PEMBIMBING:
drg. ELLI YANE BANGKELE, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
penyakit yang sering terjadi pada anak. Infeksi Saluran
Pernapasan Akut juga merupakan salah satu penyebab utama
kunjungan pasien di sarana kesehatan.
Sebanyak 40%-50% kunjungan berobat di puskesmas dan
15%-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan inap di
rumah sakit disebabkan oleh ISPA
Kebiasaan merokok orang tua di dalam rumah menjadikan
balita sebagai perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok.
Rumah yang orang tuanya mempunyai kebiasaan merokok
berpeluang meningkatkan kejadian ISPA sebesar 7,83 kali
dibandingkan dengan rumah balita yang orang tuanya tidak
merokok di dalam rumah.
■ Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
tentang kejadian ISPA yaitu pada tahun 2015 berjumlah 115.185
kasus dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 120.177 kasus.
■ Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Mamboro jumlah kasus ISPA yang ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Mamboro tahun dari 2015-2019, yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan perilaku merokok didalam rumah dengan
kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Mamboro.
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui perilaku merokok didalam rumah di
Puskesmas Mamboro
b. Untuk mengetahui kejadian ISPA pada balita di Puskesmas
Mamboro
D. Manfaat Penelitian
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini kiranya dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan dalam bidang penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
■ Tinjauan Tentang ISPA
a. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sering disebut juga
dengan Infeksi Respiratori Akut (IRA). Infeksi respiratori akut
terdiri dari Infeksi Respiratori Atas Akut (IRAA) dan Infeksi
Respiratori Bawah Akut (IRBA). Disebut akut, jika infeksi
berlangsung hingga 14 hari
Klasifikasi penyakit ISPA menurut (Widoyono, 2011) :
1) Bukan Pneumonia, mencakup kelompok pasien balita dengan batuk
yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekwensi napas dan tidak
menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke arah
dalam. Contohnya adalah common cold, faringitis, tonsilitis, dan otitis.
2) Pneumonia, didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran
bernapas. Diagnosis gejala ini berdasarkan usia. Batas frekwensi napas
cepat pada anak berusia dua bulan sampai <1 tahun adalah 50 kali per
menit dan untuk anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali per menit.
3) Pneumonia berat, didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran
bernapas disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah
ke arah dalam (chest indrawing) pada anak berusia 2 bulan sampai <5
tahun. Untuk anak berusia <2 bulan, diagnosis pneumonia berat
ditandai dengan adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan
sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat
pada dinding dada bagian bawah ke arah dalam (severe chest
indrawing).
Faktor resiko ISPA
b. Perilaku Merokok
1. Definisi Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan
dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya
atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan.
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap isinya,
baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.
Dampak Rokok Bagi
Kesehatan
Menurut Center of Disease Control (CDC) dalam merokok
membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok
menyebabkan penyakit dan memperburuk kesehatan, seperti
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Asap rokok dari orang tua atau penghuni rumah yang satu
atap dengan balita merupakan bahan pencemaran dalam ruang
tempat tinggal yang serius serta akan menambah resiko
kesakitan dari bahan toksik pada anak-anak.
Paparan yang terus-menerus akan menimbulkan
gangguan pernapasan terutama memperberat timbulnya infeksi
saluran pernafasan akut dan gangguan paru-paru pada saat
dewasa. Semakin banyak rokok yang dihisap oleh keluarga
semakin besar memberikan resiko terhadap kejadian ISPA.
Kerangka Konsep
gangguan paru-paru pada saat dewasa. Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep
tersebut dibuat dalam skema sebagaimana gambar di bawah ini:
Keterangan : Diteliti
Mencari Hubungan
Landasan Teori
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mamboro.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari
2020
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2014). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang memiliki
balita di Puskesmas Mamboro berjumlah 989 orang.
2. Sampel
Sampel terdiri atas sebagian populasi terjangkau yang
dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui
sampling. Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari
populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,
2014). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi
yaitu sebagian orang tua yang memiliki balita di Puskesmas
Mamboro yang telah memenuhi kriteria inklusi.
Besar Sampel
■ Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai
berikut (Setiawan, 2011):
Keterangan :
■ N = besar populasi
■ n = besar sampel
■ d = tingkat kesalahan absolute yang dikehendaki 10%
2. Kriteria Ekslusi
a. Balita yang orang tuanya tidak bersedia menjadi
responden
b. Orang tua pasien tidak bias baca tulis
Variabel Penelitian
Variabel Bebas (independent variable)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependent (variabel
terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah perilaku merokok orang tua dan anggota keluarga
yang tinggal serumah.
Data Primer
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung
melalui pembagian kuesioner pada orang tua yang
memiliki balita yang merokok atau memiliki keluarga
serumah yang merokok di wilayah kerja puskesmas
Mamboro
Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas
Donggala tentang jumlah orang tua yang memiliki balita.
Cara pengukuran
Cara pengukuran dilakukan dengan wawancara dan observasi
menggunakan ceklist yang berisi pertanyaan tentang tentang
perilaku merokok orang tua dan anggota keluarga yang
tinggal serumah dan kejadian penyakit ISPA pada balita.
Pengolahan Data
Keterangan : P = Presentase
f = Frekuensi
n = Sampel
Analisis Bivariat
Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan sebagai hasil penelitian (Nursalam, 2014).
BAB IV
HASIL PENELITIAN