Anda di halaman 1dari 23

PERBUATAN

PIDANA
PEMAHAMAN
Istilah “Strafbaarfeit”
(Prof. Moeljatno. Hal. 59)

1. Perb yg dpt dihukum,


2. Perb yg boleh dihukum,
3. Peristiwa pidana,
4. Pelanggaran pidana,
5. Perbuatan pidana, dan
6. Tindak pidana (delict).
Prof. Moeljatno
Perbuatan pidana adalah perbuatan yg
dilarang oleh aturan hukum, larangan mana
disertai ancaman (sanksi) berupa pidana
tertentu, bagi barangsiapa yg melanggar
larangan tersebut

Larangan pd perbuatan
Ancaman pidana kpd orang . .
Prof. Simon
• Perbuatan pidana (delik) adalah kelakuan yang diancam
dengan pidana yang bersifat melawan hukum yang
berhubungan dengan kesalahan dan dilakukan oleh
orang yang mampu bertanggung jawab.
• Jadi dikatakan sebagai perbuatan pidana apabila :
• Perbuatan yg dapat diancam pidana oleh hukum,
• Perbuatan yg boleh bertentangan dengan hukum,
• Dilakukan oleh orang yang bersalah
• Dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab
atas perbuatannya
Van Hamel
• Delik adalah kelakukan manusia yang
dirumuskan dalam UU, melawan hukum, yang
patut dipidana dan dilakukan dengan
kesalahan.
VOS
• Delik adalah suatu kelakukan manusia yang
oleh peraturan per-UU-an diberi pidana. Jadi
delik adalah suatu kelakuan manusia yang
pada umumnya dilarang dan diancam dengan
pidana.
Dikatakan sbg Tindak pidana, apabila :

a. melawan hukum;
b. merugikan masyarakat;
c. dilarang oleh peraturan pidana;
d. pelakunya diancam dengan pidana.
UNSUR/ELEMEN DELIK (Moeljatno, 64)

• Adanya kelakuan dan akibat


• Hal ikhwal atau keadaan yang menyertai
perbuatan
 Berkaitan dengan diri pelaku delik (Mens rea)
 Berkaitan dengan diluar diri pelaku delik( actus reus)
 Keadaan tambahan yang memberatkan pidana
 Unsur melawan hukum yang obyektif
 Unsur melawan hukum yang subyektif
CARA MERUMUSKAN DELIK
• Dengan menentukan unsur delik (362, pencurian)
• Hanya memberikan kualifikasi perbuatan atau
mencantumkan pengertian umum perbuatan
(297, perdagangan wanita)

• Merumuskan delik secara formil (pokok perumusan


nya adalah perbuatannya, mis. 362 pencurian)

• Merumuskan delik secara material (pokok perumusan


nya adalah akibat perbuatanya, mis. 351 penganiayaan, akibatnya sakit)
Rumus P.O.P (Unsur-Unsur Strafbarfeit)

P + O = P (Pidana)

 Mens rea - KBJ (Kemampuan Bertanggung Jawab)


 SMH - Culpa (Kelalaian)/Dolus (Kesengajaan)
 Memenuhi Unsur Delik -Alasan Penghapus Pidana
-1. Alasan Pemaaf. 2.Alasan Pembenar
Alasan Penghapus Pidana dalam KUHP

• Dalam KUHP tidak ada disebutkan istilah-istilah alasan pembenar dan alasan
pemaaf. Bab ketiga dari buku pertama KUHP hanya menyebutkan alasan-alasan
yang menghapuskan pidana.Dalam teori hukum pidana,
1. Alasan pembenar, yaitu alasan yang menghapuskan sifat melawan hukumnya
perbuatan, sehingga apa yang dilakukan oleh terdakwa lalu menjadi perbuatan
yang patut dan benar.
2.Alasan pemaaf, yaitu alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa. Perbuatan
yang dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan hukum, jadi tetap
merupakan perbuatan pidana, tetapi dia tidak dipidana, karena tidak ada
kesalahan.
3.Alasan penghapus penuntutan, disini permasalahannya bukan ada alasan
pembenar maupun alasan pemaaf, jadi tidak ada pikiran mengenai sifatnya
perbuatan maupun sifatnya orang yang melakukan perbuatan, tetapi pemerintah
menganggap bahwa atas dasar utilitas atau kemanfaatannya kepada masyarakat,
sebaiknya tidak diadakan penuntutan.
• MvT dari KUHP Belanda dalam penjelasannya mengenai alasan penghapusan
pidana ini, mengemukakan apa yang disebut alasan-alasan tidak dapat
dipertanggungjawabkan seseorang atau alasan-alasan tidak dapat dipidananya
seseorang. Alasan-alasan tersebut masuk dalam alasan penghapus dan alasan
pembenar antara lain:
1. Alasan tidak dapat dipertanggungjawabkan seseorang yang terletak pada diri orang
itu (inwedig), ialah pertumbuhan jiwa yang tidak sempurna atau terganggu karena
sakit (Pasal 44 KUHP);
2. Alasan tidak dipertanggungjawabkan seseorang terletak di luar orang itu
(uitwendig), ialah dalam KUHP terdapat pada Pasal 48 s/d 51:
3. Daya memaksa (overmacht) (Pasal 48);
4. Pembelaan terpaksa (noodweer) (Pasal 49);
5. Melaksanakan undang-undang (Pasal 50);
6. Melaksanakan perintah jabatan (Pasal 51).
Pembagian Perbuatan Pidana
Kejahatan dan Pelanggaran

> Tidak ada pasal dlm KUHP ttg pembagian tsb,


> Buku II ttg Kejahatan (misdrijven);
> Buku III ttg Pelanggaran (overtredingen)
Berdasarkan MvT (Memori van Toelichting)
atau Memori Penjelasan KUHP, bahwa :

Kejahatan adalah “Rechtsdelicten” :

> Suatu perb yg meskipun tdk ditentukan dlm


undang-undang sbg perb pidana, namun di
rasakan sbg perb yg bertentangan dg hukum
Pelanggaran adalah “Wetsdelicten” :

> Suatu perbuatan yang sifat melawan hukum


nya baru dpt diketahui setelah ada undang-
undang yg menentukan demikian.
Perbedaan secara “Kwantitatif” :

- didasarkan atas berat atau ringannya anca


man pidana;
- secara umum ancaman pidana bagi kejaha
tan lebih berat dpd pelanggaran.
Dg demikian maka dpt dikatakan bhw :

1. Pidana penjara hanya utk kejahatan saja;


2. Bentuk kesalahan dlm kejahatan hrs dibukti-
kan;
3. Percobaan thdp pelanggaran tdk dipidana;
4. Tenggang kadaluwarsa pelanggaran lebih pen
dek dpd kejahatan;
5. Dlm delik berbarengan (concursus) cara
pemidanaan berbeda antara kejahatan dan
pelanggaran.
Perbedaan Kejahatan dan Pelanggaran
Menurut Ilmu Pengetahuan

Kejahatan adlh Crimineel – Onrecht :


“Suatu perb yg bertentangan dg kepentingan
hukum”.
Pelanggaran adlh Politie – Onrecht :
“Suatu perb yg tidak mentaati larangan atau
keharusan yg ditentukan penguasa negara.
> Kejahatan adlh memperkosa kepentingan hu-
kum. pembunuhan, pencurian dlsb.

> Kejahatan dan Pelanggaran sifat dan hakekat


nya berbeda.
Delict menurut pembagian Ilmu Pengetahuan:
Andi, 96-102

1. Doleuse delicten dan Culpose delicten;


2. Formele delicten dan materiele delicten;
3. Commissie delicten dan Omissie delicten;
4. Zelfstandige delicten dan Voorgezette delicten
5. Aflopende delicten dan Voordurende delicten
6. Enkelvondige delicten dan Gequalifiseerde dlc
7. Politieke delicten dan Commune delicten
8. Delicta propira dan Commune delicten
9. Delict yg ditentukan menurut penggolongan kepentingan hukum yg
dilindungi.
1. Delik kesengajaan dan kelalaian
2. Delik formil dan materiil
3. Delik karena melanggar larangan dan mengabaikan
keharusan
4. Delik yang berdiri sendiri dan diteruskan
5. Delik selesai dan berlanjut
6. Delik tunggal dan berantai
7. Delik politik dan umum
8. Delik khusus dan biasa/umum
9. Mis. Delik keamanan negara, kesusilaan,
kepentingan orang dan harta benda serta
kepentingan masyarakat
TUGAS
BUAT MAKALAH MIN. 10 LEMBAR
TENTANG JENIS-JENIS DELIK
DAN PENGATURANNYA
DALAM KUHP
DIKUMPULKAN SEBELUM UTS
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai