Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun fungsinya.
Berikut ini disajikan contoh kegiatan sains untuk anak usia dini:
Bidang Pengembangan
Tingkat Capaian Perkembangan
dalam kehidupan sehari-hari
Capaian Perkembangan
Jenis Kegiatan:
1.
Penggabungan Warna
Indikator
Siswa dapat member contoh benda yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, oranye dan
ungu
Steples
Cara kerja:
1)
Letakkan kertas HVS putih di atas meja dan tempelkan mika kuning di atas kertas HVS.
Kemudian tempelkan mika biru di atas mika kuning. Apa yang terjadi?
2)
Dengan langkah sama, tempelkan mika merah di atas mika kuning. Apa yang terjadi?
3)
Sekarang, tempelkan mika merah di atas mika biru. Apa yang terjadi?
2.
Penggabungan Warna
Indikator:
Siswa dapat member contoh benda yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, oranye dan
ungu
*Air
2) Teteskan pewarna merah ke dalam gelas pertama, kuning ke dalam gelas kedua dan biru ke
dalam gelas ketiga. Apa yang terjadi?
3)
Bagilah cairan berwarna merah, kuning dan biru tadi masing-masing menjadi tiga.
4)
5)
6)
Konsep
Warna primer
Warna sekunder
Merah + kuning
= oranye
Merah + biru
= ungu
Kuning + biru
= hijau
1. 3.
Magnet
Indikator:
Siswa dapat membedakan benda yang disebut magnet dan benda bukan magnet
Siswa dapat membedakan benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet dan yang tidak
dapat ditarik magnet.
*Penggaris
*Gunting
*Permen
*Pensil
*Kertas
*Peniti
*Paku kecil
*Klip kertas
*Penghapus
Cara kerja
1)
Dekatkan magnet dengan benda-benda di atas satu per satu sambil berteriak Kamu
kena..
2) Amati apa yang terjadi? Jika benda tidak dapat ditarik magnet, semua berteriak
Huuuu
4.
Sulap Bunga
Indikator:
Siswa dapat mengenal salah satu sifat air, yaitu dapat masuk ke dalam pori-pori yang
halus
Kertas marmer
Gunting
Air
Cara kerja
1)
Gambarlah pola bunga pada kertas marmer seperti gambar di bawah, kemudian warnai.
2)
3)
Masuknya air ke pori-pori kertas menyebabkan serat kertas mengembang termasuk bagian
lipatan kertas. Inilah yang menyebabkan bunga terataimu menjadi mekar.
5.
Indikator:
Siswa dapat mengenal posisi benda dalam air (tenggelam, terapung, melayang)
*Cuka
*Soda kue
*Air
*Botol selai
*Sendok
Cara kerja :
1)
Isilah botol selai dengan air hingga tiga per empat bagian.
2)
Tuangkan dua sendok cuka dan dua sendok soda kue, kemudian aduk sampai merata.
3)
Ketuk-ketukkan kapur barus ke meja sehingga permukaannya yang halus menjadi kasar.
4)
Konsep
Pertama kali kapur barus akan tenggelam karena lebih berat dibandingkan air. Kemudian akan
tampak gelembung-gelembung di permukaan kapur barus. Gelembung tersebut adalah gas
karbon dioksida yang dihasilkan larutan campuran cuka dan soda kue. Sifat gas karbon dioksida
adalah lebih ringan dibandingkan air. Karena gas ini menempel pada kapur barus, maka kapur
barus akan tampak seperti berlompatan.
6.
Telur Ajaib
Indikator:
Siswa dapat mengenal posisi benda dalam air (tenggelam, terapung, melayang)
*Air
*Gelas kaca bening
Cara kerja:
1)
2)
Masukkan telur, tomat dan wortel ke dalam gelas. Apa yang terjadi?
3)
Konsep
Telur di dalam air akan tenggelam karena telur lebih berat dari pada air.
Telur di dalam larutan garam akan melayang karena telur sama berat dengan larutan garam.
7.
Paru-paru Plastik
Indikator:
*Sedotan
*Balon karet
*Pisau kertas
*Lilin mainan
*Double tip
Cara kerja:
1)
2)
Ikatkan sebuah balon di salah satu ujung sedotan, kemudian lingkari mulut botol dengan
lilin mainan.
3)
Masukkan sedotan melalui mulut botol dan gunakan lilin untuk menutup sela-selanya.
4)
Potonglah balon kedua, kemudian pasang menutupi dasar botol. Paru-paru plastic sudah
jadi.
5)
Jika balon di dasar botol ditarik, balon di dalam botol akan mengembang.
6)
Jika balon di dasar botol dilepaskan, balon di dalam botol akan mengempis.
*Penghapus
*Karton
*Lem
Cara kerja:
1)
2)
3)
Gosok-gosokkan penghapus maju mundur secara perlahan alufoil sampai motif daun
tercetak di sana.
