Salve,
Assalamualaikum Wr. Wb,
Om Swastiastu,
Namo budaya,
Salam kebajikan,
DAMPAK KEBIJAKAN ANGGARAN
TERHADAP PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
STUNTING
Kampanye
Konvergensi,
Nasional Berfokus
Komitmen dan Koordinasi, dan
pada pemahaman, Mendorong Pemantauan
Visi Pimpinan Konsolidasi
perubahan Kebijakan dan Evaluasi
Tertinggi Negara Program Nasional,
perilaku, “Nutritional
Daerah, dan
komitmen politik Food Security”
Masyarakat
dan akuntabilitas
10
20
30
40
50
60
0
DKI Jakarta
17.7
27.5
DI Yogyakarta
Bali
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Sulawesi Utara
Banten
Kalimantan Utara
Sumatera Selatan
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Jawa Timur
Papua
Kalimantan Selatan
MENURUT PROVINSI, RISKESDAS 2013-2018
Kalimantan Barat
PROPORSI STATUS GIZI STUNTING PADA BALITA
Sulawesi Selatan
Provinsi NTT 2013-2018 TURUN 9,1%
Aceh
5
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Timur
42.6
51.7
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK PADA BALITA
MENURUT KABUPATEN/KOTA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,
RISKESDAS 2013-2018
100
2013 2018
61.2 63.6 55.7 62.5 55.4 70.5
80 62.2 55.3 49.3 59
55.1 58.8 56.8
44.3 51.3 46.3 51.7 46.5 46.8
60
36.7 36 41.3
40 56.0
41.4 43.0 43.3 44.3 44.2 39.9
20 45.4 38.6 47.8 48.4
32.8 33.0 34.7 36.0 39.3 40.0 42.6 43.1 44.0 45.5 46.5
23.3
0
Flores Timur
TTS
TTU
Ende
Malaka
NTT
SBD
Belu
Sikka
Ngada
Rote Ndao
Nagekeo
Lembata
Kota Kupang
Alor
Sumba Timur
Kupang
Sumba Tengah
Sumba Barat
Sabu Raijua
Manggarai
Manggarai Barat
Manggarai Timur
Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U): Peningkatan stunting tertinggi : Kab. TTU (16,9 %)
⋆ Sangat pendek : TB/U<-3SD ⋆ Pendek: TB/U ≥-3SD s/d <-2SD Penurunan stunting tertinggi : Kab. Ngada (27,6 %)
Tetap : Kab. Malaka (43,0 %)
KABUPATEN/KOTA YANG MENGALAMI PENURUNAN & KENAIKAN PREVALENSI STUNTING
DI PROVINSI NTT
30
3 KABUPATEN MENGALAMI 27.5
18
16.9 KENAIKAN PREVALENSI
STUNTING SELAMA 5 25
16
TAHUN
21.2
14
20
18.2
12 15.5 16
15
14.5
13.4
10
11.3 12 12
8.2 10.2 10.6
10 9.1
8
7.6 8.3 8.3
4.9 5
6 5
3.2
4
2.3 0
0
TIMOR TENGAH BELU FLORES TIMUR
UTARA
11.8
18.7 9.8 13.3
17.4 15.4 14 14
15.5 15.5
20 14.1
14.9 11.4 18.0
13.7
8.1 10.9 9.2 22.2
6.4
TTS
NTT
Belu
SBD
Sikka
Ende
Ngada
Nagekeo
Rote Ndao
Alor
Sumba Tengah
Kupang
Malaka
Kota Kupang
Flores Timur
Lembata
Sumba Timur
Sumba Barat
Sabu Raijua
Manggarai
Manggarai Barat
Manggarai Timur
9
25
8 7.8
PIC:
PIC: BPMD
BAPPEDA
Jika program memiliki mobilisasi masyarakat yang bagus dan bisa deteksi kasus secara
dini, kurang dari 20% anak sangat kurus membutuhkan rawat inap
Menjangkau setiap anak dengan layanan pengobatan
gizi buruk/sangat kurus melalui layanan rawat jalan
14
Layanan Rawat
Jalan di tingkat Rawat Inap di
masyarakat Fasilitas Kesehatan
Stabilisasi komplikasi
medis
ANGGARAN PROGRAM GIZI DI PROVINSI NTT
TAHUN 2015 S/D 2019
PERBANDINGAN ALOKASI APBD MURNI DINAS KESEHATAN
TAHUN 2015 S/D 2019
4,500
4,010
4,000
3,500
3,000
2,500
2,092 2,158
2,000
1,500
961 1,034
1,000
500
10,000
8,000
7,191
6,000
4,000
3,788 3,583 3,812
2,000
Sumber : NTT dalam angka Tahun 2013 dan Profil Kesehatan NTT tahun 2018
KEGIATAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN KESEHATAN NTT
BERDASARKAN 7 SUB SISTEM
KESEHATAN
1. UPAYA
KESEHATAN
Fokus pada 1.000 HPK melalui : 1. Percepatan akreditasi untuk semua 1. Eliminasi malaria
1. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan puskesmas dan rumah sakit 2. Pencegahan dan pengendalian TBC
kepada ibu hamil dan bayi dalam rangka 2. Pelayanan kesehatan di daerah dan HIV/AIDS
menurunkan kasus kematian ibu, bayi dan kepulauan dengan Puskesmas 3. Pengendalian Penyakit Tropis
balita Terapung Terabaikan/ Neglected Tropical
2. Peningkatan status gizi masyarakat 3. Layanan flying Health Care Diseases
terutama dalam penanganan balita stunting 4. Peningkatan pelayanan kesehatan 4. Pengendalian Faktor Risiko Penyakit
serta gizi buruk melalui penerapan telemedicine Tidak Menular
3. Penyehatan lingkungan dari tingkat keluarga 5. Peningkatan sarana kesehatan di 5. Pelayanan kesehatan jiwa
