PERBUATAN
PIDANA
Prof. Moeljatno
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang
oleh aturan hukum, larangan mana disertai
ancaman (sanksi) berupa pidana tertentu, bagi
barangsiapa yg melanggar larangan tersebut.
Larangan ditujukan kepada perbuatan
sedangkan ancaman pidana ditujukan kepada
orang yang melakukan perbuatan pidana.
UNSUR/ELEMEN DELIK (Moeljatno, 64)
Moeljatno
Bahwa orang tidak mungkin dipertanggung
jawabkan (dijatuhi pidana) kalau dia tidak
melakukan perbuatan pidana, tetapi meskipun
melakukan perbuatan pidana tidak selalu dia
dapat dipidana, hal ini tergantung keadaan
psyche seseorang (kemampuan bertanggung
jawab).
Tidak semua delik dikenai
sanksi
1. Pada orang yang tidak mampu
bertanggung jawab (pasal 44 KUHP)
2. Perbuatan karena adanya daya paksa
(overmach, pasal 48 KUHP)
3. Perbuatan karena pembelaan terpaksa
(noodweer, pasal 49 KUHP)
4. Melaksanakan UU dan perintah jabatan
(pasal 50 dan 51 KUHP)
Kemampuan bertanggungjawab
Menurut Van Hamel :
Bahwa orang itu mampu untuk menginsyafi arti
perbuatannya dalam hal makna dan akibat sungguh-
sungguh dari perbuatannya sendiri;
Mampu untuk menginsyafi bhw perbuatannya itu
bertentangan dengan ketertiban masyarakat;
Mampu menentukan kehendaknya terhadap perbuatan itu.
Menurut Simons
Jika orang mampu menginsyafi perbuatannya yang
bersifat melawan hukum; dan
Sesuai dengan penginsyafan itu dapat menentukan
kehendaknya.
Menurut MvT (Memori van Toelichting/Memori Penjelasan
KUHP)
Bahwa “tidak mampu bertanggung jawab adalah”,
dalam hal seseorang :
Tidak diberi kebebasan memilih antara berbuat
atau tidak berbuat untuk apa yang oleh undang-
undang dilarang atau diperintahkan;
Ada dalam keadaan tertentu sehingga tidak dapat
menginsyafi perbuatanya bertentangan dengan
hukum dan tidak mengerti akibat perbuatannya,
dengan demikian maka kemampuan bertanggung
jawab merupakan elemen daripada kesalahan,
karenanya bagi orang yang tidak dapat
dipertangjawabkan, maka kesalahannya pun tidak
Tentang Kesengajaan
Menurut MvT
Sengaja adalah merupakan perbuatan yang di kehendaki dan
diketahui (dikehendaki apa yg di perbuat serta diketahui pula
apa yg diperbuat).
Ada dua teori yg bertentangan :
Teori Kehendak (de wils theorie), dari Von Hippel
“Bahwa sengaja adalah kehendak untuk membuat suatu
perbuatan dan kehendak untuk menimbulkan akibat dari
perbuatan itu “.
Teori Pengetahuan (de Voorstellings Theorie), dari Frank.
“Bahwa tidaklah mungkin sesuatu akibat atau hal ihwal yang
menyertai itu dapat dikehendaki”.
KEJAHATAN & PELANGGARAN
Kejahatan adalah Rechtsdelicten (mala in se) adalah
perbuatan-perbuatan yang meskipun tidak ditentukan
dalam UU sebagai perbuatan pidana akan tetapi telah
dirasakan sebagai perbuatan yang bertentangan
dengan tata hukum dan bersifat jahat, seperti
membunuh.
Pelanggaranadalah wetdelicten (mala prohibita)
adalah perbuatan-per-buatan yang sifat melawan
hukumnya baru diketahui setelah ada aturan yang
menentukan demikian, seperti pelanggaran lalu lintas.
Perbedaan “Kwantitatif”
Didasarkan atas berat atau ringannya ancaman pidana
secara umum ancaman pidana bagi kejahatan lebih berat
daripada pelanggaran.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa Pidana
penjara hanya utk kejahatan saja dan bentuk kesalahan
dalam kejahatan harus dibuktikan. Percobaan terhadap
pelanggaran tidak dipidana. Tenggang kadaluwarsa
pelanggaran lebih pendek daripada kejahatan.
Menurut ilmu pengetahuan
Kejahatan adalah Crimineel – Onrecht : “Suatu perbuatan
yang bertentangan dengan kepentingan hukum”.
Pelanggaran adalah Politie – Onrecht : “Suatu perbuatan
yang tidak mentaati larangan atau keharusan yang
ditentukan penguasa negara. Kejahatan adalah
memperkosa kepentingan hukum. Pembunuhan,
Delict menurut pembagian Ilmu Pengetahuan:
Andi, 96-102
Permasalah
Kata-kata yang digunakan dalam KUHP (warisan
Belanda) masih menggunakan bahasa Belanda
yang terkadang sulit diterjemahkan dengan
bahasa Indonesia
Mis. “Strafbaarfeit” (peristiwa/tindak)
Interpretasi sistematis (dogmatis)