Anda di halaman 1dari 20

REFRESHING

“PNEUMONIA”

Oleh :
Dwiana Rosida
2015730032

Pembimbing :
dr. H. Arief Sudjati Gazali, Sp. A

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2018
Epidemiologi
15%
“Pnemonia merupakan penyebab kematian anak
balita diseluruh dunia” - WHO

30%
“Di negara berkembang, anak-anak usia <5 tahun
dengan risiko kematian yang tinggi”

800.000 orang Setiap 20 detik


“anak di Indonesia terkena Pneumonia”- “1 dari 6 orang anak meninggal karena pneumonia”
Kementrian RI
ETIOLOGI
30% lainnya (Fungi, Virus)

50% Streptococcus pneumoniae

20% Haemophillus influenza tipe B


Faktor Risiko
1 Malnutrisi

2 Bayi berat lahir rendah (BBLR)

3 Tidak mendapat imunisasi campak

4 Tidak mendapat ASI Ekslusif

5 Polusi udara dalam rumah

6 Dan kepadatan hunian


Patomekanisme
(48 jam berikutnya)
(4 – 12 jam pertama)
Disebut hepatisasi merah, terjadi
Terjadi inflamasi akibat reaksi serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit &

jaringan yang mempermudah kuman di alveoli.

proliferasi & penyebaran kuman Udara alveoli sangat minimal sehingga


ke jaringan sekitar anak akan bertambah sesak.

(3-8 hari)
(7 – 11 hari)
Disebut hepatisasi kelabu, eritrosit di
Disebut stadium resolusi yang
alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap
terjadi sewaktu respon imun dan
padat karena berisi fibrin dan leukosit,
peradangan mereda.
warna merah menjadi pucat kelabu.
Klasifikasi Derajat Pneumonia
(Berdasarkan WHO)

Anak Usia 2 Bulan – 5 Tahun


Anak Usia <2 bulan

Sangat Berat
Sangat Berat
 Kesadaran turun, letargis
Berat
Berat
• Kesadaran turun, letargis  Tidak mau minum/makan
• Tidak mau menetek / minum • Kejang
Tarikan dinding dada bagian
Ringan
• Demam / hipotermia  Sianosis
bawah (saturasi oksigen <90%)
• Napas cepat
• Bradipnea atau pernapasan ireguler
• Retraksi yang berat
• Napas
 cepat:
Malnutrisi
≥50x/mnt pada anak usia 2-11 bulan
≥40x/mnt pada anak usia 1-5 tahun
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Radiologi


• Hitung jumlah leukosit (Rontgen posisi AP)
• Analisis gas darah
Kriteria Rawat Inap
Bayi Anak
Saturasi oksigen < 92%, sianosis Saturasi oksigen <92%, sianosis

Frekuensi napas > 60 kali/menit Frekuensi napas > 50 kali/menit

Distres pernapasan, apnea intermiten, Distres pernapasan


atau grunting

Tidak mau minum/menetek Grunting

Keluarga tidak bisa merawat di rumah Terdapat tanda dehidrasi

Keluarga tidak bisa merawat di rumah


Penatalaksanaan
( Pneumonia Ringan )
Tatalaksana Tindak Lanjut

(Anak di rawat jalan)

Antibiotik Anjurkan ibu :

1. Cotrimoxazole (4 mg /KgBB/Kali) 2 • Membawa anaknya setelah 2 hari / lebih cepat jika


keadaan memburuk atau ada tanda (tidak bisa
kali sehari selama 3 hari atau minum / menyusu)
2. Amoksisilin (25 mg/KgBB/kali) 2 kali Jika anak kembali :
sehari selama 3 hari - Pernafasan membaik
- Demam berkurang
- Nafsu makan membaik
( Lanjutkan Pengobatan seluruhnya selama 3 hari)
Penatalaksanaan
( Pneumonia Berat )
Tatalaksana
(Anak di Rawat Inap)

1. Antibiotik Klinis memburuk sebelum 48 jam

Ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/KgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam) - Tidak dapat menyusu atau
minum/makan
Harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama
- Klinis memburuk
Memuntahkan setelah 48 jam
semuanya
- Kejang
- Letargis atau tidak sadar
- Sianosis Lakukan
Lanjutankan selama 5 hari
- Distres pernapasan berat
Foto Rontgen
+
Amoksisilin oral (15 mg/KgBB/kali 3 kali sehari) selama 5 hari Kloramfenikol
Diberikan dirumah/di RS (25 mg / kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam)
atau gentamicin
Penatalaksanaan
( Pneumonia
TatalaksanaBerat )

Pneumonia stafilococal, ganti antibiotik dengan Gentamicin

Gentamicin 7,5 mg/KgBB IM sekali sehari


Dan kloksasilin (50 mg/KgBB IM atau IV setiap 6 jam) atau
Klindamisin (15 mg/KgBB/hari- 3 kali pemberian)

Baik

Kloksasilin (atau dikloksasilin) PO 4x/hari sampai 3 minggu


Atau
Klindamisin PO selama 2 minggu
Penatalaksanaan
( Pneumonia Berat )

Tatalaksana

1. Terapi oksigen
Pasang aliran oksigen sebanyak 1–2 liter/menit (0.5
liter/menit pada bayi muda)

2. Analgetik antipietik

3. Terapi cairan
Cairan IV diberikan 80% dari kebutuhan basal
Penatalaksanaan
Perlu dilakukan
Anak dengan
pemantauan balans cairan
distres pernapasan berat
Pemberian makanan agar anak tidak mengalami

peroral harus dihindari overhidrasi karena pada


Dilakukan pemasangan
pneumonia berat terjadi
NGT
(Nasogastric Tube) peningkatan sekresi

hormon antidiuretik
Kriteria Pulang :
Gejala dan tanda pneumonia
menghilang

Asupan peroral adekuat

Pemberian antibiotik dapat diteruskan


dirumah (peroral)

Keluarga mengerti dan setuju untuk


pemberian terapi dan rencana kontrol
dan kondisi rumah memungkinkan
untuk perawatan lanjutan dirumah
Komplikasi
1 Empiema

2 Abses Paru

3 Infeksi sistemik
4 Atelektasis
PENCEGAHAN

Lingkungan hidup yang sehat bagi balita

1. Nutrisi yang cukup


2. ASI Eksklusif sampai bayi usia 6 bulan
3. Udara pernapasan yang terbebas dari
polusi (asap rokok, asap kendaraan,
dan asap pabrik)

Vaksinasi pneumonia (PCV)


Prognosis
Sembuh total, mortalitas <1 %

mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-

anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein

dan datang terlambat untuk pengobatan.


1. Garna, Herry, dkk. 2005. Pedoman diagnosis dan terapi.
Bandung : UNPAD
2. Hegar, Badriul. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta :
IDAI.
3. Latief, Abdul, dkk. 2009. Pelayanan Kesehatan anak di
rumah sakit standar WHO. Jakarta : Depkes
4. Price, Sylvia Anderson.1994. Pathophysiology : Clinical
Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter
Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC
5. Sastroasmoro, Sudigdo, dkk. 2009. Panduan pelayanan
medis dept. IKA. Jakarta : RSCM
6. Rahajoe, Nastini.N., dkk. 2008. Buku Ajar Respirologi,
Edisi 1. Jakarta : IDAI
7. Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15,Volume
2.Jakarta :EGC.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai