Anda di halaman 1dari 28

Yogi Rahman

INFERTILITAS
INFERTILITAS

"Infertilitas merupakan masalah yang


dihadapi oleh pasangan suami istri yang
telahmenikah selama minimal satu tahun,
melakukan hubungan sanggama teratur,
tanpamenggunakan kontrasepsi, tetapi
belum berhasil memperoleh kehamilan."
INFERTILITAS PRIMER

Inf er t ilit as dikat akan sebagai inf er t ilit as pr imer


jika sebelumnya Pasangan- suami ist r i belum
per nah mengalami kehamilan

INFERTILITAS SEKUNDER
Dikatakan sebagai infertilitas. sekunder jika pasangan suami
istri gagal untuk memperoleh kehamilan setelah satu tahun
pascapersalinan atau pascaabortus, tanpa menggunakan
kontrasepsi apa pun.
FAKTOR
PENYEBAB
INFERTILITAS
FAKTOR Usia

O RG AN IK
PENYENBAB
INFERTILITAS Frekuensi Senggama

Pola Hidup
US IA
TERDAPAT HUBUNGAN YANG TERBALIK ANTARA BERTAMBAHNYA
USIA ISTRI DENGAN PENURUNAN KEMUNGKINAN UNTUK-MENGALAMI
KEHAMILAN. 94% EREMPUAN SUBUR DI USIA 35 TAHUN ATAU 77 O/O
PEREMPUAN SUBUR DI USIA 38 TAHUN AKAN MENGALAMI
KEHAMILAN DALAM KURUN WAKTU TIGA TAHUN LAMA PERNIKAHAN.
KETIKA USIA ISTRI MENCAPAI 4 0 TAHUN MAKA KESEMPATAN UNTUK
HAM IL HANYA SEBESAR L IM A PERSEN PER BUL AN DENGAN K EJ ADIAN
KEGAGALAN SEBESAR 34 - 52 %.

FREKUENSI SENGGAMA
ANGKA KEJADIAN KEHAMILAN MENCAPAI
PUNCAK NYA K ET IK A PASANGAN SUAM I IST RI
MELAKUKAN
HUBUNGAN SUAM I IST RI DENGAN FREK UENSI 2 - 3
KALI DALAM SEMINGGU.
POLA HIDUP

ALKOHOL MEROKOK BERAT BADAN


Pada perempuan tidak terdapat cukup bukti Dari beberapa penelitian yang ada, Perempuan dengan indeks
ilmiah yang menyatakan adanya hubungan dijumpai fakta bahwa merokok dapat massa tubuh yang lebih
antara minuman mengandung alkohol dengan menurunkan. fertilitas perempuan. daripada 29, yang termasuk
peningkatan risiko kejadian infertilitas. Penurunan fertilitas perempuan juga didalam kelompok obesitas,
Namun, pada lelaki terdapat sebuah laporan terjadt pada perempuan perokok pasif. terbukti mengalami
yattg menyatakan adanya hubung- Penurunan fertilitas juga dialami oleh keterlambatan hamil.
an antara minum alkohol dalam jumlah lelaki yang memiliki kebiasaan merokok.
banyak dengan penunrnan kualitas sperma.
FAKTOR ORGANIK
PENYEBAB INFERTILITAS
MAS ALAH
DISPAREUNIA
merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau rasa
nyeri saat melakukan sanggama.

PA DA PEREM PUA N DA PAT DISEBA BK A N OL EH BEBERA PA


V AG IN A
FAKTOR:
-Faktor infeksi, seperti infeksi kandida vagina, infeksi klamidia trakomatis vagina,
infeksi trikomonas vagina, dan pada saluran berkemih.
-Faktor organik, seperti vaginismus, nodul endometriosis di vagina, endometriosis
pelvik, atau keganasan vagina.

DISPA REUN IA PA DA L EL A K I DA PAT DISEBA BK A N OL EH


BEBERAPA FAKTOR
-Faktor infeksi, seperti uretritis, prostitis, atau sistitis. Beberapa kuman penyebab
infeksi antara lain adalah Niseria Gonore.
-Faktor organik, seperti prepusium yang terlampau sempit, luka parut di penis aki-
bat infeksi sebelumnya, dan sebagainya.
VAGINISMUS
MERUPAKAN MASALAH PADA PEREMPUAN YANG DITANDAI DENGAN
ADANYA RASA NYERI SAAT PENIS AKAN MELAKUKAN PENETRASI KE
DAL AM VAGINA. HAL INI BUK AN DISEBABK AN OL EH K URANGNYA Z AT
L UBRL K ANS ATAU PEL UM AS VAGINA, T ETAPI T ERUTAM A DISEBABK AN
OLEH DIAMETER LIANG VAGINA YANG TERLALU SEMPIT, AKIBAT
K ONT RAK SI REFL EK S OT OT PUBOK OK SIGEUS YANG T ERL AL U SENSIT IF,
SEHINGGA TERJADI KESULITAN PENETRASI VAGINA OLEH PENIS.

VAGINITIS
BEBERAPA INFEKSI KUMAN SEPERTI KLAMIDIA TRAKOMATIS, NISERIA
GONORE, DAN BAK T ERIAL VAGINOSIS SERINGK AL I T IDAK M ENIM BUL K AN
GEJALA KLINIK SAMA SEKALI. NAMUN,
INFEK SI K L AM IDIA T RAK OM AT IS M EM IL IK I K AITAN YANG ERAT DENGAN
INFERTILITAS MELALUI KERUSAKAN TUBA YANG DAPAT
DITIMBULKANNYA.
MAS ALAH
UTERUS
SERVISITIS
Memiliki kaitan yang erat dengan teriadinya infertilitas. FAK TO R
Servisitis kronis dapat menyebabkan kesulitan bagi
sperma untuk melakukan penetrasi ke dalam kavum S ERV IK S
uteri. Adanya tanda infeksi klamidia trakomatis di
serviks seringkali memiliki kaitan erat dengan
peningkatan risiko kerusakan tuba melalui reaksi
imunologi.

TRAUMA PADA SERVIKS


Tindakan operatif tertentu pada serviks seperti
konisasi atau
upaya abortus profokatus sehingga menyebabkan cacat
pada serviks, dapat menjadi
penyebab terjadinya infertilitas.
KELAINAN ANATOMI KAVUM UTERI
danya septum pada kavum uteri, tentu akan me-
FAK TO R
K AV UM
ngubah struktur anatomi dan struktur vaskularisasi endometrium. Tidak
terdapat kaitan yang erat antara septum uteri ini dengan peningkatan kejadian
infertilitas. Namun, terdapat kaitan yang erat antara septum uteri dengan
peningkatan kejadian kegagalan kehamilan muda berulang. Kondisi uterus
bikornis atau uterus arkuatus tidak memiliki kaitan yalg er^t dengan kejadian UTERI
infertilitas.

FAKTOR ENDOMETRIOSIS
Endometriosis kronis memiliki kaitanyang erat dengan rendahnya ekspresi
integrin (avb3) endometrium yang sangat berperan di dalam proses implantasi.
Faktor ini yang dapat menerangkan tingginya kejadian penyakit radang panggul
subklinik pada perempuan dengan infertilitas. Polip endometrium merupakan
pertumbuhan abnormal endometrium yang seringkali dikaitkan dengan kejadian
infertilitas. Adanya kaitan antara kejadian polip endometrium dengan kejadian
endometrium kroniks tampaknya meningkatkan kejadian infertilitas.
ADENOMIOSIS FAK TO R
Adenomiosis uteri merupakan kelainan pada
miometrium berupa susupan jaringan stroma dan
MIO METRIO M
kelenjar yang sangat menyerupai endometrium.
Sampai saat ini masih belum diketahui dengan
pasti patogenesis dari adenomiosis uteri ini.
Secara teoritis, terjadinya proses metaplasi
jaringan bagian dalam dari miometrium
(the junctional zona) yang secara ontogeni
merupakan sisa dari duktus Muller. Adenomiosis
memiliki kaitan yang erat dengan nyeri pelvik,
nyeri haid, perdarahan uterus yang abnormal,
deformitas bentuk uterus, dan infertilitas.
Tuba Fallopii memiliki peran yang besar di dalam proses
fertilisasi, karena tuba berperan di dalam proses rranspor MAS ALAH
sperma, kapasitas sperma proses fertilisasi, dan transpor TUBA
embrio. Adanya kerusakan/kelainan tuba tentu akan
berpengaruh terhadap angka fertilitas.
Keiainan tuba yang seringkali dijumpai pada penderita
infertilitas adalah sumbatan tuba baik pada pangkal, pada
bagian tengah tuba, maupun pada uiung distal dari tuba.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tuba yang tersumbat
dapat tampil dengan bentuk dan ukuran yang normal, tetapi
dapat pula tampil dalam bentuk hidrosalping. Sumbatan ruba
dapat disebabkan oleh infeksi atau dapat disebabkan oleh
endometriosis. Infeksi klamidia trakomatis memiliki kaitan
yang erat dengan terjadinya kerusakan tuba.
Ovarium memiliki fungsi sebagai penghasil oosit dan penghasil MAS ALAH
hormon. Masalah utama yang terkait dengan fertilitas adalah
terkait dengan fungsi ovulasi. Sindrom ovarium polikistik O V ARIUM
mempakan masalah gangguan ovulasi utamayang seringkali
dijumpai pada kasus infertilitas. Saat ini untuk menegakkan
diagnosis sindrom ovarium polikistik iika dijumpai dari tiga
gejala di bawah ini:
. Terdapat siklus haid oligoovulasi atau anor,'ulasi.
. Terdapat gambaran ovarium polikistik pada pemeriksaan
ultrasonografi (USG).
. Terdapat gambaran hiperandrogenisme baik klinis maupun
biokimiawi.
MAS ALAH
TUBA
MASALAH
P ERITO N EUM
Masalah yang sering dikaitkan antara faktor peritoneum dengan infertilitas
adanya faktor endometriosis. Endometriosis dijumpai sebesar 25 - 40% pada
perempuan dengan masalah infertilitas dan dijumpai sebesar 2 - 5% pada
populasi umum. Endometriosis dapat tampil dalam bentuk adanya nodul-nodul
saja di permukaan peritoneum atau berupa jaringan endometriosis yang
berinfiltrasi dalam di bawah lapisan peritoneum.

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti hubungan yang erat antara
endometriosis dengan kejadian infertilitas. Diperkirakan disebabkan oleh
faktor-faktor imunologis yang kemudian berdampak negatif terhadap
kerusakan jaringan.
ANAMNESIS

Pada awal pertemuan, penting sekali untuk Perlu juga diketahui apakah pasutri atau
memperoleh data apakah pasangan suami salah satunya menjalani terapi khusus
istri atau salah satunya memiliki kebiasaan merokok seperti antihipertensi, kartikosteroid, dan
atau minum, minuman beralkohol. sitostatika.

Siklus haid merupakan variabel yang sangat Perlu dilakukan anamnesis terkait dengan
penting. Dapat dikatakan siklus haid normal frekuensi sanggama yang dilakukan selama
jika berada dalam kisaran antara 21 - 35 ini.
hari.
Pemeriksaan Fisik

Pen g uk ur an t i n g g i Adanya p e r t u m b u h a n Penampilan pasien


rambut abnormal seperti yang t e r l a l u k u r u s dan
badan, penilaian p e r l u d i p i k i r k a n adanya
kumis, j e n g g o t , jambang,
b e r a t badan, dan penyakit kronis seperti
bulu dada yang l e b a t , bulu
p e n g u k u r a n li n g k a r kaki yang l e b a t dan
infeksi tuberkulosis
pinggang. Pe sebagainya ( h i r s u t i s m e )
(TBC), k a n k e r, a t a u
n en t uan i n d ek s atau pertumbuhan jerawat masalah k e s e h a t a n
massa t u b u h yang banyak dan t i d a k j iwa s e p e r t i a n o r e k s i a
n e r v o s a a t a u bulimia
n o r m a l pada p e r e m p u a n
nervosa
Pemeriksaan dasar yang dianjurkan untuk mendeteksi atau mengonfirmasi
adanya ovulasi dalam sebuah siklus haid adalah penilaian kadar
progesteron pada fase luteal madia, yaitu kurang lebih 7 hari sebelum
perkiraan datangnya haid. Adanya omlasi dapat ditentukan jika kadar
P EMERIK S AAN
progesteron fase luteal madia dijumpai lebih besar dari 9,4 mg/ml (30
nmol/l).
P EN UN JAN G
Penilaian kadar progesteron pada fase luteal madia menjadi tidak memiliki
nilai diagnostik yang baik jika terdapat siklus haid yang tidak normal
seperti siklus haid yang jarang (lebih dari 35 hari), atau siklus haid yang
terlalu sering.
Pemeriksaan kadar thyroid stimulating hormone (TSH) dan prolaktin hanya
dilakukan jika terdapat indikasi berupa siklus yang tidak berovulasi,
terdapat keluhan galaktore atau terdapat kelainan fisik atau gejala klinik
yang sesuai dengan kelainan pada kelenja tiroid.
Pemeriksaan kadar lwteinizing hormone (LH) dan follicles stimulating
hormone (FSH) dilakukan pada fase proliferasi awal (hari 3 - 5) terutama
jika dipertimbangkan terdapat peningkatan nisbah LH/FSH pada kasus
sindrom ovarium polikistik (SOPK).
Pemeriksaan uji pascasanggama atau postcoital test (PCT) merupakan
metode pemeriksaan yang bertuan untuk menilai interaksi antara sperma
dan lendir serviks.
Syarat: P EMERIK S AAN
AN ALIS IS
o Lakukan abstinensia (pantang sanggama) selama 2 - 3 hari.
oKeluarkan sperma dengan cara masturbasi dan hindari dengan cara

S P ERMA
sanggama terputus.
o Hindari penggunaan pelumas pada saat masturbasi.
o Hindari penggunaan kondom untuk menampung sperma.
oGunakan tabung dengan mulut yang lebar sebagai tempat penampungan
sperma.
oTabung sperma harus dilengkapi dengan nama jelas, tanggal, dan waktu
pengumpulan sperma, metode pengeluaran sperma yang dilakukan
(masturbasi atau sanggama terputus).
o Kirimkan sampel secepat mungkin ke laboratorium sperma.
oHindari paparan temperaturyang terlampau tinggi (> 38"C) atau terlalu
rendah (<15'C) atau menempelkannya ke tubuh sehingga sesuai dengan suhu
tubuh.
K RITERIA
UN TUK
N O RMALITAS
AN ALIS IS
S P ERMA
IN TERP RETAS I
AN ALIS IS
S P ERMA
IN DIK ATO R
RUJUKAN
INFERTILITAS
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai