Anda di halaman 1dari 34

GUILLAIN-BARRE SYNDROME

Khalisa Rifda Sumayyah


G1A219022
Pembimbing
dr. Nur Amaliah Verbty, Sp.S
• Guillain-Barre Syndrome → imun menyerang sistem saraf tepi

• Jarang, 1-2 orang per 100.000 penduduk → ♂ > ♀


• Autoimun → keadaan/penyakit yang mendahului (infeksi)

• Kesemutan • Ascending
• Kelemahan • Simetris
• Kelumpuhan • Progresif
STATUS PASIEN
• Nama : Nn. M
• Jenis Kelamin: Perempuan
• Usia : 28 tahun
• Alamat : Tanjung Sari, Jambi Timur
• Masuk RS : 11 Februari 2020

No. Masalah Aktif Tanggal Masalah Pasif Tanggal


1. Paresthesia manus et 28 Januari 2020

peedis bilateral
Anamnesis (autoanamnesis;19 Februari 2020)

Kedua tangan dan


kaki kesemutan; dapat
Kedua tangan diangkat, digerakkan Keluhan Utama
dan kaki dan menahan beban
Lokasi: Kualitas

Onset Kuantitas

Mendadak Mengganggu aktivitas; Kesemutan pada


setelah buang nyeri setiap kali berjalan kedua tangan dan
dan tidak sanggup kaki sejak ± 2 hari
air besar SMRS
berjalan tanpa bantuan
KRONOLOGIS
Pasien datang dengan keluhan 8 jam SMRS, pasien mulai merasakan
kesemutan pada kedua tangan dan kaki kesemutan pada bibir, kaki terasa lebih
sejak 2 hari SMRS. Keluhan dirasakan berat dan nyeri setiap kali berjalan dan
mendadak pada siang hari setelah pasien tidak sanggup berjalan tanpa bantuan,
mengalami diare ≥ 10 kali. Keluhan kesemutan tangan dan kaki (+). Mual (-),
dirasakan terus menerus dan dirasa muntah (-), kejang (-), penurunan
berkurang jika diurut-urut. 1 hari SMRS, kesadaran (-), sesak napas (-). BAK tidak
keluhan kesemutan dirasakan memberat, ada keluhan. Riwayat demam, batuk,
terutama setiap kali pasien menggunakan pilek disangkal. Riwayat infeksi telinga,
tangan dan kaki untuk beraktivitas. gigi, saluran pernapasan disangkal.
Keluhan tidak berkurang pada saat Riwayat trauma disangkal. Riwayat darah
istirahat. Pasien sempat berobat ke bidan tinggi disangkal. Riwayat DM disangkal.
dan diberikan obat, namun tidak ada Alergi disangkal.
perbaikan.
RIWAYAT….

Penyakit
Penyakit Dahulu Kebiasaan Sosial Ekonomi
keluarga

• Riwayat keluhan • Riwayat keluhan • Riwayat • Pegawai swasta


serupa (-) serupa (-) konsumsi jamu- • Belum menikah
• Riwayat diabetes • Riwayat diabetes jamuan (-) • Tinggal bersama
melitus (-) melitus (-) • Riwayat orang tua
• Riwayat • Riwayat merokok (-) kandungnya
hipertensi (-) hipertensi (-) • Riwayat • Menggunakan
• Riwayat trauma konsumsi BPJS selama
(-). alkohol (-) dirawat
• Riwayat alergi(-) • Kebiasaan
olahraga jarang.
PEMERIKSAAN FISIK (OBJEKTIF)
 Kepala: Normocephal
1.Keadaan Umum  Mata : Edema palpebra (-/-),
• Compos Mentis conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
Kesadaran
• GCS 15 ( E4M6V5) (-/-), pupil bulat, isokor,  ± 4 mm/± 4
mm, refleks cahaya (+)/(+), katarak -/-
2. Status  THT : dalam batas normal

Generalis  Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa


Tanda Vital kering (-), lidah hiperemis (-), T1-T1,
faring hiperemis (-).
Tekanan
Darah Nadi Suhu Respirasi  Leher : JVP 5+2 cm H2O,
pembesaran KGB (-), pembesaran
110/80 72 kali/ 36.5 °C 18 kali/
tiroid (-)
mmHg menit menit,
reguler
Status Generalis
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Abdomen
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V
 Inspeksi : Distensi (-), masa (-).
Jantung • Perkusi : Batas jantung dbn
 Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium
• Auskultasi : BJ I dan BJ II regular,
gallop (-), murmur (-) (+), undulasi (-), shifting dullness (-), hepar
dan lien tidak teraba
 Perkusi : Timpani (+)
 Auskultasi : Bising usus (+) N
• Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris
• Palpasi : Massa (-), Nyeri tekan (-), Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Paru krepitasi (-), fremitus taktil sama ka-ki
• Perkusi : Vocal fremitus sama ka-ki, Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)/(-),
Sonor +/+ sianosis (-)/(-)
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
C. Nervus Kranialis
Nervus Kranialis Kanan Kiri
N I (Olfaktorius)

Status Neurologis Subjektif


Objektif (dengan
Baik

Baik
Baik

Baik
bahan)
Tanda Rangsang meningeal N II (Optikus)
Tajam penglihatan Baik Baik
Kaku kuduk :- Lapangan pandang Baik Baik
Brudzinsky 1 :- Melihat warna Baik Baik
Brudzinsky 2 : -|- Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N III (Okulomotorius)
Brudzinsky 3 : -|- Sela mata Simetris Simetris
Brudzinsky 4 : -|- Ptosis Tidak ada Tidak ada
Guillain Sign : -|- Pergerakan bola Normal Normal
mata
Edelmann test : -|-
Nistagmus Tidak ada Tidak ada
Laseque : >700 / >700 Ekso/endotalmus Tidak ada Tidak ada
Kernig : >1350 / >1350 Pupil
bentuk Bulat, isokor,  4 mm Bulat, isokor,  4 mm
reflex cahaya + +
reflex konvergensi + +
N VIII (Vestibularis)
N IV (Trochlearis) Suara berbisik Normal Normal
Pergerakan bola Normal Normal Detik arloji Normal Normal
mata ke bawah- Rinne test Normal Normal
dalam Weber test Tidak ada lateralisasi
Diplopia + + Swabach test Normal Normal
N V (Trigeminus) Nistagmus Tidak ada Tidak ada
Motorik N IX (Glossofaringeus)
Otot Masseter Normal Normal Sensasi lidah 1/3 blkg Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Otot Temporal Normal Normal
Otot Pterygoideus Normal Normal Refleks muntah + +
Sensorik N X (Vagus)
Oftalmikus Normal Normal Arkus faring Simetris
Maksila Normal Normal Berbicara Normal
Mandibula Normal Normal Menelan Baik
N VI (Abdusen) Refleks muntah Baik
Pergerakan bola Normal Normal Nadi Normal
mata (lateral) N XI (Assesorius)
Diplopia - - Menoleh ke kanan + +
N VII (Fasialis) Menoleh ke kiri + +
Mengerutkan dahi Simetris Simetris Mengangkat bahu + +
Menutup mata Normal Normal N XII (Hipoglosus)
Tersenyum Normal Kedudukan lidah Normal
Sensasi lidah 2/3 Tidak diperiksa Tidak diperiksa dijulurkan
depan Atropi papil -
BADAN DAN ANGGOTA GERAK
Badan dan Anggota
Anggota Gerak Atas
Gerak Kanan Kiri
Motorik Kanan Kiri
Badan
Pergerakan Baik Baik
Motorik
Kekuatan 4 5
Respirasi Simetris Simetris
Tonus Normal Normal
Duduk
Trofi Eutrofi Eutrofi
Bentuk kolumna
Sensibilitas
vertebralis
Taktil Normal Normal
Pergerakan kolumna
Nyeri Normal Normal
vertebralis
Thermi Tidak Tidak dilakukan
Sensibilitas
dilakukan
Taktil Normal Normal
Reflek Fisiologis
Nyeri Normal Normal
Biseps + +
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Triseps + +
Reflek
Radius + +
Reflek kulit perut atas Normal Normal
Ulna + +
Reflek kulit perut Normal
Normal Reflek Patologis
tengah
Hoffman-Tromner - -
Reflek kulit perut Normal Normal
Anggota Gerak Bawah
Motorik Kanan Kiri E. Koordinasi, Gait dan Keseimbangan
Pergerakan Baik Baik Koordinasi, Gait dan
Kekuatan 5 5 Keseimbangan Hasil Pemeriksaan
Tonus Normal Normal Cara berjalan Tidak dilakukan
Trofi Eutrofi Eutrofi Test Romberg Tidak dilakukan
Sensibilitas Disdiadokinesis Tidak dilakukan
Taktil Normal Normal Ataksia Tidak dilakukan
Nyeri Normal Normal Rebound Phomenon Tidak dilakukan
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan Dismetria Tidak dilakukan
Reflek Fisiologis
Patella + + F. Gerakan-gerakan Abnormal
Achilles + + Gerakan-gerakan Abnormal Hasil Pemeriksaan
Reflek Patologis Tremor -
Babinsky - - Athetosis -
Chaddock - - Miokloni -
Rossolimo - - Khorea -
Mendel-Bechterew - -
G. Alat Vegetatif
Schaefer - -
Alat Vegetatif Hasil Pemeriksaan
Oppenheim - -
Miksi Normal
Klonus Paha - -
Defekasi Normal
Klonus Kaki - -
Tes Laseque - -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin : tanggal 11 Februari 2020 Elektrolit : tanggal 11 Februari 2020

• WBC : 7.46 103/mm3 • Na : 140.01 mmol/L


• RBC : 4.84 106/mm3 • K : 3.43 mmol/L
• HGB : 12.7 g/dl • Cl : 110.41 mmol/L
• HCT : 39.4 % • Ca : 1.07 mmol/L
• PLT : 253 103/mm3
• GDS : 81 mg/dl
RINGKASAN
S:
• Pasien perempuan 28 tahun datang dengan keluhan
kesemutan pada kedua tangan dan kaki sejak 2 hari SMRS. O:
Keluhan muncul mendadak setelah pasien mengalami diare
≥ 10 kali, dirasakan terus menerus dan dirasa berkurang jika • Kesadaran: Compos Mentis
diurut-urut.
GCS 15 ( E4 V5 M6)
• 1 hari SMRS, keluhan kesemutan dirasakan memberat,
terutama setiap kali beraktivitas dan tidak berkurang pada • Tekanan Darah : 110/80 mmHg
saat istirahat. Pasien sempat berobat ke bidan dan diberikan
obat, namun tidak ada perbaikan. • Nadi : 72 kali/ menit
• 8 jam SMRS, pasien mulai merasakan kesemutan pada bibir, • Respirasi : 18 kali/ menit, regular
kaki terasa lebih berat dan nyeri setiap kali berjalan dan
tidak sanggup berjalan tanpa bantuan. • Suhu : 36,5°C
• Mual (-), muntah (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-), • Darah rutin : dalam batas normal
sesak napas (-).
• BAK tidak ada keluhan. • Elektrolit : dalam batas normal
• Riwayat demam, batuk, pilek disangkal.
• Riwayat infeksi telinga, gigi, saluran pernapasan disangkal.
• Riwayat trauma disangkal. Alergi disangkal.
• Riwayat darah tinggi disangkal. Riwayat DM disangkal.
RINGKASAN
• Paresthesia P:
Klinis manus et pedis
bilateral • Non Medikamentosa :
• Bed Rest
Topis • Radiks nervus • Latihan anggota gerak (Fisioterapi)
spinalis

• Autoimun et
• Medikamentosa :
Etiologi
causa suspek • IVFD NaCl 20 gtt/i + drip keterolac 1 amp
Guillain-Barre
Syndrome • Inj. Metilprednisolon 4 x 1 vial
• Hypokalemic • Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
periodic
Diagnosa
Banding paralysis,
myastenia
gravis
FOLLOW UP….
Tanggal S O A P
12 Februari Kesemutan KU: Tampak sakit sedang Paresthesia manus et  IVFD NaCl 20 gtt/i + drip keterolac
2020 kedua tangan Kesadaran: Compos mentis pedis bilateral ec 1 amp
dan kaki GCS 15 (E4V5M6) suspek GBS  Inj. Metilprednisolon 4x 1 vial
TV:  Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- TD: 110/80 mmHg Onset hari ke 4 Tambahan :
- N: 83 x/m  PO. Gabapentin 2x1caps
- RR: 18x/m
- T: 36,2˚C Rencana VCT
- SpO2 : 98% Konsul Sp.KFR
13 Februari Kesemutan KU: Tampak sakit sedang. Paresthesia manus et  Lanjutkan terapi
2020 kedua tangan Kesadaran: Compos mentis pedis bilateral ec  Fisioterapi
dan kaki GCS 15 (E4V5M6) suspek GBS
TV:  Rencana rujuk untuk terapi IVIG
- TD: 100/70 mmHg Onset hari ke 5
- N: 72 x/m
- RR: 18 x/m
- T: 36,8˚C
- SpO2 : 99%
FOLLOW UP….
Tanggal S O A P
14 Februari Kesemutan KU: Tampak baik Paresthesia manus et  Lanjutkan terapi
2020 mulai Kesadaran: Compos mentis pedis bilateral ec  Fisioterapi
berkurang, GCS 15 (E4V5M6) suspek GBS
bisa berjalan TV:
ke kamar - TD: 110/70 mmHg Onset hari ke 6
mandi - N: 78 x/m
dengan - RR: 18 x/m
bantuan - T: 36,6˚C
- SpO2 : 99%
15 Februari Kesemutan KU: Tampak baik. Paresthesia manus et • Lanjutkan terapi
2020 berkurang, Kesadaran: Compos mentis pedis bilateral ec • Fisioterapi
bisa berjalan GCS 15 (E4V5M6) suspek GBS • R/ pulang besok
ke kamar TV:
mandi tanpa - TD: 120/80 mmHg Onset hari ke 7 Obat pulang :
bantuan - N: 75 x/m PO. Metilprednisolon 2 x 16 mg
- RR: 20 x/m PO. Gabapentin 2x100mg
- T: 36,9˚C PO. Lansoprazole 1x30mg
- SpO2 : 99%
Tanggal S O A P
18 Februari Kesemutan KU: Tampak sakit sedang Kekuatan motorik Paresthesia • O2 nasal canul
2020 pada tangan Kesadaran: Compos mentis Sup : 5555/5555 manus et pedis 3L/i
dan kaki GCS 15 (E4V5M6) Inf : 5555/5555 bilateral ec • IVFD NaCl 0,9%
kembali TV: suspek GBS 20 gtt/i
memberat, - TD: 110/80 mmHg Refleks fisiologis: + • Inj. Ranitidin
tangan terasa - N: 75 x/m Refleks patologis: + Onset hari ke 2x1amp
seperti - RR: 22 x/m Rangsang meningeal: - 10 • Inj.
ditarik - T: 36,9˚C Pem.nervus kranialis: dbn Metilprednisolon
- SpO2 : 99% 4x 250mg
Darah rutin
Kepala: normocephal WBC : 8.74/mm3
Mata: CA (-/-) SI (-/-) RBC : 1.430.000/mm3
Pupil:bulat,isokor(+/+) HGB : 13.7 gr/dl
Dada: simetris kanan dan kiri PLT : 212.000/mm3
Jantung: BJI/II reguler, HCT : 43%
Gallop(-) murmur(-) GDS : 75 mg/dl
Paru: vesikular (+/+), Elektrolit
wheezing(-/-)ronki(-/-) Na: 138.26
Abdomen:datar,soepel, BU K: 4.07
(+), massa (-) Cl: 105.31
Ekstremitas Sup dan Inferior : Ca: 1.05
akral dingin, CRT <2 detik, Faal ginjal
edema pretibia (-/-) Ur: 19 mg/dl
Kr: 0,6 mg/dl
FOLLOW UP….
Tanggal S O A P
19 Februari Kesemutan KU: Tampak baik. Paresthesia manus et • O2 nasal canul 3L/i
2020 mulai Kesadaran: Compos mentis pedis bilateral ec • IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
berkurang GCS 15 (E4V5M6) suspek GBS • Inj. Ranitidin 2x1amp
TV: • Inj. Metilprednisolon 4x 250mg →
- TD: 110/80 mmHg Onset hari ke 11 4x500mg
- N: 72 x/m • Tambahan :
- RR: 18 x/m • PO. Asam folat 2x5 mg
- T: 36,5˚C • PO. B complex 2x1 tab
- SpO2 : 99% • PO. Sucralfat syr 3x 1C

Rencana MRI cervical + kontras


TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
• Penyebab terjadinya inflamasi dan destruksi pada GBS sampai saat ini
belum diketahui. Ada yang menyebutkan kerusakan tersebut disebabkan
oleh penyakit autoimun.
• Beberapa kasus SGB terjadi setelah terkena infeksi bakteri, tapi banyak
juga yang terjadi tanpa adanya pemicu.
• Infeksi virus (CMV, EBV), bakteri (Campylobacter jejuni), mycoplasma,
pneumonia, vaksinasi, pembedahan, keganasan, systemic lupus
erythematosus, tiroiditis, penyakit addison, kehamilan atau dalam masa
nifas.
KLASIFIKASI

• Acute Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy


(AIDP)

• Acute motor axonal neuropathy (AMAN)

• Acute Motor Sensory Axonal Neuropathy (AMSAN)

• Miller Fisher Syndrome


GEJALA & DIAGNOSA
Gejala tambahan Pemeriksaan LCS
1. Progresivitas dalam waktu sekitar 4 1. Peningkatan protein
minggu 2. Sel MN < 10 /ul
2. Biasanya simetris Pemeriksaan elektrodiagnostik
3. Adanya gejala sensoris yang ringan Terlihat adanya perlambatan atau blok pada
4. Terkenanya SSP, biasanya berupa konduksi impuls saraf
kelemahan saraf facialis bilateral
5. Disfungsi saraf otonom Gejala yang menyingkirkan diagnosis
6. Tidak disertai demam 1. Kelemahan yang sifatnya asimetri
7. Penyembuhan dimulai antara minggu ke 2. Disfungsi vesica urinaria yang sifatnya persisten
2 sampai ke 4 3. Sel PMN atau MN di dalam LCS > 50/ul
4. Gejala sensoris yang nyata
GEJALA & DIAGNOSA
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan neurologis ditemukan • Lumbar puncture
adanya kelemahan otot yang bersifat difus • EMG
dan paralisis. Refleks tendon akan
menurun atau bahkan menghilang. Batuk • MRI
yang lemah dan aspirasi mengindikasikan • Serum CK
adanya kelemahan pada otot intercostal.
Tanda rangsang meningeal seperti kernig
dan kaku kuduk mungkin ditemukan.
Refleks patologis seperti refleks Babinsky
tidak ditemukan.
PENGOBATAN
Penatalaksanaan utama GBS adalah mencegah dan mengelola komplikasi (seperti
masalah pernapasan atau infeksi) dan memberikan terapi suportif sampai gejala
membaik :
• Ventilator
• Monitoring tekanan darah dan denyut jantung
• Diet yang sesuai jika pasien memiliki masalah mengunyah dan menelan
• Pantau fungsi kandung kemih dan pencernaan
• Fisioterapi untuk mempertahankan kekuatan otot dan fleksibilitas
• Mencegah dan mengobati komplikasi
PENGOBATAN
• Plasmaferesis
Regimen standard terdiri dari 5 sesi (40 – 50 ml plasma/kg BB). Perdarahan aktif,
ketidakstabilan hemodinamik berat dan septikemia adalah kontraindikasi.

• Intravenous inffusion of human Immunoglobulin ( IVIg )


Dosis initial 0.4gr/kgBB/hari selama 5 hari dilanjutkan dengan dosis maintenance
0.4gr/kgBB/hari tiap 15 hari sampai sembuh.

• Kortikosteroid, anti konvulsan, vitamin neurotropik


PROGNOSIS
• Pasien yang berhasil sembuh dari SGB tetap menyisakan kelemahan
fungsi tubuh karena sel saraf merupakan jaringan yang tidak bisa
kembali dengan sendirinya ketika mengalami kerusakan. Untuk dapat
menggerakkan anggota tubuhnya kembali, seperti berjalan, makan,
berbicara, atau menulis, pasien harus melakukan terapi dan latihan
secara teratur.
• Dalam jangka waktu satu tahun atau lebih, 80% penderita SGB dapat
kembali normal.
ANALISA KASUS
• Pasien perempuan 28 tahun datang dengan keluhan
kesemutan pada kedua tangan dan kaki sejak 2 hari SMRS.
Keluhan muncul mendadak setelah pasien mengalami diare
≥ 10 kali, dirasakan terus menerus dan dirasa berkurang jika • Kesadaran: Compos Mentis
diurut-urut.
GCS 15 ( E4 V5 M6)
• 1 hari SMRS, keluhan kesemutan dirasakan memberat,
terutama setiap kali beraktivitas dan tidak berkurang pada • Tekanan Darah : 110/80 mmHg
saat istirahat. Pasien sempat berobat ke bidan dan diberikan
obat, namun tidak ada perbaikan. • Nadi : 72 kali/ menit
• 8 jam SMRS, pasien mulai merasakan kesemutan pada bibir, • Respirasi : 18 kali/ menit, regular
kaki terasa lebih berat dan nyeri setiap kali berjalan dan
tidak sanggup berjalan tanpa bantuan. • Suhu : 36,5°C
• Mual (-), muntah (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-), • Darah rutin : dalam batas normal
sesak napas (-).
• BAK tidak ada keluhan. • Elektrolit : dalam batas normal
• Riwayat demam, batuk, pilek disangkal.
• Riwayat infeksi telinga, gigi, saluran pernapasan disangkal.
• Riwayat trauma disangkal. Alergi disangkal.
• Riwayat darah tinggi disangkal. Riwayat DM disangkal.
Paresthesia manus et
pedis bilateral
Keluhan utama : kesemutan pada
kedua tangan dan kaki 2 hari SMRS
Gangguan LMN
Head to toe : tidak ada kelainan • kelumpuhan/kelemahan
bersifat flaccid
Motorik : superior 5/5, inferior 5/5 • penurunan tonus otot
R. fisiologis normal • paralisis otot flaccid
• atrofi otot, atoni
R. patologis (-) • Hiporefleks, arefleks
R. meningeal (-)
Nervus kranialis dbn
Sensibilitas dbn Guillain-Barre
Syndrome
Guillain-Barre
• Onset akut Syndrome
• Simetris • Gejala kelemahan motorik akut dan
• Glove and stocking sensation progresif, puncak 2-4 minggu
• Demam (-) saat onset gejala • Ascending paralysis dan simetris
• Glove and stocking sensation
• gangguan sensorik ringan
• disfungsi otonom
• gangguan nervus kranialis sering bilateral
• gangguan otot-otot nafas
• pemulihan 2-4 minggu pasca onset
• tidak adanya demam saat onset gejala
neurologis
Diagnosa Banding • Lumbal pungsi
• Guillain-Barre Syndrome • Laboratorium (faal ginjal,
• Hypokalemic periodic SGOT/SGPT, serologi
paralysis CMV/EBV/Micoplasma,
• Myastenia gravis antibodi glycolipid, antibodi
GMI)
• MRI
• Kesemutan tidak hilang dengan
istirahat
• Riwayat diare sebelumnya
Guillain-Barre
Syndrome
Penunjang
• Darah rutin dalam batas normal
• Elektrolit dalam batas normal
mencegah kekakuan sendi dan
Non-medikamentosa
melatih serta meningkatkan
• Bed rest
kekuatan dan fleksibilitas otot-
• Fisioterapi
otot setelah paralisa

Medikamentosa
• IVFD NaCl 20 gtt/i + drip • Rehidrasi
keterolac 1 ampul • Analgetik
• Inj. Metilprednisolon • Anti inflamasi
4x125mg • ↓sekresi asam lambung
• Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
KESIMPULAN
• Guillain-Barre Syndrome (GBS) adalah penyakit dimana sistem kekebalan tubuh
seseorang menyerang sistem saraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot, apabila
parah dapat mengakibatkan kelumpuhan, bahkan otot-otot pernapasan. Manifestasi
awal GBS biasanya bermula di saraf perifer berupa kelumpuhan di daerah tubuh
bagian distal yang semakin lama semakin naik (ascending).
• Penyebab GBS sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti. Diduga
bahwa kelainan yang mendasari penyakit ini bersifat autoimun dan biasanya terdapat
keadaan/penyakit yang mendahului (infeksi).
• Belum ada tes yang cukup spesifik dalam mendiagnosis GBS, diagnosis masih
didasarkan pada manifestasi klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang
berupa cairan serebrospinal. Penegakan diagnosis sedini mungkin memberikan
prognosis lebih baik. Belum ada drugs of choice pada penatalaksanaan GBS; PE dan
IVIg masih merupakan terapi yang paling efektif.
TERIMAKASIH…..

Anda mungkin juga menyukai