sampai masyarakat terutama di tempat daerah wisata 6. Peningkatan Cakupan Imunisasi
wisata 6. Universal Coverage Jaminan Dasar Lengkap
4. Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Kesehatan Masyarakat 7. Surveilans terpadu untuk penemuan
5. Peningkatan pengetahuan masyarakat akan dan penanganan penyakit menular
hidup sehat melalui promosi kesehatan terutama di daerah wisata
secara masiv 8. Penguatan sistem kewaspadaan dini
6. Revitalisasi peran pemberdayaan dan penanganan KLB/Wabah
masyarakat dalam pembangunan kesehatan
2. SUMBER DAYA 3. SEDIAAN FARMASI, ALAT 4. PEMBERDAYAAN
MANUSIA KESEHATAN KESEHATAN, DAN MAKANAN MASYARAKAT
1. Pemenuhan tenaga kesehatan di 1. Pengadaan obat dan perbekalan 1. Penggerakan masyarakat dalam
fasilitas kesehatan sesuai standar, buffer stock Provinsi penanggulangan masalah kesehatan
terutama pada fasiltas kesehatan di 2. Penyediaan dana distribusi obat dan 2. Meningkatkan keaktifan Upaya
daerah wisata perbekalan kesehatan ke Kesehatan Berbasis Masyarakat
2. Pelatihan tenaga kesehatan Kabupaten/Kota (UKBM) terutama desa siaga dan
3. Percepatan sertifikasi tenaga 3. Peningkatan Pengawasan terhadap posyandu
kesehatan produk pangan yang beredar 3. Peningkatan pengetahuan dan peran
4. Bantuan pendidikan untuk tenaga 4. Pengawasan penyalahgunan kader desa siaga, posyandu dan PKK
kesehatan narkotika dan obat-obatan terlarang
5. Pembinaan legalitas perijinan dalam pengobatan
Institusi Pendidikan Kesehatan 5. Kalibrasi dan perbaikan alat 7. MANAJEMEN, INFORMASI,
kesehatan melalui PAM center DAN REGULASI KESEHATAN
MORATORIUM
Menajamkan
TAMBANG
Prioritas Nasional
Memastikan
MORATORIUM
Pelaksanaan
PMI
Program
PENCEGAHAN/
Menajamkan
PENANGANAN
Integrasi
STUNTING
SumberPendanaan
QUICK WINS (PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN STUNTING)
STUNTING ADALAH KONDISI
GAGAL TUMBUH PADA ANAK
BALITA (BAYI DI BAWAH LIMA
TAHUN) akibat dari kekurangan
NTT TERTINGGI
gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya.
4 FAKTOR PENYEBAB STUNTING DI NTT
KURANGNYA AKSES KE
MAKANAN BERGIZI
• Hanya 21,4% ibu hamil resiko
kurang energi kronis
mendapat makanan tambahan TERBATASNYA LAYANAN
KURANGNYA AKSES KE AIR • Faktor ekonomi-sosial budaya KESEHATAN TERMASUK
BERSIH DAN SANITASI LAYANAN ANC-PNC
STRATEGI
PENINGKATAN PENINGKATAN
KUALITAS KUALITAS
MANAJEMEN PELAYANAN
KESEHATAN KESEHATAN
PENINGKATAN
KUALITAS DAN
KUANTITAS
SDM
KESEHATAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 1. Pelaksanaan deteksi dini kelainan kehamilan.
2. Pendampingan ibu dan anak pada 1.000 HPK oleh
tenaga kesehatan.
3. Pemberian makanan tambahan dan suplemen
serta tablet tambah darah bagi ibu hamil.
KIA, Gizi, 4. Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita
KB kurang gizi dan makanan pendamping ASI.
5. Pendampingan dan pemantauan status gizi ibu
hamil/menyusui, bayi dan balita.
6. Penanganan balita dengan masalah gizi (stunting,
wasting dan underweight) dengan aksi konvergensi
7. Peningkatan pemberian ASI eksklusif
8. Penerapan pembinaan pola makan dalam keluarga
9. Penyebarluasan informasi kesehatan melalui
Peningkatan berbagai media dan penyuluhan kesehatan kepada
Upaya masyarakat
10. Pengembangan dan Pemberdayaan Upaya
Kesehatan Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Masyarakat 11. Penggerakan masyarakat hidup sehat melalui
Kesehatan pendekatan keluarga dan lingkungan
Promosi 12. Peningkatan jumlah desa STBM
Lingkungan,
Kesehatan dan
Keseahtan
Pemberdayaan
Masyarakat Kerja dan
Olahraga
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Perencanaan
dan
Pendayagunaan 1. Rekruitment tenaga kesehatan
SDM 2. Penempatan Tenaga Kesehatan sesuai
Kesehatan proporsi dan kebutuhan
3. Pelaksanaan pelatihan tenaga kesehatan
terutama bagi bidan desa
4. Pemberian bantuan biaya pendidikan
kepada tenaga kesehatan
Peningkatan 5. Percepatan Pengurusan STR Tenaga
Kualitas dan Kesehatan
Kuantitas
SDM
Legalitas Kesehatan
Nakes dan Pengembangan
Institusi Diklat SDM
SDM Kesehatan
Kesehatan
POLA INTEGRASI PROGRAM KERJA TATALAKSANA
PENYAKIT TIDAK
MENULAR/ POSBINDU
Komodo
War Dance Dragon
“PASOLA” in in West
Sumba Island Manggarai