Kadang kita mengalami kebingungan untuk memilih jenis kegiatan sains untuk diterapkan di TK. Kegiatan
berikut ini barangkali dapat menjadi salah satu alternatif yang sangat bermanfaat untuk para guru PAUD
dalam mengembangkan kemampuan sains pada anak usia dini:
Kelompok :B
Indikator : 1. Mengenal konsep sifat benda yaitu larut dan tidak larut
Tujuan pembelajaran : 1. Melalui kegiatan percobaan dan pengamatan, anak dapat meningkatkan
pengenalan konsep larut dan tidak larut
2 Melalui kegiatan percobaan dan pengamatan, anak dapat menyebutkan contoh penerapan larut dan
tidak larut dalam kehidupan sehari-hari
1. Kegiatan Awal :
2. Kegiatan Inti :
a. Guru memperlihatkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengadakan percobaan.
b. Anak-anak mengamati apa yang terjadi bila guru memasukkan bahan tertentu ke dalam gelas.
c. Anak mengamati perbedaan dan persamaan hasil campuran. Yang pertama : masukkan garam ke
dalam gelas, kemudian pasir ke dalam gelas yang lain. Adakah perbedaannya ? apa perbedaannya? gelas
berikutnya masukkan gula pasir, aduk. Bagaimana pengamatanmu ? Samakah hasilnya ?
d. Guru bersama siswa mendiskusikan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan
kata larut dan tidak larut.
e. Guru meminta anak mencoba dengan bahan lain yaitu tepung, gula merah, tanah, kerikil, sirup dan
teh. Anak mengamati perubahan warna air. Guru membiarkan anak mencobanya sendiri dan
memberikan pendapatnya.
3. Kegiatan Akhir :
1. Alat Peraga : Gelas plastik berisi air ½ penuh, garam, pasir, gula pasir, tepung, gula merah, kerikil,
sirup berwarna, sendok
Penilaian :
2. Anak yang Berkembang Sesuai Harapan dalam melakukan ketekunan, kemampuan melakukan
percobaan, kemampuan melakukan pengamatan, kemampuan melaksanakan tantangan dan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan mendapat tanda contreng (√)
3. Anak yang Belum Berkembang dalam melakukan ketekunan, kemampuan melakukan percobaan,
kemampuan melakukan pengamatan, kemampuan melaksanakan tantangan dan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan mendapat nilai (O).
Belajar Sains Sambil Bermain
Layaknya seorang ilmuwan, balita 3-4 tahun gemar melakukan beragam percobaan. Ajak ia melakukan
aktivitas sains ini.
Telepon kaleng. Mainan ini tetap asyik dimainkan dari generasi ke generasi.
Sediakan: 2 buah kaleng bekas susu kental manis dan tali rami sepanjang 2 meter.
Caranya:
Buka bagian bagian atas masing-masing kaleng dan bersihkan bagian dalamnya. Pastikan Anda sudah
menghaluskan pinggiran kaleng agar tidak melukai saat dimainkan.
Sekarang, suruh ia memegang satu kaleng dan meletakan ditelinganya dan rentangkan hingga posisi tali
lurus. “Kriiing… kriiing..halo sayang ?” Bicaralah secara bergantian.
Playdough. Ajak anak membuat Dough sendiri di rumah. Kualitas terjamin dan harga jauh lebih murah.
Sediakan: 3 gelas tepung terigu, 1 gelas garam halus, 1 gelas air dan pewarna makanan
Caranya:
Beri air sedikit demi sedikit, lalu uleni sampai adonannya lembut.
Bagi adonan menjadi beberapa bagian, lalu teteskan pewarna makanan (beda warna) secukupnya pada
masing-masing bagian.
Caranya:
Campur sabun cair dan glycerin secara perlahan ke dalam suatu wadah.
Aduk perlahan, jangan sampai menimbulkan banyak busa karena akan membuat gelembung mudah
pecah saat dimainkan.
Lengkung ujung pipe cleaner atau sedotan hingga bundar, lalu buat simpul
Celupkan pipe cleaner atau sedotan pada wadah cairan, angkat lalu tiup pelan-pelan.
Listrik statis. Ciptakan muatan listrik statis dengan cara sederhana dan menyenangkan.
Caranya:
Angkat perlahan balon itu, helai-helai rambut juga ikut terangkat karena adanya efek listrik statis. Agar
ia tahu apa yang terjadi, lakukanlah di depan cermin.
Mengapung, mengambang dan tenggelam. Layaknya seorang ilmuwan, balita 3-4 tahun gemar
melakukan beragam percobaan. Ajak ia melakukan aktivitas science ini. Anak akan bisa mengamati ada
benda-benda yang dapat mengapung, mengambang dan tenggelam di air.
Sediakan: Air di ember, benda-benda untuk dicemplungkan (misalnya kunci, gabus, kayu, kertas dan
sebagainya).
Sediakan: 2 buah gelas tinggi dan bening, air biasa dan air hangat masing-masing 500 cc dan pewarna
makanan cair.
Caranya:
Isi gelas pertama dengan air biasa dan gelas kedua dengan air hangat.
Sains adalah produk dan proses. Sebagai produk, sains adalah pengetahuan yang terorganisir dengan
baik mengenai dunia fisik alami. Sebagai proses, sains mencakup kegiatan menelusuri, mengamati dan
melakukan percobaan. Kegiatan bermain sains sangat penting diberikan untuk anak usia dini karena
multi manfaat, yakni dapat mengembangkan kemampuan:
Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam
Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan.
Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun fungsinya.
Berikut ini disajikan contoh kegiatan sains untuk anak usia dini:
Tingkat Capaian Perkembangan : siswa dapat mengenal berbagai konsep sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
Jenis Kegiatan:
1. Penggabungan Warna
Indikator
Siswa dapat member contoh benda yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, oranye dan ungu
Steples
Cara kerja:
Letakkan kertas HVS putih di atas meja dan tempelkan mika kuning di atas kertas HVS. Kemudian
tempelkan mika biru di atas mika kuning. Apa yang terjadi?
Dengan langkah sama, tempelkan mika merah di atas mika kuning. Apa yang terjadi?
Sekarang, tempelkan mika merah di atas mika biru. Apa yang terjadi?
2. Penggabungan Warna
Indikator:
Siswa dapat member contoh benda yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, oranye dan ungu
Cara kerja:
Teteskan pewarna merah ke dalam gelas pertama, kuning ke dalam gelas kedua dan biru ke dalam gelas
ketiga. Apa yang terjadi?
Bagilah cairan berwarna merah, kuning dan biru tadi masing-masing menjadi tiga.
Konsep
3. Magnet
Indikator:
Siswa dapat membedakan benda yang disebut magnet dan benda bukan magnet
Siswa dapat membedakan benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet dan yang tidak dapat ditarik
magnet.
Alat dan bahan :
Magnet, Penggaris, Gunting, Permen, Pensil, Kertas, Peniti, Paku kecil, Klip Kertas, Penghapus
Cara kerja
Dekatkan magnet dengan benda-benda di atas satu per satu sambil berteriak “Kamu kena…..”
Amati apa yang terjadi? Jika benda tidak dapat ditarik magnet, semua berteriak “Huuuu……”
4. Sulap Bunga
Indikator:
Siswa dapat mengenal salah satu sifat air, yaitu dapat masuk ke dalam pori-pori yang halus
Kertas marmer, Pensil warna atau krayon, Gunting, Mangkok yang bagian mulutnya lebar, Air
Cara kerja
Gambarlah pola bunga pada kertas marmer seperti gambar di bawah, kemudian warnai.
Letakkan bunga teratai kertasmu secara perlahan di atas permukaan air. Perlahan tetapi pasti, bunga
terataimu akan mekar.
Konsep
Kertas memiliki pori-pori yang sangat halus yang terletak di antara serat kertas sehingga tidak terlihat
oleh mata kita.
Air memiliki kemampuan masuk ke pori-pori kertas. Kemampuan ini disebut daya kapilaritas.
Masuknya air ke pori-pori kertas menyebabkan serat kertas mengembang termasuk bagian lipatan
kertas. Inilah yang menyebabkan bunga terataimu menjadi mekar.
Indikator:
Siswa dapat mengenal posisi benda dalam air (tenggelam, terapung, melayang)
Kapur barus berbentuk bola, Cuka, Soda kue, Air, Botol selai, Sendok
Cara kerja :
Isilah botol selai dengan air hingga tiga per empat bagian.
Tuangkan dua sendok cuka dan dua sendok soda kue, kemudian aduk sampai merata.
Ketuk-ketukkan kapur barus ke meja sehingga permukaannya yang halus menjadi kasar.
Konsep
Pertama kali kapur barus akan tenggelam karena lebih berat dibandingkan air. Kemudian akan tampak
gelembung-gelembung di permukaan kapur barus. Gelembung tersebut adalah gas karbon dioksida
yang dihasilkan larutan campuran cuka dan soda kue. Sifat gas karbon dioksida adalah lebih ringan
dibandingkan air. Karena gas ini menempel pada kapur barus, maka kapur barus akan tampak seperti
berlompatan.
6. Telur Ajaib
Indikator:
Siswa dapat mengenal posisi benda dalam air (tenggelam, terapung, melayang)
Cara kerja:
Masukkan telur, tomat dan wortel ke dalam gelas. Apa yang terjadi?
Konsep
Telur di dalam air akan tenggelam karena telur lebih berat dari pada air.
Telur di dalam larutan garam akan melayang karena telur sama berat dengan larutan garam.
7. Paru-paru Plastik
Indikator:
Siswa dapat mengenal cara kerja paru-paru (bernafas)
Botol air mineral bekas, Sedotan, Balon karet, Pisau kertas, Lilin mainan, Double tip
Cara kerja:
Ikatkan sebuah balon di salah satu ujung sedotan, kemudian lingkari mulut botol dengan lilin mainan.
Masukkan sedotan melalui mulut botol dan gunakan lilin untuk menutup sela-selanya.
Potonglah balon kedua, kemudian pasang menutupi dasar botol. Paru-paru plastic sudah jadi.
Jika balon di dasar botol ditarik, balon di dalam botol akan mengembang.
Jika balon di dasar botol dilepaskan, balon di dalam botol akan mengempis.
Indikator :
Berbagai bentuk daun-daun gugur, Alumunium foil tipis, Penghapus, Karton, Lem
Cara kerja:
Gosok-gosokkan penghapus maju mundur secara perlahan alufoil sampai motif daun tercetak di sana.
Untuk memajangnya, rekatkan tiap alufoil bermotif daun pada kertas karton, dan rekatkan daun di
sebelahnya.
Sumber Bacaan:
Abadi Prayitno, Amelia Piliang. 2009. Yuk, Bermain Sains Bersama Ayah dan Ibu. Jakarta. Dian Rakyat.
Charner Kathy, et.al. 2005. Brain Power: Aktivitas Berbasis Minat Anak (terj.). Erlangga for Kids.
Yulianti, D. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Indeks.
Metode Pembelajaran Paud
Metode Pembelajaran Paud – Bingung harus menggunakan metode apa dalam amengajar PAUD ? Disini
DaunSingkong akan bagi – bagi Metode Pembelajaran Paud. dalam mengajar PAUD kita ada beberapa
metode yang bisa digunakan, berikut metode – metodenya :
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
b. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia
b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
mahal
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa diharapkan kepada suatu masalah
yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah
c. Memperluas wawasan
d. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah
d. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba
melakukannya sendiri,
a. metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu,
pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
b. fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu
yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
4. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainya sering
disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah social.
a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi
yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut
untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh
bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka
akan menjadi pemain yang baik kelak.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
a. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif
b. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pamahaman isi bahan pelajaran
maupun pada pelaksanaan pertunjukan
c. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas
d. Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk
tangan.
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi
juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-
metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpilan.
a. metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dengan dunia kerja
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi
dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan
dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi
kehidupan manusia
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh,
karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari
berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya.
a. menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, tingkat
sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sanagat memerlukan
kemmpuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan
masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal untuk siswa SD sederajat bjuga bias
dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berfikir anak
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup
banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi
belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
Sekian metode pembelajaran bahasa paud yang bisa DaunSingkong Jelaskan, semoga bermanfaat …
Rancangan Pembelajaran Sains Untuk Anak Usia Dini
0 komentar
Pembelajaran sains untuk anak usia dini difokuskan pada pembelajaran mengenai diri sendiri, alam
sekitar dan gejala alam. Pembelajaran Sains pada anak usia dini memiliki beberapa tujuan, diantaranya
yaitu :
1. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2. Membantu menumbuhkan minat pada anak usia dini untuk mengenal dan memperlajari benda-benda
serta kejadian di lingkungan sekitarnya.
3. Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala
alam san memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Membantu anak usia dini untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar
sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
STANDAR KOMPETENSI
BAHAN KAJIAN SAINS : Pemahaman konsep dan penerapannya.
TUJUAN PEMBELAJARAN : Membantu anak memahami tentang konsep benda cair dan benda padat
serta sifatnya.
Pembelajaran dengan memperhatikan pilar pendidikan dari UNESCO, namun disini dipilih hanya 2 pilar
saja, yaitu :
1. Learning to know. Karena pembelajaran ini bersifat pengenalan konsep, maka tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai adalah agar anak usia dini mampu mengenal dan memahami bahwa benda padat
dan benda cair yang dapat berubah wujud karena adanya perubahan suhu.
2. Learning to do. Dengan memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan mencobanya
sendiri, anak diharapkan mampu membedakan benda cair dan benda padat.
MODEL PEMBELAJARAN : Inkuiri dengan pendekatan demonstrasi dan percobaan ilmiah sederhana.
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN :
BERCERITA (APPERSEPSI). Guru dapat memanfaatkan buku cerita bergambar atau gambar-gambar yang
berhubungan dengan materi pembelajaran.
”MENGAPA ES MENCAIR?”
Adi, Dina, Riri dan Obi sedang asyik makan es krim. Udara diluar sangat panas. Es krim mereka pun mulai
mencair.
”Cepat yuuk makan es krimnya, nanti es krim ini mencair dan menetes!” kata Adi.
Kok es krim bisa meleleh sih? Itu namanya mencair. Es krim kita berubah menjadi air.” Kok bisa jadi air
ya? Mungkin es krim ini seperti coklat. Coklat juga bisa mencair, Mamaku pernah membawakan aku
coklat tapi disimpan didalam tasnya, eh setelah dikeluarkan ternyata coklatnya sudah lembek dan
mencair..”
Bahan-bahan :
- Gelas plastik
- Es batu
- Air minum
- Sirup manis
- Wadah es batu
1. Guru mengisi 2 buah gelas dengan dengan air minum dan 2 buah gelas dengan batu es.
2. Gelas berisi air minum dimasukkan ke dalam kulkas, sedangkan gelas yang berisi batu es didiamkan di
ruangan. Tunggulah sampai kira-kira satu jam. Apa yang terjadi?
3. Setelah satu jam gelas yang yang berisi batu es telah berubah menjadi air minum, dan gelas yang
berisi air minum yang dimasukkan kedalam kulkas telah berubah menjadi es batu. Guru memperlihatkan
hasilnya kepada anak-anak.
4. Guru bertanya tentang perbedaan yang terjadi pada air dan menjawab respon yang diberikan oleh
anak.
5. Guru memberikan penjelasan tentang perubahan zat cair menjadi zat padat, dan sebaliknya.
“Jadi air berubah menjadi es di tempat yang dingin, dan es berubah menjadi air di tempat yang hangat.
Peristiwa ini disebut mencair. Banyak benda-benda selain es batu yang dapat mencair, misalnya coklat,
mentega dan lilin. Batu juga dapat meleleh jika terkena panas sekali. Seperrti lahar yang berasal dari
gunung berapi.”
DAFTAR PUSTAKA :
Anita Ganeri, Aku Ingin Tahu Mengapa Angin Bertiup, Grolier, Danbury , Connecticut, 2004.
Jim Pipe, Apa Pendapatmu? Mengapa Es Mencair, alih bahasa Felicia Asrinanda Barus, Jakarta, Erlangga,
2003.
Kathy Charner dan Maureen Murphy, Aktivitas Pintar untuk Anak Prasekolah, Penerjemah Ariavita
Purnamasari, Jakarta, Erlangga, 2004.
Charlesworth, Rosalind dan Lind, Karen K., Math and Science For Young Children, Delmar Pubisher Inc.,
1990.