dunia medis untuk membantu proses reproduksi dengan cara memasukan sperma yang telah disiapkan ke dalam rahim menggunakan kateter JENIS-JENIS INSEMINASI
Intravaginal Insemination (IVI)
Yaitu jenis inseminasi yang paling sederhana, dan melibatkan
penempatan sperma ke dalam vagina wanita. Idealnya, sperma harus ditempatkan sedekat mungkin dengan leher rahim. Metode inseminasi ini dapat digunakan bila menggunakan sperma donor, dan ketika tidak ada masalah dengan kesuburan wanita. Namun, tingkat keberhasilan IVI tidak sesukses IUI, dan ini merupakan proses inseminasi yang tidak umum. Intracervical Insemination (ICI) Intratubal Insemination (ITI)
Proses ITI merupakan penempatan sperma
Dengan proses ICI, sperma ditempatkan yang tidak dicuci langsung ke tuba fallopi secara langsung di dalam leher rahim. seorang wanita. Sperma dapat dipindahkan Sperma tidak perlu dicuci, seperti ke tabung melalui kateter khusus yang dengan IUI, karena air mani tidak berlangsung melalui leher rahim, naik langsung ditempatkan di dalam rahim. melalui rahim, dan masuk ke saluran tuba. ICI lebih umum daripada IVI, tapi masih Metode lainnya dari ITI adalah dengan belum sebaik IUI dari prosentase operasi laparoskopi. Sayangnya, inseminasi keberhasilannya. Dan lagi, biaya melalui ITI memiliki resiko lebih besar untuk inseminasi dengan ICI biasanya lebih infeksi dan trauma, dan ada perdebatan rendah daripada IUI karena sperma dikalangan ahli tentang kefektifannya tidak perlu dicuci. daripada IUI biasa. Hukum Inseminasi dalam Islam
Masalah inseminasi buatan ini menurut pandangan Islam
termasuk masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun. Oleh karena itu, kalau masalah ini hendak dikaji menurut Hukum Islam, maka harus dikaji dengan memakai metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad (mujtahidin), agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam. Hukum Inseminasi dalam Islam
Dengan demikian, mengenai hukum Sebaliknya, kalau inseminasi buatan
inseminasi harus diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila dilakukan itu dilakukan dengan bantuan donor dengan sperma atau ovum suami isteri sperma dan ovum, maka diharamkan sendiri, baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dan hukumnya sama dengan zina. dalam vagina, tuba palupi atau uterus Sebagai akibat hukumnya, anak hasil isteri, maupun dengan cara inseminasi itu tidak sah dan nasabnya pembuahannya di luar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di hanya berhubungan dengan ibu dalam rahim istri; maka hal ini dibolehkan, yang melahirkannya. asal keadaan suami isteri tersebut benar- benar memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh keturunan.Alasan lain dibolehkannya Inseminasi buatan dengan sperma suami sendiri, karena berhubung ada kelainan perangkat dalam diri si isteri maupun suami atau karena si suami telah kehabisan spermanya yang telah disumbangkan kepada Bank sperma Dalil Mengenai Inseminasi
Al-Qur’an surat Al-isra ayat 70 :
”Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkat mereka didaratan dan dilautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan” Al-Qur’an surat At-tin ayat 4 : ”seseungguhnya kami telah menciptakan mnusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” Hadits Nabi SAw: ” Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang lain). hadits riwayat Abu daud, Al-Tirmidzi. mudharat dan mafsadahnya jauh lebih besar, antara lain berupa : 1. Pencampuran nasab, padahal islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan kemurnian nasab. 2. Bertentangan dengan sunatullah atau hukum alam. 3. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi pencampuran sperma pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah. 4. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan suami istri yang punya benihnya sesuai kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami.(Q.S Luqman :14 dan al-ahqaf : 14). THANK YOU! ANY QUESTION?