• Tumbuh • Kekerasan • Berkembang • Diskriminasi • Berpartisipasi ASAS • Non Diskriminasi • Kepentingan Terbaik Anak • Hak Untuk Hidup, Kelangsungan Hidup, dan Perkembangan • Penghargaan Terhadap Pendapat Anak Dalam penyelenggaraan perlindungan anak, Negara Republik Indonesia menganut prinsip- prinsip dasar Konvensi Hak-hak Anak, yang salah satunya adalah kepentingan yang terbaik bagi anak. (Pasal 2 UU No. 23/2002 Jo UU No.35/2014) APA SAJA HAK-HAK ANAK ITU ?
• KELANGSUNGAN HIDUP;
• TUMBUH;
• BERKEMBANG;
• BERPARTISIPASI;
• TERLINDUNGI DARI KEKERASAN,EKSPLOITASI
DAN DISKRIMINASI. KASUS CALISTA EFFEKTIVITAS PERLINDUNGAN ANAK , memerlukan :
1. adanya perangkat hukum berupa peraturan
perundang-undangan yang perspektif pada perlindungan anak; 2. kebijakan ini juga harus jelas struktur pelaksana dan pembiayaannya; 3. adanya kontrol masyarakat, Kabupaten/Kota Layak Anak:
sistem pembangunan satu wilayah
administrasi yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana serta menyeluruh dan berkelanjutan dalam program dan kegiatan pemenuhan hak anak Peraturan Menteri No.02/2009 tentang Kebijakan Kabupaten/kota Layak Anak bertujuan
meningkatkan komimen pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di
kabupaten/kota dalam upaya mewujudkan pembangunan yang peduli terhadap anak, kebutuhan dan kepentingan bagi anak; mengintegrasikan potensi sumberdaya manusia , keuangan, sarana, prasarana, metoda dan teknonologi yang ada pada pemerintah, masyarakat serta dunia usaha di kabupaten/kota dalam mewujudkan hak anak; mengimplementasi kebijakan perlindungan anak melalui perumusan strategi dan perencanaan pembangunan kabupaten/kota secara menyeluruh dan berkelanjutan sesuai dengan indikator Kota Layak Anak; , memperkuat dan kapasitas pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan pembangunan di bidang perlindungan anak. Pengembangan kebijakan KLA memberikan arah dan panduan bagi pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat luas dalam membangun suatu lingkungan atau kawasan yang infrastruktur dan perangkat hukumnya berprespektif pada perlindungan anak. Jauhkan ABH dari Penjara
• Penangkapan, penahanan, atau tindak
pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terkhir ( Pasal 16 ayat (3) UU No. 23/2002 jo UU 35/2014). Hak anak dlm proses peradilan • Tidak dianiaya, disiksa, atau dihukum secara tidak manusiawi; • Tidak dijatuhi pidana mati atau seumur hidup; • Tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum; • Tidak ditangkap, ditahan atau dipenjara secara melawan hukum, atau jika sebagai upaya terakhir (measure of the last resort); • Hak diperlakukan secara manusiawi dalam proses peradilan pidana • Hak atas bantuan hukum, untuk membela diri dan memperoleh keadilan di Pengadilan Anak yang bebas dan tak memihak Restorative justice • Bergeser dari lex talionis atau retributive justice • Menekankan pada upaya pemulihan keadaan • Berorientasi pada korban • Memberi kesempatan pada pelaku untuk mengungkapkan rasa sesalnya pada korban dan sekaligus menunjukkan tanggungjawabnya; • Memberi kesempatan pada pelaku dan korban untuk bertemu dan mengurangi animosity • Mengembalikan keseimbangan dalam masyarakat • Melibatkan anggota masyarakat dalam upaya pengalihan • Mengurangi beban sistem peradilan pidana Implikasi yang diharapkan • Berkurangnya jumlah anak yang masuk dalam proses peradilan pidana, khususnya dalam lembaga pemasyarakatan berkurangnya beban Sistem Peradilan Pidana • Meningkatnya partisipasi publik dalam penanganan anak yang berhadapan dengan hukum • Meningkatnya peran advokat dalam kasus-kasus anak di pengadilan, dengan pendekatan restorative justice Selanjutnya, nasib mereka, ada di tangan anda….. ?