Anda di halaman 1dari 34

Peraturan perundang-undangan adalah peraturan

tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau


pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.
Dibentuk/dibuat oleh
pejabat yang berwenang

Isinya bersifat mengikat &


memaksa

Bersifat abstrak
Landasan • Suatu aturan rumusan peraturan perundang-
undangan harus berkaitan dengan dasar
filosofis ideologi negara

Landasan • Peraturan perundang-undangan harus


berkaitan dengan kondisi atau kenyataan yang
Sosiologis tumbuh dalam masyarakat

Landasan • Peraturan perundang-undangan harus


mempunyai landasan hukum atau hukum dasar
Yuridis atau legalitas.
• Memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan
ketentraman masyarakat

• Menimbulkan ketertiban masyarakat

• Memberikan perlindungan HAM

• Menciptakan rasa keadilan


Berdasarkan UU No.12 Tahun 2011 [Pasal 7 ayat (1)]: :
1. UUD 1945

2. Ketetapan MPR

3. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

4. Peraturan Pemerintah

5. Peraturan Presiden

6. Peraturan daerah provinsi

7. Peraturan daerah kota/kab


TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN RI
1. UUD 1945 Hak dasar tertulis
2. TAP MPR RI Putusan MPR sebagai pengemban
kedaulatan rakyat
3. UU Dibuat DPR/Pres untuk melaksanakan
UUD’45 dan TAP MPR
4. PERPU Dibuat Presiden  DPR
5. PP Dibuat pemerintah untuk melaksanakan
UU
6. KEPRES Mengatur administrasi negara,
pemerintah
7. PERDA Melaksanakan aturan hukum di atasnya
8

Jenis Peraturan Perundang-undangan diakui


keberadaannya dan mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang:
1. diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi; atau
2. dibentuk berdasarkan kewenangan.
1. UUD 1945
• UUD1945 adalah peraturan negara yang tertinggi dalam negara
Indonesia sebagai hukum dasar tertulis yang memuat dasar dan
garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara .

2. Ketetapan MPR
• Ketetapan MPR merupakan keputusan MPR yang ditetapkan dalam
sidang-sidang MPR.
• Ketetapan : putusan yang menikat ke dalam dan keluar majelis
• Keputusam : putusan yang mengikat ke dalam majelis saja
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945
• UUD 1945 terdiri atas dua kelompok norma hukum :
1Pembukaan UUD 1945 merupakan
Staatsfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara) —
> norma hukum tertinggi yg bersifat ‘pre-supposed’ dan
merupakan landasan dasar filosofis yg mengandung
kaidah dasar bagi pengaturan negara lebih lanjut.
2Batang Tubuh UUD 1945 merupakan Staatsgrundgesetz
(Aturan Dasar Negara/Aturan Pokok Negara) --> garis2
besar atau pokok2 kebijaksanaan negara utk
menggariskan tata cara membentuk peraturan
perundang2an yg mengikat umum. Termasuk norma
hukum tunggal, jadi belum dilekati oleh norma sanksi.
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
• Cara mencari dan menemukan materi muatan UU dpt
dilaksanakan melalui ketiga cara yaitu:
1. Ketentuan dlm Batang Tubuh UUD 1945
Terdapat 43 hal yang diperintahkan secara tegas utk diatur
dgn UU, yg dpt dibagi ke dlm 3 kelompok yg memiliki
kesamaan dan 3 kelompok lainnya, walaupun pembagian
tsb tdk dpt dibedakan secara tegas krn berhub satu dan
lainnya. Pembagian tsb sebagai berikut:
a.Kelompok lembaga negara: Pasal 2 ayat (1), Pasal 6 ayat
(2), Pasal 6A ayat (5), Pasal 19 ayat (2), Pasal 20A ayat (4),
Pasal 22B, Pasal 22C ayat (4), Pasal 22D ayat (4), Pasal
23G ayat (2), Pasal 24 ayat (3), Pasal 23A ayat (5), Pasal
24B ayat (4), Pasal 24C ayat (6) dan Pasal 25.
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

b. Kelompok penetapan organisasi dan alat kelengkapan


negara: Pasal 16, Pasal 17 ayat (4), Pasal 18 ayat (7), Pasal
18A ayat (1), Pasal 23D, Pasa; 23 ayat (4), dan Pasal 23
ayat (5).
c. Kelompok hak-hak (asasi) manusia: Pasal 12, Pasal 15,
Pasal 18A ayat (2), Pasal 18B ayat (1), Pasal 18B ayat (2),
Pasal 22E ayat (6), Pasal 23 ayat (1), Pasal 23A, Pasal 23B,
Pasal 23D, Pasal 23E ayat (3), Pasal 26 ayat (1), Pasal 26
ayat (2), Pasal 28, Pasal 28I ayat (5), Pasal 30 ayat (5),
Pasal 31 ayat (1), Pasal 33 ayat (5), dan Pasal 34 ayat (4).
d. Kelompok pengaturan wilayah negara: Pasal 25 A
e. Kelompok pengaturan atribut negara: Pasal 36C
f. Kelompok lain-lain: Pasal 11 ayat (3), Pasal 22A
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
2. Berdasarkan wawasan negara berdasar atas hukum
(rechtsstaat)
Dalam Pasal 1 ayat (3) ditentukan bahwa Negara Indonesia
adalah negara hukum (Rechtsstaat). Mengandung
beberapa konsekuensi di bidang perundang2an, oleh
karena hal itu menyangkut masalah pembagian kekuasaan
negara dan perlindungan HAM.

3. Berdasarkan wawasan pemerintahan berdasar sistem


konstitusi
•Negara RI menganut wawasan pemerintahan berdasarkan
sistem konstitusi, maka kekuasaan perundang-undangan di
Negara RI terikat oleh UUD dan Hukum Dasar, sedangkan
kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan peradilan terikat
oleh UU dan hukum negara.
UNDANG-UNDANG DASAR 1945 (NEXT...)
• Penjelasan UUD 1945 menentukan pelimpahan
kewenangan kepada UU untuk mengatur hal-hal yg
merupakan pengaturan lebih lanjut dari UUD, dan
pembentukan UU yg memerlukan persetujuan DPR.
• Selain itu, Pres mempunyai kewenangan membentuk PP
bagi pelaksanaan lebih lanjut dari UU, dan membentuk
peraturan lainnya dlm menjalankan pemerintahan, dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian:
1.Peraturan perundang-undangan yang memerlukan
persetujuan DPR, yaitu UU;
2.Peraturan perundang-undangan yg tdk memerlukan
persetujuan DPR, yaitu KepPres dimana peraturan
perundang-undangan disini merupakan peraturan yang
sifatnya delegasian atau atribusian dari UU.
3. Undang-Undang dan 4. Perpu
• UU adalah peraturan perundangan yang memiliki tujuan untuk
melaksanakan UUD 1945 dan Tap MPR. Yang memiliki wewenang untuk
membuat UU atau Undang-undang ini adalah DPR bersama Presiden. UU
dan Perpu ini kedudukannya adalah sejajar. Perpu dibuat oleh presiden.

5. Peraturan Pemerintah (PP)


• Untuk melaksanakan suatu undang-undang, maka dikeluarkanlah
Peraturan Pemerintah. Jadi peraturan pemerintah tersebut merupakan
bentuk pelaksanaan dari suatu undang-undang.
UNDANG-UNDANG
Materi muatan yang harus diatur dengan UU berisi
[Pasal 10 ayat (1)]:
a.Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan UUD
NRI Tahun 1945;
b.Perintah suatu UU untuk diatur dengan UU;
c.Pengesahan perjanjian internasional tertentu;
d.Tindak lanjut atas Putusan Mahkamah Konstitusi;
dan atau
e.Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat
Tindak lanjut atas putusan MK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan oleh DPR
atau Presiden [vide Pasal 10 ayat (2)]:
PERPU
• Dalam Penjelasan Pasal 22 UUD1945 dinyatakan
bahwa Perpu adalah peraturan yang setingkat
dengan UU, sehingga dalam Pasal 11 UU No. 12
Tahun 2011 ditetapkan materi muatan Perpu adalah
sama dengan materi muatan UU.
PERATURAN PEMERINTAH
• Sesuai dengan sifat dan hakikat PP, yang merupakan
peraturan delegasi dari UU, atau peraturan yang
melaksanakan suatu UU, maka materi muatan PP adalah
seluruh materi muatan UU tetapi sebatas yang dilimpahkan,
artinya sebatas yang perlu dijalankan atau diselenggarakan
lebih lanjut oleh PP.
• Pasal 12 UU No 12 Tahun 2012 merumuskan: “materi muatan
PP berisi materi untuk menjalankan UU sebagaimana
mestinya”.
• Penjelasan Pasal 12, yang dimaksud dengan “sebagaimana
mestinya” adalah penetapan PP untuk melaksanakan perintah
UU atau untuk menjalankan UU sepanjang diperlukan dengan
tidak menyimpang dari materi yang diatur dalam UU yang
bersangkutan.
6. Peraturan Presiden
• Peraturan presiden adalah peraturan perundang-undangan yang
dibuat presiden untuk menjalankan peraturan yang lebih tinggi.
Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang
diperintahkan oleh Undang-Undang, materi untuk
melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau materi untuk
melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.
PERATURAN PRESIDEN
 Setelah mengetahui dan menemukan apa yang menjadi
materi muatan UU dan PP, amaka dapat diketahui materi
muatan ‘sisanya’, yaitu materi muatan dari Keputusan
Presiden (sekarang Peraturan Presiden), baik yang bersifat
delegasi maupun atribusi.
 Pasal 13 UU No. 12 Tahun 2011 merumuskan: “materi muatan
Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh UU,
materi untuk melaksanakan PP, atau materi untuk
melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.
 Penjelasan Pasal 13, sesuai dengan kedudukan Presiden
menurut UUD NRI, Peraturan Presiden dibentuk untuk
menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut perintah UU atau
PP secara tegas maupun tidak tegas diperintahkan
pembentukannya.
7. Peraturan Daerah Provinsi
• Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi dengan persetujuan Gubernur.

8. Peraturan Daerah Kota/Kabupaten


• Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan Bupati/Walikota.
PERATURAN DAERAH
• Pasal 14 UU No. 12 Tahun 2011 merumuskan:
“materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah dan tugas pembantuan, serta menampung
kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih
lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
UUD 1945
• RUU dibahas dalam sidang-sidang BPUPKI
• UUD 1945 ditetapkan oleh PPKI
• UUD 1945 sudah mengalami 4 kali amandemen
• Amandemen dilakukan oleh MPR
• Proses amandemen ditetapkan menurut pasal 37 UUD 2945
Pembuatan keputusan majelis dilakukan 4 kali tahap pembicaraan
1.Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan yang
masuk dan hasil pembahasan itu jadi rancangan
ketetapan/keputusan MPR
2.Pembahasan oleh rapat paripurna majelis yang didahulu oleh
penjelasan pimpinan dan pandangan umum fraksi
3.Pembahasan oleh Komisi/panitia Ad Hoc Majelis
4.Pengambilan keputusan oleh rapat paripurna majelis setelas
mendengar keputusan Komisi/panitia Ad Hoc
Proses pembahasan RUU dari Pemerintah

• RUU dan penjelasan yang berasal dari presiden


disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan DPR
• Pimpinan DPR memberitahu dan membagikan RUU
kepada seluruh anggota DPR
• RUU dilaksanakan dalam 2 tingkatan
• Usul inisiatif RUU berasal dari sekurang-kurangnya 13 orang anggota
DPR atau komisi

• Disampaikan kepada DPR disepakati daftar nama dan tanda tangan


pengusul serta fraksinya

• Dalam rapat paripurna, ketua rapat memberikan dan membagikan usul


inisiatif RUU kepada anggota DPR

• Rapat paripurna memutuskan RUU tersebut diterima atau tidak

• Pimpinan DPR menyampaikan RUU kepada presiden

• Pembicaraan ditingkat DPR ( Tingkat I & II )


Dikeluarkan dalam keadaan mendesak
Kemungkinan pertama
• Menteri atau Kepala LPND memberitahu Presiden melalui
Sekretaris Negara. Kemudian presiden membuat rancangan
Perpu. Setelah selesai penyusunan diserahkan kepada SekNeg
kemudian Presiden menetapkan
Kemungkinan kedua
• Presiden berpendapat perlu dikeluarkan perpu. Prsiden
meminta dibuatkan konsep kepada SesNeg. Rancangan perpu
diserahkan kembali kepada presiden untuk ditetapkan
• Pimpinan departemen dan LPND mengajukan prakarsa kepada
presiden

• Pengajuan diteliti oleh Sekretaris Negara, kemudian presiden


menyetujui atau menerima

• Apabila presiden setuju dibentuklah panitia untuk membahas dan


mempersiapkan rancangan PP

• Rancangan PP dikoordinasikan dengan menteri/pimpinan lembaga


negara terkait

• Disetalah dipandang baik, PP diajukan pada Presiden untuk


ditetapkan dan ditandatangani
• Keputusan presiden yang sifatnya hanya mengatur dan sudah
ada sebelumya undang-undang ini berlaku.

• Proses pembentukannya tidak begitu berbeda dengan PP


• Rancangan peraturan daerah disampaikan pimpinan DPRD kepada
seluruh anggota DPRD

• Pembahasannya dilakukan 4 kali tahapan

1. Tahap I Rapat Paripurna

2. Tahap II Rapat Paripurna

3. Tahap III Rapat komisi/Gabungan komisi/panitia khusus

4. Tahap IV Rapat Paripurna


Kewajiban Warga Negara terhadap hukum dan Peraturan Perundang-
undangan

• Mematuhi hukum dan peraturan perundang undangan yang berlaku

• Melaksanakan hukum dan peraturan perundang-undangan dengan


penuh tanggung jawab dan konsekuen

• Tidak melakukan perbuatan-perbuatan atau tindakan pelanggaran


hukum dan pertauran perundang-undangan

• Mewujudkan ketertiban dan keamaanan


Ketaatan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan

• Mematuhi rambu-rambu lalu lintas di jalan raya

• Turut serta menjaga kebersihan lingkungan

• Tidak mengganggu teman yang sedang beribadah

• Tidak melakukan pengrusakan terhadap fasilitas umum

• Membayar pajak tepat waktu

• Tidak membuat keributan dan keonaran di lingkungan sekitar.


HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BERDASARKAN UU NO. 12 TAHUN 2011

Dalam Pasal 8 ayat (1), Jenis Peraturan Perundang2an


selain sebagaimana dimaksud dlm Pasal 7 ayat (1)
mencakup peraturan yg ditetapkan oleh:
• MPR • Menteri
• DPR • lembaga/ komisi yg setingkat yg dibentuk dgn
• DPD UU/ Pemerintah atas perintah UU
• DPRD Provinsi
• MA
• Gubernur,
• MK
• DPRD Kab/Kota,
• BPK • Bupati/Walikota,
• KY • Kepala Desa / yg setingkat
 BI
HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BERDASARKAN UU NO. 12 TAHUN 2011

Peraturan Perundang-undangan sebagaimana


dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan
[Pasal 8 ayat (2)]

Anda mungkin juga menyukai