Anda di halaman 1dari 129

Neurologi

Basic
• Dermatom: puting T4, Xyphoid T7, Pusat T10, inguinal L1. Kaki bagian medial L4-L5, kaki bagian
lateral L5-S1. Perineum S2-S4
• Nervus kranialis:
Nervus I: olfaktori  penciuman
Nervus II: optikus  penglihatan
Nervus III, IV, VI: oculomotor, trochlear, abducens  pergerakan bola mata (N IV utk superior
obliq  melihat inferomedial, N VI untuk rectus lateral  melihat ke temporal, N III selain itu)
Nervus V: trigeminal  sensoris daerah wajah, motoris otot mastikasi
Nervus VII: fasialis  motoris otot wajah, pengecapan 2/3 anterior lidah
Nervus VIII: vestibulocochlearis  keseimbangan (vestibuler) dan pendengaran
Nervus IX: glossopharyngeus  otot menelan, pengecapan 1/3 posterior lidah
Nervus X: vagus otot menelan, parasimpatis organ visceral
Nervus XI: accesorius  rotasi kepala, angkat bahu
Nervus XII: hypoglossus  gerakan otot lidah
• Plexus Brachialis  C5-T1. Plexus Lumbosacral  plexus lumbal T12-L4, plexus sacralis L4-S4

• Nervus yang berjalan ke lengan:


Axillaris, Musculocutaneus, Radialis, Medialis, Ulnaris
Afasia
• Ketidakmampuan memahami
atau memformulasi Bahasa
karena kerusakan daerah
terntentu di otak
• Area Broca  Bicara
• Area Wernicke  Pemahaman
• Setiap afasia ditanyakan:
• Bisa bicara atau tidak?
• Paham atau tidak pembicaraan?
• Bisa repetisi atau tidak ? (kalau
bisa  transkortikal)
Sakit kepala
• Sakit kepala tipe tegang (tension type headache)
• Migraine
• Classic migraine  migraine dengan aura
• Common migraine  migraine tanpa aura
• Nyeri kepala cluster
• Neuralgia trigeminal
Tension type headache
• Terkait psikologis  stress
• Disebut juga muscle contraction headache
• Nyeri tertekan/terikat
• Dari leher bagian belakang menjalar ke depan, bisa ke bahu, terasa beratkepala
berat, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal dan bioksipital, atau seperti
diikat di sekeliling kepala.
• Pada nyeri kepala ini tidak disertai mual ataupun muntah tetapi anoreksia
mungkin saja terjadi. Gejala lain yang juga dapat ditemukan seperti insomnia
(gangguan tidur yang sering terbangun atau bangun dini hari), nafas pendek,
konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan haid.
• Pada nyeri kepala tegang otot yang kronis biasanya merupakan manifestasi
konflik psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.
• Tatalaksana : Analgesik
Rejimen yang sama bias dipakai untuk TTH,
migraine
Migraine
Nyeri kepala Cluster
Trigeminal Neuralgia
Tetanus
Tatalaksana
Tetanus neonatorum
Rabies
• Bisa dari anjing, monyet, kucing, serigala, kelelawar
• Stadium:
Prodromal  demam, malaise, nyeri tenggorokan bbrp hari
Sensoris  nyeri, panas, kesemutan di bekas luka; gejala cemas,
reaksi berlebihan
Eksitasi  tonus otot meningkat, aktivitas simpatis meningkat, gejala
hyperhidrosis, hipersalivasi, pupil dilatasi, tingkah laku irasional,
eksitasi berlangsung sampai kematian
Paralisis  paralisis otot progresif, meninggal.
• Diagnosis ditegakkan dengan riwayat gigitan (+) dan hewan yang
menggigit mati dalam 1 minggu
Kejang Demam
Epilepsi
Status Epileptikus
• Bangkitan yang terjadi lebih dari 30 menit atau adanya dua bangkitan
atau lebih dimana diantara bangkitan-bangkitan tadi tidak terdapat
pemulihan kesadaran.
• keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan dan terapi
segera guna menghentikan bangkitan (dalam waktu 30 menit).
• Diagnosis pasti status epileptikus bila pemberian benzodiazepin awal
tidak efektif dalam menghentikan bangkitan.
Bell’s Palsy
Malaria Serebral
Infeksi Sistem Saraf Pusat
• Ensefalitis  Demam, kejang, penurunan kesadaran.
Bisa disertai tanda rangsang meninges  meningoensefalitis
• Meningitis  Demam tinggi, nyeri kepala, fotofobia, kaku kuduk
(nuchal rigidity), tanda rangsang meninges (kernig sign, brudzinski)

• Lakukan Lumbal Punksi:


• Bakteri: keruh, lekosit tinggi, dominan PMN, protein tinggi, glukosa rendah
• Virus : jernih, lekosit rendah, dominan mononuclear (limfosit), protein
normal, glukosa normal
• TB: xanthokrom, lekosit bervariasi, dominan mononuclear (limfosit), glukosa
rendah
Abses otak
Trauma Kepala
Stroke
Algoritme Gajah Mada
Toxoplasmosis Serebral
Guillian Barre syndrome
Tumor intrakranial
Parkinson
Demensia

• Tipe:
• Alzheimer: karena usia tua, perlahan-lahan, atrofi otak. Khas: neurofibrillary tangles dan
deposisi amyloid pada PA (post mortem). Terapi: Kolinesterase inhibitor (Donepezil)
• Vaskuler: ada riwayat stroke, bisa ada deficit neurologis, penurunan fungsi kognitif mendadak
• Pick: daerah frontotemporal, ada gangguan tingkah laku, emosi, kepribadian
• Lewy Body: terkait Parkinson, ada perubahan postur, cara berjalan.
Multiple Sclerosis

• Refleks fisiologis dan patologis meningkat


Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS = Lou
Gehrig’s Disease)
Cerebral Palsy
Myasthenia Gravis
• Ada autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin di neuromuscular
junction
• Kelemahan terutama pada otot2 kecil (levator palpebral  ptosis).
• Pemeriksaan dengan tes wartenberg (menatap tanpa berkedip 
ptosis), uji dengan physostigmin.
• Terapi: asetilkolin esterase inhibitor (piridostigmin)
Carpal Tunnel Syndrome
Tarsal Tunnel Syndrome
• Nyeri dari pergelangan kaki
medial ke arah distal.
• Jepitan nervus tibialis posterior
• Penanganan:
Non operatif: istirahat, steroid
injeksi, bidai pada malam hari
Operasi
Cubital Tunnel Syndrome
• Jepitan nervus ulnaris pada cubital
tunnel.
• Gangguan pada jari 4 dan 5
Lesi pada nervus
Trauma Medulla Spinalis
Spondilitis TB
Hernia Nukleus Polposus
Vertigo
• Bedakan vestibular vs non vestibular
vestibular: rasa berputar akibat gangguan vestibular
non vestibular: rasa goyang, melayang, mengambang, timbul pada system
proprioseptif atau visual (polineuropati, hipotensi ortostatik, presinkop,
mielopati, trauma leher)
• Vertigo vestibular terbagi 2:
Perifer: lesi di labirin dan nervus vestibularis. (BPPV, Meniere, neuritis
vestibularis, oklusi arteri labirin, labirinitis, obat ototoksik, tumor nervus VIII)
Sentral: nucleus vestibularis di batang otak, thalamus, sampai korteks serebri
(migraine, Cerebrovascular disease, tumor, epilepsy, demielinisasi, degenerasi)
BPPV
• Vertigo berlangsung singkat, hebat, disertai mual dan muntah, karena
perubahan posisi kepala.
• Pemeriksaan diagnostic:
• Dix Hallpike (bisa kiri atau kanan): Dix hallpike kanan untuk periksa kanalis
anterior kiri dan kanalis posterior kanan.
• Side lying: BPPV kanalis anterior dan posterior
• Roll maneuver: BPPV kanalis horizontal
• Terapi: maneuver Epley, latihan Brandt-Darof. Semont maneuver
• Obat: Antihistamin (Dimenhidrinat, Difenhidramin, Meksilin, Siklisin,
Betahistin), Kalsium Antagonis (Cinnarizine)
Meniere disease (3A)
• Nama lain hidrops endolimfe idiopatik
• Trias: vertigo (rekuren, rotatoar, menit sampai jam), tinnitus, tuli
(sensorineural terutama nada rendah, unilateral, progresif)
• Tatalaksana:
• diet rendah natrium, kafein, nikotin, alcohol, makanan mengandung teofilin (coklat).
• Farmakologi H1 reseptor antagonist (dimenhidrinat, difenhidramin, prometazin)
• Benzodiazepin
• Antiemetik (metoklopramid, ondansetron)
• Diuretik (hidroklorothiazid)
• Steroid (untuk serangan akut)
Neuritis Vestibularis
• Disfungsi akut system vestibuler perifer.
• Vertigo berat mendadak, pendengaran tidak terganggu, deficit
neurologis tidak ada, didahului riwayat infeksi saluran nafas
sebelumnya, tidak ada nyeri kepala.
• Terapi: antagonis reseptor H1, benzodiazepine, antiemetic, steroid.
Good Luck !

‘It is better to suffer the pain of discipline than to suffer the pain of regret’

Anda mungkin juga menyukai