Anda di halaman 1dari 20

Laporan Kasus

ABSES BARTHOLINI

Pembimbing: dr. Nilakusuma, Sp. OG.

Oleh: Ikhlima Pramista Janaria 2015730057


No CM : 576783
Identitas Nama : Ny. SH

Pasien Jenis kelamin


Umur
: Perempuan
: 18 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : bojongkalapa RT 002/006
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMP
Tanggal Masuk RS : 05 / 01 / 2020 (19.15 WIB)
Cara Masuk RS : IGD
KELUHAN UTAMA
Nyeri pada benjolan di vagina 5 hari SMRS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSUD Sekarwangi dengan keluhan nyeri pada benjolan di vagina 5 hari SMRS. Keluhan
nyeri didapat pada benjolan di bibir kemaluan sebelah kiri. Benjolan mulai timbul sejak 2 minggu yang lalu.
Benjolan makin lama makin membesar. 1 minggu yang lalu benjolan tidak terasa nyeri, tetapi lama kelamaan
benjolan terasa nyeri sehingga pasien bedrest selama 1 minggu karena benjolan mulai terasa nyeri dan pasien
kesulitan untuk berjalan. 1 minggu yang lalu, sebelum benjolan terasa nyeri, pasien demam selama 2 hari.
Sebelumnya pasien merasa tidak ada keputihan karena selalu membersihkan vagina dengan laktasid. Pasien
mengatakan pernah muncul benjolan di bibir kemaluan sebelah kanan 1 bulan yang lalu tetapi kemudian
mengecil. Selain itu pasien mengatakan bahwa selama ini jika membersihkan vagina dari belakang ke depan.
Menurut ibu pasien, pasien memang pernah berhubungan seksual dan berganti-ganti pasangan karena
pekerjaan pasien di luar kota.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah mengalami keluhan yang serupa
• Hipertensi (-) Riwayat Pengobatan
• DM(-)
• Astma(-)
• Pasien belum pernah berobat sebelumnya
• Gastritis(-)
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Psikososial
• Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang
memiliki riwayat dengan gangguan yang sama Pasien adalah seorang pekerja seks komersil di luar kota
• Hipertensi (-) dan berganti-ganti pasangan
• DM (-)
• Astma(-)
Riwayat Pernikahan
Riwayat Alergi
• Obat-obatan : negatif (-)
Pasien belum menikah
• Cuaca : negatif (-)
• Makanan : negatif (-)
• Minuman : negatif (-)
Riwayat Menstruasi
• Menarche : 12 tahun
• Siklus haid : Teratur
• Lama haid : 5 - 7 hari
• Panjang siklus : 28 hari

Masalah Ginekologi
Benjolan pada labia minora sinistra
 Kepala STATUS GENERALIS
: Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera Ikterik (-/-), Refleks Pupil (+/+),
Pemeriksaan Pemeriksaan Umum
Isokor ka=ki
Fisik
 Leher : Pembesaran KGB (-/-), Pembesaran Tiroid (-/-)
Generalis
Keadaan
Thoraxumum
: Normochest, Geraksedang
: Tampak sakit Simetris
Kesadaran : Compos
 Payudara : Simetris, mentis
Hiperpigmentasi areola mamae.
Tanda Vital
 Paru-Paru : darah : 110/70 mmHg
• Tekanan
• Suhu - I : Dinding
: 36 odada
C simetris
• Pernapasan : 20 kali/menit
• Nadi - P: Vocal fremitus
: 86 simetris
kali/menit
- P: Sonor pada kedua lapang paru
- A: Vesicular +/+
 Jantung : Bunyi I/II regular
 Kepala : Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Refleks Pupil (+/+),
Isokor ka=ki
 Leher : Pembesaran KGB (-/-), Pembesaran Tiroid (-/-)
 Thorax : Normochest, Gerak Simetris
 Payudara : Simetris, Hiperpigmentasi areola mamae.
 Paru-Paru :
- I : Dinding dada simetris
- P: Vocal fremitus simetris
- P: Sonor pada kedua lapang paru
- A: Vesicular +/+
 Jantung : Bunyi I/II regular, murmur (-)
 Abdomen : kontur datar simetris, supel (+), Bising usus (+)
 Ekstremitas Atas : Akral hangat (+/+), Edem (-), dan Crt : < 2 detik (+/+)
 Ekstremitas Bawah : Akral hangat (+/+), Edem (-), dan Crt : < 2 detik (+/+)
STATUS Inspeksi:
• Labia mayor dekstra : Tdak ditemukan kelainan
GINEKOLOGI • Labia Mayor sinistra : Terdapat benjolan sebesar
telur puyuh dengan daerah sekitar eritema
• Orificium uretra eksterna : leukorrhea (-)
• Klitoris : tidak ditemukan kelainan

Palpasi:
• Palpasi labia mayor sinistra terdapat massa
berbentuk ovale, konsistensi lunak, berbatas tegas,
nodul, eritema, teraba hangat dan nyeri tekan (+),
fluktuasi (+)
RESUME
Ny. SH datang ke RSUD Sekarwangi tanggal 05-01-2020 (19.15) dengan keluhan nyeri pada benjolan di
vagina 5 hari SMRS. Benjolan di bibir kemaluan sebelah kiri timbul sejak 2 minggu yang lalu. 1 minggu yang
tidak terasa nyeri, tetapi makin lama makin nyeri sehingga pasien kesulitan untuk bangun dan berjalan.
Sebelumnya pasien demam selama 2 hari. Tidak ada keputihan sebelumnya. 1 bulan yang lalu benjolan
muncul di bibir kemaluan sebelah kanan.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah: 110/60 mmHg, Suhu: 36 oC, Pernapasan: 20
kali/menit, Nadi : 86 kali/menit.
• Inspeksi: labia mayor sinistra terdapat benjolan sebesar telur puyuh dengan daerah sekitar eritema.
• Palpasi : Palpasi labia minora sinistra terdapat massa berbentuk ovale, konsistensi lunak, berbatas tegas,
nodul, eritema, teraba hangat dan nyeri tekan (+), fluktuasi (+)
Diagnosa

Abses Bartholini Labia Minor Sinistra


RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium darah rutin


2. Pemeriksaan mikrobiologi kultur pus
3. pemeriksaan mikrobiologis sekret vagina
Tatalaksana
1. Co-amoxiclav po. 3 x 1
2. Metronidazol po. 3 x 1
3. Asam mefenamat po. 3 x 1 (katrofen bila kesakitan)
4. Vulva hygiene 2 x 1 (NaCl fisiologis)
PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : ad bonam
• Quo ad Fungtionam : ad bonam
• Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
EDUKASI

• Tidak boleh berganti- ganti pasangan dalam berhubungan seksual.


• Jika berhubungan seksual penggunakan pengaman seperti kondom.
• Menjaga kebersihan alat kelamin.
• Kontrol kembali 7 hari kemudian untuk mengetahui perkembangan penyakitnya dan
tingkat kesembuhannya.
TINJAUAN PUSTAKA KASUS
Abses bartholini adalah adanya pus / nanah pada salah satu dari  Pasien berusia 18 tahun
kelenjar bartholini yang terinfeksi. Abses biasanya terbentuk akibat  Inspeksi genitalia : labia mayor sinistra
adanya infeksi sekunder dari kista bartholini. terdapat benjolan sebesar telur puyuh
Hal ini biasanya terjadi pada wanita antara usia 20 dan 30 tahun. dengan daerah sekitar eritema.
Lokasi infeksi tersering adalah labia mayor.  Palpasi labia minora sinistra terdapat
massa berbentuk ovale, konsistensi lunak,
berbatas tegas, nodul, eritema, teraba
hangat dan nyeri tekan (+), fluktuasi (+)

Penyebab dari abses bartholini :  Dari anamnesis pasien mengatakan


 Infeksi ( bakteri aerob seperti gonore, klamidia dan E. Coli bahwa biasanya saat membersihkan
ataupun bakteri anaerob seperti bacteroides). vagina selalu dari arah belakang ke arah
 Non infeksi : trauma mekanik, inspissated mucus dan stenosis / depan.
gangguan kongenital  Riwayat psikososial pasien : berganti-
Faktor resiko : ganti pasangan seks
 Usia reproduktif
 Tingkat higienitas yang buruk
TINJAUAN PUSTAKA KASUS
Manifestasi klinis yang dapat dijumpai :  Pasien demam selama 2 hari
 Biasanya unilateral  Pasien bedrest selama 1 minggu karena
 Berbentuk bulat atau oval dengan ukuran 1 – 5 cm benjolan terasa makin nyeri dan pasien sulit
 Dapat dijumpai adanya demam untuk berdiri dan berjalan
 Menimbulkan rasa tidak nyaman saat berjalan, duduk atau koitus  Inspeksi: labia mayor sinistra terdapat
 Bila terbentuk abses : fluktuasi (+) benjolan sebesar telur puyuh dengan daerah
sekitar eritema.
 Palpasi : Palpasi labia minora sinistra
terdapat massa berbentuk ovale, konsistensi
lunak, berbatas tegas, nodul, eritema, teraba
hangat dan nyeri tekan (+), fluktuasi (+)
TINJAUAN PUSTAKA KASUS
Pemeriksaan fisik :  inspeksi : labia mayor sinistra terdapat benjolan
• Pada inspeksi, terlihat massa unilateral di daerah labium, sebesar telur puyuh dengan daerah sekitar
biasanya pada labium mayor dengan daerah sekitar yang eritema dan eritema.
edema  Palpasi : Palpasi labia minora sinistra terdapat
• Pada perabaan teraba massa yang lunak, berbatas tegas,
massa berbentuk ovale, konsistensi lunak,
berfluktuasi, sferis, dan sangat nyeri tekan
berbatas tegas, nodul, eritema, teraba hangat
• Jika abses telah pecah secara spontan, dapat terdapat duh
yang purulen dan nyeri tekan (+), fluktuasi (+)

Penatalaksanaan : Co-amoxiclav po. 3 x 1


 Tindakan operatif : insisi dan drainase abses, word catheter, Metronidazol po. 3 x 1
dan CO2 dan silver nitrat (mencegah timbulnya sakus dan Asam mefenamat po. 3 x 1 (katrofen bila
abses rekuren) kesakitan)
 Non medikamentosa : sitz bath Vulva hygiene 2 x 1 (NaCl fisiologis)
 Terapi medikamentosa : disesuaikan dengan bakteri
penyebab :
• Infeksi Staphylococcus dan Streptococcus :
Penisilin G Prokain injeksi 1,6-1,2 juta IU im, 1-2 x hari
Ampisilin 250-500 mg/ dosis 4x/hari, po.
Amoksisillin 250-500 mg/dosi, 3x/hari po.
TINJAUAN PUSTAKA KASUS

• Infeksi Chlamidia trachomatis:


Tetrasiklin 4 X500 mg/ hari selama 7 hari, po
Doxycyclin 2 X100 mg/ hari selama 7 hari, po

• Infeksi Escherichia coli:


Ciprofoxacin 500 mg oral single dose
Ofloxacin 400 mg oral single dose
Cefixime 400 mg single dose

• Infeksi Neisseria gonorrhoe:


Ceftriaxon125 mg IM sebagai dosis tunggal
Ciprofloxacin 500 mg single dose
Terbaru Levofloksasin 250 mg oral dosis tunggal
Ofloxacin 400 mg single dose
Cefixime 400 mg oral ( aman untuk anak dan bumil)
Cefritriaxon 200 mg i.m ( aman untuk anak dan bumil)
TINJAUAN PUSTAKA KASUS

Jika abses dengan didrainase dengan baik dan Quo ad Vitam : ad bonam
kekambuhan dicegah, prognosisnya baik. Tingkat
kekambuhan umumnya dilaporkan kurang dari 20%. Quo ad Fungtionam : ad bonam

Sangat penting mengetahui penyebab infeksi dari abses Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
sehingga menurunkan kemungkinan rekurensi. Selain
itu mengedukasi pasien agar tetap memperbaiki kualitas
personal hygiene juga berperan dalam menurunkan
angka rekurensi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai