Anda di halaman 1dari 39

Shaloom,

Salve,
Assalamualaikum Wr. Wb,
Om Swastiastu,
Namo budaya,
Salam kebajikan,
DAMPAK KEBIJAKAN ANGGARAN
TERHADAP PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
STUNTING

DR. drg. DOMINIKUS MINGGU, M.Kes


KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI NTT
JA
PENETAPAN 5 PILAR
PENCEGAHAN
STUNTING
2019: 100+60 KAB/KOTA

PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5

Kampanye
Konvergensi,
Nasional Berfokus
Komitmen dan Koordinasi, dan
pada pemahaman, Mendorong Pemantauan
Visi Pimpinan Konsolidasi
perubahan Kebijakan dan Evaluasi
Tertinggi Negara Program Nasional,
perilaku, “Nutritional
Daerah, dan
komitmen politik Food Security”
Masyarakat
dan akuntabilitas
10
20
30
40
50
60

0
DKI Jakarta

17.7
27.5
DI Yogyakarta
Bali
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Sulawesi Utara
Banten
Kalimantan Utara

⋆ Sangat pendek : TB/U<-3SD


Lampung
Riau
Papua Barat
Bengkulu

Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U):


Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
Sumatera Barat
Jambi
INDONESIA
2013
30.8
37.2

⋆ Pendek: TB/U ≥-3SD s/d <-2SD


Jawa Barat
Jawa Tengah
Maluku Utara
2018

Sumatera Selatan
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Jawa Timur
Papua
Kalimantan Selatan
MENURUT PROVINSI, RISKESDAS 2013-2018

Kalimantan Barat
PROPORSI STATUS GIZI STUNTING PADA BALITA

Nusa Tenggara Barat


Maluku
Kalimantan Tengah
Nasional 2013- 2018 TURUN 6,4%

Sulawesi Selatan
Provinsi NTT 2013-2018 TURUN 9,1%

Aceh
5

Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Timur
42.6
51.7
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK PADA BALITA
MENURUT KABUPATEN/KOTA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,
RISKESDAS 2013-2018

100
2013 2018
61.2 63.6 55.7 62.5 55.4 70.5
80 62.2 55.3 49.3 59
55.1 58.8 56.8
44.3 51.3 46.3 51.7 46.5 46.8
60
36.7 36 41.3
40 56.0
41.4 43.0 43.3 44.3 44.2 39.9
20 45.4 38.6 47.8 48.4
32.8 33.0 34.7 36.0 39.3 40.0 42.6 43.1 44.0 45.5 46.5
23.3
0

Flores Timur

TTS

TTU
Ende

Malaka
NTT
SBD

Belu
Sikka

Ngada

Rote Ndao
Nagekeo

Lembata
Kota Kupang

Alor
Sumba Timur

Kupang

Sumba Tengah

Sumba Barat
Sabu Raijua
Manggarai

Manggarai Barat

Manggarai Timur
Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U): Peningkatan stunting tertinggi : Kab. TTU (16,9 %)
⋆ Sangat pendek : TB/U<-3SD ⋆ Pendek: TB/U ≥-3SD s/d <-2SD Penurunan stunting tertinggi : Kab. Ngada (27,6 %)
Tetap : Kab. Malaka (43,0 %)
KABUPATEN/KOTA YANG MENGALAMI PENURUNAN & KENAIKAN PREVALENSI STUNTING
DI PROVINSI NTT

30
3 KABUPATEN MENGALAMI 27.5
18
16.9 KENAIKAN PREVALENSI
STUNTING SELAMA 5 25
16
TAHUN
21.2
14
20
18.2
12 15.5 16
15
14.5
13.4
10
11.3 12 12
8.2 10.2 10.6
10 9.1
8
7.6 8.3 8.3
4.9 5
6 5
3.2
4

2.3 0

0
TIMOR TENGAH BELU FLORES TIMUR
UTARA

SUMBER : RISKESDAS 2013 & 2018


PROPORSI STATUS GIZI BURUK (“sangat kurus”) DAN GIZI KURANG
(“kurus”) PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA, PROVINSI NUSA
TENGGARA TIMUR, RISKESDAS 2013-2018
40
35.3
2013 2018
28.2
30
22.4