4)
Untuk memajangnya, rekatkan tiap alufoil bermotif daun pada kertas karton, dan rekatkan
daun di sebelahnya.
Sumber Bacaan:
1. Abadi Prayitno, Amelia Piliang. 2009. Yuk, Bermain Sains Bersama Ayah dan Ibu.
Jakarta. Dian Rakyat.
2. Charner Kathy, et.al. 2005. Brain Power: Aktivitas Berbasis Minat Anak (terj.).
Erlangga for Kids.
3. Yulianti, D. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-kanak. Jakarta.
Indeks.
Terkait
Pengembangan Kecerdasan Jamak Melalui Pembelajaran Berbasis Knowledge Spiraldalam
"Pembelajaran"
Usia Dini, "The Golden Age" Si Buah Hatidalam "Parenting"
Menerapkan Disiplin dengan Kasih Sayangdalam "Parenting"
Tulisan ini dipublikasikan di Parenting, Pembelajaran dan tag anak usia dini, Aya Sophia,
bermain, sains. Tandai permalink.
Berikan Balasan
Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga
pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi
berbeda-beda sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam menerima informasi melalui
aktivitas apapun juga berbeda.
Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
kurang menariknya materi, faktor lingkungan yang ramai, kesulitan anak untuk mengerjakan, dll.
Untuk anak-anak memang sangat dibutuhkan kemampuan yang aktif untuk menyampaikan
materi dan disesuaikan dengan perkembangan motoriknya.
Sedangkan yang dimaksud dengan kesulitan konsentrasi adalah bila tidak fokus dalam
memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu
pekerjaan, dia tidak bisa menuntaskannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah berubah dan itu
terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa
didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya.
Kondisi Wajar
Dengan keadaan anak yang sulit berkonsentrasi, orang tua hendaknya tidak bisa secara langsung
menyimpulkan anaknya mengalami gangguan konsentrasi. Jika anak usia batita tampak tidak
bisa diam, seolah-olah hiperaktif, mungkin sebenarnya normal. Karena memang kondisi anakanak usia batita yang biasanya tidak bisa diam. Masalahnya, ia memang sedang berada dalam
fase eksplorasi, ingin mencoba semuan benda untuk dipegang, diremas, digigit, dilempar dan
diambil kembali, dan berlari ke sana kemari untuk menjelajah. Di usia ini kemampuan batita
untuk mempertahankan atensi memang relatif pendek.
Kalau memang si anak tidak mengalami kelainan misalnya hiperaktif, kalau disuruh diam anak,
anak juga bisa diam. Anak yang hiperaktif malah sama sekali tidak bisa konsentrasi pada semua
hal. Berbda dengan anak normal yang mungkin hanya pada hal-hal tertentu saja ia tidak bisa
diam atau dalam keadaan bosan.
Baru di usia sekitar 4-5 tahun anak mulai mampu berkonsentrasi dan menyelesaikan suatu tugas
sampai selesai. Jika anak bisa konsentrasi 5 menit saja, secara umum dapat dikatakan
konsentrasinya cukup baik, bila lebih dari 5 menit, berarti si anak memang lebih dibanding ratarata anak umumnya. Perlu diwaspadai jika si kecil berumur 5 tahun memegang sesuatu lalu
sesaat kemudian sudah dilempar (benda apa saja), berarti ada sesuatu dengan diri si anak.
Faktor Penyebab
Sulit berkonsentrasi, terlebih dahulu harus dilihat apa penyebab anak sulit berkonsentrasi?
Banyak para orang tua yang bingung dan khawatir mengenai anaknya yang sulit berkonsentrasi
atau anaknya termasuk hiperaktif.
Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya kesulitan berkonsentrasi, yaitu:
Faktor eksternal, ada dua hal yang bisa mempengaruhi, antara lain:
Lingkungan. Untuk faktor lingkungan, misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang
bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun
diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.
Pola pengasuhan yang permissive yaitu pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan
apa saja yang anak lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas
sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa membantunya sehingga ia mampu
menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang lain.
Faktor psikologis
Faktor psikologia anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi anak. Anak yang mengalami
tekanan, ketika mengerjakan sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang berbeda, misalnya suasana di sekolah yang
berbeda dengan suasana di rumah. Anak kaget, karena mempunyai teman yang lebih berani,
sehingga ketakutan dan kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya,
konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang. Jadi, karena faktor psikologis
anak yang disebabkan karena kurangnya kemampuan bersosialisasi bisa membuat anak menjadi
kurang berkonsentrasi di sekolah.
Faktor internal
Berkenaan dengan faktor internal adalah faktor dari dalam dirinya sendiri antara lain karena
adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan lebih banyak sehingga anak
cenderung menjadi hiperaktif. Jika anak lamban/lambat disebabkan karena hormone yang
dihasilkan oleh neurotransmitter-nya kurang. Sehingga bisa mengakibatkan lambannya
konsentrasi.
Konsentrasi atau perhatian biasanya berada di otak daerah frontal (depan) dan parientalis
(samping). Gangguan di daerah ini bisa menyebabkan kurang atensi atau perhatian. Jadi, karena
sistem di otak dalam memformulasikan fungsi-fungsi aktivitas, seperti penglihatan, pendengaran,
motorik, dan lainnya, di seluruh jaringan otak itu terganggu, maka anak tidak dapat
berkonsentrasi karena input yang masuk ke otak terganggu. Akibatnya, stimulasinya pun tidak
bagus, Gangguan ini bukan merupakan bawaan melainkan bisa didapat misalnya karena terkena
infeksi otak.
Karena itulah penyebab sulitnya berkonsentrasi harus dicari terlebih dahulu apakah karena faktor
eksternal atau internal. Apabila penyebabnya karena faktor lingkungan, orang tua dapat
membantu anak untuk meminimalkan lingkungan sedemikian rupa agar anak bisa fokus atau
memusatkan perhatiannya. Biasanya kalau sudah memasuki usia sekolah, di mana rentang
konsentrasi-nya sudah lebih panjang, anak tidak terlalu bermasalah kecuali jika anak memang
mempunyai kelainan. Sedangkan untuk anak yang mengalami gangguan konsentrasi yang lebih
disebabkan karena faktor dari dalam dirinya seperti hiperaktif, terapi yang diberikan adalah
secara medik/obat dan terapi perilaku. Umumnya kalau sudah diberi obat, hiperaktifnya
berkurang. Sedangkan untuk konsentrasi lambat diterapi untuk meningkatkan konsentrasinya.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi anak sulit berkonsentrasi :
Mencari tahu penyebab kesulitan anak berkonsentrasi.
Dari beberapa faktor penyebab kesulitan konsentrasi yang telah dibahas diatas, langkah
selanjutnya adalah menganalisa penyebab kesulitan anak. Misalnya: ketika mengikuti lomba
mewarnai, anak sibuk melihat pekerjaan teman sehingga ia tidak mengerjakan gambarnya. Hal
ini bisa disebabkan karena kesempatan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya kurang,
sehingga ketika ia berada di luar rumah ia begitu senangnya sehingga ia lupa dengan tugasnya.
Bisa juga anak kurang tertarik dengan mewarnai karena merasa bosan dengan aktivitas yang
menuntutnya untuk duduk diam. Setelah itu, barulah mencari solusi dan strategi yang tepat agar
anak bersedia bekerja sama menyelesaikan tugasnya.
Mencari strategi yang sesuai dengan anak.
Dalam mencari strategi yang tepat untuk mengatasi perilaku anak yang sulit, bisa didiskusikan
bersama dengan anak, untuk membuat aturan bersama-sama. Dalam membuat peraturan dan
batasan waktu pengerjaan sesuaikan dengan kemampuan anak. Memasuki usia 4-5 tahun anak
sudah mulai paham dan bisa diajak kerja sama. Misalnya: ketika ia mengikuti lomba mewarnai
anak harus menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. Jika ia cepat menyelesaikan tugasnya ia
akan diajak berjalan-jalan dan bermain di mall. Jika anak terlalu lama maka ia tidak jadi diajakjalan. Dengan begitu, harapannya anak lebih berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugasnya.
Orang tua bisa menentukan target dan waktu pencapaian sesuai dengan kemampuan anak. Begitu
juga dalam penerapannya orang tua bisa dengan menggunakan pemberian hadiah, pujian atau
pemberian yang ia suka sehingga anak termemotivasi untuk menyelesaikan apa yang sedang ia
lakukan. Anak-anak memang senang denga hadiah namun hati-hati dalam pemberiannya agar
tidak terlalu berlebihan. Dalam pemberian hadiah, selalu ada usaha yang dilakukan. Misalnya
dengan system stiker, ketika anak bisa menyelesaikan suatu pekerjaan yang kita tugaskan ia kita
beri stiker, kemudiasetelah stiker terkumpul 5 barulah diberi hadiah. Namun sebelumnya hadiah
yang diberikanpun rundingkanlah terlebih dahulu dan sesuaikan dengan kemampuan.
Melakukan aktivitas yang dapat melatih konsentrasi anak
Sebelum bersekolah, sebaiknya orang tua mulai melatih anak berkonsentrasi mulai dengan
memberikan tugas yang sederhana sampai tugas yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. Latihlah
anak untuk mampu konsentrasi dalam situasi yang berbeda-beda, mulai dari belajar sambil
ditemani, belajar sendiri sampai belajar konsentrasi bersama teman-temannya. Sehingga ketika
anak bersekolah mampu mengikuti penjelasan dari gurunya.
Manfaatkan tingginya rasa ingin tahu anak, dengan memperkenalkan beragam aktivitas meski
rentang konsentrasinya masih pendek. Gunanya, selain memperkaya pengetahuan, juga
mempertahankan daya konsentrasi anak. Sebisa mungkin orang tua kreatif memberikan variasi
kegiatan agar anak tidak bosan. Terus evaluasi rentang waktu konsentrasi anak. Pendeknya
rentan waktu konsentrasi anak bisa juga disebabkan karena kurangnya latihan atau stimulasi
melakukan suatu tugas.
Melalui aktivitas bermain, berolah raga dan seni juga bisa melatih konsentrasi anak.
- Aktivitas bermain
Dalam permainan biasanya ada instruksi yang diberikan. Dengan demikian secara tidak langsung
melatih anak untuk mengikuti instruksi dan mampu melakukannya dengan tepat dan cepat.
1. Menjumput (menggunakan jempol dan telunjuk) butiran kacang merah, jagung kedelai
sambil menghitung jumlahnya, selain melatih konsentrasi juga melatih motorik halus anak. Atau
jika bosan bisa dengan menempelkannya di sebuah tempat (tempayan) dengan digambar pola
terlebih dahulu.
2. Memindahkan air dari mangkuk/baskom kedalam botol dengan menggunakan tutup botol
tersebut. Dilakukan dengan tangan kanan dan kiri secara bergantian.
3. Bermain Puzzle juga diyakini dapat meningkatkan konsentrasi dan memori anak. Kotak susu
bekas dapat dibuat menjadi puzzle sederhana.
4. Menyusun balok bisa juga dilakukan. Menyusun balok secara horisontal keatas maupun
vertikal dalam bentuk barisan.
- Aktivitas olah raga
Dari penelitian menunjukkan bahwa dengan aktif bergerak dan berolah-raga dapat meningkatkan
kecerdasan karena dengan berolah-raga aliran darah dan oksigen ke otak akan lebih baik.
Penelitian lain juga menunjukkan, aktif bergerak akan membantu proses disintesa protein-protein
sebagai penumbuh saraf otak yang baru, yang dapat membantu menyimpan memori jangka
panjang. Dengan demikian, jelaslah bahwa aktivitas olah raga bisa membantu regenerasi kerja
otak, selain manfaat kesehatan yang akan kita peroleh. Jadi secara fisik dan mental akan lebih
sehat lagi. Misalnya olah raga :
1. Berenang, terutama dengan gaya bebas juga merupakan olahraga yg baik untuk anak,
karena berenang bisa menstimulasi indera-in sensoris, melatih konsentrasi, juga
menstimulasi otak kanan dan kiri (pada gerakan gaya bebas).
2. Sepak bola juga bisa melatih anak untuk menendang bola dengan lurus dan fokus
mengarah ke gawang.
- Aktivitas seni
Di era yang serba modern seperti saat ini, banyak sekali cara-cara yang diterapkan sebagai
bentuk usaha dalam peningkatan kecerdasan otak dan daya konsentrasi anak. Salah satunya
melalui terapi musik. Dikalangan masyarakat cara seperti ini mungkin sudah tidak asing lagi,
banyak orangtua yang menerapkan terapi ini pada buah hatinya.
Peran musik memang sangat besar untuk merangsang perkembangan otak anak. Efeknya dapat
mempengaruhi kemampuan kognitif anak, yaitu kemampuan untuk mengenali atau menafsirkan
lingkungannnya dalam bentuk bahasa, memori dan visual.
Musik mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak, karena musik merangsang pertumbuhan
sel otak. Musik bisa membuat kita menjadi rileks dan riang, yang merupakan emosi positif.
Emosi positif inilah yang membuat fungsi berfikir seseorang menjadi maksimal. Oleh karena itu
kalau orang tua mau memanfaatkan fungsi musik sebagai terapi dirumah, selain hasilnya akan
sangat bagus bagi perkembangan anak, termasuk dalam hal konsentrasi, bisa juga membuat
atmosfer rumah lebih bersemangat tapi semuanya tergantung dari musik yang didengarkan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dengan mendengarkan musik di pagi hari akan
meningkatkan daya konsentrasi siapapun yang mendengarkan.
Semua aktivitas yang dilakukan membutuhkan usaha maksimal, konsistensi, dan kesabaran
dalam melatih, mengarahkan dan memotivasi anak. Semua aktivitas yang dilakukan tidak ada
yang sifatnya instan, cepat mendapatkan hasil. Semuanya ada pengorbanan, terutama untuk
orang tua, agar meluangkan waktu bersama dengan anak dan melatihnya dengan penuh
kesabaran.
by: barnece rerung