Anda di halaman 1dari 20

INFEKSI NEONATUS

ALFIYAH RASYIDAH P17324219036


ANGGITA NOOR I. P17324219039
DEFINISI

 Definisi Neonatus adalah periode bayi lahir sampai 4 minggu sesudah


lahir.

 Definisi Infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme di


jaringan tubuh, yang secara klinis bisa tidak tampak, diikuti oleh respon
imun pejamu (host) berupa cedera seluler lokal akibat kompetisi
metabolisme, toksin, replikasi intrasel, dan respon antigen-antibodi.
PENGERTIAN INFEKSI
NEONATUS

Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa neonatal,
intranatal dan postnatal.Infeksi Neonatorum adalah infeksi bakteri umum generalisata
yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. yang menyebar ke seluruh tubuh
bayi baru lahir.Infeksi adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan
gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok
septik. Infeksi adalah tanda respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah
dan jaringan lain. Infeksi terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir namun merupakan
penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir.
Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang
dari 2,75 kg serta 2 kali lebih sering menyerang bayi jenis kelamin laki-laki. Pada lebih
dari 50% kasus, infeksi mulai muncul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, namun
kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.Infeksi yang baru timbul dalam
waktu 4 hari atau lebih kemungkinan diakibatkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang
didapat di rumah sakit).
ETIOLOGI

Infeksi perinatal bisa disebabkan oleh berbagai bakteri seperti  escherichia coli,
pseudomonas pyocyaneus, klebsielia, staphylococcus aureus, dan coccus gonococcus.
Infeksi ini juga bisa terjadi pada saat antenatal, intranatal, dan postnatal.

1.    Infeksi antenatal


Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan saat kuman masuk ke tubuh janin melalui
sirkulasi darah ibu, lalu masuk melewati plasenta dan akhirnya ke dalam sirkulasi darah
umbilikus. Berikut adalah kuman yang menginvasi ke dalam janin.
Ø Virus: rubella, poliomielitis, variola,vaccinia,coxsackie,dan cytomegalic inclusio.
Ø Spirochaeta: terponema palidum
Ø Bakteri : E.coli dan listeria monocytoganes
LANJUTAN

2.    Infeksi intranatal


Infeksi terjadi pada masa persalinan. Infeksi ini sering terjadi ketika mikroorganisme masuk
dari vagina, kemudian naik dan lalu masuk ke dalam rongga amnion, biasanya setelah
selaput ketuban pecah. Ketuban yang pecah lebih dari 12 jam akan menjadi penyebab
timbulnya plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat terjadi pula walaupun air ketuban belum
pecah, yaitu pada partus lama yang sering dilakukan manipulasi vagina, termasuk periksa
dalam dan kromilage (melebarkan jalan lahir dengan jari tangan penolong). infeksi bisa pula
terjadi melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari vagina, seperti pada
blennorhoe.

3.    Infeksi postnatal


Infeksi pada periode ini dapat terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya melalui kontaminasi
langsung dengan alat-alat yang tidak steril, tindakan yang tidak antiseptik atau dapat juga
terjadi akibat infeksi silang, misalnya pada neonatus neonatorum, omfalitis dan lain-lain.
Patogenesis

Infeksi neonatus dapat terjadi segera atau lambat, kejadiannya sangat


dipengaruhi oleh paparan organisme pada saat lahir, walaupun dapat juga
disebabkan oleh kualitas perawatan bayi baru lahir atau keadaan lingkungan
rumah.9 Onset infeksi neonatus sering dimulai dari uterus dan biasanya
disebabkan karena adanya infeksi bakteri pada traktus urogenitalia ibu.9,10
Infeksi neonatus dapat terjadi akibat infeksi di daerah vagina.11 Demikian pula
jika ibu mengalami infeksi segera setelah melahirkan dengan suhu > 37,8 oC,
maka sekitar 9,2 – 38,2% di antara bayi yang dilahirkan akan menderita infeksi
neonatus.11 Bayi yang terinfeksi akan menunjukkan gejala-gejala
kardiorespirasi, seperti “ grunting “, takipneu dan sianosis saat kelahiran.
PEMBAGIAN INFEKSI KLASIFIKASI

1.    Infeksi Dini


Terjadi 7 hari pertama kehidupan 1.      Infeksi Berat
Karakteristik : sumber organisme pada saluran
genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya
Sepsis/suatu komplikasi
fulminan dengan angka mortalitas tinggi. infeksi yg mengancam jiwa,
meningitis, pneumonia, diare,
2.    Infeksi lanjutan/nosocomial tetanus neonatorum
Adalah terjadi setelah minggu pertama 2.      Infeksi Ringan
kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca Infeksi kulit, oftalmia/radang
lahir. konjungtiva,
Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau
tak langsung dengan organisme yang ditemukan
omfalitis/inflamasi pada
dari lingkungan tempat perawatan bayi, pangkal tali pusat dan
biasanya sering mengalami komplikasi. moniliasis/infeksi jamur
FAKTOR PREDISPOSISI

