Anda di halaman 1dari 5

Alat Peraga Sederhana Multifungsi untuk Pembelajaran Geografi

Mujahidin Agus

Abstract: The difficulty on observing natural occurences directly from the real world actually put
effect on the difficulty to teach Geography on the lesson of atmosphere occurences. Based on that
matter, a peculiar media is needed to reduce or even dismiss those difficulties. One of those media is
multifunction modelling. This media is expected to be raise students’ spirit and participation on the
learning activity. Result of the research stated that, using this multifunction modelling, the students
were get used to behave scientifically. They were doing obervation, analysis, and interpretation on
natural occurence which is shown by the modelling device. Beside that, the use of this multifunction
modelling can help the students to achieve the competence to face world demand that grew competitif..

Key Words: multifunction peculiar media, observation, analysis, interpretation, natural occurence.

Penyajian materi Pengetahuan Sosial pada fer hanyalah metode konvensional. Guru hanya
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang ber- menyajikan materi dengan berceramah dan meng-
kaitan dengan ilmu Geografi sangat membutuhkan gunakan gambar, foto, atau yang lebih mutakhir
beragam alat peraga. Misalnya materi tentang geja- dengan memutar VCD. Setelah itu, guru memim-
la-gejala yang terjadi di atmosfer. Sedangkan hing- pin diskusi kemudian memberikan penjelasan dan
ga saat ini, alat peraga pembelajaran Geografi yang terakhir membimbing siswa menyimpulkannya.
dimiliki sekolah masih sangat terbatas. Hal ini sa- Akan tetapi bila media seperti itu tidak dimiliki
ngat terkait dengan mahalnya harga dan sulitnya oleh sekolah atau guru, maka metode yang diterap-
ditemukan alat peraga tersebut di pasaran. Bahkan kan lebih konvensional lagi. Guru mungkin hanya
boleh jadi alat peraga yang dibutuhkan ternyata dapat menjelaskan dengan disertai ilustrasi di pa-
memang belum pernah diciptakan sebelumnya. pan tulis.
Keterbatasan pengadaan itu terjadi baik kare- Apabila materi tersebut disajikan dengan me-
na terbatasnya kemampuan sekolah untuk pengada- tode konvensional, maka akan sangat sulit mene-
annya, maupun karena keterbatasan guru yang ku- rapkan metode inkuiri ataupun menerapkan pende-
rang mampu berkreasi dan berinovasi. Misalnya katan kontekstual dalam proses pembelajaran. Sis-
dengan menciptakan alat peraga sederhana. Pada- wa tidak mendapatkan suasana baru yang menjadi
hal, sudah menjadi salah satu tugas utama guru pengalaman nyata yang berkaitan dengan kehidup-
adalah membuat alat peraga, bahkan menciptakan- an sehari-hari. Sehingga mereka sulit untuk me-
nya, dan bukan hanya sekadar menggunakan yang ngembangkan potensi kecerdasan yang dimilikinya
sudah ada. Sebab alat peraga merupakan salah satu secara optimal. Siswa hanya menerima informasi
aspek penting dalam upaya pencapaian tujuan pem- dari apa yang didengar, dibaca, dan dilihatnya pada
belajaran. saat guru menyajikan materi.
Akibat keterbatasan alat peraga, maka meto- Permasalahan lain yang ditemukan adalah
de yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran suasana belajar menjadi kurang bergairah. Suasana
materi tentang gejala-gejala yang terjadi di atmos- kelas tidak hidup karena siswa tidak aktif menjadi

Mujahidin Agus adalah Guru IPS-Geografi SMP Negeri 3 Belopa Sulawesi Selatan

90
Agus, Alat Peraga Sederhana Multifungsi Untuk Pembelajaran Geografi 91

pelaku langsung dalam proses pembelajaran. Ter- kan tidak lebih dari Rp.10.000,00. Hanya saja
kecuali jika siswa memiliki sarana belajar yang waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya agak
memadai di rumah dan terbiasa dengan belajar lama, sekitar dua atau tiga jam karena memerlukan
mandiri, maka metode diskusi dan tanya jawab bisa proses pengeringan lem. Sehingga apabila dijadi-
berlangsung lebih bergairah. Tetapi keadaan seperti kan sebagai tugas kelompok, sebaiknya siswa di-
itu masih sulit terpenuhi sehingga siswa kurang minta untuk membuatnya di rumah.
memiliki pengetahuan dasar untuk bekal melaku- Secara tepat, metode pembelajaran yang se-
kan diskusi dan tanya jawab. suai untuk penggunaan alat peraga ini adalah meto-
Pada dasarnya, permasalahan tersebut di atas de demonstrasi. Guru harus mampu memberi con-
dapat diatasi manakala para guru mempunyai krea- toh dan mampu membimbing siswa dalam pembu-
tivitas yang cukup. Jika tidak mampu menciptakan atan dan penggunaan alat peraga. Selanjutnya me-
alat peraga, paling tidak seorang guru harus mam- tode ini divariasikan dengan metode penugasan dan
pu membuat alat peraga meskipun dengan mencon- tanya jawab ataupun diskusi.
toh karya cipta orang lain dan tidak harus membeli.
Sehingga alat peraga yang dibutuhkan tidak sela- HASIL
manya hanya dipenuhi dengan biaya tinggi. Alter-
natif yang memungkinkan untuk ditempuh adalah Sebelum jadwal penyajian materi, terlebih
membuat alat peraga sederhana dengan biaya yang dahulu guru menyampaikan kepada siswa tentang
rendah, misalnya dengan memanfaatkan barang- tugas kelompok membuat alat peraga. Guru mem-
barang bekas. perlihatkan contoh alat peraga, membagikan petun-
Penggunaan alat peraga dalam penyajian juk pembuatan, dan menjelaskan cara pembuatan-
materi gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dapat nya. Guru menyampaikan bahwa hasil karya terse-
memperagakan fenomena alam. Sehingga siswa but akan dinilai. Berikut adalah alat peraga yang
dapat melihat secara langsung kejadian yang sesuai berhasil dibuat siswa:
dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Siswa
dapat dituntun untuk melakukan penelitian seder-
hana. Mereka dapat dilatih untuk mengamati (ob-
servasi), mengkaji (analisis), dan menafsirkan (in-
terpretasi).

METODE

Model yang diunggulkan untuk memecahkan


masalah ataupun kendala yang ditemukan dalam
penyajian materi tentang gejala-gejala yang terjadi
di atmosfer adalah dengan menggunakan alat pera-
ga sederhana. Alat peraga tersebut merupakan hasil
inovasi (rancangan dan buatan) penulis sendiri. Di-
nyatakan alat peraga sederhana karena mengguna-
kan bahan-bahan bekas yang mudah ditemui di ma- Gambar 1 Alat Peraga Fenomena Alam
na saja, baik di perkotaan maupun di pedesaan. De-
mikian pula alat yang dipergunakan untuk membu-
at alat serta bahan yang dibutuhkan dalam peraga- Pada hari penyajian materi, guru menilai ha-
annya, juga mudah diperoleh. sil karya siswa sebelum mereka mempergunakan-
Alat peraga tersebut juga relatif mudah dibu- nya untuk peragaan. Siswa diminta untuk menggu-
at oleh guru, bahkan oleh siswa. Di samping itu, nakan alat peraga sesuai dengan petunjuk yang te-
karena bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya lah dibagikan dengan mendapat petunjuk dari guru.
merupakan bahan bekas, maka biaya pembuatan- Setelah peragaan, guru memberikan kesem-
nya pun relatif sangat murah. Biaya yang dibutuh- patan kepada siswa melakukan diskusi kelompok
92 JURNAL PENDIDIKAN INOVATIF VOLUME 2, NOMOR 2, MARET 2007

untuk menghasilkan rumusan kelompok tentang bar 1a). Tuangkan air panas itu ke dalam botol be-
hasil observasi, analisis, dan interpretasi. Dapat pu- sar. Tinggi air jangan melewati sedotan yang ada di
la dijadikan tugas individu untuk menilai kompe- dalam botol. Lalu tutup rapat botol besar tersebut
tensi perorangan. Guru memimpin diskusi kelas (gambar 1b).
dengan menampilkan kelompok terpilih untuk me- Baringkan alat peraga tersebut dengan ber-
nyajikan hasil rumusannya. Pada akhir penyajian, tumpu pada dudukannya (gambar 1c). Amati apa
guru bersama siswa merumuskan kesimpulan ma- yang terjadi dengan air yang ada di dalam botol.
teri pelajaran. Guru melakukan penilaian hasil be- Amati secara terus menerus hingga 2 atau 3 menit.
lajar pada akhir penyajian pokok bahasan Cuaca Setelah tidak tampak lagi gelembung udara pada
dan Iklim. ujung sedotan (suhu menjadi lebih rendah/normal),
Sebagai catatan, karena alat peraga ini me- tempelkan kedua telapak tangan pada botol besar,
miliki beberapa fungsi peragaan, maka peragaan- tapi jangan menekannya (gambar 1d). Amati apa
nya dapat dilakukan berdasarkan pokok/sub pokok yang terjadi pada tinggi air di dalam sedotan. Ban-
bahasan saja. Akan tetapi bila dipandang merepot- dingkan bila botol itu disentuh dengan tangan yang
kan, dapat pula dilakukan semua fungsi peragaan dingin (telah direndam air es sebelumnya).
dalam satu atau dua kali tatap muka. Kemudian pa- Setelah air panas dituangkan ke dalam botol
da pertemuan-pertemuan berikutnya dilakukanlah besar dan ditutup rapat, lalu alat peraga diduduk-
diskusi. kan pada posisinya, maka air yang terdapat di da-
lam botol besar akan memancur keluar melalui se-
Fungsi Peragaan Tekanan Udara, Elastisitas dotan. Setelah beberapa saat kemudian, air itu akan
Udara, dan Termometer berhenti memancur dan secara perlahan air yang
terdapat dalam sedotan akan bergerak turun. Pada
Gambar berikut memperlihatkan langkah- akhirnya, akan terbentuk gelembung udara di ujung
langkah percobaan yang dilakukan siswa dalam sedotan yang tenggelam di dalam air yang terdapat
memahami konsep tekanan udara, elastisitas udara, di dalam botol.
dan termometer. Bila suhu udara di dalam botol kembali nor-
mal, lalu botol besar tadi disentuh dengan telapak
tangan yang panas, maka air akan naik beberapa
milimeter melalui sedotan. Tetapi jika disentuh de-
ngan tangan yang dingin (telah direndam air es)
maka udara luar akan kembali masuk ke dalam bo-
tol dan membentuk gelembung udara.
Melalui penggunaan alat peraga ini para sis-
wa dapat memperoleh pengalaman nyata yang ba-
ru. Mereka lebih mudah mengerti konsep yang di-
sajikan kemudian menginterpretasikan dan menje-
laskan peristiwa yang disaksikannya dari alat pera-
ga tersebut. Hal ini menjadi latihan bagi pengem-
bangan beragam potensi kecerdasan yang dimiliki
siswa.
Pembiasaan siswa untuk mengamati suatu fe-
nomena, menganalisis, menginterpretasi, dan me-
Gambar 1 ngemukakan pendapatnya sangat bermanfaat dalam
Langkah-langkah Percobaan Tekanan Udara, upaya pengembangan sikap ilmiah dan kompetensi
Elatisitas Udara, dan Termometer siswa. Sehingga peranan penggunaan alat peraga
sangat penting sebagai media pengganti alam yang
Percobaan dimulai dengan menuangkan air dapat menggambarkan fenomena sebenarnya yang
panas (bukan air mendidih) ke dalam cangkir. Beri terjadi di alam nyata. Menurut pengalaman penulis,
pewarna lalu aduk hingga warnanya merata (gam- siswa dapat pula dituntun untuk melakukan peneli-
Agus, Alat Peraga Sederhana Multifungsi Untuk Pembelajaran Geografi 93

tian. Mereka dapat belajar bagaimana melakukan ap siswa dapat melibatkan diri dalam proses pem-
observasi dan membedakannya dengan proses ana- belajaran dengan aktif maka potensi mereka dapat
lisis dan interpretasi. dikembangkan untuk memiliki kompetensi yang
Penyajian materi pelajaran dengan menggu- unggul dan mampu berkompetisi.
nakan alat peraga akan memberikan daya tarik ter- Penggunaan alat peraga akan memberikan
sendiri. Hampir semua siswa melibatkan diri dalam pengalaman nyata yang menarik bagi siswa. Mere-
pembuatan, peragaan alat, ataupun pengamatan. ka dapat menemukan sendiri substansi materi yang
Begitu pula dalam diskusi yang membahas hasil dipelajarinya. Siswa mempelajari bukan saja dari
percobaan serta hasil analisis dan interpretasi. Sua- apa yang dibaca, dilihat, ataupun didengarnya. Te-
sana belajar di dalam kelas akan hidup. tapi lebih jauh lagi, siswa belajar pula dari yang di-
Bila penyajian materi pelajaran dilakukan alami, dibuat atau dikerjakannya.
dengan menggunakan alat peraga, maka siswa akan Alat peraga dapat pula meringankan tugas
memperoleh tambahan informasi atau pengetahuan guru dalam menyajikan materi. Guru tidak harus
dari apa yang didengar, dibaca, dikerjakan, diama- menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa.
ti, dan didiskusikannya. Proses tersebut memung- Guru cukup bertindak sebagai fasilitator dan rekan
kinkan seluruh potensi siswa dapat berperan secara berdiskusi bagi siswa. Sehingga ia tidak perlu men-
optimal dalam memahami dan bahkan menemukan dominasi kegiatan pembelajaran. Guru tidak harus
informasi baru. Siswa dituntun untuk mengerti apa berceramah sepanjang waktu dalam kegiatan pem-
yang dipelajarinya dan tidak sekadar mengingatnya belajaran.
saja. Terlebih lagi jika aktivitas belajar yang dila-
kukannya merupakan pengalaman yang unik (con- DAFTAR PUSTAKA
tohnya membuat dan memakai alat peraga buatan
sendiri). Maka informasi atau pengetahuan yang Americana Corporation. 1975. The Encyclopedia
diperolehnya itu memungkinkan untuk tersimpan Americana International Edition, vol. 1. New
lama dalam ingatan anak. York: Americana Corporation.
Dalam hal ini, karena setiap siswa memper- Arisworo, D., dkk. 2002. Mari Kita Mengenal Fisi-
oleh pengalaman dan informasi dengan proses ka untuk SLTP Kelas II. Bandung: Grafindo
pembelajaran yang sama maka penguasaan infor- Media Pratama.
masi dan pengetahuannya pun relatif sama. Sehing- Chaeruddin. 2004. Media Membantu Mempertinggi
ga dapat mengurangi kesenjangan yang mencolok Mutu Proses Belajar, Buletin Pusat Perbuku-
dalam penguasaan materi pelajaran antara siswa an. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
cerdas dan siswa yang kurang cerdas. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Cuaca
Rendahnya kesenjangan nilai antar siswa ter- dan Iklim. Makalah disajikan dalam Pelatihan
bukti dengan hasil evaluasi yang dilakukan terha- Terintegrasi Pengetahuan Sosial, Jakarta.
dap materi gejala-gejala yang terjadi di atmosfer. DePorter, B., dkk. 2004. Quantum Teaching, Mem-
Rata-rata setiap siswa dapat memenuhi standar praktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang
kompetensi yang dituntut dengan perbedaan yang Kelas. Bandung: Kaifa.
tidak terlalu mencolok. Sedangkan dalam penyaji- Giancolli, D. C. 1991. Physics 3rd Edition. London:
an materi yang kurang melibatkan siswa (tanpa alat Prentice-Hall International (UK) Limited.
peraga), terjadi kesenjangan yang tinggi. Grolier Incorporated. 1964. The Book of Popular
Sciences volume 1. New York: Grolier Incor-
PENUTUP porated.
Handoko. Tanpa tahun terbit. Klimatologi Dasar-
Penggunaan alat peraga dalam kegiatan bela- landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan
jar mengajar sangat menentukan keberhasilan pen- Unsur-unsur Iklim. Jakarta: Pustaka Jaya.
capaian tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Hayati, S., dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Geogra-
Alat peraga dapat menumbuhkan semangat belajar fi SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Esis.
siswa, sehingga proses pembelajaran yang ber- Jones, ER. & Childers, RL. 1993. Contemporary
langsung menjadi lebih baik dan bermutu. Jika seti- College Physics 2nd Edition. Massachusetts:
94 JURNAL PENDIDIKAN INOVATIF VOLUME 2, NOMOR 2, MARET 2007

Addison-Wesley Publishing Company, Inc.. las VII. Jakarta: Erlangga.


Lutgens, FK. & Tarbuck, EJ. 1995. The Atmosphe- Taffel, A. 1986. Physics, Its Methodes, and Mean-
re - An Introduction to Meteorology 6th editi- ings. Newton: Allyn and Bacon, Inc..
on. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.. Tanudidjaja, M.M. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi
Sellers, A.H. & Robinson, P.J. 1988. Contempo- dan Antariksa untuk SMU. Jakarta: Depdik-
rary Climatology. Hongkong: English Langu- bud.
age Book Society/Longman. Thurman, H. 1988. Introductory Oceanography 5th
Sulistyo, H.B., dkk. 2004. Geografi untuk SMP Ke- Edition. Ohio: Merrill Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai