Anda di halaman 1dari 52

drg.Muna Fatma, M.

Kes
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional.
4. Permenkes No.61 Tahun 2016 tentang
Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris.
5. Permenkes No 8 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan SPA
6. Permenkes No 9 Tahun 2016 Tentang Upaya
Pengembangan Kesehatan Tradisional Melalui
Asuhan Mandiri Pemanfaatan Toga Dan
Keterampilan
7. Permenkes no.37 Tahun 2017 tentang
Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
PENGERTIAN PELAYANAN
KESEHATAN TRADISIONAL
• Gabungan pengetahuan, • Pengobatan dan/atau
keterampilan dan praktik yang perawatan dengan cara
berdasarkan pada teori, dan obat yang
keyakinan, dan mengacu pada
pengalaman yang dari pengalaman dan
kebudayaan tertentu, baik keterampilan turun
yang dapat dijelaskan temurun secara
maupun tidak, yang empiris yang dapat
digunakan dalam dipertanggungjawabkan
pemeliharaan kesehatan serta
pencegahan, diagnosis, dan diterapkan sesuai
perbaikan atau pengobatan dengan norma yang
penyakit fisik dan mental berlaku di masyarakat
(WHO)
PELAYANAN
KESEHATAN
TRADITIONAL TRADISIONAL
MEDICINE (WHO)
(UU NO.36/2009 ttg
Kesehatan)
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

Yankestrad Yankestrad Yankestrad


Empiris Komplementer Integrasi

Manfaat dan Ilmu biokultural dan Kombinasi yankes


keamanan secara ilmu biomedis konvensional dan
empiris yankestrad komplementer

Panti Sehat Fasyankestrad


Fasyankes
Turun temurun, Pendidikan Tenaga Kesehatan (S1)
pendidikan non Tinggi, minimal
formal Diploma Tiga
TATA CARA YANKESTRAD
• Yankestrad empiris diberikan oleh Penyehat Tradisional

dalam rangka upaya promotif dan preventif.


• Penyehat tradisional dapat menerima klien sesuai dengan
keilmuan dan keahlian.
• Pemberian pelayanan yankestrad empiris wajib dilaporkan
kepada Dinkes Kabupaten/Kota melalui Puskesmas.
• Yankestrad Komplementer diberikan oleh Nakestrad dalam
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
YANKESTRAD EMPIRIS
YANKESTRAD EMPIRIS
HATTRA HARUS :

• HATTRA MEMILIKI
STPT
• PELAYANANNYA
AMAN, BERMANFAAT
& RASIONAL
• DILAKUKAN DI PANTI
SEHAT
• MEMASANG PAPAN
NAMA
• MENGGUNAKAN APD
1. Melakukan intervensi terhadap tubuh
yang bersifat invasif
2. Menggunakan alat kedokteran dan
HATTRA penunjang diagnostik kedokteran
DILARANG !!! 3. Mempublikasikan dan mengiklankan
pelayanan kesehatan tradisional empiris
yang diberikan
TATA CARA PELAYANAN,
REGISTRASI DAN PERIZINAN
BAGI PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)

1. HANYA DPT MENERIMA KLIEN SESUAI KEILMUAN & KEAHLIAN


2. BILA BERHALANGAN PRAKTIK, TDK DPT DIGANTIKAN OLEH
HATTRA LAINNYA
3. BILA TDK MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN, WAJIB MENGIRIM
KLIEN KE FASYANKES
4. WAJIB MEMILIKI STPT
5. TIDAK MELAKUKAN INTERVENSI TUBUH YANG BERSIFAT
INVASIF
6. HANYA DPT MEMILIKI 1 STPT DAN 1 TEMPAT PRAKTIK
7. IZIN TEMPAT PRAKTIK PERSEORANGAN MELEKAT PADA STPT
HATTRA
8. SETIAP PANTI SEHAT HARUS MEMILIKI IZIN SARANA
9. WAJIB MENAATI KODE ETIK HATTRA
SYARAT UNTUK MENDAPATKAN STPT

1. Surat Penyataan mengenai metode atau teknik


pelayanan yang diberikan
2. Fotocopy KTP yang masih berlaku
3. Pas photo terbaru 4x6 (2 lembar)
4. Surat keterangan lokasi tempat praktik dari lurah
atau desa
5. Srt Pengantar dari Puskesmas
6. Rekomendasi Dinkes Kab/Kota (diberikan setelah
dilakukan penilaian teknis)
7. Srt Rekomendasi dari asosiasi terkait
ALUR PENERBITAN STPT
(Oleh PTSP)
SYARAT UNTUK MEMPERPANJANG
STPT
1. Fotocopy STPT yang berlaku
2. Rekomendasi Dinkes Kab/Kota (diberikan
setelah dilakukan penilaian teknis)

Permohonan diajukan paling lambat 3 bulan


sebelum jangka waktu STPT berakhir
Kode Etik Penyehat Tradisional

 Penyehat Tradisional dalam melakukan


Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
wajib menaati kode etik penyehat
tradisional.
 Penegakan terhadap pelanggaran kode etik
Penyehat Tradisional dilaksanakan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota
bersama asosiasi Penyehat Tradisional.
 Dalam hal di kabupaten/kota tidak terdapat
asosiasi Penyehat Tradisional maka
penegakan kode etik dilakukan oleh asosiasi
sejenis di tingkat provinsi atau pusat.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

14
1. Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan
oleh Menteri.
2. Menteri dapat melimpahkan wewenang
kepada gubernur, dan/atau bupati/walikota.
3. Bentuk pembinaan: KIE, pemberdayaan masyarakat,
pendayagunaan nakestrad & pembiayaan

•Pembinaan dilakukan pula kepada Puskesmas dalam rangka


pencatatan.
•Pencatatan dilakukan untuk:
–inventarisasi penyehat tradisional di wilayah kerjanya;
–rekapitulasi hasil inventarisasi penyehat tradisional di wilayah
kerjanya; dan
–rekapitulasi pencatatan dan pelaporan pasien yang
mendapatkan pelayanan kesehatan tradisional.
PENGAWASAN
MENKES

• KADINKES PROV
• KADINKES
KAB/KOTA

PENUNJUKAN
TENAGA PENGAWAS

FUNGSI

Memasuki setiap tempat yang


Memeriksa legalitas yang
diduga digunakan dalam
terkait dengan
kegiatan yang berhubungan
penyelenggaraan pelayanan
dengan penyelenggaraan
kesehatan tradisional
pelayanan kesehatan tradisional
Kelengkapan :
Tanda Pengenal & Surat Perintah Pemeriksaan,
Instrumen Pengawasan (Tata Cara Sidak)
YANKESTRAD INTEGRASI
AKUPRESUR AKUPUNKTUR

HERBAL
DEFINISI YANKESTRAD INTEGRASI
18

Suatu bentuk pelayanan


kesehatan yang
Pelayanan mengkombinasikan pelayanan
Kesehatan kesehatan konvensional
dengan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Tradisional Komplementer ,
baik bersifat sebagai pelengkap
Integrasi maupun pengganti dalam
keadaan tertentu
TUJUAN
19

• Terselenggaranya pelayanan kesehatan tradisional


komplementer yang terintegrasi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan sesuai dengan
standar;
• Memberikan acuan bagi tenaga kesehatan dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dalam penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Tradisional Integrasi;
• Mewujudkan manajemen yang terpadu dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi;
dan
• Terlaksananya pembinaan dan pengawasan secara
berjenjang oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
TENAGA YANKESTRAD INTEGRASI
Pasal 4

Tenaga
kesehatan Memiliki SIP
tradisional dan
tenaga
kesehatan lain Wajib dilaksanakan
yang
memberikan berdasarkan standar
Pelayanan profesi, standar
Kesehatan pelayanan kesehatan,
Tradisional
dan standar prosedur
Integrasi
operasional.
PENYELENGGARAAN YANKESTRAD
INTEGRASI
YANKESTRAD INTEGRASI DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN HARUS:
• Menggunakan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
Yang Memenuhi Kriteria Tertentu;
• Terintegrasi Paling Sedikit Dengan Satu Pelayanan Kesehatan
Konvensional Yang Ada Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
• Aman, Bermanfaat, Bermutu, Dan Sesuai Dengan Standar; Dan
• Berfungsi Sebagai Pelengkap Pelayanan Kesehatan Konvensional;

Kriteria tertentu meliputi:


• Terbukti Secara Ilmiah;
• Dilaksanakan Sesuai Dengan Kebutuhan Terbaik Pasien;
• Memiliki Potensi Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif,
Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Secara Fisik, Mental, Dan
Sosial.
JENIS PELAYANAN

 Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi hanya


dapat dilakukan dengan menggunakan jenis pelayanan
kesehatan tradisional komplementer yang telah
ditetapkan oleh Menkes

 Dalam menetapkan jenis Yankestrad komplementer


yang dapat diintegrasikan, Menteri membentuk Tim
(terdiri atas unsur Kementerian Kesehatan, organisasi
profesi, praktisi, dan pakar kesehatan tradisional)

 Penapisan  Jenis/Modalitas/Tenaga Yankestrad


Komplementer  rekomendasinya
disampaikan kepada Menkes
FASYANKES PENYELENGGARA

Fasyankes Pimpinan Fasyankes


penyelenggara harus menetapkan
Yankestrad Yankestrad yang akan
Integrasi meliputi diintegrasikan di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Puskesmas. Kesehatannya.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Dilaporkan secara berkala kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
• Terintegrasi dengan sistem informasi
kesehatan.
• Dilakukan sesuai dengan sistem pelaporan
yang berlaku di masing-masing Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Dilakukan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan


provinsi, dan kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota
• dilaksanakan untuk:
a. mewujudkan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Integrasi  aman dan tidak
bertentangan dengan norma yang berlaku;
dan
b. memenuhi persyaratan keamanan dan
kemanfaatan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Menteri, Kepala Dinkes Provinsi, dan Kepala Dinkes kab/kota,


dapat mengambil tindakan administratif terhadap
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan tenaga kesehatan yang
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan
Menteri ini sesuai dengan kewenangan masing-masing.

• Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara pelayanan kesehatan tradisional
komplementer;
d. rekomendasi pencabutan STR; dan/atau
e. pencabutan SIP.
KETENTUAN PERALIHAN

• Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku:


• penyelenggaraan Yankestrad Integrasi yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan selain tenaga kesehatan
tradisional di Rumah Sakit dan Puskesmas,
tetap dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tradisional integrasi paling lambat
sampai dengan tanggal 3 Desember 2021;
• Rumah sakit dan Puskesmas yang telah
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Integrasi harus menyesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling
lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri
ini diundangkan.
Permenkes No. 9 Tahun 2016
tentang
UPAYA PENGEMBANGAN KESEHATAN
TRADISIONAL MELALUI ASUHAN
MANDIRI
PEMANFAATAN TAMAN OBAT
KELUARGA
DAN KETRAMPILAN
PENGEMBANGAN ASUHAN MANDIRI
KESEHATAN TRADISIONAL
29