1. Faktor neonatus
a. Maturitas
Maturitas adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung
dari hari pertama haid terakhir.7 Bayi kurang bulan (preterm) memiliki pertahanan imunitas
yang lebih rendah dibanding bayi cukup bulan (aterm).
b. Jenis kelamin
Infeksi neonatus sering terjadi pada bayi laki-laki yaitu 4 kali lebih besar dibanding bayi
perempuan.1 Gen pada kromosom X mempengaruhi fungsi kelenjar timus dan sintesis.
Perempuan mempunyai 2 kromosom X, hal ini menyebabkan lebih tahan terhadap infeksi
c. Berat lahir
Berat lahir berperan penting pada terjadinya infeksi neonatus, Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) mempunyai resiko tinggi terjadi infeksi dibanding bayi lahir lebih 2500 gram. Berat
lahir merupakan faktor neonatus terpenting yang memberi kecenderungan pada infeksi
2. Faktor ibu/ maternal

a. Umur
umur ibu < 20 tahun atau > 30 tahun merupakan faktor predisposisi infeksi
neonatus akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
b. Ras/ latar belakang etnis
bahwa bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dibanding bayi kulit
putih/ Hispanik
c. Cara persalinan
Prosedur yang dilaksanakan selama persalinan yaitu pemeriksaan vagina
berlebihan, partus tindakan, akan meningkatkan resiko infeksi pada
neonatus.15 Penggunaan monitor intra uteri bisa merupakan saluran masuk
mikroorganisme dan dihubungkan dengan resiko terinfeksi virus Herpes
Simpleks.
3. Faktor lingkungan

a. Alat-alat
Pemasangan respirator/ ventilator/ pemasangan pipa endotrakeal, pengambilan darah,
pungsi lumbal, dan cairan intravena memudahkan masuknya kuman/ flora bakteri
endogen, yang dapat menimbulkan pneumonia, sepsis.
b. Faktor geografi
Bakteri penyebab infeksi berbeda jenisnya antara satu rumah sakit dengan rumah sakit
lain atau antara satu negara dengan negara lain. Disebabkan perbedaan fasilitas
pelayanan kesehatan, budaya setempat, pelayanan perawatan, dan pola penggunaan
antibiotika. Faktor lain adalah jenis kolonisasi bakteri pada ibu hamil berbeda di setiap
negara.
c. Infeksi silang
Infeksi banyak terjadi di bangsal perawatan bayi baru lahir yang berasal dari orang dewasa
(termasuk ibu, perawat, dokter, mahasiswa, keluarga, atau pengunjung) Transmisi melalui
droplet merupakan sumber infeksi terbanyak, baik berasal dari orang dewasa maupun bayi
lain.
DIAGNOSIS INFEKSI
NEONATUS

Diagnosis infeksi pada neonatus ditegakkan atas dasar gejala


klinis dan pemeriksaan penunjang.Diagnosis ini tergantung pada
isolasi agen etiologik dari darah, cairan spinal, air kemih, atau
cairan tubuh lain. Biakan dari bagian tubuh lainnya seperti
aspirasi cairan selulitis atau abses, usapan dari kotoran mata
yang purulen, sekret di umbilikus dan luka sebaiknya dilakukan
pula, mengingat mikroorganisme pada bahan tersebut mungkin
sesuai dengan penyebab infeksi.
KLASIFIKASI

 Tidak mau minum atau memuntahkan semuanya. ATAU


 Riwayat kejang ATAU
 Bergerak hanya jika dirangsang ATAU
 Napas cepat (≥ 60 kali/ menit) ATAU
 Napas lambat (< 30 kali/ menit) ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT
 Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat ATAU ATAU
 Merintih ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT
 Demam ( > 37,5 °C ) ATAU
 Hipotermia ( < 35,5 °C ) ATAU
 Nanah yang banyak di mata ATAU
 Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut
KLASIFIKASI

pustul kulit pada bayi mata bernanah pusar berdarah

 Pustul kulit, ATAU


 Mata bernanah, ATAU
INFEKSI BAKTERI LOKAL
 Pusar kemerahan atau bernanah
PENATALAKSANAAN

1. Hangatkan segera tubuh bayi


Bayi dengan suhu badan < 35,5°C, harus segera dihangatkan sebelum dirujuk
Caranya sebagai berikut :
 Hindari ruangan yang banyak angin, jauhkan bayi dari jendela/pintu
 Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk/kain kering
 Ganti pakaian, selimut/kain basah dengan yang kering
 Hangatkan tubuh bayi dengan METODA KANGURU
 Apabila tidak memungkinkan menggunakan METODA KANGURU gunakan lampu sorot,
 cahaya lampu 60 Watt dengan jarak minimal 60 cm, atau bedong bayi dengan kain kering dan
hangat dan beri tutup kepala sampai suhu normal dan pertahankan suhu tubuh bayi.
 Jika dalam 1 jam suhu badan < 35,5°C, RUJUK SEGERA dengan METODA KANGURU bila
memungkinkan.
2. Lakukan observasi TTV
3. Rawat bayi dengan teknik septic dan aseptic
-> yaitu dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
PENATALAKSANAAN

4. Berikan injeksi antibiotik scr IM


• Ampicilin 100mg/kg setiap 24 jam, tambahkan 1,5 ml aquadest steril ke botol 0.5 gram (200mg/ml)
• Ambil ampisilin yang sudah dilarutkan sesuai BB bayi
jika BB bayi : 1000 - < 2000 gram = 0,5 ml
2000 - < 3000 gram = 0,6 ml
• Diberikan dengan menggunakan spuit 1 ml
• Suntikan di paha bagian lateral bayi
5. Observasi BAK dan BAB bayi
6. Memberi nutrisi scr adekuat dg memberi bayi minum ASI atau PASI setiap bayi menangis atau
sesuai dg kebutuhan bayi
7. Lakukan kolaborasi dg dokter (rujuk)

 
Jika bayi ditemukan dalam keadaan kejang, henti napas, segera lakukan tindakan/pengobatan
sebelum melakukan penilaian yang lain dan RUJUK SEGERA

BAYI DAPAT DIRUJUK APABILA:


• Suhu ≥ 36 C
• Denyut jantung ≥ 100 per menit
• Tidak ada tanda dehidrasi berat.
PENATALAKSANAAN

Lakukan tindakan/pengobatan pra rujukan sebagai berikut :


• Membebaskan jalan napas dan memberi oksigen (jika ada).
• Menangani kejang dengan obat anti kejang.
• Mencegah agar gula darah tidak turun.
• Memberi cairan intravena
• Memberi dosis pertama antibiotik intramuskular.
• Menghangatkan tubuh bayi segera.
• Menasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ke
tempat rujukan dengan Metoda Kanguru.
• Menyertakan contoh darah ibu jika bayi mempunyai klasifikasi Ikterus
Berat.
• Memasang pipa lambung pada bayi dengan klasifikasi Diare Dehidrasi
Berat.
Aturan umum merujuk dapat disingkat sebagai BAKSOKU
PENATALAKSANAAN

Mengobati infeksi bakteri lokal


-> Berikan Gentian Violet 0,5% atau Povidon Yodium bila
terdapat infeksi pada kulit atau pusar dan berikan salep
mata tetrasiklin 1% atau kloramfenikol 0,25% bila
menderita infeksi mata.
Ada 2 jenis Infeksi Bakteri Lokal pada bayi muda yang
dapat diobati
ibu di rumah :
• Infeksi kulit atau pusar.
• Infeksi mata
CARA MENGOBATI INFEKSI KULIT ATAU PUSAR
• Cuci tangan sebelum mengobati bayi.
• Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara hati-hati.
• Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dannkering.
• Olesi dengan Gentian Violet 0,5% atau Povidon Yodium.
• Cuci tangan kembali.
• Lakukan 2 kali sehari

Cara menyiapkan Gentian Violet 0,5 %:


1 bagian Gentian Violet 1 % ditambah 1 bagian aquades
(misal: 10 ml Gentian Violet 1 % ditambah 10 ml aquades).

CARA MENGOBATI INFEKSI MATA


• Cuci tangan sebelum mengobati bayi.
• Bersihkan kedua mata bayi 3 x sehari menggunakan kapas/kain bersih dengan air hangat.
• Oleskan salep mata Tetrasiklin 1% atau kloramfenikol 0,25% pada bagian dalam kelopak mata bawah,
pada kedua mata.
• Cuci tangan kembali.
• Obati sampai kemerahan hilang.
TERIMAKASIH
SUMBER :

 https://www.banksoalbiologi.com/2020/0
1/makalah-infeksi-neonatus.htm
l
 Asuhan-kegawatdaruratan-maternal-
neonatal-komprehensif
 https://www.google.com/search?
q=makalah+infeksi+neonatus
 https://id.scribd.com/doc/143934588/ASKE
B-BBL-INFEKSI
 Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-
Neonatal-Esensial

Anda mungkin juga menyukai