Anda di halaman 1dari 7

NAMA : EKA NOVI ANGGRAINI

NIM : 855721964

Kerjakanlah Tugas Tutorial 1 ini dengan lengkap

No, Soal Skor


1 Buatlah contoh dalam penerapan materi belajar Bruner dan Piaget! 30
Menurut Anda setelah membuat contoh di atas teori belajar
siapakah yang terbaik?

2 Jelaskan setelah Anda memahami modul 2 Pendekatan belajar apa 20


saja yang Anda ketahui dan menurut Anda pendekatan belajar apa
yang terbaik untuk materi IPA Sd

3 Setelah Anda memahami Modul 3 tentang metode pembelajaran 25


IPA Sd menurut Anda metode pembelajaran IPA apa saja yang
cocok diterapkan di SD buatlah satu contoh!

4
Lengkapi table metode belajar pembelajaran IPA SD dengan
pokok bahasan: 25
1. Energi dan Gaya
2. Pencernaan Makanan
Tentukanlah metode belajar, proses pembelajaran dan evaluasi
yang sesuai dengan pokok bahasan tersebut

Pokok Metode Proses Evaluasi


Bahasan Mengajar Pembelajaran Belajar
1
2

Semua jawaban diskusi dibuat secara rinci


Copy paste utuh dari internet atau mengcopy dari teman, nilainya tidak di proses 

JAWAB
1. Pembelajaran IPA di SD berdasarkan pada Teori Piaget, yaitu sebagai berikut:
a. Mulailah dari hal-hal yang konkret yaitu kegiatan aktif mempergunakan pancaindra
dengan benda nyata atau konkret.
b. Penata awal, yaitu suatu informasi umum mengenai apa yang akan diajarkan, agar
murid mempunyai kerangka kerja untuk mengasimilasikan informasi baru ke dalam
struktur kognitifnya.
c. Pergunakanlah kegiatan  yang bervariasi karena murid mempunyai tingkat
perkembangan kognitif yang berbeda dan gaya belajar yang berlainan.
d. Guru harus selalu memperhatikan pada setiap siswa apa yang mereka lakukan, apakah
mereka melaksanakan dengan benar, apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan.
e. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menemukan sendiri jawabanya,
sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila sewaktu-waktu
dibutuhkan.
f. Pada akhir pembelajaran, guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat menemukan
jawaban yang diinginkan

Pembelajaran IPA di SD berdasarkan teori Burner, sebegai berikut :


a. Guru merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada
masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa

b. Guru menyajikan materi pelajaran yang diperlukkan sebagai dasar bagi para siswa
untuk memecahkan masalah. Guru hendaknya memulai dengan sesuatu yang sudah
dikenal oleh siswa-siswa. Kemudian guru mengemukan sesuatu yang berlawanan.
Dengan demikian terjadi konflik dengan pengalaman siswa. Akibatnya timbullah
masalah. Dalam keadaan yang ideal, hal yang berlawanan itu menimbulkan suatu
kesangsian yang merangsang para siswa untuk menyelidiki masalah itu, menyusun
hipotesis, dan mencoba menemukan konsep atau prinsip-prinsip yang mendasari
masalah itu.
c. Guru harus menyajikan dengan cara enaktif, ikonik dan simbolik. Enaktif adalah
melalui tindakan atau dengan kata lain belajar sambil melakukan (learning by doing).
Ikonik adalah didasarkan atas pikiran internal. Pengetahuan disajikan melalui gambar-
gambar yang mewakili suatu konsep. Simbolik adalah menggunakan kata-kata atau
bahasa-bahasa.
d. Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya
berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan
mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi ia
hendaknya memberikan saran-saran bilamana diperlukan. Sebagai seorang tutor, guru
sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat. Umpan balik sebagai
perbaikan hendaknya diberikan dengan cara demikian rupa, hingga siswa tidak tetap
begantung pada pertolongan guru. Akhirya siswa harus melakukan sendiri fungsi tutor
itu.
e. Menilaia hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara
garis besar tujuan belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-generalisasi
dengan menemukan sendiri generalisasi-generalisasi itu (Dahar, 2011: 83-84).

Menurut saya kedua teori di atas sama-sama bagus, namun teori Burner bisa
membuat siswa lebih aktif dan kreatif karena guru bertindak sebagai fasilitator. Teori
belajar Bruner ini mendorong siswa untuk aktif dalam memecahkan suatu masalah.
Siswa tentunya dalam menemukan suatu jawaban dari permasalahan terlebih dahulu
mendapat informasi dari guru mengenai contoh-contoh/ non contoh, konsep-konsep
dari suatu materi, dan merangsang siswa dengan suatu pertanyaan mengenai suatu hal/
fenomena alam untuk mereka jawab. Guru dalam merangsang dan menyajikan materi/
informasi mengenai suatu masalah dapat dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu tahap
enaktif, ikonik, dan simbolik. Dengan menyajikan berdasarkan tahapan-tahapan
tersebut, siswa akan lebih mudah dalam memahami suatu materi karena guru
memberikan informasi secara berurut dari yang umum ke yang khusus.

2. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan ini menerapkan pada pengalaman. Seorang pengajar harus bisa mengajak dan
menganalogikan sebuah permasalahan atau materi dengan kehidupan sehari-hari yang
dekat dengan kehidupan sehingga pelajar bisa mudah memahaminya. Dengan
memberikan pengalaman, biasanya pelajar akan mudah sekali memahami dan ingatan
juga akan lebih jangka panjang yang membuat siswa lebih peka terhadap lingkungan
sekitar.

Pendekatan Konstruktivisme
Secara umum, pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang menekankan
pada pengembangan pelajar untuk berpikir kritis.

Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan pembelajar dengan mengenalkannya mulai
dari hal-hal atau materi yang generalis (umum) menuju ke materi yang spesifik. Biasanya,
pengajar akan menjelaskan mulai dari dasar ilmu dan konsepnya dahulu baru disambung
dengan contoh-contoh.

Pendekatan Induktif
Kebalikan dari deduktif, pendekatan ini dibalik yaitu pelajar dikenalkan dahulu dari
masalah kecil atau materi kecil yang dekat dengan kita. Kemudian, materi tersebut
dikombinasikan sehingga bisa mencapai materi yang generalis.

Pendekatan Problem-Solving
Pengajar sering mengadakan studi kasus untuk mengajak siswanya memahami dan mau
berpikir kritis atas studi kasus yang diberikan. Nantinya, pola pemikiran dan pemahaman
konsep bisa terbentuk sendiri dari hasil studi kasus dan diskusi. Seorang pengajar disini
sangat penting sebagai fasilitatornya.

Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran saintifik ini diterapkan di kurikulum 2013, yaitu siswa
diharapkan dapat melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan dalam kelas.

Semua pendekatan pembelajaran di atas dapat di terapkan di SD, tergantung kompetensi


yang akan di capai dan kelas yang akan di ajar. Karena pendekatan di kelas rendah dan
tinggi berbeda.

3. a. metode ceramah
b. metode dikusi presentasi
c. metode eksperimen
d. metode karya wisata
e. metode demonstrasi

contoh pembelajaran dengan metode eksperimen Skenario Pembelajaran pada


pembelajaran IPA ini mengambil contoh pada materi Perubahan wujud benda. Melalui
metode eksperimen ini siswa mampu mengamati proses perubaan wujud benda.
Misalanya perubahan wujud benda cair menjadi gas, saat siswa hanya dijelaskan akan
membuat siswa bingung dan kemungkinan dapat terjadi miskonsepsi, namun saat
dipraktekkan secara langsung siswa akan mengetahui perubahan wujud benda tersebut.

Judul Percobaa : Perubahan Wujud Benda


Tujuan Percobaan : Menunjukkan perubahan wujud benda membeku dan mencair,
menguap
dan mengembun, serta menyublim.
Alat dan bahan
Percobaan 1 : Membeku dan Mencair
Alat : Korek Api
Bahan : Lilin

Percobaan 2 : Menguap dan Mengembun


Alat : Gelas, tutup gelass, termos air,
Bahan : air panas
Percobaan 3 : Menyublim
Alat : Kain warna hitam, Kipas Angin
Bahan : Kapur Barus

Kegiatan Pembuka: 5 menit


➢ Guru memberikan salam
➢ Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa.
➢ Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
➢ Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran
serta
menyapa anak.
➢ Guru mengulang kembali pembelajaran sebelumnya
➢ Guru mengadakan tanya jawab mengenai materi sebelumnya
➢ Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan Inti :55 Menit

➢ Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok


➢ Guru menjelaskan judul percobaan dan tujuan pecobaan
➢ Guru menjelaskan bahan dan alat percobaan
➢ Guru menjelaskan langkah-langkah dari percobaan
➢ Setelah guru menjelaskan langkah-langkah percobaan siswa, siswa

menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan yang pertama


➢ Siswa menyiapkan sebuah lilin dan korek api.
➢ Siswa menyalakan lilin dengan korek api
➢ Kemudian siswa menunggu beberapa menit
➢ Setelah terjadi perubahan pada bentuk lilin, siswa menuliskan perubahan

bentuk yang dialami lilin dan menuliskan faktor penyebab dari perubahan
bentuk lilin
➢ Setelah selesai melakukan percobaan yang pertama siswa melanjutkan percobaan yang
kedua
➢ Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan kedua
➢ Siwa menuangkan air panas panas kedalam gelas
➢ Kemudia siswa mengamati apa yang terjadi pada permukaan gelas setelah dituangkan
air
panas
➢ Siswa menuliskan perubahan
➢ Selanjutnya siswa menutup gelas dengan tutup gelas tunggu hingga beberapa menit
➢ Setelah itu siswa mengamati apa yang terjadi pada tutup gelas tersebut
➢ Siswa menuliskan perubahan yang terjadi
➢ Kemudian siswa melanjutkan percobaan ketiga
➢ Siswa menyiapkan alat dan bahan
➢ Lalu siswa menyiapkan sebuah kapur barus.
➢ Setelah itu siswa menghacurkan kapur barus tersebut menjadi serbuk-serbuk kecil.
➢ Setelah itu siswa mengambil satu serbuk kecil tersebut, lalu letakkan di atas alas warna
hitam
yang bersih.
➢ Siswa mengamati apa yang terjadi pada serbuk kapur barus tersebut jika dibiarkan
lama
terkena udara
➢ Siwa menuliskan penyebab kapur kabur mengilang
➢ Setelah melakukan eksperimen kemudian, siswa secara bersama-sama menyusun
laporan
eksperimen dengan rapi
➢ Siswa secara bergantian melakukan persentasi mengenai hasil eksperimen yang telah
dilakukan
➢ Siswa melakukan tanya jawab dengan dibimbing guru
➢ Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai hasil

pengamatan yang mereka lakukan


➢ Guru menilai diskusi siswa

Kegiatan Penutup: 5 Menit

➢ Guru dan siswa membuat kesimpulan secara bersama


➢ Guru memberikan penguantan
➢ Berdoa dipimpin oleh murid
➢ Salam

4.

Pokok Bahasan Metode Mengajar Proses Pembelajaran Evaluasi Belajar


1. Energy dan gaya eksperimen dan Guru membimbing Siswa terlihat
diskusi siswa untuk aktif dalam
melakukan percobaan melakukan
tentang energy dan percobaan dan
gaya sesuai dengan diskusi
rpp yang telah di buat,
kemudian membentuk
siswa menjadi
beberapa kelompok
dan mendiskusikan
tentang materi
kemudian
mempresentasikannya
ke depan.
2. Pencernaan Metode demosntrasi Guru memperlihatkan Siswa antusias
makanan gambar atau video dan aktif
serta menjelaskan bertanya ketika
bagian-bagian guru
pencernaan makanan menunjukkan
sehingga siswa gambar/poster
menjadi tahu dan system
paham. pencernaan
makanan.

Anda mungkin juga menyukai