Anda di halaman 1dari 30

PENCEGAHAN INFEKSI

PADA BAYI
PENGERTIAN
Pencegahan infeksi merupakan
penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir
sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat
penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong
untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi
Prinsip Umum Pencegahan Infeksi

Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir

Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan


staf) berpotensi menularkan infeksi.

Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan


beralkohol.

Pakai pakaian pelindung dan sarung tangan.


Gunakan teknik aseptik.

Pegang instrumen tajam dengan hati+hati dan


bersihkan dan jika perlusterilkan atau desinfeksi
instrumen dan peralatan.

Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir


secara rutin dan buangsampah.

Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk


mencegah infeksinosokomial.
PEMBAGIAN INFEKSI
 INFEKSI DINI
Terjadi 7 hari pertama kehidupan dengan
karakteristik : sumber organisme pada saluran
genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya
fulminan dengan angka mortalitas tinggi
 Inkfesi lanjutan/nosokomia

Terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan


didapat dari lingkungann pasca lahir dengan
karakteristik : didapat dari kontak langsung
atau tak langsung dengan organisme yang
ditemukan dari lingkungan tempat perawatan
bayi, sering mengalami komplikasi
Faktor-faktor yang kemungkinan
mempengaruhi infeksi
1. Faktor maternal
 Status sosial ekonomi ibu, ras, dan latar

belakang. Mempengaruhi kecenderungan


terjadinya infeksi dengan alasan yang
tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang
berstatus sosiol ekonomi rendah mungkin
nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat
dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih
banyak mengalami infeksi dari pada bayi
berkulit putih.
 Status paritas ( wanita multipara atau gravida
lebih dari 3) dan umur ibu kurang dari 20
tahun atau lebih dari 30 tahun.
 Kurangnya perawatan prenatal
 Ketuban pecah dini (KPD)
 Prosedur selama persalinan
2. Faktor Neonatal
 Prematurius

(Berat badan bayi kurang dari 1500 gram),


merupakan factor resiko utama untuk infeksi
neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan
lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor
imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi
pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir,
konsentrasi immunoglobulin serum terus menurun,
menyebabkan hipigamaglobulinemia berat.Imaturitas
kulit juga melemahkan pertahanan kulit
 Defisit imun
Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG
(Immunoglobulin) spesifik, khususnya terhadap
streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA
tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi
dalam darahtali pusat. Dengan adanya hal tersebut,
aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta
faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap
lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun
dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama
dengan penurunan fibronektin, menyebabkan
sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.
 Laki-laki dan kehamilan kembar

Insiden infeksi pada bayi laki-laki empat kali


lebih besar daripada bayi perempuan
 3. Faktor lingkungan
Pada defisiensi imun bayi cenderung mudah
sakit sehingga seringmemerlukan prosedur
invasif, dan memerlukan waktu perawatandi
rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter
vena/arteri maupun kateter nutrisi parenteral
merupakan tempat masuk
bagimikroorganisme pada kulit yang luka.
Bayi juga mungkinterinfeksi akibat alat yang
terkontaminasi.
 Paparan terhadap obat-obat tertentu,
seperti steroid, bisa menimbulkan resiko
pada neonatus yang melebihi resiko
penggunaan antibiotik spektrum luas,
sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum
luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat
ganda.
 Kadang-kadang di ruang perawatan terhadap
epidemi penyebaran mikroorganisme yang
berasal dari petugas (infeksi nosocomial),
paling sering akibat kontak tangan.
 Pada bayi yang minum ASI, spesies

Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam


tinjanya, sedangkan bayi yang minum
susu formula hanya di dominasi oleh E.coli
Penularan Mikroorganisme Penyebab
Infeksi
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat
mencapai neonatusmelalui beberapa cara yaitu:
 Pada masa antenatal atau sebelum lahir.

Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah


melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam
tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Kuman
penyebab infeksi adalah kuman yang dapat
menembus plasenta, antara lain virus rubella,
herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenva,
parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini antara
lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
 Pada masa intranatal atau saat persalinan
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada
vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya,
terjadi amnionitisdan korionitis, selanjutnya kuman melalui
umbilkus masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat
persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat
terinhalasi oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan
traktus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada
lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi pada
janin dapatterjadi melalui kulit bayi atau “port de entre” lain
saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh
kuman (misal Herpes genitalis, candida albican dan
gonorrhea).
  
 Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan
Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial
dari lingkungan diluar Rahim (mis, melalui
alat-alat pengisap lendir, selang endotrakea,
infus, selang nasagastrik, botolminuman
atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut
menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya
infeksi nasokomial
Penyebab Risiko Tinggi Lemahnya
Pertahanan Tubuh Bayi
Lemahnya pertahanan tubuh pada bayi kurang
bulan atau pada bayi cukupbulan resiko tinggi
disebabkan oleh:
 Sistem Imunitas Seluler

Netrofil atau sel PMN yang vital untuk membunuh


bakteri, mengalami defek dalam kemotaksis dan
kapasitas menghancurkan. Ikatan endotel
pembuluh darah berkurang sehingga
menurunkan kemampuan dalam membatasi,
menyebabkan area intravaskular bermigrasi ke
dalam jaringan..
Pada jaringan, sel tersebut gagal berdeagregasi
sebagai respon terhadap faktor kemotaktik. PMN
neonatal juga sedikit cacat sehingga
kemampuannya memasuki matriks ekstraselular
dari jaringan untuk mencapai daerah yang inflamasi
berkurang. Kemampuan PMN neonatus yang
terbatas untuk memfagosit dan membunuh bakteri
akanterganggu ketika bayi sakit secara klinis.
Akhirnya, cadangan netrofilakan habis dengan
mudahnya oleh karena penurunan respon sumsum
tulang, terutama pada bayi premature
 Sistem Imunitas Humoral
Kadar IgG pada neonatus tergantung dari
transport aktif melalui plasenta oleh karena
semua tipe IgM, IgA dan IgE tidak melalui
plasenta, karena itu pada neonatus
jumlahnya kurang. Antibodi yang ditransfer ke
janin, akan menjadi pelindung terhadap infeksi
spesifik yang pernah di derita ibu sebelumnya.
Secara kuantitatif jumlah IgG jelas kurang pada
bayi Berat lahir rendah, karena sebagian besar
IgG ditransfer melalui plasenta sesudah 32
minggu kehamilan maka jumlah IgG pada
bayi kurang bulan sangat rendah dibanding
bayi cukup bulan. Jumlah ini berkurang pada
pada beberapa bulan pertama sesudah lahir,
keadaan ini disebut hipoimunoglobulinemia
fisiologis pascanatal. Hal ini merupakan
faktor resiko terjadinya infeksinosokomial
pada masa neonatal
Asuhan pada bayi baru lahir pencegahan infeksi

Berikan perawatan rutin bayi baru lahir:


 Setelah enam jam pertama kehidupan atau

setelah suhu tubuh bayistabil, gunakan kain


katun yang direndam dalam air hangat
untuk membersihkan darah dan cairan tubuh
lain (misal dari kelahira) dari kulit bayi,
kemudian keringkan kulit. Tunda memandikan
bayi kecil ( kurang dari 2.5 kg pada saat
lahir atau sebelum usia gestasi 37 minggu )
sampai minimal hari kedua kehidupan.
 Bersihkan bokong dan area perineum bayi
setiap kali mengganti popok bayi, atau
sesering yang dibutuhan dengan
menggunakan kapas yang direndam dalam
air hangat bersabun, kemudian keringkan
area tersebut secara cermat.
 Pastikan bahwa ibu mengetahui peraturan

posisi penempatan yang benar untuk


meyusui untuk mencegah mastitis dan
kerusakan putting
Upaya lain pencegahan infeksi

 Pencegahan infeksi pada tali pusat.


Upaya ini dilakukan dengan cara merawat talipusat
yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih,
tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah
 Pencegahan infeksi pada kulit

Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadi


infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi
lain adalah meletakkan bayi didada ibu agar terjadi
kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga
menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu
yang cenderung bersifat non patogen, serta adanya zat
antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam
air susu ibu.
 Pencegahan infeksi pada mata
Cara mencegah infeksi pada mata bayi
baru lahir adalah merawat mata bayi baru
lahir dengan mencuci tangan terlebih
dahulu, membersihkan kedua mata bayi segera
setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan
halus dan bersih yang telah dibersihkan
dengan air hangat
Tanda untuk rujukan

Tanda bahaya bayi dengan satu atau lebih


tanda berikut ini perlu di rujuk ke dokter :
 Sulit menyusui
 Litargi (tidur terus sehingga tidak menyusui)
 Demam atau hipotermiad
 Tidak BAB selama 3 hari (kemungkinan

anus tidak mempunyai lobang)


 Sianosis pada kulit atau bibir
 Ikterus berat
 Muntah terus menerush
 Muntah dan perut membesar
 Kesulitan bernafas
 Perilaku tangis yang tidak normal
 Mata bengkak dan bernanah/berair
 Mekonium cair berwarna hijau gelap dengan

lender/darah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai