Anda di halaman 1dari 16

HOSPITALISASI

PADA ANAK
KELOMPOK 3

 MEMET SYUKRO
MILA SARMILA
SITI NURHALIZA
WIWIT RADIKA
YONI PRAVITA SARI
APA ITU HOSPITALISASI ?

Proses karena suatu alasan yang


terencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di
RS, menjalani terapi & perawatan sampai dipulangkan
kembali ke rumah. Perasaan yang sering muncul pada anak :
cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah
(Wong, 2000).
Stressor pada hospitalisasi

•Cemas karena Perpisahan


(separation anxiety)
•Kehilangan kendali (loss of
control)
•Injury dan nyeri pada tubuh
•Perubahan gambaran diri
•Rasa takut
REAKSI TERHADAP
HOSPITALISASI

Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat


dianggap sebagai pengalaman yang mengancam
dan stressor.Kedua hal ini dapat menimbulkan
krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak, hal ini
mungkin terjadi karena:

Anak tidak memahami mengapa dirawat /


terluka

Stress dengan adanya perubahan akan status


kesehatan, lingkungan dan kebiasaan sehari-hari

Keterbatasan mekanisme koping


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ADANYA REAKSI TERHADAP
HOSPITALISASI

Tingkat perkembangan
usia

Pengalaman sebelumnya

Keterampilan Koping

Support system dalam


keluarga

Berat ringannya penyakit


REAKSI ANAK TERHADAP HOSPITALISASI
BERDASARKAN USIA

1. Masa bayi(0-1 th)

•Pembentukan rasa percaya


diri dan kasih sayang
•Usia anak > 6 bln terjadi
stanger anxiety /cemas
•Menangis keras
•Pergerakan tubuh yang
banyak
•Ekspresi wajah yang tak
menyenangkan
Masa todler (2-3 th)

• Sumber utama adalah cemas


akibat perpisahan .Disini respon
perilaku anak dengan tahapnya.
• Tahap protes menangis,
menjerit, menolak perhatian
orang lain
• Putus asa menangis
berkurang,anak tak
aktif,kurang menunjukkan
minat bermain, sedih, apatis
• Pengingkaran/ denial
• Mulai menerima perpisahan
• Membina hubungan secara
dangkal
• Anak mulai menyukai
lingkungannya
3. Masa prasekolah ( 3
sampai 6 tahun )

• Menolak makan
• Sering bertanya
• Menangis perlahan
• Tidak kooperatif terhadap
petugas kesehatan
• Perawatan di rumah sakit
• Sering kali dipersepsikan anak
sekolah sebagai hukuman.
Sehingga ada perasaan malu,
takut, menimbulkan reaksi
agresif, marah, berontak, tidak
mau bekerja sama dengan
perawat.
4. Masa sekolah 6 sampai 12
tahun

Perawatan di rumah sakit


memaksakan meninggalkan
lingkungan yang dicintai ,
keluarga, kelompok sosial
sehingga menimbulkan
kecemasan. Kehilangan kontrol
berdampak pada perubahan
peran dalam keluarga,
kehilangan kelompok
sosial,perasaan takut
mati,kelemahan fisik. Reaksi
nyeri bisa digambarkan dengan
verbal dan non verbal
5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun
)

• Anak remaja begitu percaya dan


terpengaruh kelompok sebayanya.
• Pembatasan aktifitas
menyebabkan kehilangan kontrol
• Reaksi yang muncul :
• Menolak perawatan / tindakan
yang dilakukan
• Tidak kooperatif dengan petugas
• Perasaan sakit akibat perlukaan
menimbulkanrespon :
• bertanya-tanya
• menarik diri
• menolak kehadiran orang lain
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi dan perasaan yang
muncul dalam hospitalisasi

TAKUT

CEMAS BERSALAH

STRESS
Tingkat keseriusan penyakit anak

Pengalaman sebelumnya terhadap


sakit dan hospitalisasi

Reaksi Prosedur pengobatan


orang tua
Kekuatan ego individu
dipengaruhi
Kemampuan koping

Kebudayaan dan kepercayaan

Komunikasi dalam keluarga


Dampak hospitalisasi

Dampak hospitalisasi
yang dialami anak dan
keluarga akan
menimbulkan stress dan
rasa tidak aman. Jumlah
dan efek stress tergantung
pada persepsi anak dan
keluarga terhadap
kerusakan penyakit dan
pengobatan.
Intervensi Perawat dalam Mengatasi Dampak
Hospitalisasi

Meminimalkan stressor
Fokus
Memberikan dukungan psikologis
pada anggota keluarga klien intervensi
Mempersiapkan klien sebelum keperawatan
masuk rumah sakit
Manfaat Hospitalisasi

1. Membantu perkembangan keluarga dan 2. Hospitalisasi dapat dijadikan media


pasien dengan cara memberi kesempatan untuk belajar.Perawatan dapat
keluarga mempelajari reaksi pasien memberikankesempatan kepada
terhadap stressor yang dihadapi selama keluarga untuk belajar tentang
perawatan di rumah sakit. penyakit, prosedur, penyembuhan,
terapi, dan perawatan pasien.

3. Untuk meningkatkan kemampuan


kontrol diri dapat dilakukan dengan
memberi kesempatan kepada pasien untuk 4. klien untuk tetap menjaga
4. Fasilitasi
mengambil keputusan , sehingga tiidak
terlalu bergantung pada orang lain dan
sosialisasinya dengan sesama klien
yang ada, teman sebaya atau teman
menjadi percaya diri.
sekolah. Berikan kesempatan
padanya untuk saling kenal dan
berbagi pengalaman.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai