow
1894 Film bioskop pertama diputar dan ditonton oleh
masyarakat
1895 Guglielmo Marconi menyampaikan pesan melalui radio
untuk pertama kali
1912 Lee de Forest membuat vacum tube
1920 Radio siaran diperkenalkan oleh KDKA di Pitsburgh
1923 Vladimir K Zworykin membuat lonoscope (tabung televisi)
1930 Philo T Fransworth membuat televisi rumah
1933 RCA mendemonstrasikan televisi siaran di Amerika
1941 Televisi komersial mengudara
SEJARAH TELEVISI
Sumber: http://gunawansusilo.wordpress.com/2010/06/03/sejarah-media-televisi-dan-
perkembangannya-di-indonesia/
Era Satelit Komunikasi
Era satelit sebagai media komunikasi ditandai pada tahun 1969 oleh Amerika
Serikat dengan NASA meluncurkan Apollo XI dan Neil Amstrong sebagai orang
pertama kali menginjakkan kaki di bulan. Negara kita sebenarnya merupakan
pelopor penggunaan satelit ruang angkasa terutama di kawasan Asia. Indonesia
merupakan negara ketiga yang memiliki satelit komunikasi domestic setelah
Amerika dan Canada. Satelit komunikasi domestic Palapa generasi A1 diluncurkan
pada 8 Juli 1976 dan secara resmi sejak tanggal 16 Agustus 1876 Indonesia telah
memiliki satelit domestic sendiri, dimana dengan menggunakan satelit domestic ini
seluruh wilayah negara dapat dihubungkan melalui jaringan komunikasi, asal saja
berbagai keperluan di bumi terdapat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar dan
stasiun penghubung (Sastro Subroto, 1994:36).
Era Satelit Komunikasi
Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan
penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar
dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika
ingin tetap menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat
ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box).
Ketika menggunakan pesawat televisi analog, sinyal penyiaran digital akan diubah
oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna pesawat
televisi analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna televisi
analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan
beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan
selama ini.
Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian
terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut
antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan
yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi
analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog
daripemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.
Era Satelit Komunikasi
Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak kalah maju dalam dunia
pertelevisian khususnya di kawasan Asia. Siaran televisi pertama kalinya di
ditayangkan tanggal 17 Agustus 1962 yaitu bertepatan dengan peringatan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Pada saat itu, siaran hanya
berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara
peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun yang menjadi tonggak Televisi
Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian
Games ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut
maka siaran televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan
mampu menjangkau seluruh dua puluh tujuh propinsi yang ada pada waktu itu.
Sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, TVRI yang mampu menjangkau
wilayah nusantara hingga pelosok dengan menggunakan satelit komunikasi ruang
angkasa kemudian berperan sebagai corong pemerintah kepada rakyat. Bahkan
hingga sampai sebelum tahun 1990an, TVRI menjadisingle source information bagi
masyarakat dan tidak dipungkiri bahwa kemudian timbul upaya media ini
dijadikan sebagai media propaganda kekuasaan.
SEJARAH TELEVISI DI INDONESIA
Seiring dengan kemajuan demokrasi dan kebebasan untuk berekspresi, pada tahun
1989 pemerintah mulai membuka kran ijin untuk didirikannya televisi swasta.
Tepatnya tanggal 24 Agustus 1989 Rajawali Citra Televisi atau RCTI mulai siaran
untuk pertama kalinya. Siaran pada waktu itu hanya mampu diterima dalam ruang
lingkup yang terbatas yaitu wilayah JABOTABEK saja kemudian daerah lain
memanfaatkan decoder untuk merelay siarannya.
Setelah RCTI kemudian disusul berurutan oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada
tahun 1990 dan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991. Siaran
nasional RCTI dan SCTV baru dimulai tahun 1993 kemudian pada tahun 1994
berdiri ANTeve dan Indosiar. Hingga saat ini tercatat ada 11 stasiun televisiyang
mengudara secara nasional, selain stasiun tersebut di atas ada Trans TV, Global TV,
Lativi, Metro Tv dan TV7.
SEJARAH TELEVISI DI INDONESIA
Dibukanya kebebasan pers dalam era reformasi ini bukan tidak menimbulkan
banyak tantangan, ketika dunia pertelevisian kita yang dinilai oleh Garin Nugroho
sebagai bayi yang langsung diajak menjadi dewasa dengan berbagai
permasalahan, khususnya sumber daya manusia. Percepatan transformasi yang
dipaksakan tersebut menjadikan kultur indutri televisi bertumbuh setengah jadi
yang berwajah dua. Pada satu wajah, percepatan industri televisi melahirkan
percepatan sumber daya manusia pada teknologi dan manajemen produksi dalam
pertumbuhan berskala deret ukur. Sementara, pada wajah lain, kreativitas
mengelola ide bertumbuh deret hitung. Sebutlah, kelangkaan penulis skenario
hingga ide. Pada aspek apresiasi, masyarakat diperkenalkan dengan berbagai
jenis program televisi dari berbagai bentuk kuis, talks show, opera sabun
hingga variety show. Inilah transformasi masyarakat lisan dan baca menjadi
masyarakat televisi. Sebuah migrasi besar-besaran panduan media yang
menjadikan seluruh kehidupan akan mendapatkan bias dari televisi. Ketika jumlah
stasiun televisi swasta terus meningkat pesat, ekonomi masih mengalami krisis, kue
iklan hampir sama, dan tatanan status dan peran televisi baik nasional diatur oleh
Undang-Undang Penyiaran yang disatu sisi masih menimbulkan pro dan kontra di
masyarakat pertelevisian.
SEJARAH TELEVISI DI INDONESIA
Melihat dari sisi media televisi (swasta) sebagai industri, memang menjadi sebuah
dilema dan permasalahan tersendiri antara idealisme program siaran yang akan
disajikan dengan pertarungan untuk mendapatkan “pendapatan” agar mampu
memperrtahankan eksistensinya. Masyarakat audience sebagai tolok ukur sajian
program siaran juga menjadi kurang objektif ketika dihadapkan pada kebutuhan
pelaku iklan sebagai nyawa industri televisi. Maka tidak heran jika satu produk
sebuah televisi yang banyak diminati (berdasarkan polling SRI yang belum tentu
akurat) kemudian akan diikuti secara berbondong-bondong oleh stasiun yang
lainnya. Keseragaman yang tidak mungkin menimbulkan kebingungan masyarakat.
Bahkan secara umum masing-masing stasiun televisi di Indonesia belum punya
identitas diri agar lebih mudah dikenal masyarakat. Menurut pandangan penulis
baru Metro TV saja yang dari awal mengukuhkan dirinya sebagai
stasiun news, meskipun di beberapa jam siarnya masih “tergoda” untuk menyiarkan
program hiburan.
Televisi Lokal Indonesia
Televisi lokal sekarang harus berjuang lebih keras dengan adanya persoalan
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang penyiaran yang berpotensi membatasi
banyak hal di dunia penyiaran kita. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
penyiaran ini dalam realitanya sangat tidak sejalan dengan UU Penyiaran, yang
seharusnya di pegang oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI ), banyak terpangkas
dengan kewenangan Pemerintah yang terlalu besar. Sehingga mengingatkan kita
pada jaman orde baru yang serba mengikat dan tak mendapat kebebasan dari
pemerintah (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia). Hal ini tentunya menjadi
keprihatinan, ketika televisi lokal yang diharapkan sebagai warna baru dunia
penyiaran tanah air dan menjadi salah satu media massa yang menjadi
kebanggaan masyarakat daerah dengan semangat kelokalan/otonomi daerah
sudah harus berhadapan dengan berbagai tantangan. Berbagai daerah selama ini
di sadari kurang optimal diangkat dalam wujud audio visual. Sehingga kehadiran
televisi lokal, menjadi solusi penting untuk hal tersebut. Paket tayangan yang
bermaterikan sosial, budaya, pariwisata, ekonomi, dan unsur kedaerahan lainnya
tentunya menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh lapisan masyarakat tersebut, demi
optimalisasi pembangunan setempat. Termasuk diantaranya harapan atas peluang
pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi daerah.
TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA
Tidak dapat dipungkiri peran televisi saat ini semakin besar dan peranannya
sebagai media komunikasi visual sangat luar biasa dibandingkan media-masa yang
lain. Televisi mampu mengkomunikasikan pesan-pesannya dengan cara yang sangat
sederhana lewat pancaran sinar yang dibentuk oleh garis-garis tabung elektronik
dan bersifat sepintas atau transitory. Maka pesan yang disampaikan harus lebih
mudah dipahami dalam sekilas dan dengan jenjang konsentrasi yang tidak setinggi
seperti membaca misalnya. Pesan-pesan yang harus bersifat begitu sederhana itu,
dengan idiom-idiom gambar yang sangat universal sehingga tayangan untuk orang
dewasa pun dengan mudah pula dipahami oleh anak-anak. Pesan-pesan yang
disampaikan secara audio (bahasa tutur) berentang kosakata sangat terbatas
menyebabkan interaksi televisi dengan pemirsa dianggap selesai segera setelah
informasi lewat tanpa dapat direvisi, diverifikasi apalagi dievaluasi. Munculnya
televisi menghadirkan suatu revolusi dimana manusia dihadapkan pada jaman
komunikasi visual pada layar televisi.
TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA
Dengan adanya warna baru dunia pertelevisian Indonesia ini maka masyarakat
sebagai konsumen media ini mempunyai banyak pilihan untuk mengakses informasi
yang akan didapatnya dengan memilih channel favorit mereka. Adanya televisi
swasta ini jelas didorong oleh adanya pelaku di bidang ini yang tidak semata
hanya sebagai penyelenggara siaran namun berlandaskan pada landasan bisnis.
Kapitalisme industri televisi Indonesia memang sangat berpengaruh besar pada
sajian tayangan yang diberikan kepada khalayak. Daya tarik televisi yang sangat
luar biasa juga menimbulkan pengaruh yang sangat kuat akan dampak dari
sebuah siaran televisi. Kekuatan untuk membentuk opini masyarakat secara global
dan cepat dan menciptakan efek-efek yang luar-biasa yang mampu mengubah
dan mempengaruhi perilaku pemirsanya harus diimbangi dengan lahirnya
kebijakan maupun etika dalam mengatur media ini agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
PENYIARAN ACARA TELEVISI
Terdapat berbagai cara untuk memastikan isi TV yang dapat disiarkan untuk umum.
Setelah dipublikasi, langkah selanjutnya adalah memasarkan dan menjualnya
kepada setiap pasar yang ingin membelinya. Terdapat dua cara pengedaran
rancangan TV, yaitu :
Tayangan pertama : Penerbit menghasilkan acara yang terdiri dari satu atau
lebih episode lalu menayangkannya dalam sebuah stasiun atau rangkaian yang
telah membayar tanggungan biaya publikasi, atau menerima lisensi dari
penerbit untuk berbuat demikian.
Bersindikat : Inilah istilah umum yang mentarifkan penggunaan acara
selanjutnya (setelah tayangan pertama), bukan saja tayangan lanjutan di satu
negara, bahkan juga penggunaan antarnegara yang tidak semestinya diurus
oleh penerbit asli. Setiap kali, kerja pensindikatan melibatkan organisasi lain,
stasiun televisi atau individu; dalam arti kata lain, mereka dapat menjual acara
kepada pasaran yang diizinkan dengan kontrak dari pemegang hak cipta,
yaitu setiap pihak penerbit.
PENGARUH TELEVISI TERHADAP PERILAKU
MANUSIA
Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang sangat digemari dan dicari semua
orang. Untuk mendapatkan televisi tidak lagi sesulit zaman dahulu. Saat ini televisi
telah menjangkau lebih dari 90% penduduk di negara berkembang. Televisi yang
dulu mungkin hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu saat ini bisa
dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan tanpa batasan usia.
Siaran-siaran televisi akan memanjakan orang-orang pada saat-saat luang seperti
saat liburan, sehabis bekerja bahkan dalam suasana sedang bekerjapun orang-
orang masih menyempatkan diri untuk menonton televisi. Suguhan acara yang
bervariasi dan menarik membuat orang tergerak untuk meluangkan waktunya
duduk di depan televisi. Namun dibalik itu semua dengan dan tanpa disadari
televisi telah memberikan banyak pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik
anak-anak maupun orang dewasa. Kita harus berhati-hati sebab televisi selain bisa
menjadi teman yang baik bisa juga menjadi hal yang sangat tidak baik.
Pengaruh Positif Televisi Bagi Manusia
Fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat serta pengetahuan kepada
pemirsanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang
membutuhkan hiburan. Hidup akan berwarna bila ada hiburan. Televisi sebagai
salah satu sarana hiburan sangat dibutuhkan semua orang. Hiburan-hiburan yang
sehat yang ditayangkan di televisi seperti musik, film, infotainment dan lain-lain
sangat bermanfaat unutk mencairkan kejenuhan setelah sehari bekerja keras. Hal
itu membuat pikiran kita kembali segar dan melupakan sejenak kelelahan
sepanjang hari.
Pengaruh Positif Televisi Bagi Manusia
Televisi dapat menyebarkan berita dan gagasan lebih cepat. Dengan adanya
media televisi dunia kelihatan semakin kecil dari sebelumnya. Kita bisa memperoleh
kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi
di dunia. Berita-berita aktual bisa langsung disebarkan ke berbagai pelosok dunia
secara langsung. Banjir, gempa bumi, penyakit, berita kriminalitas, berita olah-raga
yang terjadi di belahan bumi bisa disaksikan bersama-sama oleh berjuta-juta
orang. Dengan menonton tayangan televisi akan bisa menambah wawasan kita.
Televisi menambah pengetahuan kita. Industri pertelevisian di negara kita khususnya
sebenarnya banyak menayangkan informasi-informasi yang akurat tentang
pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Pengaruh Negatif Televisi Bagi Manusia
Dengan perimbangan kedewasaan yang harus diikuti baik antara komunikator dan
komunikan dalam proses komunikasi ini niscaya akan memberikan dampak yang
sangat positif untuk kemajuan di berbagai bidang. Harus diingat betapapun
hebatnya media televisi yang mampu menjangkau wilayah siar yang bahkan
dikatakan tak terbatas dengan cakupan sasaran audience yang majemuk baik
strata sosial, ekonomi, pendidikan, umur maupun budaya tetaplah hanya berperan
sebagai alat untuk menyampaikan pesan saja. Ukuran, sifat maupun bobot
informasi yang disampaikan tetap tergantung pada apa, siapa dan tujuan pesan
itu diolah, dikemas dan disiarkan.