Anda di halaman 1dari 16

Oleh :

Drs. H. Damri Tanjung, MA


Kepala Bidang URAIS Binsyar Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Sumatera Barat

Disampaikan Pada :
PEMBEKALAN PETUGAS YANG MENYERTAI JEMAAH HAJI
EMBARKASI PADANG TAHUN 1437 H/2016 M
Padang, 23 Mei s.d 1 Juni 2016
 Fungsi perencanaan dalam organisasi mempunyai peranan
utama dibanding fungsi manajemen lain, karena semua
kegiatan harus ada perencanaan tidak terkecuali dalam
kegiatan pelayanan terhadap jamaah haji agar tujuan yang
telah ditetapkan tercapai dg efektif dan efisien.

 Perencanaan (Rencana) adalah suatu proses yang tidak


berakhir pada rencana, akan tetapi rencana merupakan
pedoman yang harus ditindaklajuti dan diimplementasikan
dalam pelaksanaan tugas dilapangan.

 Petugas haji merupakan pilar utama dalam pelayanan


terhadap jamaah haji dan pengemban utama amanat
penyelenggaraan ibadah haji maka seorang petugas haji
harus memilki pedoman yang merupakan protap dalam
pelaksanaan tugas dilapangan agarnya terwujud koordinasi
dalam kesatuan tugas.
Undang-Undang no 13 Tahun 2008 tentang
penyelenggaraan Ibadah Haji. Yang
mengamanahkan 3 (tiga) kegiatan besar yaitu
A. Pembinaan,
B. Pelayanan,
C. Dan perlindungan.
 “Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan
kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh
siapa”.(Hani Handoko, 1999:78)

 Rencana Kerja Opersional adalah serangkaian


kegiatan yang terkoordinasi dalam kesatuan tindakan,
yang mengarah pada sasaran pencapaian tujuan
bersama dengan prinsip SIABIDIBA yang
merupakan tindak lanjut dari Rencana Strategis.
1. Protective benefits, dengan
perencanaan mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pengambilan keputusan.

2. Positive benefits, dengan perencanaan


dapat meningkatkan keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi.
1. Membantu manajemen / manejer untuk menyesuaikan
diri dg perubahan lingkungan.
2. Memberi gambaran menyeluruh terhadap rencana
operasional secara jelas baik perorangan maupun satker.
3. Lebih memberi kejelasan SIABIDIBA.
4. Memantapkan koordinasi.
5. Kejelasan tindakan dan mengurangi resiko pekerjaan
yang tidak pasti.
6. Menghemat waktu dan biaya.
 Tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji Undang-undang no. 17
th.1999 Bab II pasal 5. yang telah disempurnakan dengan undang-
undang No.13 th 2008, tentang penyelenggaraan ibadah haji
“Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan,dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui
sistem dan menejemen penyelenggaraan yg baik agar pelaksanaan
ibadah haji dapat berjalan dg aman,tertib,lancar,dan nyaman sesuai dg
tuntunan agama serta jamaah haji dpt melaksanakan ibdah secara
mandiri sehingga diperoleh haji mabrur”
 Rencana Strategis : Mewujudkan pembinaan, pelayanan
dan perlindungan terhadap jamaah haji dengan sebaik-
baiknya,melalui pelayanan umum, pelayanan ibadah,
dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh petugas
haji di Arab Saudi selama musim haji.
TUJUAN
PENYELENGGARAAN HAJI

RENCANA
STRATEGIS

RENCANA KERJA
OPERASIONAL

RENCANA TDK TETAP


RENCANA TETAP (KLB)

RKO RKO
INDIVIDUAL SATKER
 Rencana Kerja Operasional ada dua yaitu :

1. Rencana Kerja Tetap yaitu rencana kerja yang


normal sesuai dengan tugas dan fungsi serta
rincian kerja yang telah ditetapkan terdiri dari :
a. Rencana Kerja Operasional Individual
b. Rencana Kerja Operasional Satker( satuan
kerja cq.Kloter,Sektor,Daker,BPHI dll.

2. Rencana Kerja Kerja Tidak Tetap (Penanganan


Kasuskasus)
 Langkah ke 1 : Fasilitator menyusun Satuan Acara
Pembelajaran (SAP).
 Langkah ke 2 : Penjelasan Fasilitator ;
a. Fasilitator menjelaskan materi yang akan dibahas pada
diskusi serta hasil yang akan dicapai.
b. Fasilitator menjelaskan pembagian kelompok (40 orang
jadi 4/3 Klompok)
c. Pembagian Waktu :
- Penjelasan Fasilitator : 1 Jampel.
- Curah pendapat/tanya jawab : 1 Jampel
- Kerja individual menyusun RKO Perorangan : 2 jampel.
- Diskusi penyamaan persepsi Klompok Tugas : 2 jampel.
- Penyusunan RKO Satuan Kerja : : 3 Jam pel.
 Langkah ke 3 : Curah pendapat/ tanya jawab tentang Tujuan
Penyelenggaraan Ibadah Haji, dan Penentuan Rencana
Strategis, pemahaman tentang RKO.
 Langkah ke 4 : Kegiatan individual, mengidentifikasi
kegiatan sesuai Tugas dan Fungsi masing2 secara
sistematis/kronologis waktu dan tempat pelayanan
,dilanjutkan presentasi. Hasil yang ingin dicapai tersusunnya
Rencana Kerja Opersional (RKO) Individual.
 Langkah ke 5 : Diskusi Kelompok Jenis Petugas , membahas
hasil kerja individual dilanjutkan presentasi , Hasil yang
ingin dicapai penyamaan persepsi sesuai jenis tugas TPHI,
TPIHI, TKHI, TPHD, TKHD dll.
 ke 6 : Diskusi Kelompok , membahas hasil diskusi
kelompok jenis tugas dilanjutkan presentasi. Hasil yang
ingin dicapai tersusunnya Rencana Kerja Operasional
Satuan Kerja (RKO SATKER)

 Langkah ke 7 : Penyusunan Jadwal Rencana Kerja


Opersional.
RENCANA KERJA OPERASIONAL INDIVIDUAL
Jenis Petugas/Penanggung jawab : ……………………..
Penanggung Gugat : …………………………….

NO URAIAN TUGAS WAKTU TEMPAT


PELAKSANAAN

Uraian tugas harus berurutan (kronologis) secara rinci dimulai dari kegiatan awal
dimana dan kapan waktunya sampai dengan berakhir dimana dan kapan waktunya.
RENCANA KERJA OPERASIONAL SATUAN KERJA
Satuan Kerja :……………………………………..
Penanggung Gugat : ………………………………………

NO URAIAN TUGAS PENANGUNG WAKTU TEMPAT


JAWAB PELAKSANAAN

Uraian tugas harus berurutan (kronologis) secara rinci dimulai dari kegiatan
awal dimana dan kapan waktunya sampai dengan berakhir dimana dan
kapan waktunya.
CONTOH FORMAT JADWAL
NO WAKTU PELAKSANAAN
URAIAN KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER
I II III IV I II II IV I II III IV
TERIMA KASIH

TERIMA KASIH 16

Anda mungkin juga menyukai