11.8
18.7 9.8 13.3
17.4 15.4 14 14
15.5 15.5
20 14.1
14.9 11.4 18.0
13.7
8.1 10.9 9.2 22.2
6.4

10 12.7 17.5 18.0


11.5 11.8 12.8 13.7 13.8 15.0 19.6
10.2 10.5 12.2 15.4
9.3 15.5 16.0
7.6 8.7 10.2
9.8
5.7
0
TTU

TTS
NTT

Belu
SBD

Sikka

Ende
Ngada

Nagekeo

Rote Ndao
Alor

Sumba Tengah

Kupang

Malaka
Kota Kupang

Flores Timur

Lembata

Sumba Timur
Sumba Barat

Sabu Raijua
Manggarai
Manggarai Barat

Manggarai Timur

Indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB):


⋆ Sangat kurus: BB/TB<-3SD ⋆ Kurus: BB/TB ≥ -3SD s/d <-2SD
KABUPATEN/KOTA YANG MENGALAMI PENURUNAN & KENAIKAN PREVALENSI WASTING
DI PROVINSI NTT

9
25

8 7.8

3 KABUPATEN MENGALAMI KENAIKAN 19.8


7 PREVALENSI WASTING SELAMA 5 TAHUN 20
6.2
6
15 14.4
5 4.7
4 11.7
4 3.6 10 10.6
3.4 3.5
10
3
3 7.3
2.1 5.3
2 5 4.4
3.6
1 0.6 1.8
0
0 0

SUMBER : RISKESDAS 2013 & 2018


KEBIJAKAN PENANGANAN
BALITA PENDEK & GIZI BURUK
“TITIK DIMULAINYA PEMBANGUNAN
SDM adalah dengan menjamin
kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi,
kesehatan balita, kesehatan anak
usia sekolah.
JANGAN SAMPAI ADA
STUNTING, KEMATIAN IBU ATAU
KEMATIAN BAYI MENINGKAT
(Presiden Joko Widodo, 2019)
Delapan Aksi Konvergensi/Integrasi Penurunan Stunting di Kabupaten/Kota
PIC:
Aksi integrasi adalah instrumen BAPPEDA

dalam bentuk kegiatan yang PIC: Sekda & PIC:


BAPPEDA BAPPEDA
digunakan untuk meningkatkan
pelaksanaan integrasi intervensi gizi
dalam penurunan stunting

PIC: Dinkes PIC: Sekda

PIC:
PIC: BPMD
BAPPEDA

Dokumen lengkap dapat diunduh pada tautan: PIC: BPMD


http://bit.ly/pedomanintegrasi

Pengukuran data stunting dapat didukung melalui SURVEILANS GIZI-ePPGBM


Penanganan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT): Salah satu
intervensi gizi spesifik pencegahan stunting
13

Jika program memiliki mobilisasi masyarakat yang bagus dan bisa deteksi kasus secara
dini, kurang dari 20% anak sangat kurus membutuhkan rawat inap
Menjangkau setiap anak dengan layanan pengobatan
gizi buruk/sangat kurus melalui layanan rawat jalan
14

Deteksi dini gizi buruk

Tanpa komplikasi Komplikasi medis atau


>90% medis, memiliki nafsu makan buruk <10%
nafsu makan dan usia atau <6 bulan
6-59 bulan

Layanan Rawat
Jalan di tingkat Rawat Inap di
masyarakat Fasilitas Kesehatan
Stabilisasi komplikasi
medis
ANGGARAN PROGRAM GIZI DI PROVINSI NTT
TAHUN 2015 S/D 2019
PERBANDINGAN ALOKASI APBD MURNI DINAS KESEHATAN
TAHUN 2015 S/D 2019
4,500
4,010
4,000

3,500

3,000

2,500
2,092 2,158
2,000

1,500
961 1,034
1,000

500

2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan : dalam miliar rupiah


PERBANDINGAN ALOKASI APBN DEKON DINAS KESEHATAN
TAHUN 2015 S/D 2019
12,000
10,865

10,000

8,000
7,191

6,000

4,000
3,788 3,583 3,812

2,000

2015 2016 2017 2018 2019

Keteranagn : dalam miliar rupiah


SASARAN PROGRAM RENSTRA DINKES TAHUN 2019 SD 2023 :
SASARAN 1.1 : Menurunnya AKI, AKB dan AKABA
DATA TAHUN
T/
NO INDIKATOR SATUAN DASAR
R 2014 2015 2016 2017 2018
2013
Menurunnya kasus T 172 150 128 106 75
1.1.1. kasus 176
kematian ibu R 158 176 182 163 155
Menurunnya kasus T 1.173 1.150 1.127 1.100 1.075
1.1.2. kasus 1286
kematian bayi R 1.280 1.300 1.088 1.044 1.131
Menurunnya kasus T 185 150 115 75 50
1.1.3. kasus 192
kematian anak balita R 157 180 180 130 159
Persentase ibu bersalin T 80 82 85 90 95
1.1.4. % 81,6
yang ditolong oleh tenaga R 81,37 80,41 84,87 65,32 91,00
Persentase cakupan KN T 89,25 89,50 89,75 90,00 85
1.1.5. % 88,92
Lengkap R 74,22 70,57 68,00 74,25 82,00
T 70,00 73,00 77,00 80,00 72
1.1.6. Persentase cakupan K4 % 65,74
R 64,49 61,51 53,80 56,83 77,30
Persentase penanganan T 43,5 53,0 56,0 62,0 70,0
1.1.7. % 52,2
komplikasi obstetri R 54,19 51,60 52,67 54,68 67,30
Persentase penanganan T 11 15 20 40 50
1.1.8. % 15,7
komplikasi neonatal R 19,30 13,59 14,57 18,78 36,00
Meningkatnya persalinan di T 65 70 75 80 85
1.1.9. % 65
fasilitas kesehatan R 86,97 87,81 93,45 94,95 89,10
SASARAN 1.2 : Menurunkan kasus gizi buruk dan kurang dan peningkatan status
gizi ibu hamil dan balita
DATA TAHUN
T/
NO INDIKATOR SATUAN DASAR
R 2014 2015 2016 2017 2018
2013
Menurunnya prevalensi T 33,20 31,70 30,2 28,7 27,2
1.2.1 kekurangan gizi (gizi kurang % 8
dan buruk) R 8,15 5,12 3,37 3,71 9,60
Meningkatnya Persentase
T 72 81 90 91 92
1.2.2. ibu hamil yang mendapat % 72
tablet besi 90 R 71,5 74,2 64,4 63,9 94,1
Meningkatkan persentase T 71,9 76,0 80,0 81,0 82,0
1.2.3. bayi 0-5 bulan mendapat % 71,9
ASI Eksklusif R 70,1 77,0 76,3 40,5 70,0
Meningkatnya persentase T 76,7 81,0 85,0 87,0 90,0
1.2.4. balita yang ditimbang di % 76,7
Posyandu (D/S) R 78,5 78,8 79,2 78.8 73,0
Meningkatnya persentase T 84,5 88 90 91 92
1.2.5. balita 6-59 bulan yang % 84,5
mendapat vitamin A R 84,5 88,2 90,2 89,4 89,9
Persentase balita Gizi T 100 100 100 100 100
1.2.6. % 100
Buruk yang ditangani R 100 100 100 100 100
TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN
PERANGKAT DAERAH
TANTANGAN PELUANG
• Kondisi Geografis NTT
• Komitmen Gubernur dan Wakil
• Mortalitas dan morbiditas masih
tinggi Gubernur untuk meningkatkan
• Banyak sarana pelayanan kesehatan kualitas SDM dan Pencegahan
belum terakreditasi Stunting
• Rendahnya kualitas dan kuantitas • Alokasi anggaran sebagai daerah
tenaga kesehatan
DTPK
• Belum mencapai Universal
Coverage Jamkesmas • Banyak lulusan tenaga
• Belum optimalnya partisipasi kesehatan belum terpakai
masyarakat
• Potensi terjadinya Lost Generation
• Optimalisasi UPTD Labkes dan
UPTD Latnakes
Persentase Balita Dengan Masalah Gizi

Sumber : Riskesdas Tahun 2013 dan 2018


SEBARAN BALITA STUNTING TAHUN 2018 (RISKESDAS)
Kematian Ibu dan anak

Sumber : NTT dalam angka Tahun 2013 dan Profil Kesehatan NTT tahun 2018
KEGIATAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN KESEHATAN NTT
BERDASARKAN 7 SUB SISTEM
KESEHATAN
1. UPAYA
KESEHATAN

UPAYA UPAYA PENCEGAHAN DAN


KESEHATAN KESEHATAN PENGENDALIAN
MASYARAKAT PERORANGAN PENYAKIT

Fokus pada 1.000 HPK melalui : 1. Percepatan akreditasi untuk semua 1. Eliminasi malaria
1. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan puskesmas dan rumah sakit 2. Pencegahan dan pengendalian TBC
kepada ibu hamil dan bayi dalam rangka 2. Pelayanan kesehatan di daerah dan HIV/AIDS
menurunkan kasus kematian ibu, bayi dan kepulauan dengan Puskesmas 3. Pengendalian Penyakit Tropis
balita Terapung Terabaikan/ Neglected Tropical
2. Peningkatan status gizi masyarakat 3. Layanan flying Health Care Diseases
terutama dalam penanganan balita stunting 4. Peningkatan pelayanan kesehatan 4. Pengendalian Faktor Risiko Penyakit
serta gizi buruk melalui penerapan telemedicine Tidak Menular
3. Penyehatan lingkungan dari tingkat keluarga 5. Peningkatan sarana kesehatan di 5. Pelayanan kesehatan jiwa
sampai masyarakat terutama di tempat daerah wisata 6. Peningkatan Cakupan Imunisasi
wisata 6. Universal Coverage Jaminan Dasar Lengkap
4. Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Kesehatan Masyarakat 7. Surveilans terpadu untuk penemuan
5. Peningkatan pengetahuan masyarakat akan dan penanganan penyakit menular
hidup sehat melalui promosi kesehatan terutama di daerah wisata
secara masiv 8. Penguatan sistem kewaspadaan dini
6. Revitalisasi peran pemberdayaan dan penanganan KLB/Wabah
masyarakat dalam pembangunan kesehatan
2. SUMBER DAYA 3. SEDIAAN FARMASI, ALAT 4. PEMBERDAYAAN
MANUSIA KESEHATAN KESEHATAN, DAN MAKANAN MASYARAKAT

1. Pemenuhan tenaga kesehatan di 1. Pengadaan obat dan perbekalan 1. Penggerakan masyarakat dalam
fasilitas kesehatan sesuai standar, buffer stock Provinsi penanggulangan masalah kesehatan
terutama pada fasiltas kesehatan di 2. Penyediaan dana distribusi obat dan 2. Meningkatkan keaktifan Upaya
daerah wisata perbekalan kesehatan ke Kesehatan Berbasis Masyarakat
2. Pelatihan tenaga kesehatan Kabupaten/Kota (UKBM) terutama desa siaga dan
3. Percepatan sertifikasi tenaga 3. Peningkatan Pengawasan terhadap posyandu
kesehatan produk pangan yang beredar 3. Peningkatan pengetahuan dan peran
4. Bantuan pendidikan untuk tenaga 4. Pengawasan penyalahgunan kader desa siaga, posyandu dan PKK
kesehatan narkotika dan obat-obatan terlarang
5. Pembinaan legalitas perijinan dalam pengobatan
Institusi Pendidikan Kesehatan 5. Kalibrasi dan perbaikan alat 7. MANAJEMEN, INFORMASI,
kesehatan melalui PAM center DAN REGULASI KESEHATAN

5. PEMBIAYAAN KESEHATAN 6. PENELITIAN DAN 1. Penguatan sistem dan integrasi


PENGEMBANGAN KESEHATAN perencanaan kesehatan di setiap
level (desa, kecamatan,
1. Sinkronisasi penggunaan anggaran kabupaten/kota, provinsi dan pusat)
kesehatan dari berbagai sumber 1. Pelaksanaan penelitian dan kajian di 2. Penyediaan data kesehatan yang
2. Optimalisasi pemanfaatan dana desa bidang kesehatan valid sampai di tingkat rumah tangga
untuk kesehatan 2. Penyediaan analisis District Health 3. Monitoring dan evaluasi
3. Peningkatan penyerapan DAK bidang Account (DHA) dan Provincial Health pelaksanaan pembangunan
kesehatan Account (PHA) kesehatan secara terpadu
QUICK WINS GUBERNUR & WAKIL GUBERNUR NTT

MORATORIUM
Menajamkan
TAMBANG
Prioritas Nasional

Memastikan
MORATORIUM
Pelaksanaan
PMI
Program

PENCEGAHAN/
Menajamkan
PENANGANAN
Integrasi
STUNTING
SumberPendanaan
QUICK WINS (PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN STUNTING)
STUNTING ADALAH KONDISI
GAGAL TUMBUH PADA ANAK
BALITA (BAYI DI BAWAH LIMA
TAHUN) akibat dari kekurangan
NTT TERTINGGI
gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya.
4 FAKTOR PENYEBAB STUNTING DI NTT
KURANGNYA AKSES KE
MAKANAN BERGIZI
• Hanya 21,4% ibu hamil resiko
kurang energi kronis
mendapat makanan tambahan TERBATASNYA LAYANAN
KURANGNYA AKSES KE AIR • Faktor ekonomi-sosial budaya KESEHATAN TERMASUK
BERSIH DAN SANITASI LAYANAN ANC-PNC

• 20% penduduk NTT belum • 6% ibu hamil NTT tidak


mendapat akses sanitasi layak STUNTING mengkonsumsi 90 tablet
tambah darah
• 57% penduduk NTT belum
mendapat akses air minum • K4 = 77%, KN3 = 82%
layak PRAKTEK PENGASUHAN YANG • 20% bayi tidak mendapat
TIDAK BAIK imunisasi dasar lengkap
• Hanya 50,8% posyandu yang
• Kurang pengetahuan tentang aktif
kesehatan dan gizi sebelum
dan pada masa kehamilan
• 30% dari anak usia 0-6 bulan
d i N T T tidak mendapatkan
ASI ekslusif

Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)


KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
▪ Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi ▪ Upaya-upaya untuk mencegah dan
gangguan secara langsung mengurangi gangguan secara tidak langsung
▪ Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh ▪ Berbagai kegiatan pembangunan pada
sektor kesehatan umumnya non-kesehatan
▪ Kegiatannya antara lain spt imunisasi, PMT ibu ▪ Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih,
hamil dan balita, monitoring pertumbuhan kegiatan penanggulangan kemiskinan, dan
balita di Posyandu kesetaraan gender
▪ Sasaran: khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu ▪ Sasaran: masyarakat umum, tidak khusus
Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan) untuk 1000 HPK
3.5. PENENTUAN ISU STRATEGIS
PERMASALAHAN :
• Kasus kematian ibu dan bayi yang masih tinggi STRATEGI
1 PENANGANAN MASALAH :
• Tingginya angka stunting berpotensi
2 menyebabkan lost generation
• Rendahnya cakupan imunisasi dasar lengkap pada
3 balita Meningkatkan
4
• Tingginya angka kesakitan penyakit menular dan
tidak menular
Akses dan
• Belum semua fasilitas kesehatan pelayanan Kualitas
5 kesehatan dasar dan rujukan terakreditasi
• Belum terpenuhinya kuantitas dan kualitas tenaga Pelayanan
6 kesehatan
Kesehatan
• Belum semua masyarakat NTT memiliki jaminan
7 kesehatan
• Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat di
8 bidang kesehatan
• Rendahnya pemahaman kesehatan di tingkat
9 keluarga/rumah tangga
STRATEGI DAN PENINGKATAN
ARAH KEBIJAKAN UPAYA
KESEHATAN
MASYARAKAT
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
TATA KELOLA
DAN
KEPENDUDUKAN
PENGENDALIAN
DAN CATATAN
PENYAKIT
SIPIL

STRATEGI

PENINGKATAN PENINGKATAN
KUALITAS KUALITAS
MANAJEMEN PELAYANAN
KESEHATAN KESEHATAN
PENINGKATAN
KUALITAS DAN
KUANTITAS
SDM
KESEHATAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 1. Pelaksanaan deteksi dini kelainan kehamilan.
2. Pendampingan ibu dan anak pada 1.000 HPK oleh
tenaga kesehatan.
3. Pemberian makanan tambahan dan suplemen
serta tablet tambah darah bagi ibu hamil.
KIA, Gizi, 4. Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita
KB kurang gizi dan makanan pendamping ASI.
5. Pendampingan dan pemantauan status gizi ibu
hamil/menyusui, bayi dan balita.
6. Penanganan balita dengan masalah gizi (stunting,
wasting dan underweight) dengan aksi konvergensi
7. Peningkatan pemberian ASI eksklusif
8. Penerapan pembinaan pola makan dalam keluarga
9. Penyebarluasan informasi kesehatan melalui
Peningkatan berbagai media dan penyuluhan kesehatan kepada
Upaya masyarakat
10. Pengembangan dan Pemberdayaan Upaya
Kesehatan Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Masyarakat 11. Penggerakan masyarakat hidup sehat melalui
Kesehatan pendekatan keluarga dan lingkungan
Promosi 12. Peningkatan jumlah desa STBM
Lingkungan,
Kesehatan dan
Keseahtan
Pemberdayaan
Masyarakat Kerja dan
Olahraga
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Perencanaan
dan
Pendayagunaan 1. Rekruitment tenaga kesehatan
SDM 2. Penempatan Tenaga Kesehatan sesuai
Kesehatan proporsi dan kebutuhan
3. Pelaksanaan pelatihan tenaga kesehatan
terutama bagi bidan desa
4. Pemberian bantuan biaya pendidikan
kepada tenaga kesehatan
Peningkatan 5. Percepatan Pengurusan STR Tenaga
Kualitas dan Kesehatan
Kuantitas
SDM
Legalitas Kesehatan
Nakes dan Pengembangan
Institusi Diklat SDM
SDM Kesehatan
Kesehatan
POLA INTEGRASI PROGRAM KERJA TATALAKSANA
PENYAKIT TIDAK
MENULAR/ POSBINDU

PENGUATAN DESA SIAGA DAN


KEMITRAAN BIDAN DUKUN
Ukuran keberhasilan Grand strategi Percepatan Pencegahan dan
penanggulangan Stunting Provinsi NTT

1.Menurunnya kasus balita gizi buruk


2.Menurunnya balita stunting
3.Meningkatnya kualitas pelayanan ibu selama kehamilan dan setelah melahirkan
4.Menurunnya jumlah ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
5.Meningkatnya kualitas penyediaan sarana air bersih
6.Meningkatnya akses rumah tangga/ keluarga ke makanan bergizi
7.Pelaksanaan rembuk stunting tingkat Desa
8.Tersedianya alokasi dana desa untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan
stunting
Beberapa potensi Kovergensi

1.Bekerjasama dengan pihak Univeristas untuk


melakukan penelitian dan pendampingan Rumah
Tangga 1000HPK;
2. Bekerjasama dengan pihak swasta (CSR)
3. Bekerjasama dengan PKK
KESIMPULAN
• Arah kebijakan anggaran pemerintah Provinsi NTT melalui APBD I mendukung
pelaksanaan intervensi pecegahan dan penanganan stunting melalui program
gizi dimana dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan.
• Intervensi pemerintah daerah di dukung pula kebijakan pemerintah pusat
melalui pengganggaran melalui Dana Alokasi Khusus Fisik maupun Non Fisik.
• Dukungan anggaran pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi NTT dalam 5
tahun terkahir sejalan dengan adanya penurunan prevalensi status gizi di
Provinsi NTT khususnya stunting dari 51,7% menjadi 42,6%.
• Harapan ke depan adalah meningkatkan akses pelayanan dan kualitas
kesehatan di berbagai lini program kesehatan dan melibatkan lintas sektor
karena masalah gizi masayarakat memerlukan intervensi spesifik dan
intervensi sensitive.
Governor’s Sasando Mount Kelimutu
Office in Kupang 3 colours lake in
Ende

Komodo
War Dance Dragon
“PASOLA” in in West
Sumba Island Manggarai

Anda mungkin juga menyukai