Anda di halaman 1dari 41

‫اار ِحيم‬

َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ِ‫ـــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬
LAPORAN KASUS
“SKIZOFRENIA PARANOID”

Ikhlima Pramista J. (2015730057)


M. Rizki Setiawan (2015730092)

Pembimbing :
dr. M. Hermansyah, Sp.KJ
KSMF Stase Jiwa RSUD R. Syamsudin, SH
IDENTITAS PASIEN

Nama Lengkap : Ny. N


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 10 Maret 1997
Umur : 22 tahun
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Kp. tenjoayu Rt 03/Rw 02, Kab.Sukabumi
Masuk RS Tanggal : Kamis, 03 Oktober 2019
Pemeriksaan : Jumat 04 Oktober 2019
Senin 07 Oktober 2019
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

Pasien dibawa ke IGD RSUD R. Syamsudin, SH, oleh


pamannya karena pasien mengamuk sesaat sebelum masuk
rumah sakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien dibawa ke IGD RSUD R. Syamsudin, SH


pada hari Kamis 03 Oktober 2019 oleh pamannya karena
pasien mengamuk sesaat sebelum masuk rumah sakit.
Paman pasien mengatakan pasien sedang mempunyai
konflik dengan keluarganya sejak ± 1 bulan yang lalu. Satu
minggu sebelum masuk rumah sakit pasien bertengkar
dengan ayahnya. Menurut paman pasien, awal mula
pertengkaran pasien dengan ayahnya karena ayah pasien
menuduh pasien mencuri uang 700.000 ribu rupiah. Pasien
merasa marah karena dituduh mencuri uang oleh karena itu
pasien mengamuk dengan berteriak.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Saat kejadian dimana pasien mengamuk kepada


bapaknya, paman pasien langsung membawa pasien ke
rumahnya. Pasien menginap selama 2 hari di rumah
pamannnya karena sudah 2 minggu ini pasien ditinggal
oleh suaminya yng pergi ke india bersama istri pertamanya.
Menurut paman pasien, selama di rumah pasien tidak mau
mandi dan sudah tidak shalat. Pasien juga terkadang
mengganggu bibinya yang sedang menjalankan shalat.
Selain itu pasien merusak asbes di rumah paman pasien
karena merasa berisik dengan suara yang berasal dari
asbes. Menurut bibinya pasien pernah mencoba untuk
bunuh diri dengan membakar baju yang sedang ia pakai
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Paman pasien mengatakan 1 bulan sebelumnya pasien
selalu berdebat dengan ayah pasien karena ayah pasien
meminta kepada pasien agar meminta cerai dari suaminya.
Menurut paman pasien, alasan ayah pasien meminta kepada
pasien agar cerai dari suaminya karena ayah pasien merasa
menantunya berbohong tentang status awalnya. Sebelum
menikah, menantunya mengatakan bahwa statusnya adalah
duda tetapi ternyata setelah sudah menikah, menantunya
sudah mempunyai istri. Sehingga status pasien adalah sebagai
istri kedua. Selain itu menantunya berbohong kepada ayah
pasien dengan mengatakan bahwa ia mempunyai bisnis yang
besar. Kenyataannya menantunya hanya seorang penjual pulsa
biasa
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Menurut pamannya, pasien sebelumnya adalah orang


yang pemalu dan terkadang suka menyendiri jika mempunyai
masalah. Pasien adalah orang tertutup untuk masalah
pribadinya. Selain itu pasien adalah pribadi yang sabar dan
tidak mudah marah.
Saat kecil pasien tinggal bersama kedua orangtua dan 1
orang adiknya. Tetapi karena masalah ekonomi pasien tidak
melanjutkan sekolahnya dan kedua orang tua mencarikan calon
suami yang mapan agar pasien menikah dan ada yang
membantu perekonomian keluarga.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Selama dirawat di Bangsal Kemuning, pasien bingung


dan mengaku bahwa yang menyebabkan ia seperti ini saat ini
adalah keluarganya. Ketika ditanya perihal penyakitnya pasien
menyangkal bahwa dia sakit. Menurut pasien, ia memukul
bapak-bapak yang datang ke rumahnya sebagai bentuk
perlawanan karena suaminya memberi amanah untuk menjaga
rumah
RIWAYAT GANGGUAN PSIKIATRI

Pasien belum pernah berobat karena masalah psikiatri sebelumnya

RIWAYAT GANGGUAN MEDIS NON-PSIKIATRI


• Riwayat trauma kepala : disangkal
• Riwayat penyakit infeksi : disangkal
• Riwayat epilepsi : disangkal

RIWAYAT ZAT PSIKOAKTIF


• Riwayat penggunaan narkotika : disangkal
• Riwayat minum alkohol : disangkal
• Riwayat merokok : disangkal

RIWAYAT BEROBAT KE ORANG PINTAR


Pasien belum pernah berobat ke orang pintar sebelumnya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

RIWAYAT MASA KANAK/REMAJA (0-18 TAHUN)

Riwayat Pendidikan
• Pasien menempuh pendidikan sampai tingkat SMP dan tidak
melanjutkan SMA karena faktor ekonomi. Selama sekolah pasien
tidak pernah mengalami kesulitan dalam pendidikan.

Riwayat Berinteraksi Sosial


• Pasien suka berinteraksi dengan teman sebayanya dan memiliki
banyak teman

Relasi dengan Keluarga


• Pasien akrab dengan kedua orang tuanya. Hubungan dengan kedua
orang tuanya kurang baik sejak pasien menikah.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

RIWAYAT MASA KANAK/REMAJA (0-18 TAHUN)

Persepsi diri dan lingkungan


• Presepsi diri dan interaksi dengan lingkungan sekitar baik.

Riwayat Psikoseksual
• Pasien mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual diluar
nikah sebelumnya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

RIWAYAT MASA DEWASA

Riwayat Pekerjaan
• Setelah tidak melanjutkan sekolahnya, pasien tidak bekerja. Hanya
membantu ibu di rumah.
• Pasien menikah di usia 19 tahun dan hanya seorang ibu rumah
tangga hingga saat ini.

Riwayat Perkawinan
• Pasien sudah menikah 4 tahun dan mempunyai 1 anak laki-laki
berusia 3 tahun.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

RIWAYAT MASA DEWASA

Aktivitas Sosial
• Sebelum sakit pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga maupun
tetangganya. Terkadang pasien masih ikut serta dalam mengadakan
pengajian.

Pelanggaran Hukum
• Pasien diketahui tidak pernah bermasalah ataupun memiliki pelanggaran
hukum.

Situasi Kehidupan Sekarang


• Pasien tinggal bersama suaminya namun setelah suaminya pergi ke
india dan pasien memukul bapak kandungnya, pasien dibawa untuk
tinggal bersama paman dan bibinya
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

RIWAYAT MASA DEWASA

Riwayat Psikoseksual
• Pasien mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual diluar
nikah sebelumnya.

Riwayat Keluarga
• Pasien anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien sudah menikah dan
mempunyai seorang anak laki-laki berusia 3 tahun. Di keluarga pasien
tidak ada yang mengalami hal serupa.
GENOGRAM KELUARGA

Keterangan

= Laki-laki = Menikah

= Perempuan
= Pasien
STATUS MENTALIS
Wawancara Psikiatri Autoanamnesis :
04 Oktober 2019 pukul 09.30 WIB di Bangsal Kemuning
Waham Curiga (P1, P2, P9, P28, K13)

D : “Assalamu’alaikum. Mau ngobrol boleh teh?”


P1 : “Boleh kenapa ?.” (dengan wajah curiga)
D :“Kalo boleh tau namanya siapa teh?”
P2 : “Nurjanah. Kenapa ?” (dengan muka curiga)

D : “Mau ngobrol-ngobrol aja sama teh nurjanah”


P3 : “Yaudah sebentar aja”
D : “Boleh kenalan ga teh?”
P4 : “Boleh.”
D : “Umurnya teteh berapa ?”
P5 : “Umur saya 22 tahun.”
D : “Rumahnya jauh dari sini?”
P6 : “Rumah saya? Iya jauh. ini di RS Bunut kan? Lumayan dari sini”
STATUS MENTALIS
Roman Muka : Bingung (P11, P12,)
Waham Curiga (P1, P2, P9, P28, K13)
Flight of Idea (P8)

D : “Kemarin kesini sama siapa? Kenapa kok dianter ke RS?”


P7 : “Kemarin dianter paman. Ga tau. Kemarin di rumah abis ngaji muncul uang 100 rb dari
atas”
D : “Kenapa bisa gitu?”
P8 : “Ga tau. Terus besoknya ada bapak-bapak mirip bapak saya dateng ke rumah minta
uang. Tapi saya tahu itu bukan bapak saya”

D : “Teteh tahu darimana kalo itu bukan bapaknya teh nurjanah?”


P9 : “Tahulah. Bapak saya ga kayak gitu. Kenapa nanya-nanya?” (muka curiga)
D : “Ga apa-apa kok teh. Masih boleh ngobrol ga sama teteh?”
P10 : “Boleh tapi jangan lama-lama.”
D : “Teteh sekarang tinggalnya sama siapa di rumah ?”
P11 : “Sama anak saya.” (terlihat bingung)
D : “nama anaknya siapa? Umurnya udah berapa tahun ?”
P12 : “A hmm 3 tahun kalo ga salah ” (terlihat bingung sambil menghitung jari)
STATUS MENTALIS
Autistik (P7, P8, P17)

D : “Kemarin kesini dianter siapa? Kenapa dianter kesini?”


P13 : “Sama paman. Ga tau. Kemarin ada bapak-bapak mirip bapak saya dateng ke rumah
saya minta uang. Ga saya kasih soalnya itu uang suami saya terus saya pukul bapaknya.”
D : “kenapa teh nurjannah pukul bapaknya ?”
P14 : “Bentuk perlawanan saya. Soalnya itu uang suami saya”

D : “Ohh,.. bentuk perlawanan ya?


P15 : “Iya.”
D : “Teteh yakin itu bukan bapak kandungnya teteh darimana?”
P16 : “Yakin lah. Bapak saya ga kayak gitu”
D : “Terus abis itu bapaknya pergi ga?”
P17 : “Ngga. Saya diteriakin maling sama bapak itu. Terus saya teriak-teriak minta tolong
sama orang-rang tapi ga ada yang dateng. Semua orang bisu soalnya ga ada yang dateng
waktu saya teriak minta tolong.”
D : “Oh gitu.. Pas teteh mukul bapaknya itu karena ada yang ngebisikin teteh buat mukul
apa gimana ?”
P18 : “Ga ada yang ngebisikin. Cuma saya aja yang mukul soalnya dia mau ngerampok
rumah saya.”
STATUS MENTALIS

D : “Oh gitu. Tapi kalo boleh tahu, sebenarnya teteh deket ga sama bapak?”
P19 : “Deket”

D : “Kalo sama ibu deket juga ga?”


P20 : “Deket”
D : “Oh gitu. Teteh selama disini ada keluhan sulit tidur ga?”
P21 : “Ga ada.”
D : “Kalo denger ada bisikan-bisikan gitu ada ga?”
P22 : “Ga tau. Dari tadi nanya-nanya terus.”
D : “Iya kan lagi ngobrol-ngobrol sama teh nurjanah. Masih boleh ngobrol ga teh ?”
P23 : “Besok lagi aja ngobrolnya”
D : “Oh yaudah kalo gitu teh. Makasih ya.”
P24 : “Iya.”
STATUS MENTALIS
Wawancara Psikiatri Autoanamnesis :
07 Oktober 2019 pukul 09.30 WIB di Bangsal Kemuning

Waham Curiga (P28)


D : “Assalamu’alaikum. Mau ngobrol boleh teh?”
P25 : “waalaikumsalam” (muka curiga)
D : “Teh mau nanya dong, tadi malem teteh ada keluhan susah tidur ga ?”
P26 : “Ga ada.”

D : “Kalo denger suara bisikan-bisikan ada ga teh ?”


P27 : “Ada tapi udah sedikit.”
D : “Oh gitu. Bisikiannya itu ngomongin apa teh? Terus nyuruh-nyuruh teteh ga ?”
P28 : “Banyak. Ngomongin saya terus bibi saya mau ngambil anak saya. Tapi ga nyuruh-nyuruh.”
D : “oh gitu ya. Tapi yang bisik-bisik ke teteh itu keliatan ga siapa?”
P29 : “ga keliatan.”
D : “kalo ngeliat bayang-bayang apa gitu atau ngeliat sesuatu yg aneh ada ga teh?”
P30 : “ga ada.”
STATUS MENTALIS
Tilikan Derajat 1 : (P31)

D : “teh nurjanah sebenernya teteh disini tuh karena sakit apa sih? Terus yang
nyebabin teteh kayak gini, menurut teh nurjannah siapa ya?”
P31 : “saya emang dari awal ga sakit. Keluarga yang masukin saya kesini”

D : “oh gitu, berarti teteh sebenernya ga sakit ya?”


P32 : “Emang ga sakit. Kenapa ditanya-tanya lagi.”
D : “oh ya udah, makasih ya teh, Assalamualaikum”
P33 : “Waalaikumsalam”
STATUS MENTALIS
Wawancara Psikiatri Alloanamnesis :
07 Oktober 2019 pukul 19.00 WIB Via Telepon (Paman Pasien)

D : Assalamualaikum bapak, kami dokter muda dari RS bunut, mau tanya tanya
tentang N boleh pak?”
K1 : “Waalaikumsalam dok, boleh dok”
D : “Mau tanya pak, N awal masuk kenapa ya?”
K2 : “itu dok, sebelumnya ada perdebatan dengan bapak dan ibunya. Sejak dia nikah
sama suaminya ini selalu minta ke N buat minta cerai ke suaminya karena bapaknya
merasa dibohongi oleh suaminya. Ngakunya duda tapi ternyata punya istri, jadi kan
status si N ini istri kedua. Terus ngakunya bisnisnya gede padahal kecil-kecilan.”

D : “itu kejadiannya kapan pak?”


K3 : “kira-kira 1 bulan yang lalu dok”
D : “oh gitu. Kalo boleh tahu, faktor pencetus si N akhirnya masuk RS apa ya pak?”
K4 : “itu dok bapaknya nyamperin rumah kontrakan si N karena nuduh si N nyuri uang
700rb. Karena menurut bapaknya si N waktu kejadian uangnya hilang itu, hanya ada N
di rumah bapaknya. Jadi si bapaknya ini dateng ke rumah kontrakan si N buat minta
balik uang 700rb ke si N. Kata tetangga si N ngamuk dan marah-marah terus bapaknya
nelpon saya soal masalah ini”
STATUS MENTALIS

D : “oh gitu. Apakah sebenernya si N ini sedang ada masalah ekonomi ya pak sehingga bapak
kandungnya yakin bahwa N yang nyuri uang bapkanya?”
K5 : “kalo menurut saya ga dok. Tapi memang si N ini sudah punya konflik sama bapak dan ibunya udah
lama. Sejak nikah sama suaminya ini. Bapaknya selalu minta si N supaya minta cerai aja sementara si N
udah cinta sama suaminya”
D : “jadi awalnya dari masalah itu ya pak?”
K6 : “iya dok. Pas kejadian dia ngamuk itu ya saya bawa ke rumah saya supaya bisa diawasin sama istri saya. Soalnya
kan dia punya anak juga.”
D : “Kalo boleh tahu, berapa hari di rumah bapak?”
K7 : “2 hari dok sebelum akhirnya saya putuskan untuk dibawa ke RSUD bunut.”
D : “Alasan kenapa akhirnya bapak memutuskan untuk membawa si N ke RSUD bunut ini apa pak?”
K8 : “Hari kedua di rumah saya, itu dia pernah nyoba buat ngebakar baju yang lagi dia pake dok. Kayak
mau bunuh diri gitu. Terus istri saya yg mencegah kejadian itu karena saya sedang tidak di rumah dok.”
D : “Tapi sebelumnya si N ini pernah mau bunuh diri juga ga sebelumnya pak?”
K9 : “kalo sebelum-sebelumnya saya ga tau dok. Tapi saya taunya ya semenjak di rumah saya aja.”
STATUS MENTALIS
Waham curiga (P1, P2, P9, P28, K13)

D : “kira-kira bapak tau ga kalo si N ini suka menyendiri? Apa memang sudah karakternya suka
menyendiri ?”
K10 : “Ngga dok. Aslinya dia memang pemalu dari kecil dan memang kadang suka sendirian gitu tapi setau
saya, sebelum dia sakit gini, dia punya banyak teman di pengajian malah kadang suka ngaji bareng di
kontrakannya.”
D : “berarti keliatan suka menyendirinya baru sekarang-sekarang aja ya pak?”
K11 : “iya dok. Baru keliatan mencoloknya sekarang.”
D : “selama di rumah bapak si N masih suka ngamuk ga?”
K12 : “terkadang masih suka ngamuk tapi ga sampe ngerusakin barang sih dok.”
D : “saat itu pencetus si N ngamuk apa ya pak?
K13 : “soalnya dia merasa istri saya mau ngambil anak laki-laki satu-satunya dari dia dok.”
D : “kenapa si N bisa berpikiran begitu pak?”
K14 : “karena anak nya ini ga pernah mau dekat sama ibunya sendiri (si N). Digendong ibunya malah
nangis, maunya sama istri saya. Jadi dia suka curiga sama istri saya.”
STATUS MENTALIS
Halusinasi auditorik ( P27, K15)
Halusinasi olfaktorius (K15)

D : “oh gitu ya. Tapi si N selama di rumah bapak keliatan ga bisa tidur ga pak?”
K15 : “itu memang benar dok. Suka ga bisa tidur dan sukanya ngerusuhin kita yang lagi tidur katanya ada
banyak suara berisik jadi dia gabisa tidur. Terus si N juga suka ngeluh ada bau tapi padahal pas saya cari sumber
baunya ga ada. Ga ada bangkai tikus atau apa gitu ga ada.”
D : “keluhan itu dirsakan si N setiap malam ya pak?”
K16 : ““iya dok. Selama di rumah saya sih gitu. Sampe asbes kamar yang ditempatin si N ini dirusak sama si N
sendiri karena kata si N dia mau nyari sumber bau nya.”
D : “oh gitu ya. Terus selama di rumah bapak si N lebih banyak menyendiri juga atau mau bersosialisasi
misalnya ngobrol sama baoak atau istri bapak atau dengan tetangga?”
K17 : “ga dok. Menyendiri aja di kamar. Terus juga si N ini selama di rumah saya, ga mau mandi, ga mau wudhu,
ga sholat juga.””
D : “kira-kira bapak tahu kenapa si N ga mau mandi?”
K18 : “kalo saya tanya sih katanya takut air. Terus juga emang kayaknya si N ini udah lama lupa sholat dok.”
D : “oh gitu ya. Tapi si N masih mau makan pak?”
K19 : makan sih masih mau dok sedikit-dikit..”
STATUS MENTALIS

D : “mohon maaf bapak kalo boleh saya mau minta nomer telepon bapak atau ibu kandung si N ada ?”
K20 : “ada dok tapi saya ga bisa ngasih ke dokter karena sampai saat ini bapak dan ibunya N ini sudah ga
mau lagi ketemu si N. Bahkan setelah masalah kemarin itu katanya ga usah hubungi mereka lagi dok.”
D : “oh gitu ya. Soalnya saya mau tanya pak, ini pendidikan terakhir si N apa ya”
K21 : “oh. Sampe SMP kelas 2. Udah ga lanjut sekolah karena ga ada biaya. Terus memang setelah itu si N
Cuma di rumah aja bantu-bantu ibunya. Terus pas usia 19 tahun dinikahkan sama bapaknya.”
D : “oh gitu. Terus kalo kontak suaminya si N ada ga ya pak ?
K22 : “ada dok. Tapi suaminya kemarin menitipkan handphone nya ke saya karena saat ini suaminya
sedang ke india dengan istri yang pertama.”
D : “oh gitu ya pak. Terima kasih pak informasinya. Assalamulaikum.”
K23 : “sama-sama dok. Walaikumsalam.”
STATUS MENTALIS

Roman Muka : Bingung


Pikiran
Bentuk Pikiran : Autistik (P7, P8, P17)
Jalan Pikiran : flight of idea (P8)
Isi Pikiran : Waham Curiga (P1, P2, P9, P28, K13)
STATUS MENTALIS

Mood dan Afek


Mood :Eoutim
Afek : Appropriate
Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik ( P27, K15)
Halusinasi auditorik (K15)
Gangguan Perhatian : tidak ditemukan
Tingkah Laku : Normoaktif (P1)
Dekorum
Gizi : Baik
Higienis : Baik
Penampilan : Kurang rapi
Tilikan : Derajat 1 (P31)
Reliabilitas : Kurang dapat dipercaya (P7, P8,P17, P27, P24, P 28, K 15,)
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS INTERNUS
Keadaan Umum : Tampak sehat
Keasadaran : Compos mentis
TTV
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Suhu : 36.0 OC
Frekuensi Nadi : 80 kali/menit
Frekuensi Napas : 20 kali/menit
Mata : CA -/-, SI -/-
Hidung : deformitas (-), epistaksis (-)
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS INTERNUS
Mulut : mukosa bibir lembab
Leher : pembesaran KGB (-)
Telinga : normotia
Gigi : lengkap
Thorax : simetris
Abdomen : supel, NT (-), BU (+), Normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
STATUS NEUROLOGIS
Rangsang Meningeal : (-)
Mata
Gerakan : Baik ke segala arah
Bentuk : Bulat isokor
Refleks Cahaya : +/+ (langsung, tidak langsung)
Motorik
Tonus : Baik
Turgor : Baik
Kekuatan : Baik
Koordinasi : Baik
Refleks : tidak dilakukan
Otonom : miksi (+), defekasi (+), keringat (+)
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Aksis I : F.20.0 Skizofrenia paranoid
• Aksis II : F.60.0 Gangguan Kepribadian paranoid
• Aksis III : Tidak ditemukan kelainan organobiologik
• Aksis IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
• Aksis V : GAF = 61-70, beberapa gejala rigan & menetap,
diasbilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik.

DIAGNOSIS KERJA
F.20.0 Skizofrenia Paranoid
TERAPI
FARMAKOLOGI
Haloperidol 2 mg 3 x 1 PO
Trihexyphenidyl 2 mg 3 x 1 PO
Chlorpromazine 100 mg 1 x 1 PO

NON-FARMAKOLOGI
Psikoterapi individu
• Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, dan
efek samping pengobatan
• Memotivasi pasien minum obat teratur & rajin kontrol berobat kerumah sakit
• Memberikan pasien kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan keluhannya
sehingga pasien merasa lega.

Psikoedukasi kepada keluarga


• Memberikan pengertian kepada keluarga tentang gangguan yang dialami pasien
• Menyarankan kepada keluarga pasien agar memberikan suasanya yang kondusif
bagi pasien
• Memberitahu keluarga untuk mengiatkan pasien untuk minum obat teratur dan
kontrol obat ke rumah sakit
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad malam
ANALISA KASUS
Working diagnosa

Aspek Skizofrenia Paranoid Kasus


Hanya ditegakkan pada usia Pasien perempuan berusia 22
remaja atau dewasa muda tahun
Epidemiologi (onset biasanya mulai
15-25 tahun pada laki-laki)
25-35 tahun pada Wanita)
Memenuhi kriteria umum
Gejala diagnosis skizofrenia
ANALISA KASUS
ICD-10 dan PPDGJ III : minimal 1 gejala berikut ini yang jelas (dan
biasanya dua/lebih gejala bila gejala-gejala itu kurang tajam/jelas).

Thought echo X
Thought insertion or withdrawal X
Thought broadcasting X
Delution of control X
Delution of influence X
Delution of passivity X
Delution of perception X
Halusinasi auditorik dan olfaktorius √

Waham Curiga √
ANALISA KASUS
ICD-10 dan PPDGJ III : Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang
harus selalu ada secara jelas

Halusinasi menetap (Auditorik dan olfaktorik) √

inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan,


X
atau neologisme

Perilaku katatonik (negativisme) X

Gejala negatif X
ANALISA KASUS
Aspek Skizofrenia Paranoid Kasus
Terapi Farmakologi: Farmakologi:
1. Antipsikotik golongan tipikal untuk mengurangi gejala POSITIF • Haloperidol 3 x 2 mg PO
 Haloperidol dosis 5-20 mg/hari • Chrorpromazine 1 x 100 mg
 Chlorpromazepin dosis 300-1000 mg/hari PO
• Trihexyphenidyl 3 x 2 mg
Chlorpromazine dengan efek samping sedatif kuat terutama digunakan PO
terhadap Sindrom Psikosis dengan gejala dominan: gaduh gelisah,
hiperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran, perasaan dan perilaku, dll.
Sedangkan Haloperidol dengan efek samping sedatif lemah digunakan
terhadap Sindrom Psikosis dengan gejala dominan : apatis, menarik diri,
perasaan tumpul, kehilangan minat dan insiatif, hipoaktif, waham,
halusinasi, dll.

2. Antipsikotik golongan atipikal untuk mengatasi gejala NEGATIF berupa


gangguan pengendalian impuls, gangguan psikotik.

3. Antikolinergik untuk mengatasi gejala ekstrapiramidal yang ditimbulkan


oleh obat antipsikosis
 Trihexyphenidyl 3-4 x 2 mg/hari
Aspek Skizofrenia Paranoid Kasus
Terapi Psikoterapi adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan Non-farmakologi :
apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan Psikoterapi individual
telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai • Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah pengobatan, cara pengobatan, dan efek
baik. Secara sistematis, penggolongannya adalah sebagai samping pengobatan
berikut : • Memotivasi pasien minum obat teratur dan
 Psikoterapi individual rajin kontrol
1. Terapi suportif • Membantu pasien untuk menerima realitas dan
2. Social skill training menghadapinya
3. Terapi okupasi • Memberikan pasien kesempatan untuk
4. Terapi kognitif dan perilaku mengungkapkan perasaan dan keluhannya
 Psikoterapi kelompok sehingga pasien merasa lega
 Psikoterapi keluarga Psikoedukasi kepada keluarga
• Memberikan pengertian kepada keluarga
tentang gangguan yang dialami pasien
• Menyarankan kepada keluarga pasien agar
memberikan suasanya yang kondusif bagi
pasien
ANALISA KASUS
Aspek Skizofrenia Paranoid Kasus
Prognosis Gambaran klinik yang dikaitkan dengan prognosis baik, • Quo ad Vitam : Bonam
yaitu: • Quo ad Functionam: Dubia ad bonam
• Awitan gejala-gejala psikotik aktif terjadi dengan • Quo ad Sanationam: Dubia ad malam
cara mendadak
• Awitan terjadi setelah umur 30 tahun, terutama
pada perempuan
• Fungsi pekerjaan dan social premorbid (sebelum
sakit) baik. Performa sebelumnya tetap merupakan
predictor terbaik untuk meramalkan performa di
masa datang
• Kebingungan sangat jelas dan gambaran emosi
menonjol, selama episode akut (symptom positif);
• Kemungkinan adanya stressor yang mempresipitasi
psikosis akut dan tidak ada bukti gangguan
susunan sarf pusat (SSP).
• Tidak ada riwayat keluarga skizofrenia.

Prognosis dapat memburuk jika pasien memiliki riwayat


penyalahgunaan zat atau hidup dalam keluarga yang
tak harmonis
َ ‫ب ا ْلعَـلَ ِم‬
‫ين‬ ِ ‫ا ْل َح ْم ُد ه‬
ِ ِّ ‫َّلل َر‬
TERIMA KASIH
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai