Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

LAPORAN KARYA INOVATIF


1. SRI RAHAYU SAPTAWATI, S.Pd
2. SITI NURHAMIDAH, S.Pd
3. CECEP KAY SUTARYA
4. MUHAMMAD NASIR, S.Pd
5. Dra. ERNI MELSI, S.Pd
6. MARLINA, S.Pd
LAPORAN PEMBUATAN
ALAT PERAGA

Alat Peraga Sederhana Fenomena Alam


untuk Pembelajaran Geografi

Oleh :
Siti Nurhamidah, S.Pd.
NIP. 19680810 199412 2 003

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6
BANJARMASIN
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini Kepala SMA Negeri 6 Banjarmasin menyatakan bahwa


karya alat peraga berjudul Alat Peraga Sederhana Fenomena Alam
untuk Pembelajaran Geografi ini benar-benar dibuat oleh Sdr. Siti
Nurhamidah, S.Pd. dan telah digunakan di kelas X IPS
SMA Negeri 6 Banjarmasin

Kepala SMA Negeri 6 Banjarmasin

Drs. Kaberi, M.Pd.


NIP. 19560414 19800301012
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya, Siti Nurhamidah, S.Pd. guru SMA Negeri 6 Banjarmasin
menyatakan bahwa karya alat peraga berjudul Alat Peraga Sederhana
Fenomena Alam untuk Pembelajaran Geografi ini benar-benar dibuat oleh
saya sendiri dan telah digunakan di kelas X IPS SMA Negeri 6 Banjarmasin

Guru SMA Negeri 6 Banjarmasin

Siti Nurhamidah, S.Pd.


NIP. 19680810 199412 2 003
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, laporan


pembuatan alat peraga ini dapat kami selesaikan. Alat peraga dengan judul
Pembuatan Alat Peraga Sederhana Fenomena Alam untuk Pembelajaran
Geografi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para siswa terutama di SMA
Negeri 6 Banjarmasin. Dengan berhasilnya pembuatan alat peraga ini kami
ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Kaberi, M.Pd. kepala SMA Negeri 6 Banjarmasin yang telah
memotivasi untuk membuat alat peraga ini.
2. Para guru SMA Negeri 6 Banjarmasin yang telah membantu dalam
proses pembuatan maupun penggunaannya.
Besar harapan kami di masa depan akan dapat membuat lebih banyak alat
peraga yang bermanfaat bagi siswa.

Guru SMA Negeri 6 Banjarmasin

Siti Nurhamidah, S.Pd.


NIP. 19680810 199412 2 003
DAFTAR ISI

 Halaman judul
 Halaman pengesahan
 Halaman pernyataan
 Kata pengantar
 Daftar Isi
 A. Nama Karya
 B. Tujuan
 C. Manfaat
 D. Rancangan Alat Peraga
 E. Prosedur Pembuatan
 F. Penggunaan
 Lampiran
A. NAMA KARYA :
ALAT PERAGA : Fenomena Alam untuk Pembelajaran Geografi
B. TUJUAN
Sebagai peraga untuk memahami materi tentang gejala-gejala yang
terjadi di atmoser

C. MANFAAT
Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Geografi
D. RANCANG AN ALAT PERAGA
1. Fungsi dan Prinsip Kerja Alat
Model yang diunggulkan untuk memecahkan masalah ataupun kendala
yang ditemukan dalam penyajian materi tentang gejala-gejala yang terjadi
di atmosfer adalah dengan menggunakan alat peraga sederhana. Alat
peraga tersebut merupakan hasil inovasi (rancangan dan buatan) penulis
sendiri.

Dinyatakan alat peraga sederhana karena menggunakan bahan-bahan


bekas yang mudah ditemui di mana saja, baik di perkotaan maupun di
pedesaan. Demikian pula alat yang dipergunakan untuk membuat alat
serta bahan yang dibutuhkan dalam peragaannya, juga mudah diperoleh.

Alat peraga tersebut juga relatif mudah dibuat oleh guru, bahkan oleh
siswa. Di samping itu, karena bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya
merupakan bahan bekas, maka biaya pembuatannya pun relatif sangat
murah. Biaya yang dibutuhkan tidak lebih dari Rp.10.000,00. Hanya saja
waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya agak lama, sekitar dua atau
tiga jam karena memerlukan proses pengeringan lem. Sehingga apabila
dijadi- kan sebagai tugas kelompok, sebaiknya siswa diminta untuk
membuatnya di rumah.

Secara tepat, metode pembelajaran yang sesuai untuk penggunaan alat


peraga ini adalah metode demonstrasi. Guru harus mampu memberi
contoh dan mampu membimbing siswa dalam pembuatan dan penggunaan
alat peraga. Selanjutnya metode ini divariasikan dengan metode
penugasan dan tanya jawab ataupun diskusi
2. Desain Alat

3. Bahan yang dipakai adalah:


a. Botol minuman kemasan 2 buah
b. Sedotan 1 buah
c. Lem plastic 1 buah
d. Cangkir plastic 1 buah
e. Pewarna 1 buah
f. Air 1 cangkir
E. PROSEDUR PEMBUATAN

1. Siapkan dua botol minuman kemasan bekas, rekatkan kedua botol tersebut,
kemudian beri 2 dua lubang berhadapan di salah satu ujung botol.
2. Masukkan sedotan melalui lubang tersebut, dan beri penyangga di bagian bawah botol.

F. PENGGUNAAN ALAT

Gambar berikut memperlihatkan langkah-langkah percobaan yang


dilakukan siswa dalam memahami konsep tekanan udara, elastisitas
udara, dan termometer.

Gambar 1

Langkah-langkah Percobaan Tekanan Udara, Elatisitas Udara, dan Termometer

Percobaan dimulai dengan menuangkan air panas (bukan air


mendidih) ke dalam cangkir. Beri pewarna lalu aduk hingga warnanya
merata (gambar 1a). Tuangkan air panas itu ke dalam botol besar. Tinggi
air jangan melewati sedotan yang ada di dalam botol. Lalu tutup rapat
botol besar tersebut (gambar 1b).
Baringkan alat peraga tersebut dengan bertumpu pada dudukannya
(gambar 1c). Amati apa yang terjadi dengan air yang ada di dalam botol.
Amati secara terus menerus hingga 2 atau 3 menit. Setelah tidak tampak
lagi gelembung udara pada ujung sedotan (suhu menjadi lebih
rendah/normal), tempelkan kedua telapak tangan pada botol besar, tapi
jangan menekannya (gambar 1d). Amati apa yang terjadi pada tinggi air di
dalam sedotan. Ban- dingkan bila botol itu disentuh dengan tangan yang
dingin (telah direndam air es sebelumnya).
Setelah air panas dituangkan ke dalam botol besar dan ditutup rapat,
lalu alat peraga didudukkan pada posisinya, maka air yang terdapat di
dalam botol besar akan memancur keluar melalui sedotan. Setelah
beberapa saat kemudian, air itu akan berhenti memancur dan secara
perlahan air yang terdapat dalam sedotan akan bergerak turun. Pada
akhirnya, akan terbentuk gelembung udara di ujung sedotan yang
tenggelam di dalam air yang terdapat di dalam botol.
Bila suhu udara di dalam botol kembali normal, lalu botol besar tadi
disentuh dengan telapak tangan yang panas, maka air akan naik
beberapa milimeter melalui sedotan. Tetapi jika disentuh dengan tangan
yang dingin (telah direndam air es) maka udara luar akan kembali masuk
ke dalam bo- tol dan membentuk gelembung udara.
Melalui penggunaan alat peraga ini para siswa dapat memperoleh
pengalaman nyata yang baru. Mereka lebih mudah mengerti konsep yang
disajikan kemudian menginterpretasikan dan menjelaskan peristiwa yang
disaksikannya dari alat peraga tersebut. Hal ini menjadi latihan bagi
pengembangan beragam potensi kecerdasan yang dimiliki siswa.
Pembiasaan siswa untuk mengamati suatu fenomena, menganalisis,
menginterpretasi, dan mengemukakan pendapatnya sangat bermanfaat
dalam upaya pengembangan sikap ilmiah dan kompetensi siswa.
Sehingga peranan penggunaan alat peraga sangat penting sebagai media
pengganti alam yang dapat menggambarkan fenomena sebenarnya yang
terjadi di alam nyata. Menurut pengalaman penulis, siswa dapat pula
dituntun untuk melakukan penelitian. Mereka dapat belajar bagaimana
melakukan observasi dan membedakannya dengan proses analisis dan
interpretasi.
Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan alat peraga akan
memberikan daya tarik tersendiri. Hampir semua siswa melibatkan diri
dalam pembuatan, peragaan alat, ataupun pengamatan. Begitu pula dalam
diskusi yang membahas hasil percobaan serta hasil analisis dan
interpretasi. Suasana belajar di dalam kelas akan hidup.
Bila penyajian materi pelajaran dilakukan dengan menggunakan alat
peraga, maka siswa akan memperoleh tambahan informasi atau
pengetahuan dari apa yang didengar, dibaca, dikerjakan, diamati, dan
didiskusikannya. Proses tersebut memungkinkan seluruh potensi siswa
dapat berperan secara optimal dalam memahami dan bahkan menemukan
informasi baru. Siswa dituntun untuk mengerti apa yang dipelajarinya dan
tidak sekadar mengingatnya saja. Terlebih lagi jika aktivitas belajar yang
dilakukannya merupakan pengalaman yang unik (contohnya membuat dan
memakai alat peraga buatan sendiri). Maka informasi atau pengetahuan
yang diperolehnya itu memungkinkan untuk tersimpan lama dalam ingatan
anak.
Dalam hal ini, karena setiap siswa memperoleh pengalaman dan
informasi dengan proses pembelajaran yang sama maka penguasaan
informasi dan pengetahuannya pun relatif sama. Sehingga dapat
mengurangi kesenjangan yang mencolok dalam penguasaan materi
pelajaran antara siswa cerdas dan siswa yang kurang cerdas.
Rendahnya kesenjangan nilai antar siswa terbukti dengan hasil
evaluasi yang dilakukan terhadap materi gejala-gejala yang terjadi di
atmosfer. Rata-rata setiap siswa dapat memenuhi standar kompetensi
yang dituntut dengan perbedaan yang tidak terlalu mencolok. Sedangkan
dalam penyajian materi yang kurang melibatkan siswa (tanpa alat peraga),
terjadi kesenjangan yang tinggi.

2. Saran Pembelajaran

a. Kelas : X (Sepuluh)
b. Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
4.6 menyajikan proses dinamika atmosfer dengan menggunakan peta,
bagan, gambar, table, grafik, video dan atau animasi
c. Pemanfaatan alat dalam pembelajaran:
Dengan membuat alat peraga sederhana fenomena alam ini diharapkan
siswa dapat lebih memahami konsep pada materi tentang gejala-gejala
yang terjadi di atmosfer.
d. Alternatif metode pembelajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk:
a. Penugasan pada siswa.
Pembuatan Alat Peraga Sederhana Fenomena Alam ini dapat
ditugaskan pada siswa sebelum atau sesudah konsep yang berkaitan
diajarkan. Hal ini disebabkan mudahnya memperoleh alat dan
bahannya serta mudah dalam membuatnya.
b. Demonstrasi, apabila alatnya hanya satu. Dianjurkan apabila
untuk demonstrasi, guru dapat membuat model yang lebih besar
ukurannya.
c. Kerja kelompok, diharapkan setiap kelompok dapat memiliki
alat sehingga pembelajaran akan lebih efektif.
LAMPIRAN:

Gambar Contoh keadaan tekanan udara

Gambar contoh alat ukur tekanan udara

Anda mungkin juga menyukai