Anda di halaman 1dari 20

Episode Depresif Sedang

Dosen Pembimbing :
dr. Diva Mariska Tarastin, Sp.KJ

Oleh :
Rania Egyptiana
Sisvanesa
Laras Zoesfa Rahmalia

Kepaniteraan Klinik Senior


Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi
Fakultas Kedokteran Universitas Jambi
Anamnesis
KU : Sulit tidur yang semakin memberat sejak2 minggu SMRS

3 bulan 1 bulan 2 minggu


SMRS SMRS SMRS

Melakukan Sulit tidur Keluhan


percobaan memberat
bunuh diri
Riwayat Penyakit Dahulu
•Tidak terdapat adanya keluhan yang sama
•Gangguan neurologis: sakit kepala (+), nyeri otot (-), trauma kepala (-),
gangguan penglihatan (-), kejang (-).

•Riwayat Keluarga
Tidak terdapat adanya keluhan yang sama pada keluarga pasien

Riwayat Kehidupan Pribadi


•Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagaimahasiswa
•Riwayat perkawinan dan relasi
Pasien mulai tertarik dengan lawan jenis ketika umur 16 tahun. Pasien belum menikah.
•Aktifitas sosial
Sebelum sakit, pasien cukup aktifmengikuti acara-acara, pasien suka bersosialisasi, sering ikut di setiap
kegiatan. Hubungan pasien dengan lingkungan, teman dan tetangga sekitar baik. Tidak pernah terlibat
permusuhan.
•Riwayat hukum
Pasien tidak pernah memiliki masalah hukum.
Status Psikiatri
Keadaan Umum
Penampilan : Sesuai usia
Kesadaran : Compos mentis
Orientasi : a. Waktu : Baik Fungsi Intelektual
b. Tempat: Baik Daya Konsentrasi : Baik
c. Orang : Baik Orientasi : a. Waktu : Baik
Sikap & Tingkah laku : Kooperatif
b. Tempat : Baik
Gangguan Berpikir c. Orang : Baik
Bentuk pikir : Realistik Daya Ingat : Baik
Arus pikir : Koheren Pikiran abstrak : Baik
Isi Pikir : Preokupasi masalah orang tua Pengendalian impuls : Terganggu
Daya Nilai : Baik
Alam Perasaan Tilikan :6
Mood : Depresif Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
Afek : Depresif
Persepsi
Halusinasi : (-) Disangkal
Ilusi : (-) Disangkal
T : 36,5º C

TD :110/80 mmHg
RR : 19 x/menit

Nadi :80 x/menit


TB : 160 cm

Pemeriksaan Kepala Dan Leher : Dalam batas normal


Pemeriksaan Thorak : Dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen : Dalam batas normal
Pemeriksaan Ekstremitas : Dalam batas normal
BB : 46 kg
IMT : 17,96 ( Underweight)
Differensial Diagnosis
F32.1 Episode depresi sedang
F51.0 Insomnia non-organik
F31.3 Gangguan afektif bipolar episode kini depresi ringan sedang

Diagnosis Multiaksial
Aksis 1 : F32.1 Episode depresi sedang
Aksis 2 : ciri kepribadian introvert
Aksis 3 : Tidak ditemukan
Aksis 4 : Masalah dengan “Primary Support Group”
Aksis 5 :GAF scale tertinggi 1 tahun terakhir (80-71)berupa gejala sementara dan dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. GAF scale saat ini
70-61 (gejala sedang, disabilitas sedang)

Tatalaksana
Non farmakologis
Psikoterapi suportif
Terapi kognitif
Edukasi
Terapi Farmakologi
Sertralin 1x50 mg
Olanzapine
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Quo ad fungsional :Dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka Depresi adalah bagian dari kelompok

Definisi gangguan suasana perasaan (mood)


yang memiliki gejala utama : afek
depresif,hilangnya minat kegembiraan,
berkurangnya energi sehingga mudah
lelah dan menurunkan aktivitas dirinya

Depresi menyebabkan penurunan status kesehatan


seseorang, disamping itu berkurangnya, motivasi, emosi
dan kemampuan kognitif menyebabkan individu dengan
depresi menjadi tidak dapat berfungsi secara efektif
sehingga terdapat ketegantungan, kehilangan kepercayaan
diri, termasuk penurunan kemampuan berkomunikasi
hingga terjadi gangguan hubungan sosial yang dapat
memperburuk kondisi kesehatannya, terutama bagi
penderita penyakit kronis dan berulang
Epidemiologi
• Perempuan dua kali lipat lebih
• Gangguan depresi paling sering terjadi besar dibanding laki-laki.

dengan prevalensi seumur hidup sekitar Berdasarkan usia, depresi sering


terjadi pada rata-rata usia sekitar
15 persen. Penderita perempuan dapat
40 tahun-an. Hampir 50% awitan
mencapai 25 persen, sekitar 10 persen di
diantara usia 20-50 tahun.
perawatan primer dan 15 persen dirawat Gangguan depresi berat dapat
dirumah sakit. Pada anak sekolah timbul pada masa anak atau

didapatkan prevalensi sekitar 2 lanjut usia.

persen,dan usia remaja 5 persen.


Etiologi dan Patofisiologi

Faktor Biologi

A
Norepinefrin dan serotonin adalah dua neurotransmitter yang
paling telibat dalam patofisiologi gangguan mood.

Faktor Genetik

B Faktor genetik merupakan faktor penting dalam


perkembangan gangguan mood dengan jalur penurunan yang
kompleks.

Faktor Sosial

C Peristiwa stressful merupakan predictor terkuat untuk kejadian


episode depresi

Formulasi lain dari depresi


D Depresi merupakan hasil penyimpangan kognitif spesifik yang
menghasilkan kecenderungan seseorang menjadi depresi.
Gejala Klinis
Berdasarkan PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnostik
Gangguan Jiwa III)
Gejala Lainnya
Gejala Utama
Konsentrasi dan perhatian
• Afek depresif.
berkurang, harga diri dan
• Kehilangan minat dan kepercayaan diri berkurang,
kegembiraan. gagasan tentang rasa bersalah dan
• Berkurangnya energi yang tidak berguna, pandangan masa
menuju meningkatnya depan yang suram dan pesimistis,

keadaan mudah lelah (rasa gagasan atau perbuatan

lelah yang nyata sesudah membahayakan diri atau bunuh diri,


tidur terganggu, nafsu makan
kerja sedikit saja) dan
berkurang
menurunnya aktivitas.
Diagnosis
F32.0 Episode Depresif Ringan F32.1 Episode Depresif Sedang
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama • Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama
depresi depresi seperti pada episode depresif ringan
• Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya • Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari
• Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya gejala lainnya
• Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang- • Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar
kurangnya sekitar 2 minggu 2 minggu
• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan • Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan
sosial yang biasa dilakukannya sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

F32.2 Episode Depresif Berat tanpa


Gejala Psikotik F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
• Semua 3 gejala utama depresi harus ada 4 dari gejala
lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas • Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut
berat. F.32 tersebut
• Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi • Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham
psikomotor) yang mencolok, maka pasien tidak biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau
melaporkan gejalanya secara rinci. malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa
• Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang- bertanggung jawab atas hal itu.
kurangnya 2 minggu
F 32.8 Episode Depresif Lainnya
• Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga F 32.9 Episode Depresif YTT
kecuali paada taraf yang sangat terbatas.
Pemeriksaan Status Mental
Pikiran:
Deskripsi umum:
Pandangan negatif terhadap dunia dan
Kemunduran psikomotor secara umum dirinya sendiri. Isi pikir mereka sering
merupakan gejala yang paling sering, meliputi rasa kehilangan, rasa bersalah,
meskipun agitasi psikomotor juga terlihat pikiran bunuh diri, dan kematian.
terutama pada pasien usia lanjut. Meremas
tangan dan menarik rambut merupakan Sensorium dan kognitif:
gejala dari agitasi.
Kebanyakan pasien depresi tidak terganggu
orientasinya baik orang, tempat dan waktu meskipun
Mood, afek, dan perasaan: beberapa dari mereka tidak mempunyai minat untuk
Gejala kunci adalah depresi, menjawab pertanyaaan tentang subjek tersebut
walaupun sekitar 50% pasien selama wawancara.
menyangkal perasaan depresi dan
tidak tampak depresi Kontrol impuls:
Sekitar 10 sampai 15% melakukan bunuh diri
Suara: dan dua pertiganya mempunyai ide untuk
bunuh diri
Pengurangan jumlah dan volume bicara; mereka
merespon pertanyaan dengan satu-satu kata dan
memperlihatkan perlambatan menjawab Pertimbangan dan tilikan:
pertanyaan. Penilaian sikap dan perilaku pasien terkini, selama
wawancara.

Gangguan persepsi:
Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik Hal dapat dipercaya:
mempunyai waham atau halusinasi. Pada wawancara dan perbincangan, pasien depresi terlalu
melebihkan hal buruk dan meminimalkan hal baik
Terapi
Farmakoterapi
Rawat Inap
Antidepresan merupakan terapi
Indikasi yang jelas untuk rawat inap adalah gangguan depresif berat yang efektif
kebutuhan prosedur diagnosis, risiko bunuh diri atau dan spesifik.
membunuh dan kemampuan pasien yang menurun SSRI seperti fluoxetine, paroksetin
drastic untuk mendapatkan makanan dan tempat (Paxil), dan sertralin (Zoloft), juga
tinggal. Riwayat gejala yang berkembang cepat bupropion, venlafaksin (Efexxor),
serta rusaknya sistem dukungan pasien yang biasa nefazodon, dan mirtazapin
juga merupakan indikasi rawat inap (Remeron).

Terap Psikososial

• Terapi Kognitif
• Terapi Interpersonal
• Terapi Perilaku
Analisa Kasus
• Depresi termasuk dalam gangguan suasana perasaan/mood dengan kelainan
yang mendasar berupa perubahan suasana perasaan ke arah depresi
(suasana perasaan yang menurun) dan biasanya disertai dengan perubahan
tingkat aktivitas.
• Berdasarkan PPDGJ III, kriteria diagnosis dari gangguan depresi meliputi
adanya gejala–gejala depresi yang terjadi selama 2 minggu atau lebih.
• 3 gejala utama dari gangguan depresi :
a. Suasana perasaan dan afek depresif.
b. Hilangnya kegembiraan dan minat.
c. Merasa mudah lelah sehingga aktivitas menurun.
• Gejala tambahan dari depresi meliputi gangguan tidur, menurunnya
konsentrasi dan perhatian, perasaan bersalah dan tidak berguna, nafsu
makan berkurang, menurunnya kepercayaan diri, pesimistis, serta gagasan
atau perbuatan yang membahayakan diri seperti bunuh diri.
Analisa Kasus
• Pada pasien ini ditemukan :
a. Ketiga gejala utama depresi
b. 4 gejala tambahan lainnya, yaitu ide bunuh diri, perasaan bersalah
dan tidak berguna, gangguan tidur, serta penurunan nafsu makan.
• Gejala- gejala ini telah dirasakan oleh pasien sejak 2 minggu yang lalu dan
menyebabkan pasien tidak dapat beraktivitas sebagaimana biasanya.
• Selain gejala depresi, pasien juga mengalami halusinasi auditorik yang
sesuai dengan suasana perasaan.
• Sesuai dengan gejala yang dialami pasien, berdasarkan PPDGJ III, pasien
didiagnosis dengan episode depresi berat dengan gejala psikotik (F32.3).
• Untuk episode depresi dengan gejala psikotik, di mana ciri-ciri psikotik
muncul dalam konteks episode depresi berat.
Analisa Kasus
• Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah :
a. Farmakoterapi
1. Sertraline 50 mg 1x1
2. Olanzapine
b. Psikoterapi
1. Psikoterapi suportif
2. Terapi perilaku kognitif
3. Sleep hygiene
4. Psikoedukasi pada keluarga

• Prognosis pasien ini adalah :


Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
Kesimpulan
Berdasarkan PPDGJ III, kriteria diagnosis Terdapat tiga gejala utama : suasana perasaan
dari gangguan depresi meliputi adanya dan afek depresif, hilangnya kegembiraan dan
gejala–gejala depresi yang terjadi selama minat, serta merasa mudah. Gejala tambahan :
2 minggu atau lebih. Namun, apabila gangguan tidur, menurunnya konsentrasi dan
gejala berlangsung cepat dengan perhatian, perasaan bersalah dan tidak berguna,
intensitas yang sangat berat, diagnosis nafsu makan berkurang, menurunnya
dapat ditegakkan meskipun belum kepercayaan diri, pesimistis, serta gagasan atau
berlangsung selama 2 minggu. perbuatan yang membahayakan

Depresi termasuk dalam gangguan Tatalaksana episode depresif berat


suasana perasaan/mood dengan dengan gejala psikotik sebaiknya
kelainan yang mendasar berupa menggunakan kombinasi
perubahan suasana perasaan ke psikoterapi, yaitu terapi suportif,
arah depresi (suasana perasaan terapi perilaku kognitif, dan sleep
yang menurun) dan biasanya hygiene, serta psikofarmakoterapi,
disertai dengan perubahan tingkat yaitu obat-obatan golongan
aktivitas. antidepressan SSRI, antipsikotik
atipikal, dan benzodiazepine
Thank You

Anda mungkin juga menyukai