INFERTILITAS
INFERTILITAS
INFERTILITAS SEKUNDER
Dikatakan sebagai infertilitas. sekunder jika pasangan suami
istri gagal untuk memperoleh kehamilan setelah satu tahun
pascapersalinan atau pascaabortus, tanpa menggunakan
kontrasepsi apa pun.
FAKTOR
PENYEBAB
INFERTILITAS
FAKTOR Usia
O RG AN IK
PENYENBAB
INFERTILITAS Frekuensi Senggama
Pola Hidup
US IA
TERDAPAT HUBUNGAN YANG TERBALIK ANTARA BERTAMBAHNYA
USIA ISTRI DENGAN PENURUNAN KEMUNGKINAN UNTUK-MENGALAMI
KEHAMILAN. 94% EREMPUAN SUBUR DI USIA 35 TAHUN ATAU 77 O/O
PEREMPUAN SUBUR DI USIA 38 TAHUN AKAN MENGALAMI
KEHAMILAN DALAM KURUN WAKTU TIGA TAHUN LAMA PERNIKAHAN.
KETIKA USIA ISTRI MENCAPAI 4 0 TAHUN MAKA KESEMPATAN UNTUK
HAM IL HANYA SEBESAR L IM A PERSEN PER BUL AN DENGAN K EJ ADIAN
KEGAGALAN SEBESAR 34 - 52 %.
FREKUENSI SENGGAMA
ANGKA KEJADIAN KEHAMILAN MENCAPAI
PUNCAK NYA K ET IK A PASANGAN SUAM I IST RI
MELAKUKAN
HUBUNGAN SUAM I IST RI DENGAN FREK UENSI 2 - 3
KALI DALAM SEMINGGU.
POLA HIDUP
VAGINITIS
BEBERAPA INFEKSI KUMAN SEPERTI KLAMIDIA TRAKOMATIS, NISERIA
GONORE, DAN BAK T ERIAL VAGINOSIS SERINGK AL I T IDAK M ENIM BUL K AN
GEJALA KLINIK SAMA SEKALI. NAMUN,
INFEK SI K L AM IDIA T RAK OM AT IS M EM IL IK I K AITAN YANG ERAT DENGAN
INFERTILITAS MELALUI KERUSAKAN TUBA YANG DAPAT
DITIMBULKANNYA.
MAS ALAH
UTERUS
SERVISITIS
Memiliki kaitan yang erat dengan teriadinya infertilitas. FAK TO R
Servisitis kronis dapat menyebabkan kesulitan bagi
sperma untuk melakukan penetrasi ke dalam kavum S ERV IK S
uteri. Adanya tanda infeksi klamidia trakomatis di
serviks seringkali memiliki kaitan erat dengan
peningkatan risiko kerusakan tuba melalui reaksi
imunologi.
FAKTOR ENDOMETRIOSIS
Endometriosis kronis memiliki kaitanyang erat dengan rendahnya ekspresi
integrin (avb3) endometrium yang sangat berperan di dalam proses implantasi.
Faktor ini yang dapat menerangkan tingginya kejadian penyakit radang panggul
subklinik pada perempuan dengan infertilitas. Polip endometrium merupakan
pertumbuhan abnormal endometrium yang seringkali dikaitkan dengan kejadian
infertilitas. Adanya kaitan antara kejadian polip endometrium dengan kejadian
endometrium kroniks tampaknya meningkatkan kejadian infertilitas.
ADENOMIOSIS FAK TO R
Adenomiosis uteri merupakan kelainan pada
miometrium berupa susupan jaringan stroma dan
MIO METRIO M
kelenjar yang sangat menyerupai endometrium.
Sampai saat ini masih belum diketahui dengan
pasti patogenesis dari adenomiosis uteri ini.
Secara teoritis, terjadinya proses metaplasi
jaringan bagian dalam dari miometrium
(the junctional zona) yang secara ontogeni
merupakan sisa dari duktus Muller. Adenomiosis
memiliki kaitan yang erat dengan nyeri pelvik,
nyeri haid, perdarahan uterus yang abnormal,
deformitas bentuk uterus, dan infertilitas.
Tuba Fallopii memiliki peran yang besar di dalam proses
fertilisasi, karena tuba berperan di dalam proses rranspor MAS ALAH
sperma, kapasitas sperma proses fertilisasi, dan transpor TUBA
embrio. Adanya kerusakan/kelainan tuba tentu akan
berpengaruh terhadap angka fertilitas.
Keiainan tuba yang seringkali dijumpai pada penderita
infertilitas adalah sumbatan tuba baik pada pangkal, pada
bagian tengah tuba, maupun pada uiung distal dari tuba.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tuba yang tersumbat
dapat tampil dengan bentuk dan ukuran yang normal, tetapi
dapat pula tampil dalam bentuk hidrosalping. Sumbatan ruba
dapat disebabkan oleh infeksi atau dapat disebabkan oleh
endometriosis. Infeksi klamidia trakomatis memiliki kaitan
yang erat dengan terjadinya kerusakan tuba.
Ovarium memiliki fungsi sebagai penghasil oosit dan penghasil MAS ALAH
hormon. Masalah utama yang terkait dengan fertilitas adalah
terkait dengan fungsi ovulasi. Sindrom ovarium polikistik O V ARIUM
mempakan masalah gangguan ovulasi utamayang seringkali
dijumpai pada kasus infertilitas. Saat ini untuk menegakkan
diagnosis sindrom ovarium polikistik iika dijumpai dari tiga
gejala di bawah ini:
. Terdapat siklus haid oligoovulasi atau anor,'ulasi.
. Terdapat gambaran ovarium polikistik pada pemeriksaan
ultrasonografi (USG).
. Terdapat gambaran hiperandrogenisme baik klinis maupun
biokimiawi.
MAS ALAH
TUBA
MASALAH
P ERITO N EUM
Masalah yang sering dikaitkan antara faktor peritoneum dengan infertilitas
adanya faktor endometriosis. Endometriosis dijumpai sebesar 25 - 40% pada
perempuan dengan masalah infertilitas dan dijumpai sebesar 2 - 5% pada
populasi umum. Endometriosis dapat tampil dalam bentuk adanya nodul-nodul
saja di permukaan peritoneum atau berupa jaringan endometriosis yang
berinfiltrasi dalam di bawah lapisan peritoneum.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti hubungan yang erat antara
endometriosis dengan kejadian infertilitas. Diperkirakan disebabkan oleh
faktor-faktor imunologis yang kemudian berdampak negatif terhadap
kerusakan jaringan.
ANAMNESIS
Pada awal pertemuan, penting sekali untuk Perlu juga diketahui apakah pasutri atau
memperoleh data apakah pasangan suami salah satunya menjalani terapi khusus
istri atau salah satunya memiliki kebiasaan merokok seperti antihipertensi, kartikosteroid, dan
atau minum, minuman beralkohol. sitostatika.
Siklus haid merupakan variabel yang sangat Perlu dilakukan anamnesis terkait dengan
penting. Dapat dikatakan siklus haid normal frekuensi sanggama yang dilakukan selama
jika berada dalam kisaran antara 21 - 35 ini.
hari.
Pemeriksaan Fisik
S P ERMA
sanggama terputus.
o Hindari penggunaan pelumas pada saat masturbasi.
o Hindari penggunaan kondom untuk menampung sperma.
oGunakan tabung dengan mulut yang lebar sebagai tempat penampungan
sperma.
oTabung sperma harus dilengkapi dengan nama jelas, tanggal, dan waktu
pengumpulan sperma, metode pengeluaran sperma yang dilakukan
(masturbasi atau sanggama terputus).
o Kirimkan sampel secepat mungkin ke laboratorium sperma.
oHindari paparan temperaturyang terlampau tinggi (> 38"C) atau terlalu
rendah (<15'C) atau menempelkannya ke tubuh sehingga sesuai dengan suhu
tubuh.
K RITERIA
UN TUK
N O RMALITAS
AN ALIS IS
S P ERMA
IN TERP RETAS I
AN ALIS IS
S P ERMA
IN DIK ATO R
RUJUKAN
INFERTILITAS
TERIMAKASIH