Upaya untuk
memelihara dan
meningkatkan
kesehatan serta
mencegah dan
ASUHAN mengatasi
PROGRAM MANDIRI
Asman mendukung gangguan
INDONESIA Germas dan KESEHATAN
SEHAT PIS PK TRADISIONAL kesehatan ringan
dengan secara mandiri oleh
Pemanfaatan individu dalam
TOGA dan keluarga, kelompok
Akupresur atau masyarakat
dengan
memanfaatkan
TOGA dan
keterampilan
ASUHAN MANDIRI
PEMANFAATAN TOGA DAN
AKUPRESUR

upaya untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan serta mencegah dan mengatasi
masalah/gangguan kesehatan ringan secara
mandiri oleh individu dalam keluarga, kelompok
atau masyarakat, dengan memanfaatkan TOGA
dan akupresur
1. Murah, aman dan mudah di dapat
karena ada disekitar kita
2. Dapat meningkatan asupan gizi
KENAPA keluarga.
DENGAN TOGA 3. Menciptakan keindahan dan
penghijauan lingkungan.
??? 4. Untuk melestarian warisan budaya
bangsa.
5. Menggalian jenis tanaman lokal asli
daerah setempat/tanaman langka
yang berkhasiat obat.
6. Menambah pendapatan keluarga
Aman dan mudah dilakukan untuk diri
sendiri maupun untuk keluarga (dengan
titik-tik yang terpilih)
KENAPA DENGAN 1. Akupresur dapat mencegah dan
AKUPRESUR mengatasi ganguan kesehatan ringan
yang ada di masyarakat
2. Memelihara dan Meningkatkan daya
tahan tubuh
3. Memulihkan kesehatan
4. Aman, bermanfaat dan dapat
dilakukan sendiri (asuhan mandiri)
PERAN PETUGAS PUSKESMAS DALAM
ASMAN
33

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan diwilayah


kerjanya

2. Berkoordinasi dalam menyusun kegiatan asuhan


mandiri pemanfaatan TOGA dan keterampilan

3. Bersama kader melakukan penyuluhan dan


pembinaan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA
dan keterampilan kepada keluarga binaan dan
masyarakat.
PERAN KADER DALAM KELOMPOK ASMAN

1. Kegiatan dikelompoknya minimal sebulan


sekali, dipimpin oleh kader dan didampingi
oleh fasilitator Puskesmas dan mitra, meliputi
kegiatan sebagai berikut :
• Keluarga dalam kelompok asman mempelajari
dan melaksanakan cara pengelolaan TOGA,
didampingi oleh sektor pertanian.
• Kader didampingi fasilitator Puskesmas dan
mitra mengajarkan kepada keluarga binaan
tentang pengolahan pemanfaatan hasil TOGA
menjadi produk untuk dimanfaatkan sendiri
ataupun untuk menambahkan penghasilan
keluarga.
PERAN KADER DALAM KELOMPOK ASMAN
lanjutan

2. Kader dan atau didampingi fasilitator Puskesmas melatih keluarga


binaan tentang keterampilan untuk diterapkan dalam keluarga
apabila mengalami gangguan kesehatan ringan.
3. Setiap keluarga mempelajari dan menerapkan asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan keterampilan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi gangguan
kesehatan ringan dalam lingkungan keluarga acuan Petunjuk
Praktis TOGA dan Keterampilan.
4. Setiap keluarga dalam kelompok asuhan mandiri berbagi
pengetahuan dan keterampilannya kepada keluarga yang lain
dalam kelompoknya.
PERAN KADER DALAM KELOMPOK ASMANlanjutan
5. Setiap keluarga dalam kelompok asuhan mandiri melakukan
penilaian diri dalam pelaksanaan kegiatan asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan keterampilan dengan mencatat
penggunaan TOGA dan keterampilan dalam rumah tangganya.
6. Kader setiap bulan merekap catatan dari keluarga binaannya,
sebagai evaluasi pelaksanaan asuhan mandiri dikelompoknya.
7. Setiap anggota kelompok asuhan mandiri yang sudah dapat
mandiri, mengajak beberapa keluarga minimal 5 – 10 keluarga
untuk bergabung dan membentuk kelompok asuhan mandiri yang
baru.
Permenkes No. 8 Tahun 2014
tentang
Pelayanan Kesehatan SPA
Pelayanan Kesehatan SPA adalah pelayanan kesehatan
yang dilakukan secara holistik dengan memadukan
berbagai jenis perawatan kesehatan tradisional dan modern
yang menggunakan air beserta pendukung perawatan
lainnya berupa pijat, penggunaan ramuan, terapi aroma,
latihan fisik, terapi warna, terapi musik, dan makanan
untuk memberikan efek terapi melalui panca indera guna
mencapai keseimbangan antara tubuh (body), pikiran
(mind), dan jiwa (spirit), sehingga terwujud kondisi
kesehatan yang optimal.
• Health SPA adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan SPA
untuk menghasilkan manfaat relaksasi dan kebugaran
• Wellness SPA adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan SPA
untuk menghasilkan manfaat peremajaan (rejuvenasi) dan
penguatan sistem tubuh (revitalisasi)
• Relaksasi adalah upaya untuk mengurangi kelelahan,
kepenatan, ketegangan, emosi, kejenuhan, baik fisik maupun
mental untuk mendapat kebugaran kembali
• Rejuvenasi adalah memelihara kesehatan sebagai proses
peremajaan tubuh
• Revitalisasi adalah upaya pemberdayaan fungsi tubuh untuk
lebih menguatkan fungsi organ tubuh yang sehat dan
mengembalikan vitalitas sehingga diperoleh tingkat kesehatan
yang lebih optimal.
Pengaturan Pelayanan Kesehatan Spa
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan SPA yang aman, bermanfaat,
bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jenis Yankes SPA

Yankes SPA Yankes SPA Medis


Tradisional

•Health SPA  @Griya


Spa Tirta I
•Wellness SPA  @Griya
Spa Tirta II dan III
Komponen Yankes SPA
1. Sumber Daya Manusia
a. Tenaga Administrasi : manajer, penerima tamu,
programmer, administrator
b. Terapis : Terapis SPA pratama, madya, dan utamaAir
2. Air : media yang digunakan dalam yankes SPA secara
eksternal maupun internal
3. Sarana : alat yang digunakan untuk mendukung yankes
SPA yang terdiri atas peralatan terapi air, pijat, terapi
aroma, alat sterilisasi, dan pendukung lainnya
4. Prasarana : mencakup bangunan yang memenuhi
persyaratan kesehatan
5. Metode/ Cara Perawatan : meliputi penggunaan ramuan
dan massage/pijat
Alur Pelayanan Kesehatan SPA
Griya SPA

Griya SPA Tirta I Relaksasi

Griya SPA Tirta II Relaksasi


Rejuvenasi

Relaksasi
Rejuvenasi
Griya SPA Tirta III
Revitalisasi
Persyaratan dan Perizinan
• Setiap penyelenggara Yankes SPA tradisional harus memiliki
Tanda Daftar Usaha Pariwisata dan izin teknis
• Tanda Daftar Usaha Pariwisata dikeluarkan oleh Gubernur atau
Bupati/Walikota setelah mendapat izin teknis dari Dinkes
Kab/Kota.
• Kepala DinKes harus melaksanakan verifikasi persyaratan
berdasarkan self assessment atau kajian administrasi dan teknis
lainnya setelah menerima permohonan, dapat mengikutsertakan
asosiasi SPA.
• Izin teknis diberikan dalam jangka waktu 5 tahun
• Terapis SPA harus memiliki STPT yang diterbitkan oleh Dinkes
Kab/Kota
TATA CARA PERMOHONAN IZIN
TEKNIS GRIYA SPA
PERIZINAN SPA TERAPIS
Peran Pemangku Kepentingan dalam
Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan
SPA
Peran Pemangku Kepentingan dalam
Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan SPA
(3)
SANKSI ADMINISTRATIF
 Berdasarkan PMK No. 8 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan SPA pasal 17
ayat (3), Sanksi administratif sebagaimana
dimaksud) dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pencabutan izin.
Peran Pemangku Kepentingan dalam
Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan
SPA (2)
52

S E H AT DIAWALI DARI S AYA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai